Home / Romansa / Mengejar Cinta Kayana / Persaingan meja makan

Share

Persaingan meja makan

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2023-02-06 00:44:03

Sudah kali kedua Kayana dan Rafandra makan siang bersama. Pria tampan yang kini bekerja di kantor ayahnya itu lebih sering menghabiskan waktu siangnya dengan mengunjungi kantor sebelahmya. Alasannya, ingin mengajak Kayana makan siang.

Kayana tak bisa mengelak sedikitpun.

"Lama nunggu?" tanya Kayana dengan gaya andalannya berdiri dengan satu kaki ditekuk. Rafandra menggelengkan kepalanya. Bohong kalau tidak lama. Rafandra saja sudah menghabiskan dua bungkus permen mint keras tadi.

"Kita makan siang di tempat biasa yuk," ajak Rafandra.

Awalnya Kayana menolak, tapi ia tidak bisa mengelak lagi saat Rafandra terus saja membujuknya.

Mereka berdua ternyata dibawa ke sebuah tempat yang masih asing bagi Kayana. Sebuah tempat yang letaknya sedikit jauh dari kantornya.

Setengah ketakutan, Kayana pun protes pada Rafandra. "Lu enggak ajak gue ke tempat aneh kan?"

Rafandra menoleh lalu terkekeh. "Enggak lah. Gue cowok baik-baik. Nanti lu tahu sendiri tempatnya."

Rafandra mengajak Kayana ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengejar Cinta Kayana    Pemaksaan berulang

    "Rafa..." teriak Sonya yang ikut berlari mengejar Rafandra. "Rafa.." ia berteriak lagi. "Apa sih?" Rafandra menghempas tangan Sonya yang berhasil menarik kemejanya. Terpaksa, Rafandra menghentikan langkahnya. "Tunggu dulu. Aku kan masih ingin ngobrol sama kamu," rengek Sonya. Matanya melirik kesal pada Kayana yang diam-diam mendengarkan perdebatan mereka berdua. "Aku mau kembali ke kantor. Masih banyak pekerjaan menumpuk," tolak Rafandra. "Dia karyawan kamu?" tunjuk Sonya pada Kayana. "Bukan. Kamu enggak usah penasaran." Rafandra menarik tangan Kayana menuju sedan mewah yang terparkir nyaman di halaman rumahnya. Kayana sebenarnya ingin menolak, tapi melihat wajah Rafandra yang sedang kesal ia pun terdiam menurut. "Rafa.." teriak Sonya sekali lagi. Ia masih belum bisa menghilangkan rasa penasarannya pada Kayana yang sejak tadi selalu digandeng oleh Rafandra. "Apa sih? Aku mau buru-buru. Minggir!" Rafandra menyingkirkan tangan Sonya yang hendak ikut masuk ke dalam mobil. Sementa

    Last Updated : 2023-02-09
  • Mengejar Cinta Kayana    Ide bagus

    Selama satu minggu lebih Kayana menghindari Rafandra. Berulang kali pria itu selalu menghubunginya dan mengatakan ingin bertemu dan makan bersama seperti biasa. Kayana menolak dengan halus. Namun rupanya Rafandra memaksanya hingga akhirnya meledaklah amarah Kayana. Gadis cantik itu melontarkan kata makian yang membuat Rafandra terkejut. "Gue benci sama pria kaya yang selalu mengejar wanita buat kepuasannya saja. Termasuk lu!" tunjuknya. Napas Kayana turun naik menahan kesal. Rafandra hanya terdiam menatapnya datar. "Jangan ikutin gue lagi." "Terus, lu suka sama pria yang seperti apa?" "Yang sederhana, baik dan yang terpenting tidak mengumbar kekayaan buat menggaet wanita," tegas Kayana. "Kalau ternyata yang deketin lu itu pria pengangguran bagaimana?" "Ya enggak cari yang pengangguran juga. Hiihh..." Itulah kali terakhir Rafandra berdebat dengan Kayana. Sejak saat itu, Rafandra jadi sedih dan lebih banyak bermurung diri di dalam kamar. Bahkan saat di ruangannya, ia sering kali d

