Share

Membela Diri

Author: Queen Sunrise
last update Last Updated: 2023-10-24 10:53:10

"Biar aku aja yang buka, Yaya."

Nasuha bergerak dari kursinya, lalu berjalan menuju ke pintu depan.

Sementara Mazaya sendiri mengiyakan keinginan kakaknya itu.

"Iya, Mbak."

Mazaya yakin, jika Nasuha yang pertama kali dilihat oleh Devan ketika membuka pintu, pria itu mungkin tidak akan sembarangan untuk bicara.

Pintu pun terbuka.

Dan benar saja yang datang itu adalah Devan, dengan raut wajah kebingungan karena adanya Nasuha di tempat Mazaya. Meskipun sebisa mungkin ditutupinya dengan bersikap tenang.

Hal serupa pun dilakukan oleh Nasuha saat ini karena nyatanya ia tidak menyangka jika Devan akan mencarinya sampai ke rumah Mazaya.

"Mas Devan, kenapa ada di sini? Bukannya Mas harus keluar kota dan nggak pulang malam ini?" tanya Nasuha dengan menyipitkan matanya menatap ke arah Devan.

"Acaranya dibatalkan. Aku ke sini untuk memastikan apa mungkin di tempat lain selain di tempat ini. Soalnya nomor ponsel kamu tidak bisa dihubungi dari pagi dan bahkan Ibu juga menelpon kamu dan sekarang ada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dewi Sukma
bisa LBH di panjangin lg ga 1 bab nya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Sosok yang Sebenarnya

    "Ma-maksudnya apa ini dianulir mendadak? Apa ini ulah Pak Devan?"Dengan mengepalkan tangannya, Mazaya menebak-nebak siapa sebenarnya orang dibalik pembatalan tunjangan yang didapatnya. Setahunya itu sama saja dengan menyalahi kontrak yang ada. Mazaya membalas pesan yang masuk, tapi sama sekali tidak mendapatkan balasan."Ini gak bisa dibiarkan," gumamnya seraya melajukan kendaraan yang dikemudikannya saat ini.Setibanya di kantor, orang yang pertama kali ditemui oleh Mazaya adalah Erina. Bagaimana pun wanita tersebut adalah orang pertama menawarinya pekerjaan dan juga segala tunjangan yang menggiurkan."Bu Erina, saya mau bicara sebentar," ucap Mazaya begitu bertemu dengan wanita tersebut.Namun, sikap ramah Erina yang sebelumnya ada kini seperti menguap entah kemana dan menjadi sosok yang berbeda."Tolong jaga sikap anda, Bu Mazaya! Ini hari pertama anda bekerja dan seperti ini sikap anda kepada atasan anda sendiri?" tegasnya.Mazaya mengerjapkan matanya mendengar sikap angkuh da

    Last Updated : 2023-10-25
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Bagaikan Simalakama

    "Maksudnya apa ini? Anda jangan bercanda Pak Devan! Saya serius mengatakan bahwa anda telah menyalahi kontrak. Lalu apa ini? Anda meminta aku untuk angkat kaki dari rumah itu segera mungkin!"Dengan nada tegas Mazaya menyimpan lembaran kertas yang ada di tangannya itu ke atas meja dengan kasarnya. Bahkan bisa dikatakan melemparnya di depan Devan.Sedangkan Devan hanya tersenyum tipis melihat bagaimana reaksi dari Mazaya saat ini."Sebaiknya kamu jangan baca setengah-setengah! Baca semuanya baru katakan pendapatmu," tegas Devan kembali menggeser lembaran kertas tadi agar dibaca oleh Mazaya."Untuk apa saya baca, jika pada akhirnya saya tetap diusir dari rumah itu!" ucap Mazaya menolak keinginan dari Devan. Lagi-lagi Devan tersenyum tipis. "Baca saja, Mazaya! Atau kamu mau aku mengikat tanganmu itu sambil aku bacakan dengan keadaan tubuh kamu tanpa sehelai--""Akan saya baca," sela Mazaya dengan mendelikkan matanya, lalu menyambar lembaran kertas di depannya itu.Dengan helaan nafas p

    Last Updated : 2023-10-26
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Rekaman CCTV

