Share

Aruna hamil

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2023-06-28 19:32:52

Setelah kembali dari villa, Aruna yang biasanya ceria berubah murung dalam beberapa hari kemudian. Wajahnya terlihat gelisah, bibirnya juga pucat seperti sedang mengidap suatu penyakit.

Di depan sebuah apotek, ia berdiri mematung. Tangannya dimasukkan ke dalam kantung jaket yang ia pakai. Tak lupa penutup wajah dan juga kepala. Ia berjalan masuk ke dalam apotek dengan jantung berdebar-debar. Matanya terlihat kosong, kebingungan telah membuat pikirannya melayang entah kemana.

"Mbak, saya mau beli testpack." suara Aruna dibuat sepelan mungkin. Takut terdengar oleh pengunjung yang lain.

"Yang biasa atau yang premium?" tanya si apoteker. Aruna tak paham, ia pikir semua alat test kehamilan sama saja. "Kalau yang tepat, pakai merk ini."

Aruna mengambil merk yang diberikan apoteker itu. Tangan kanannya merogoh saku jaket dan mengambil selembar uang seratus ribu dan memberikannya pada si apoteker.

"Saya ambil ini."

Di kamar kostnya yang sepi, Aruna perlahan membuka alat test kehamilan i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengejar Cinta Kayana    Mengadu pada Kayana

    Satu minggu menjelang pernikahan Kayana, Aruna sempat menghilang. Tepatnya, ia mengurung diri sendiri dan menghindari Rakabumi dan kembali muncul setelah hatinya mulai merasa tenang. Selama satu minggu terakhir, rupanya ia dan juga Abil sering bertemu dan pergi mengunjungi berbagai macam tempat rekreasi di Jakarta. Abil bukan hanya sekedar orang lain, tapi Aruna telah menganggapnya sebagai teman lama. "Besok, hari pernikahan Kayana. Kamu datang kan?" tanya Aruna sebelum melangkah masuk ke halaman rumah kostnya. Abil mengangguk. "Syukurlah, aku juga." "Mau aku jemput?" ajak Abil menawarkan diri. Aruna menggelengkan kepalanya menolak tawaran Abil. Raut wajah pria itu berubah murung. "Kenapa?" "Kayana sudah menyuruh supir Rafa untuk jemput aku malam ini. Katanya, acaranya dari subuh sampai malam hari," jawab Aruna disertai kekehan. Melihat wajah murung dan kecewa Abil, Aruna kembali berkata, "Tapi kita bisa pulang bersama nanti. Kalau diizinkan Kayana." "Acaranya sepadat itu?" tanya

    Last Updated : 2023-06-29
  • Mengejar Cinta Kayana    Pilihan Aruna

    Bughh "Rasakan!" Kayana meninju perut Rakabumi cukup keras hingga meringis kesakitan. "Mau ditambah?" "Eh, cukup sayang." Rafandra menarik tangan Kayana agar tak lagi meninju perut sahabatnya. "Jangan kasar begini dong." "Kenapa enggak boleh lampiaskan kekesalan aku sih? Dia tuh—" Kayana frustasi. Dia ingin membalas lagi tapi Rafandra kembali menarik tangannya dan menyembunyikan di belakang punggung. "Kamu kenapa pukul aku, Kayana? Aku salah apa sama kamu?" Rakabumi meraba dinding menahan rasa sakit, mencoba berbaring di sofa dekat ranjang. "Kamu tanyakan sendiri sama Aruna." Kayana menunjuk ke arah Aruna yang sedang berdiri gelisah sambil menggigit bibirnya. Ingin bicara tapi Kayana terlihat menyeramkan di matanya. "Kamu itu laki-laki brengsek!" "Cukup Kayana. Jangan ya sayang." Rafandra kembali menarik tangan istrinya yang sepertinya gemas sekali ingin memukul pria yang kini tersungkur di sofa. Rakabumi menatap bergantian antara Kayana dan Aruna, matanya membola seketika meng