    Last Updated : 2023-02-12
  • Mengejar Cinta Kayana    Ditolak jodoh

    Kayana menghabiskan akhir pekannya dengan berkeliling mall hanya untuk melepas lelahnya sejenak. Ditemani Aruna yang setia bersamanya, ia berhasil menjernihkan isi kepalanya yang mulai terkontaminasi pekerjaan kantor. "Kita makan yuk," ajak Kayana yang tampaknya sudah lelah mengelilingi berbagai macam tempat. Aruna mengangguk cepat. "Makan apa enaknya?" "Makan ramen? Aku lagi ingin coba ramen karinya." Aruna menunjuk ke arah resto ramen terkenal. Kayana berpikir sejenak dan akhirnya setuju dengan pilihan Aruna. "Pilih apa ya?" Aruna dan Kayana sibuk memilih menu makanan dan minuman. Setelah itu keduanya berjalan menuju tempat duduk yang terletak di paling ujung dekat pintu keluar. Kayana yang memilihnya karena ini posisi strategis. "Kamu jarang ketemu sama Raka, ya?" tanya Aruna tiba-tiba. Kayana menggeleng pelan. "Kenapa?" "Enggak apa-apa, nanya saja kok." Tak lama kemudian makanan mereka pun datang. Kayana dan Aruna menyantap dengan tenang tanpa suara. Mereka amat menikmati

    Last Updated : 2023-02-16
  • Mengejar Cinta Kayana    Tetap sama

    Rafandra berubah pendiam akhir-akhir ini. Setelah ditolak oleh calon kekasihnya, sifat urakannya berubah drastis. Biasanya ia selalu tersenyum saat bertemu dengan orang lain, kini ia lebih banyak diam dan mengatup bibirnya. Setiap hari dirinya juga selalu berdiri di depan kaca ruangan kantor yang mengarah ke jalan besar. Ia memandang nun jauh ke gedung sebelah sambil mencari-cari dimanakah letak gadis impiannya berada. "Kerja di tempat papa enggak enak banget," keluh Rafandra. Ia menarik napas panjang lalu menghelanya. "Tapi, kelebihannya ya bisa lihat Kayana. Walau hanya bayangannya saja." Sedang asik melamun, tiba-tiba terdengar pintu diketuk dari luar. Rafandra menjawab dan menyuruhnya masuk. Saat ia melirik, ternyata asisten pribadinya yang membawa makan siang. "Pak bos. Ini makan siangnya." Rafandra melirik lagi. Ada nasi box kesukaannya lengkap dengan lauk dan minuman yang biasa ia beli saat makan siang dengan Kayana. Rafandra kembali rindu dengan gadis pujaannya itu. "Kal

    Last Updated : 2023-02-22
  • Mengejar Cinta Kayana    Penyamaran pertama

    Satu bulan berjalan, Rafandra sudah jarang bertemu dengan Kayana. Dirinya kini tengah sibuk dengan berbagai proyek yang harus dikerjakan dalam waktu singkat. Rafandra bahkan hampir lupa dengan misinya mendekati Kayana. Di lain pihak, Kayana merasa ada yang aneh dengan hidupnya. Ada rasa kosong yang ia rasakan, tak ada ketenangan lagi. Entahlah, ini semua karena siapa. Kayana terdiam di depan jendela kantornya yang menghadap ke jalan raya. Hari masih sore, tapi isi kepalanya menyuruhnya untuk pulang cepat. Ia lelah, ingin istirahat secepatnya. Lima belas menit ia termenung, ia pun tersadar dari lamunannya. "Udah jam lima, katanya mau pulang cepat?" Abil memanggil Kayana dari balik meja kerjanya. Kayana menoleh. "Pulang sama siapa?" "Pesan taksi online," jawab Kayana malas. "Pulang sama aku saja," ajak Abil. Kayana menggelengkan kepalanya menolak ajakan Abil. "Nanti pacar kamu marah." Abil ingin bertanya sekali lagi, tapi Kayana sudah meluncur pergi dari ruangan. Sepertinya suli