    "Saya akan keluar sekarang!" tegas Mazaya, seraya beranjak dari sofa yang didudukinya dengan menatap tajam kepada Devan saat ini.Bagaimana tidak, sebelumnya Mazaya harus mendengar ucapan Devan yang meminta untuk dilayani dan hal itu benar-benar sudah di luar batas serta tidak bisa ditolerirnya lagi.Sementara Devan malah tergelak melihat bagaimana reaksi Mazaya saat ini. "Sebaiknya kamu duduk dulu, Yaya ... Tidak tahu aku salah bicara atau mungkin kamu yang berpikiran sempit saat ini. Kamu pikir aku minta dilayani di mana? Di kamar, di atas ranjang atau mungkin di hotel? Sepertinya kamu memang cepat sekali salah paham," tuturnya. "Duduk sekarang atau aku akan tambah syaratnya," ucapnya dengan lebih tegas dari sebelumnya.Mazaya melipat bibirnya saat ini. Ia sama sekali tidak bisa menebak apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Devan sekarang. Entah itu hal baik atau hal buruk yang akan didapatnya."Tolong katakan dengan jelas, apa sebenarnya maksud anda tadi?" tanyanya memastikan."Dudu

    Last Updated : 2023-10-27
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Menyingkap Rahasia

    "Harusnya tuh adik pungut aku itu yang dijodohkan sama Devan, tapi aku minta ayah yang batalkan itu. Ya secara gitu loh mana rela aku biarin dia dapat cowok ganteng juga tajir ... Oh iya satu lagi, aku juga sempat masukkan obat perangsang waktu Mas Devan di hotel, tapi sayangnya malah gak sempet unboxing gara-gara ada masalah di rumah ...."Kata-kata itu lah yang terdengar oleh Devan melalui rekaman video yang dilihatnya saat ini. Di mana ada rahasia besar yang terbongkar.Alasan Mazaya sampai hamil tanpa seorang suami dan Devan yang mengalami masalah reproduksi. Itu tidak lain adalah perbuatannya Nasuha di balik semuanya."Keterlaluan! Belum cukup kamu batalkan perjodohan itu, tapi kamu juga punya niat buruk sampai aku tidak sadar membuat adikmu itu hamil," decak Devan sembari mengepalkan tangannya. Ia hampir saja menggebrak meja dan menyapu semua yang ada di sana. Beruntung, ia masih bisa menahan emosinya saat ini.Devan tidak akan menunda lagi untuk menjadikan Mazaya sebagai istriny

    Last Updated : 2023-10-28
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Rasanya Tidak Tahan Lagi

    "Cewek murahan? Siapa yang kamu maksud?"Mazaya yang tidak terima disebut wanita murahan oleh Vivian, membalas perbuatan wanita tersebut dengan balik menyiramkan air yang ada di tangannya ke wajah Vivian.Sontak saja mata Vivian melebar karena mendapat serangan balik dari Mazaya yang tidak pernah disangkanya."Hei, apa yang kamu lakukan?! Ini baju mahal dan kamu malah seenaknya siram--"Ucapan Vivian terjeda, di saat Mazaya kembali menumpahkan air di pakaiannya."Hei, kamu apa yang--""Apa masih kurang?!" sentak Mbak jaya menyela ucapan Vivian dengan menyorot tajam. " Apa harus siram wajah anda yang mahal itu dengan saus sambal?! ... Tolong ya, jangan asal sembarangan menuduh tanpa bukti. Ini di kantor dan ada banyak orang di sini. Anda tiba-tiba datang nuduh aku wanita murahan karena ingin mendapatkan perhatian orang di sini kan! Apa itu pantas dilakukan oleh wanita terhormat seperti anda ini?" kecamnya yang terdengar tidak main-main.Mazaya sudah makan asam garam selama empat tahun

    Last Updated : 2023-10-31
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Menghadapi Semuanya

    "Kenapa harus dia dari semua orang?" Mazaya terus saja menggerutu dan rasa-rasanya ingin menghilang detik itu juga, mengingat apa yang terjadi beberapa menit yang lalu Di mana sebelumnya bertemu dengan seseorang dari masa lalunya. Meskipun ia tahu cepat atau lambat pasti akan bertemu dengan orang-orang itu. Tapi, selain Devan yang begitu dibencinya, satu orang lagi yang paling tidak ingin ditemuinya dari semua orang.Siapa lagi kalau bukan sang mantan kekasih, Rendra. Pria yang telah mengkhianatinya dan bermadu kasih dengan sahabatnya sendiri Nadia. Tapi, ia tahu temannya terkena rayuan Rendra yang ternyata playboy. "Yaya, kamu Yaya kan? Aku sampai pangling lihat kamu sekarang. Kamu tambah cantik, Yaya."Tanpa tahu malunya, Rendra mengatakan itu semua ketika bertemu dengan Mazaya beberapa saat yang lalu.Mazaya ingin menghindar seperti apa yang dilakukannya pada Devan waktu itu. Tapi, kali ini ia pikir untuk tidak melarikan diri dan menghadapi semuanya. Termasuk berbicara dengan Re