    Last Updated : 2023-06-30
  • Mengejar Cinta Kayana    Permintaan maaf

    Rakabumi terkejut. Aruna hampir terjatuh di dekat tangga darurat, tepat saat kekasihnya itu tengah memegangi perutnya.Tanpa banyak tanya lagi, Rakabumi segera menggendong tubuh mungil itu keluar melewati tangga darurat menuju lobby utama hotel. Banyak pasang mata yang melihat mereka penuh keheranan. Bahkan ada salah satu wartawan berhasil memotret kejadian itu namun Rakabumi tak peduli. Baginya saat ini adalah bagaimana caranya Aruna harus segera diselamatkan. Tanpa berpamitan, Rakabumi segera pergi dari hotel menuju rumah sakit terdekat. Ia tak ingin sesuatu yang fatal terjadi pada kekasihnya. “Bertahan Aruna, sayangku.” Rakabumi terus mengenggam tangan Aruna dan sesekali mengusap perut datarnya. Bibirnya terus merapal doa agar Aruna bisa selamat sampai rumah sakit. “Perut kamu masih sakit?” Aruna mengangguk. Rakabumi kembali mengusap lembut perut Aruna, tiba-tiba tangan itu berhenti. Ada getaran lembut dan aneh yang Rakabumi tak tahu apa itu. Napas Aruna melambat. Tak ada lagi p

    Last Updated : 2023-07-01
  • Mengejar Cinta Kayana    Bulan madu

    "Rafa! Ish, sakit." Bugghh Rafandra dipukul dengan keras oleh Kayana dengan bantal hingga meringis. Namun pukulan itu rupanya tak menyurutkan niat Rafandra untuk meneruskan misinya yang belum terwujud. "Sakitnya sebentar, sayang. Ini pelan-pelan. Rileks ya." Rafandra membungkam bibir Kayana dengan sebuah ciuman. Kayana terbuai dan perlahan pikirannya teralihkan. "Argghh..." Kayana kembali berteriak. Rafandra masih terus melanjutkan kegiatannya yang belum selesai. "Jangan digigit!" Kayana menyingkirkan wajah Rafandra yang kembali mendekat. "Sakit, Rafa. Pelan-pelan." Tak mengindahkan racauan Kayana, Rafandra tetap pada usahanya menaklukkan keganasan Kayana. Sudah berapa puluh pukulan, cakaran di punggung hingga cubitan di lengannya, tak juga ia hiraukan. Proses yang sulit tapi ia menikmatinya. Satu jam lebih Rafandra baru berhasil membuat Kayana tenang. Istrinya itu sudah mulai menikmatinya juga. Bahkan kini ia terkekeh karena melihat lengan Rafandra yang biru karena cubitan.

    Last Updated : 2023-07-03
  • Mengejar Cinta Kayana    Sisa bulan madu

    Kayana terbangun di malam hari. Tenggorokannya tiba-tiba kering, ia membutuhkan segelas air minum untuk mengurangi rasa dahaganya. Perlahan ia turun menapaki anak tangga hingga menuju dapur. Lampu di sudut ruangan terlihat samar, Kayana pun berjalan sesuai arah cahaya. Kayana memang belum terlalu hapal dengan denah rumah Rafandra, untungnya dirinya bisa sampai ke dapur dengan selamat. Suasana hening. Kayana menuangkan air minum ke dalam gelas lalu meneguknya hingga habis tak tersisa. Namun, tiba-tiba Kayana merasakan keheningan itu hilang saat sebuah helaan napas terasa di lehernya. Seketika bulu di leher Kayana meremang. Ternyata seseorang tengah berdiri di belakangnya sambil berbisik lembut di telinganya, “Sendirian? Kok enggak ajak aku sih?” Kayana menoleh ke belakang. Ia pun bernapas lega melihat siapa oknum yang telah membuatnya ketakutan. “Kamu, mau kagetin aku?” “Kamu makin cantik kalau rambutnya berantakan,” rayu Rafandra. Kayana mengernyitkan dahinya. “Jadi makin seksi.”