    Last Updated : 2023-02-25
  • Mengejar Cinta Kayana    Tiba-tiba teringat Rafandra

    Rafandra baru saja tiba di kantornya dengan selamat. Setelah kejadian semalam yang membuatnya kebingungan, kini ia juga dihadapkan pada pesan dari Kayana perihal penawarannya tadi malam. Entah dapat ilham dari mana, Kayana mengajukan penawaran yang cukup mencengangkan untuk Rafandra. Ini sungguh di luar dugaannya. "Bagaimana ini?" gumam Rafandra. "Ah, panggil Samsul. Dia kan yang punya ide ini." Menyiapkan tenaga sekuat mungkin, Rafandra pun berteriak lepas, "Samsul, sini!" Samsul yang tengah merapikan meja bergegas lari masuk ke dalam ruangan Rafandra dengan napas terengah-engah. Ia langsung berdiri menghadap atasannya itu dengan ekspresi terkejut. "Siap, Bos. Ada apa?" "Tadi malam Kayana mengajak saya untuk jadi supir pribadinya tiap pulang kerja. Menurut kamu bagaimana?" Samsul mengerutkan dahinya. Lalu matanya berkedip. "Maksudnya?" "Astaga, maksud saya tuh Kayana minta saya jemput dia tiap pulang kerja. Menurut kamu bagaimana?" Samsul menutup mulutnya dengan tangan. Mata

    Last Updated : 2023-03-01
  • Mengejar Cinta Kayana    Sakit hati Kayana

    Tokk tokk Pintu ruangan Rafandra diketuk cukup lama dari luar. Rafandra melirik dari ujung kacamata bacanya. Biasanya, kalau tidak terlalu penting pasti asistennya akan langsung masuk ke dalam. Namun sepertinya kali ini berbeda. Samsul berulang kali mengetuk pintu sebelum akhirnya Rafandra berteriak mempersilakannya masuk. "Bos, ada—" "Rafa..." teriak Sonia yang entah sejak kapan ada di depan pintu ruangannya. Rafandra mendecih sinis. Tatapannya tertuju pada Samsul yang hanya diam menunduk. "Mau ngapain?" ketus Rafandra. "Aku kesini mau temenin kamu makan siang. Kata Tante Alyssa, kamu sering telat makan siang." Rafandra tak menyahut. Ia sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan Samsul masih setia berdiri di dekat Rafandra. "Samsul, nanti makan siang dimana?" tanya Rafandra. Samsul menunjuk dirinya. "Saya nanya kamu." "Saya makan di bawah seperti biasa." "Nanti saja juga kesana." Sonia mendelik. Tangannya menggebrak meja hingga pena yang tergeletak di pinggiran hampir melompat da

    Last Updated : 2023-03-04
  • Mengejar Cinta Kayana    Pemaksaan Rafandra

    Kayana lupa memberitahu Muklis sore ini. Tidak masalah, karena Rafandra si pria yang sedang menyamar itu sedang menunggu sosok Kayana di lantai bawah. Sesuai petuah dari Samsul, kali ini dirinya harus menjelaskan semua yang terjadi di kantin tadi siang. Semuanya. "Jam berapa sih pulangnya?" Rafandra berdecak kesal. Ia berkali-kali melirik ke arah pintu keluar yang makin lama makin ramai pegawai berlalu-lalang. Tak sampai dua menit Rafandra melirik, dari dalam gedung keluarlah sosok Kayana yang sedang sibuk menghubungi seseorang. Rafandra dengan cepat mencari ponsel khusus nomor Muklis dan berharap jika yang dihubungi Kayana adalah dirinya. Sayangnya, bukan dia. Kayana tadi menghubungi Abil yang katanya masih ada di area parkir lantai dasar. Kata Abil, ada sedikit masalah dan dia harus menyelesaikan sesuatu di sana. Ini kesempatan Rafandra untuk menjelaskan. Ia pun turun dari dalam mobil menuju tempat Kayana berdiri. Kayana terkejut akan kedatangan sosok Rafandra yang tiba-tiba. H