    Last Updated : 2023-11-01
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Perintah yang Tidak Bisa Ditolak

    "Kamu gak pulang?" tanya seseorang dari arah belakang Mazaya.Sontak saja Mazaya yang tengah fokus dengan layar di depannya itu langsung dibuat terkejut, mendengar ada seseorang yang mengajaknya berbicara dari arah belakang.Namun, detik selanjutnya Mazaya bisa mengenali siapa pemilik suara yang ada di belakangnya itu. Di mana itu pasti Devan karena mantan dosennya itu mempunyai ciri khas suara serak dan berat yang mana belum pernah didengarnya di orang lain.Dan benar saja pria yang berdiri di belakang Mazaya adalah Devan.Rupanya pria tersebut kebetulan lewat di ruangan itu dan melihat ada seseorang yang masih ada di sana. Ia awalnya tidak mengira itu Mazaya karena pakaiannya berbentuk di saat bertemu pagi hari. Tapi, nalurinya mengatakan bahwa itu adalah Mazaya sehingga kedua kakinya seolah menuntunnya ke arah tempat wanita itu berada."Apa yang kamu lakukan di sini, Yaya? Bukannya jam kerja sudah selesai?" tanyanya yang masih memperhatikan Mazaya dari arah belakang."Tolong angga

    Last Updated : 2023-11-02
  • Mengandung Anak Pak Dosen    Dua Kenyataan Pahit

    "Tunggu dulu! Sebelumnya dia bilang Om kan? Gak mungkin Rendra keponakannya Mas Devan?! Gak mungkin!"Mazaya dengan setengah panik menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi diantara Devan dan Rendra. Ia bahkan tidak pernah mendengar Rendra mengatakan mempunyai keluarga seorang dosen.Namun, ingatan Mazaya kembali ke beberapa tahun belakang di mana Rendra pernah mengatakan mempunyai paman yang berprofesi sebagai dosen. Hanya saja tidak dijelaskan namanya siapa dan dosen mana yang dimaksud oleh mantan kekasihnya tersebut."Ini mustahil kan? Pasti bukan om-nya?" gumamnya yang duduk dengan tidak tenang dan juga gelisah.Di saat yang sama pintu mobil terbuka, di mana Devan masuk, lalu duduk dibalik kemudi dan memasang kembali sabuk pengamannya."Maaf agak lama. Aku harus mengurus keponakanku dulu tadi," ucap Devan sambil mulai melajukan kendaraan roda empatnya tersebut."Keponakan?" tanya Mazaya seakan merasa keheranan, tapi sekaligus ingin mencari tahu siapa keponakan yang dimaksud."Iya,

    Last Updated : 2023-11-03

Latest chapter

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 89.

    "Mas, kita harus bagaimana menghadapi Patricia? Pasti dia akan cari cara buat bisa nikah sama Mas Devan. Selain itu juga aku khawatir Askara sekolah dengan guru TK seperti dia."Mazaya mengeluarkan uneg-uneg yang ada di kepalanya saat ini, di saat minum teh di balkon kamar karena hari itu waktu libur kerja mereka.Devan menghela nafasnya panjang. Ia pun sama gelisah dan khawatir seperti Mazaya. Tapi, ia tidak akan tinggal diam saja. Itu karena dirinya sudah diam-diam menyewa detektif swasta untuk mengikuti dan mengawasi PatriciaDan siapa sangka usaha Devan itu membuahkan hasil. Di mana Patricia pada akhirnya ditangkap, hingga kabar tentang penangkapannya segera menyebar luas.Ternyata Patricia selama ini menjadi duri bagi Devan dan Mazaya itu telah melakukan penipuan kepada beberapa orang, hingga akhirnya aparat kepolisian berhasil menangkapnya karena laporan beberapa korbannya. Di balik jeruji besi, Patricia harus merasakan kepedihan hati dan penyesalan.Devan dan Mazaya yang menden

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter. 88

    "Apa ini sebenarnya? Sejak kapan aku menulis ini semua?"Devan membaca surat perjanjian yang ada di tangannya dengan perasaan tidak percaya. Kata-kata dalam surat tersebut terasa seperti cambuk yang menghantam hatinya. Semakin ia membaca, semakin sulit baginya untuk menahan ketakutan yang melanda dirinya, menyadari bahwa isinya bisa menyeretnya ke dalam jeruji besi penjara. Meskipun begitu dirinya tidak menunjukkan langsung bagaimana raut wajahnya saat ini di depan Patricia.Sementara itu, di sudut ruangan tersebut, Patricia menatap Devan dengan senyuman licik yang tersungging di bibirnya. Ia menikmati melihat bagaimana raut wajah Devan berubah-ubah, mulai dari penasaran, kemarahan, hingga ketakutan yang tergambar jelas. Matanya terus mengikuti gerak-gerik Devan, seakan ingin memastikan bahwa pria itu benar-benar merasa terpojok.Tangan Devan bergetar saat dirinya mencoba menahan amarah yang membara. Ia menggenggam surat perjanjian itu dengan erat, seolah mencoba menemukan kekuatan u

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 87.