    Last Updated : 2023-07-04
  • Mengejar Cinta Kayana    Overthinking

    “Sayang, kita ke rumah sakit dulu baru ke rumah ibu,” rengek Kayana. Sudah hampir setengah jam dirinya bergelayut manja di lengan kekar Rafandra. Suaminya itu hanya melirik dari ujung matanya lalu diam-diam tersenyum melihat tingkah lucu Kayana. Menurutnya, kapan lagi Kayana bisa manja seperti ini? “Cium dulu.” Rafandra menyodorkan pipinya. Kayana mendengus kesal. Ia tahu dirinya sedang dikerjai oleh Rafandra, suaminya sendiri. Tanpa protes lagi, Kayana pun mendekat dan mencium pipi Rafandra. Tak mau melewatkan momen, Rafandra menoleh dengan sengaja sehingga bibir mereka bertemu. “Ih, kamu sengaja ya?” rengek Kayana lagi. Rafandra terkekeh. Wajah Kayana terlihat memerah menahan malu. Kayana mencubit lengan suaminya dengan kencang hingga meringis kesakitan. “Rasakan!” “Kapan lagi coba, lihat kamu manja seperti ini?” ledek Rafandra. Bibir Kayana memberengut kesal. “Dulu, kamu kan seringnya jutek ke aku.” “Kamu enggak suka kalau aku manja?” “Bukan begitu sayang. Kayana jutek itu c

    Last Updated : 2023-07-06
  • Mengejar Cinta Kayana    Hadiah dari mama

    Satu minggu setelah pernikahan, Rafandra dan Kayana kembali memulai aktifitas mereka di kantor. Sebenarnya, Rafandra tak suka jika Kayana ikut bekerja, tapi istrinya itu selalu merengek ingin ikut dengannya. Katanya, ia takut jika harus ditinggal sendiri di rumah. Namun kenyataannya, ia takut Rafandra akan digoda oleh Linda yang katanya masih mengejar-ngejar Rafandra. “Tuh, lihat.” Kayana menunjuk ke arah kanan tepat dimana Linda sedang duduk dengan mata yang terus menatap ke arah Rafandra. “Genit,” geramnya. Rafandra menoleh dan menaikkan bahunya tanda ia tak terlalu peduli. “Anggap saja penggemar,” celetuk Rafandra. “Dia masih suka sama kamu?” bisik Kayana sambil berjalan pelan di samping Rafandra hingga membuat suaminya itu berhenti melangkah. Tangannya segera menarik lengan Kayana dan mengajaknya pergi dari tempat itu. Ia sempat berbisik di telinga Kayana sebelum kembali melangkah. Dari samping, wajah Kayana terlihat kesal. “Kau cemburu?” goda Rafandra. “Buat apa cemburu? Aku

    Last Updated : 2023-07-08
  • Mengejar Cinta Kayana    Meminta pertimbangan

    “Kiriman apa itu?” Rafandra bertanya pada Kayana yang baru saja masuk sambil membawa kardus dan plastik kecil di tangannya. Rafandra mendecih tak suka lalu berteriak, “Buang!” Kayana terperanjat kaget. Suara Rafandra tak biasanya bernada keras dan membentak seperti itu. “Semua?” “Iya. Aku tidak mau kamu makan makanan yang tidak kamu ketahui asal usulnya. Bagaimana kalau kamu keracunan?” mata Rafandra membelalak. Ia merampas kardus itu dan berniat membuangnya ke tempat sampah. Namun sebelum berhasil dibuang, Kayana merebutnya kembali. “Ini pemberian mama kamu.” Kayana mengamankan benda itu di dalam dekapannya. “Kalau mama kamu tahu bagaimana? Aku harus menghargai barang pemberian darinya.” “Buka. Biar aku lihat apa isinya,” perintah Rafandra. Kayana membukanya perlahan dan menemukan dua botol madu dan satu kantung buah tin. Ada juga tulisan kecil cara penggunaannya. Kayana sempat terdiam sejenak saat membaca isi dan petunjuknya. “Botol madu,” sahutnya lemas. “Buang! Kamu tidak bu