    Last Updated : 2023-03-05

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Kayana    Saat terakhir

    Lima tahun kemudian Tak terasa usia pernikahan Rafandra dan Kayana telah memasuki tahun ke lima. Ada yang bertambah di tahun tersebut, satu anak dari Kayana di tahun ke tiga saat si kembar sudah mulai aktif berjalan. Rafandra sempat kewalahan menghadapi ke tiga anaknya yang mulai tumbuh besar. Si kembar juga mulai cerewet seperti ibunya. "Papa, mau itu." Rafisha menunjuk pohon mangga yang berbuat lebat belakang rumah orangtua Kayana. Cukup tinggi, Rafandra sampai mengernyitkan dahinya. "Ambilin." "Papa enggak bisa. Suruh om Samsul saja ya." Rafandra merinding membayangkan betapa tingginya pohon mangga itu. Ia lebih baik menunggu di bawah sambil mengawasi kedua anak kembarnya. "Papa payah." Rafisha merengut. Tak lama kemudian ia berhasil menarik kakeknya untuk mengambilkan mangga yang dimaksud olehnya tadi. Dengan senang hati sang kakek mengambilkannya. Diambilnya sebuah kayu tinggi dekat pohon dan dalam sekali tarikan, dua mangga berhasil diambilnya. "Hore, buah mangga." Rahisya

  • Mengejar Cinta Kayana    Kelahiran anak kembar Rafandra

    Empat bulan kemudian "Rafa! Rafa!" Suara teriakan terdengar dari dalam kamar mandi. Rafandra yang masih terbuai mimpi sayup-sayup mendengar suara itu. Tak terdengar lagi, ia pun melanjutkan mimpinya. "Rafa!" Mata Rafandra langsung terbelalak. Terkejut dengan suara keras yang memanggil namanya dari dalam sana. "Iya!" Rafandra berlari ke tempat asal suara dan mendapatkan sesuatu yang mengejutkannya. "Astaga! Kayana." Tanpa banyak tanya lagi ia segera menggendong tubuh Kayana yang lemas. Ada aliran darah di sekitar kakinya bercampur dengan cairan bening. Tas kecil di atas meja rias ia sambar beserta kunci mobil dan ponselnya. Berjalan cepat menuruni anak tangga, Rafandra berteriak nyaring membangunkan seisi rumah. "Woy, bangun. Tolongin. Kayana mau melahirkan!" teriaknya. Samsul yang kebetulan sedang menginap di rumah Rafandra pun ikut terbangun mendengar teriakan keras dari bosnya itu. Segera ia berlari menyusul Rafandra yang sudah berada di luar rumah. "Bos. Bu Kayana mau me

  • Mengejar Cinta Kayana    Kebahagiaan tertinggi

    Mau tidak mau, kabar kelahiran anak kedua Wirautama membawa dampak besar bagi perusahaan. Terlebih lagi, istri keduanya adalah seorang selebritis yang sering mendapat perhatian publik atas apa yang dilakukannya. Bukan tidak mungkin, hal seperti ini akan jadi momok yang menakutkan bagi Wirautama dan keluarganya. Belum sampai satu hari berita itu dimuat, sudah muncul lagi satu isu yang membuat Rafandra tercekat. Isu tentang keretakan rumah tangga ibu dan ayahnya yang entah dari mana kabar itu berhembus. Ini yang paling dibenci oleh Rafandra. Ia tak bisa tidur nyenyak setelah berita itu keluar. "Ada-ada saja berita aneh. Ini papa harus klarifikasi." Rafandra membuang ponselnya ke atas sofa di ruang tengah. "Rafa capek, Ma." "Nanti mama bantu klarifikasi. Kamu pikirkan perusahaan saja dan Kayana." Alyssa yang berdiri tangga bawah melirik Kayana dan Rafandra yang sedang duduk berdua di ruang tengah. "Anak papamu akan dibawa kesini. Mereka akan tinggal bersama kita." "Benarkah?" Kayana