    "Bercerai? Apa aku gak salah dengar, Mas? Bukannya dia waktu itu ngotot dan gak mau pisah sama kamu?"Mazaya hampir saja tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Devan, mengenai permintaan Nasuha yang ingin berpisah. Padahal jelas-jelas semalam kakak angkatnya itu dengan tegas mengatakan tidak mau bercerai apapun alasannya"Bukannya kamu senang kalau dia minta bercerai? Itu kan yang kamu mau, Yaya?" Devan balik bertanya."Iya sih, Mas. Tapi, kok aku ngerasa ada yang aneh aja. Kenapa dia tiba-tiba minta pisah gitu aja. Apa Mas Devan gak ngerasa curiga apapun gitu," ungkap Mazaya yang merasa harus waspada untuk hal-hal yang tidak diinginkan."Aku juga sama, makanya aku ingin menemuinya langsung dan mungkin saja ada hal yang bisa ketahui nanti," ungkap Devan yang saat ini memiliki pikiran yang sama dengan istrinya tersebut.Mazaya manggut-manggut tanda mengerti apa yang dikatakan oleh Devan."Memang harus seperti itu, Mas. Syukur-syukur kalau dia memiliki niatnya untuk berubah, ta

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 86.

    "Ini maksudnya apa ya? Saya calon istri dari mana, Pak? Pak Malvin jangan seenaknya gitu dong! Saya gak terima diperlakukan seperti ini!"Melinda langsung melayangkan protes kepada Malvin karena pria tersebut malah bersikap seenaknya, mengatakan dirinya itu adalah calon istri dari pria tersebut. Terlebih lagi dirinya sudah mempunyai kekasih dan apa jadinya sampai menimbulkan kesalahpahaman nantinya.Malvin nyatanya tanpa sadar mengatakan hal tersebut sebagai refleknya agar mantan tunangannya itu menjaga sikap. Ia sama sekali tidak memikirkan bagaimana tanggapan Melinda akibat perbuatannya tersebut."Maaf, tadi aku salah bicara, Linda. Aku tidak bermaksud lain," ucapnya yang tidak ingin memperpanjang masalah yang ada di depan matanya saat ini. Belum sempat Melinda menanggapi ucapan Malvin, tapi pria tersebut malah bergegas pergi dengan membawa Vivian dari hadapan mereka."Kita harus bicara di tempat lain, Vivian?!" Malvin dengan nada tegas."Oke, ayo," jawab Vivian yang memang ingin

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 85.

    Tiga puluh menit sebelumnya.Patricia, yang mengenakan pakaian serba hitam dan berkacamata gelap, melirik Mazaya dengan tatapan tajam. Ia berjalan mendekati Mazaya dan Devan dengan langkah pasti dan pura-pura bertanya, "Permisi, apakah anda tahu dimana toilet di tempat ini?" Patricia pura-pura tersenyum ramah pada Mazaya.Mazaya menoleh, awalnya tersenyum ramah sambil menjawab, "Oh, itu tinggal mengikuti jalur ini saja, Mbak pasti akan sampai di sana."Namun, tidak lama setelah itu raut wajah Mazaya berubah dingin, dan ia mulai berbicara dengan nada lebih tegas."Sebenarnya, apa mau kamu di sini, Mbak?" tanya Mazaya dengan curiga dan setengah berbisik.Devan pun ingin mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh istrinya tersebut. Tapi, ia harus bertemu dengan beberapa kliennya yang datang ke acara tersebut."Sayang, aku ke sana dulu sebentar. Gak apa-apa kan?" tanyanya memastikan terlebih dahulu."Iya, Mas," jawab Mazaya. Ia lebih dari mampu menghadapi Patricia seorang diri