    Last Updated : 2023-07-10

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Kayana    Saat terakhir

    Lima tahun kemudian Tak terasa usia pernikahan Rafandra dan Kayana telah memasuki tahun ke lima. Ada yang bertambah di tahun tersebut, satu anak dari Kayana di tahun ke tiga saat si kembar sudah mulai aktif berjalan. Rafandra sempat kewalahan menghadapi ke tiga anaknya yang mulai tumbuh besar. Si kembar juga mulai cerewet seperti ibunya. "Papa, mau itu." Rafisha menunjuk pohon mangga yang berbuat lebat belakang rumah orangtua Kayana. Cukup tinggi, Rafandra sampai mengernyitkan dahinya. "Ambilin." "Papa enggak bisa. Suruh om Samsul saja ya." Rafandra merinding membayangkan betapa tingginya pohon mangga itu. Ia lebih baik menunggu di bawah sambil mengawasi kedua anak kembarnya. "Papa payah." Rafisha merengut. Tak lama kemudian ia berhasil menarik kakeknya untuk mengambilkan mangga yang dimaksud olehnya tadi. Dengan senang hati sang kakek mengambilkannya. Diambilnya sebuah kayu tinggi dekat pohon dan dalam sekali tarikan, dua mangga berhasil diambilnya. "Hore, buah mangga." Rahisya

  • Mengejar Cinta Kayana    Kelahiran anak kembar Rafandra

    Empat bulan kemudian "Rafa! Rafa!" Suara teriakan terdengar dari dalam kamar mandi. Rafandra yang masih terbuai mimpi sayup-sayup mendengar suara itu. Tak terdengar lagi, ia pun melanjutkan mimpinya. "Rafa!" Mata Rafandra langsung terbelalak. Terkejut dengan suara keras yang memanggil namanya dari dalam sana. "Iya!" Rafandra berlari ke tempat asal suara dan mendapatkan sesuatu yang mengejutkannya. "Astaga! Kayana." Tanpa banyak tanya lagi ia segera menggendong tubuh Kayana yang lemas. Ada aliran darah di sekitar kakinya bercampur dengan cairan bening. Tas kecil di atas meja rias ia sambar beserta kunci mobil dan ponselnya. Berjalan cepat menuruni anak tangga, Rafandra berteriak nyaring membangunkan seisi rumah. "Woy, bangun. Tolongin. Kayana mau melahirkan!" teriaknya. Samsul yang kebetulan sedang menginap di rumah Rafandra pun ikut terbangun mendengar teriakan keras dari bosnya itu. Segera ia berlari menyusul Rafandra yang sudah berada di luar rumah. "Bos. Bu Kayana mau me

  • Mengejar Cinta Kayana    Kebahagiaan tertinggi

    Mau tidak mau, kabar kelahiran anak kedua Wirautama membawa dampak besar bagi perusahaan. Terlebih lagi, istri keduanya adalah seorang selebritis yang sering mendapat perhatian publik atas apa yang dilakukannya. Bukan tidak mungkin, hal seperti ini akan jadi momok yang menakutkan bagi Wirautama dan keluarganya. Belum sampai satu hari berita itu dimuat, sudah muncul lagi satu isu yang membuat Rafandra tercekat. Isu tentang keretakan rumah tangga ibu dan ayahnya yang entah dari mana kabar itu berhembus. Ini yang paling dibenci oleh Rafandra. Ia tak bisa tidur nyenyak setelah berita itu keluar. "Ada-ada saja berita aneh. Ini papa harus klarifikasi." Rafandra membuang ponselnya ke atas sofa di ruang tengah. "Rafa capek, Ma." "Nanti mama bantu klarifikasi. Kamu pikirkan perusahaan saja dan Kayana." Alyssa yang berdiri tangga bawah melirik Kayana dan Rafandra yang sedang duduk berdua di ruang tengah. "Anak papamu akan dibawa kesini. Mereka akan tinggal bersama kita." "Benarkah?" Kayana