  • Mengejar Cinta Kayana    Reaksi publik

    Tentang berita kelahiran anak Rani, pertama kali diketahui oleh Alyssa saat tak sengaja menguping pembicaraan salah satu temannya yang berprofesi sebagai dokter. Ia mengatakan ada pasien masuk ke ruang bersalin dengan status mengkhawatirkan. Informasi itu didapatkan dari seorang suster yang menerima pasien itu di ruang gawat darurat. Teman Alyssa bercerita, dia seperti pernah melihat wanita itu tapi lupa tepatnya di mana. Ia pun bertanya pada Alyssa, walau tak yakin dengan jawabannya. "Tadi, kalau tidak salah namanya adalah Rani iswandari. Nama suaminya Wirautama. Alyssa, nama Wirautama di Jakarta tidak hanya nama suamimu kan?" Alyssa terdiam saat itu. Nama Rani dan Wirautama memang banyak, tapi yang terlibat cinta di belakang layar hanya mereka berdua. Tidak salah lagi, pasti itu Rani istri kedua suaminya. "Dia melahirkan? Siapa yang mengantarnya?" tanya Alyssa yang mulai khawatir. Ia takut terjadi sesuatu dengan wanita itu dan dirinya akan terus merasa bersalah hingga akhir hidup

  • Mengejar Cinta Kayana    Adik tiri lahir

    "Istrimu melahirkan!" Alyssa menaruh ponselnya segera setelah berteriak. Wirautama yang berada di kamar terkejut dengan suara teriakan itu. Ia segera berlari keluar kamar menemui Alyssa. "Ada apa?" balasnya. "Aku dapat info, istrimu melahirkan. Kamu tidak menjenguknya?" tanya Alyssa memastikan. Terdiam sambil berpikir sejenak, Wirautama belum bisa memutuskan akan datang atau tidak. Ia bimbang memutuskan hal tersebut. Lalu Alyssa kembali bertanya, "Kamu jenguk tidak? Kalau tidak, biar aku yang jenguk." "Kalau berdua dengan kamu, aku ikut." "Ok. Aku ganti pakaian dulu." Alyssa segera masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian sementara Wirautama menunggu di luar. Rafandra yang baru saja dari luar rumah, baru selesai mencuci mobilnya melihat keheranan wajah ayahnya yang diam memucat seperti terkena sihir. "Kenapa, Pa?" tegur Rafandra. Wirautama terlonjak kaget lalu menggelengkan kepalanya. "Kok diam saja?" "Kamu enggak kerja?" Wirautama malah balik bertanya pada Rafandra. "Izi

  • Mengejar Cinta Kayana    Kembali terusik

    Karena kondisi tubuh Wirautama telah membaik, ia sudah diizinkan untuk kembali beraktivitas walau hanya sekedar duduk tanpa turun langsung ke lapangan. Rafandra sebagai anak yang sangat sayang pada ayahnya, rela menggantikan tugas sementara ayahnya sebelum rapat pimpinan direksi yang akan dilaksanakan bulan depan. Menunggu ayahnya selesai membaca dokumen yang ia bawa, Rafandra lebih mementingkan pesan yang dikirimkan oleh istrinya. Pesan ringan, hanya seputar keinginan istrinya yang aneh. "Kayana lagi rewel?" tanya Wirautama mengintip dari balik kacamatanya. Rafandra mengangguk. "Biasa, itu. Minta apa dia sekarang?" "Minta belikan croffle, cromboloni. Makanan aneh, Pa. Pasti ujung-ujungnya Rafa yang makan," keluh Rafandra. "Ya enggak apa-apa. Yang penting istri kamu senang, anak kamu juga." Rafandra hanya mengangguk-angguk sambil memainkan ponselnya. "Papa enggak pulang? Udah jam makan siang. Mama bilang jangan terlalu banyak kerja." Rafandra berdiri dari duduknya, mengambil doku