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 84

    "Om aku mau es krim yang rasa blueberry. Yang ukurannya besar ya. Terus nanti beli popcorn juga."Askara tampak membuat Malvin dibuat pusing tujuh keliling dengan permintaan bocah laki-laki tersebut yang ternyata begitu banyak ini dan itunya.Berbanding terbalik dengan Melinda saat ini, ia malah senang dengan kata-kata yang keluar dari wajah menggemaskan bocah laki-laki di depan itu dan sama sekali tidak menunjukkan lewat wajah kekesalan atau merasa dibuat pusing dengan tingkah Askara saat ini. Seakan wanita tersebut sudah terbiasa menghadapi yang namanya anak kecil."Hmm, boleh. Boleh banget Aska mau es krim, popcorn atau permen dan bahkan coklat. Tapi ada satu syarat yang harus dilakukan sama Aska," ucapnya yang bernegosiasi dengan Askara saat ini."Apa syaratnya, Tante?" Askara langsung menanggapi ucapan Melinda dan tampak begitu antusias.Dan Melinda pun tak kalah antusiasnya saat ini. "Hmm, syaratnya mudah kok. Askara harus mau makan makanan berat dulu sebelum makan eskrim, mau

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 83.

    [ Aku akan ke rumah sakit nanti untuk membicarakan keputusan kamu itu, Suha ][ Baik, aku tunggu, Mas ]Devan membalas pesan Nasuha secara singkat, lalu langsung dibalas oleh Nasuha di waktu yang sama.Devan memang harus memastikan sendiri dengan menemui istri pertamanya itu di rumah sakit. Selain itu juga ia harus berbicara dengan William untuk memastikan sesuatu. Meskipun pria tersebut sudah mengkhianatinya, tapi dirinya juga harus mengorek informasi dari mantan sekretarisnya."Ada apa, Mas?" Mazaya menghampiri Devan karena suaminya tersebut malah fokus ke layar ponselnya dan tampak begitu serius. Padahal jarang-jarang Devan bersikap seperti itu dengan benda pipih tersebut, kecuali memang ada hal yang begitu penting.Devan menoleh, lalu menyimpan ponselnya itu ke saku jasnya kembali."Oh tadi ada beberapa laporan dari divisi lain, mengenai acara yang sebentar lagi dilangsungkannya," jawab Devan yang terpaksa berdusta kepada Mazaya, ia akan membicarakan tentang Nasuha usai acara di m

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Chapter 82.

    Mazaya menghela nafasnya panjang karena Devan tak kunjung mengatakan, hal yang paling diinginkannya.Bukan tanpa alasan, sang suami malah mendadak sakit perut dan katanya harus ke toilet. Lalu Mazaya bisa apa saat ini, selain menunggu Devan selesai dengan urusannya."Jangan lama-lama ya, Mas. Aku tinggal tidur nanti," seru Mazaya dari balik pintu kamar mandi. Ia bahkan saat ini sudah berganti pakaian tidur, itu karena merasa tidak nyaman dengan memakai lingerie dan khawatir sewaktu-waktu Askara terbangun dan mengetuk pintu kamar mereka"Iya, gak akan lama. Ini sebentar lagi selesai kok," sahut Devan dari dalam kamar mandi.Sambil menunggu Devan, Mazaya memutuskan membuka laptopnya untuk memeriksa jadwal kegiatan di kantor besok. Di mana akan diadakan event peragaan busana di mall dengan tujuan untuk amal, meskipun sempat terjadi insiden. Tapi, acaranya masih harus berlangsung sesuai dengan jadwal."Oke, gak ada masalah kayaknya. Semuanya juga sudah lapor di bagiannya masing-masing ...

  • Mengandung Anak Pak Dosen    Melakukannya Lagi?

    Patricia baru saja keluar dari ruangan Nasuha dirawat dengan senyuman tipis, lalu melanjutkan perjalannya sambil menghubungi seseorang melalui ponselnya."Iya, ini aku Patricia. Aku baru saja bertemu dengan Nasuha, sesuai dengan permintaan kamu. Sebaiknya kamu secepatnya ke sini dan bawa dia pulang."Usai berbicara dengan seseorang di telepon, Patricia menutup panggilan tersebut. Kemudian kembali tersenyum tipis dan melangkah kakinya keluar dari rumah sakit tersebut.Patricia teringat pertemuannya dengan Nasuha, yang mana wanita tersebut adalah istri pertama dari Devan. Ia sudah mengetahui banyak tentang Nasuha selama ini."Siapa kamu dan apa maksud tujuan kamu ke sini?" Itulah hal pertama yang dikatakan oleh Nasuha, ketika bertemu pertama kali dengan Patricia. Ia sama sekali tidak mengenali wanita tersebut dan tiba-tiba datang menjenguknya.Patricia mengulas senyumnya. Ia sudah menebak, jika sikap Nasuha memang tidak akan seramah yang diharapkannya."Aku Patricia. Dulu aku pacarnya De

DMCA.com Protection Status