  • Mengejar Cinta Kayana    Reaksi publik

    Tentang berita kelahiran anak Rani, pertama kali diketahui oleh Alyssa saat tak sengaja menguping pembicaraan salah satu temannya yang berprofesi sebagai dokter. Ia mengatakan ada pasien masuk ke ruang bersalin dengan status mengkhawatirkan. Informasi itu didapatkan dari seorang suster yang menerima pasien itu di ruang gawat darurat. Teman Alyssa bercerita, dia seperti pernah melihat wanita itu tapi lupa tepatnya di mana. Ia pun bertanya pada Alyssa, walau tak yakin dengan jawabannya. "Tadi, kalau tidak salah namanya adalah Rani iswandari. Nama suaminya Wirautama. Alyssa, nama Wirautama di Jakarta tidak hanya nama suamimu kan?" Alyssa terdiam saat itu. Nama Rani dan Wirautama memang banyak, tapi yang terlibat cinta di belakang layar hanya mereka berdua. Tidak salah lagi, pasti itu Rani istri kedua suaminya. "Dia melahirkan? Siapa yang mengantarnya?" tanya Alyssa yang mulai khawatir. Ia takut terjadi sesuatu dengan wanita itu dan dirinya akan terus merasa bersalah hingga akhir hidup

  • Mengejar Cinta Kayana    Adik tiri lahir

    "Istrimu melahirkan!" Alyssa menaruh ponselnya segera setelah berteriak. Wirautama yang berada di kamar terkejut dengan suara teriakan itu. Ia segera berlari keluar kamar menemui Alyssa. "Ada apa?" balasnya. "Aku dapat info, istrimu melahirkan. Kamu tidak menjenguknya?" tanya Alyssa memastikan. Terdiam sambil berpikir sejenak, Wirautama belum bisa memutuskan akan datang atau tidak. Ia bimbang memutuskan hal tersebut. Lalu Alyssa kembali bertanya, "Kamu jenguk tidak? Kalau tidak, biar aku yang jenguk." "Kalau berdua dengan kamu, aku ikut." "Ok. Aku ganti pakaian dulu." Alyssa segera masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian sementara Wirautama menunggu di luar. Rafandra yang baru saja dari luar rumah, baru selesai mencuci mobilnya melihat keheranan wajah ayahnya yang diam memucat seperti terkena sihir. "Kenapa, Pa?" tegur Rafandra. Wirautama terlonjak kaget lalu menggelengkan kepalanya. "Kok diam saja?" "Kamu enggak kerja?" Wirautama malah balik bertanya pada Rafandra. "Izi

  • Mengejar Cinta Kayana    Kembali terusik

    Karena kondisi tubuh Wirautama telah membaik, ia sudah diizinkan untuk kembali beraktivitas walau hanya sekedar duduk tanpa turun langsung ke lapangan. Rafandra sebagai anak yang sangat sayang pada ayahnya, rela menggantikan tugas sementara ayahnya sebelum rapat pimpinan direksi yang akan dilaksanakan bulan depan. Menunggu ayahnya selesai membaca dokumen yang ia bawa, Rafandra lebih mementingkan pesan yang dikirimkan oleh istrinya. Pesan ringan, hanya seputar keinginan istrinya yang aneh. "Kayana lagi rewel?" tanya Wirautama mengintip dari balik kacamatanya. Rafandra mengangguk. "Biasa, itu. Minta apa dia sekarang?" "Minta belikan croffle, cromboloni. Makanan aneh, Pa. Pasti ujung-ujungnya Rafa yang makan," keluh Rafandra. "Ya enggak apa-apa. Yang penting istri kamu senang, anak kamu juga." Rafandra hanya mengangguk-angguk sambil memainkan ponselnya. "Papa enggak pulang? Udah jam makan siang. Mama bilang jangan terlalu banyak kerja." Rafandra berdiri dari duduknya, mengambil doku