  • Mengejar Cinta Kayana    Mengadu pada ibu mertua

    Pagi sekali sepasang suami istri itu bangun. Baru saja menapakkan kaki mereka di dapur, keduanya sudah disambut suara pekikan Alyssa yang sedang mengkomandoi asisten rumah tangga yang akan memasak sarapan pagi itu. "Jangan kebanyakan gula. Kalau bisa, tomatnya ditambah." asisten rumah tangga itu hanya diam saja sambil mengangguk pelan. "Kayana tidak suka manis. Nanti bikin tehnya dibuat lebih kental sedikit." "Iya Bu." Saatnya Alyssa kembali ke ruang makan. Sudah ada Kayana dan Rafandra yang duduk manis berbincang satu sama lain. Kayana terlihat segar dengan rambut basahnya. Begitu pula Rafandra yang sejak tadi mengusak-usak rambut sang istri. Keduanya tampak akur tak seperti biasanya. "Tumben keramas pagi-pagi," sindir Alyssa. Sedikit berdehem, ia bertanya lagi pada keduanya. "Tadi malam habis berbuat yang enak-enak ya?" Alyssa terkekeh hingga membuat wajah Kayana memerah. Ia menoleh ke sebelahnya, Rafandra juga ikut terkekeh karena membayangkan kejadian tadi malam. Kayana yang

  • Mengejar Cinta Kayana    Sensasi di atas ranjang

    "Aku mau pulang ke rumah ibu. Mau liburan di sana." Kayana merajuk. Sejak pulang dari rumah sakit dan berjalan-jalan sebentar di sekitar area mall, rupanya tak membuat mood kesayangan Rafandra itu membaik. Apalagi, saat di resto tadi dirinya bertemu dengan Sonia secara tak sengaja dengan sikap sok centilnya. Seketika hancurlah semua niat dirinya yang ingin bermanja-manja dengan sang suami. "Besok ya. Aku antar ke rumah ibu." Rafandra mencoba bersikap sabar menghadapi ibu hamil yang sering meraung-raung tak jelas seperti Kayana. Persediaan sabarnya harus lebih dari hari biasa. "Terus, kamu nginep di sana enggak?" Rafandra menggelengkan kepalanya. "Kenapa? Kamu tega ninggalin aku sendirian kalau malam?" Rafandra menepuk dahinya. Memang serba salah menjawab pertanyaan dari Kayana saat ini. "Aku kan kerja—" "Kalau kamu kerja, memangnya ada larangan tinggal di rumah aku? Kamu jahat, Rafa. Kamu enggak sayang lagi sama aku." Kayana mulai merengek. Air matanya menetes melalui pipinya ya

  • Mengejar Cinta Kayana    Pesan aneh ayah mertua

    Rafandra menyempatkan diri datang ke rumah sakit bertemu dengan ayahnya yang masih dirawat di sana. Dirinya datang tidak hanya sendiri, bersama dengan Kayana tentunya. Baru saja ia masuk, mata ayahnya telah memindainya dari jarak jauh seolah dirinya adalah seorang penjahat. Memang seperti itulah Wirautama jika sedang mengintai seseorang. "Pa, biasa aja lihatin Rafa." risih, Rafandra menegur ayahnya. Kayana yang mengekor di belakang mengucapkan salam lalu mencium tangan ayah mertuanya. "Papa udah sembuh belum sih?" "Dasar anak durhaka. Tuh istri kamu saja cium tangan, kamu malah melengos." Wirautama memukul lengan Rafandra pelan, namun anaknya itu berlagak kesakitan. "Bagaimana dengan Sonia? Berhasil dipindahkannya?" Rafandra menggedikkan bahunya. "Papa kenapa bikin peraturan seperti itu sih? Kenapa Sonia dimasukkan ke dalam tim pengembangan juga?" "Dia bagus, idenya selalu menarik dan public speakingnya selalu didengar oleh investor. Apa salahnya kalau kita masukkan dia ke dalam t

DMCA.com Protection Status