  • Mengejar Cinta Kayana    Mengadu pada ibu mertua

    Pagi sekali sepasang suami istri itu bangun. Baru saja menapakkan kaki mereka di dapur, keduanya sudah disambut suara pekikan Alyssa yang sedang mengkomandoi asisten rumah tangga yang akan memasak sarapan pagi itu. "Jangan kebanyakan gula. Kalau bisa, tomatnya ditambah." asisten rumah tangga itu hanya diam saja sambil mengangguk pelan. "Kayana tidak suka manis. Nanti bikin tehnya dibuat lebih kental sedikit." "Iya Bu." Saatnya Alyssa kembali ke ruang makan. Sudah ada Kayana dan Rafandra yang duduk manis berbincang satu sama lain. Kayana terlihat segar dengan rambut basahnya. Begitu pula Rafandra yang sejak tadi mengusak-usak rambut sang istri. Keduanya tampak akur tak seperti biasanya. "Tumben keramas pagi-pagi," sindir Alyssa. Sedikit berdehem, ia bertanya lagi pada keduanya. "Tadi malam habis berbuat yang enak-enak ya?" Alyssa terkekeh hingga membuat wajah Kayana memerah. Ia menoleh ke sebelahnya, Rafandra juga ikut terkekeh karena membayangkan kejadian tadi malam. Kayana yang

  • Mengejar Cinta Kayana    Sensasi di atas ranjang

    "Aku mau pulang ke rumah ibu. Mau liburan di sana." Kayana merajuk. Sejak pulang dari rumah sakit dan berjalan-jalan sebentar di sekitar area mall, rupanya tak membuat mood kesayangan Rafandra itu membaik. Apalagi, saat di resto tadi dirinya bertemu dengan Sonia secara tak sengaja dengan sikap sok centilnya. Seketika hancurlah semua niat dirinya yang ingin bermanja-manja dengan sang suami. "Besok ya. Aku antar ke rumah ibu." Rafandra mencoba bersikap sabar menghadapi ibu hamil yang sering meraung-raung tak jelas seperti Kayana. Persediaan sabarnya harus lebih dari hari biasa. "Terus, kamu nginep di sana enggak?" Rafandra menggelengkan kepalanya. "Kenapa? Kamu tega ninggalin aku sendirian kalau malam?" Rafandra menepuk dahinya. Memang serba salah menjawab pertanyaan dari Kayana saat ini. "Aku kan kerja—" "Kalau kamu kerja, memangnya ada larangan tinggal di rumah aku? Kamu jahat, Rafa. Kamu enggak sayang lagi sama aku." Kayana mulai merengek. Air matanya menetes melalui pipinya ya

  • Mengejar Cinta Kayana    Pesan aneh ayah mertua

    Rafandra menyempatkan diri datang ke rumah sakit bertemu dengan ayahnya yang masih dirawat di sana. Dirinya datang tidak hanya sendiri, bersama dengan Kayana tentunya. Baru saja ia masuk, mata ayahnya telah memindainya dari jarak jauh seolah dirinya adalah seorang penjahat. Memang seperti itulah Wirautama jika sedang mengintai seseorang. "Pa, biasa aja lihatin Rafa." risih, Rafandra menegur ayahnya. Kayana yang mengekor di belakang mengucapkan salam lalu mencium tangan ayah mertuanya. "Papa udah sembuh belum sih?" "Dasar anak durhaka. Tuh istri kamu saja cium tangan, kamu malah melengos." Wirautama memukul lengan Rafandra pelan, namun anaknya itu berlagak kesakitan. "Bagaimana dengan Sonia? Berhasil dipindahkannya?" Rafandra menggedikkan bahunya. "Papa kenapa bikin peraturan seperti itu sih? Kenapa Sonia dimasukkan ke dalam tim pengembangan juga?" "Dia bagus, idenya selalu menarik dan public speakingnya selalu didengar oleh investor. Apa salahnya kalau kita masukkan dia ke dalam t

DMCA.com Protection Status