Share

Wanita penggoda

Author: Fazluna
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Kemarin kamu mencoba menundukkan pandangan dari pria lain, dan sekarang kamu tersenyum bersama pria lain tanpa ada aku,” cela Malik menatap tajam kedua mata wanita yang berhijab itu. “Apa dia kekasihmu?” sambung Malik.

Tatapan dingin Malik terasa sampai menusuk tulang. Kedua bibir Anita seperti terkunci dan tidak bisa menjawab pertanyaan Malik. Lalu wanita berhijab itu menatap Malik tanpa bisa berpikir apa-apa.

Yudha seperti paham apa yang sedang terjadi. Malik pasti salah paham dengan apa semua yang ia lihat.

“Apa dia istrimu?” tanya Yudha sebelum ia memberi penjelasan pada Malik.

Malik tidak menjawab. Suami dari wanita berhijab itu menarik tangan istrinya meninggalkan tempat itu. Anita masih terdiam dan mengikuti suaminya walaupun sulit baginya untuk menyamai langkah kaki Malik.

Mereka berdua masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh Malik. Mulut wanita berhijab itu masih terkunci tak bisa berkata apa-apa. Ia ingin bertanya mereka akan kemana pun tidak bisa. Mereka berdua saling diam satu sama lain selama perjalanan itu.

Sesekali Anita melirik ke arah Malik yang terdiam dengan ekspresi wajah yang tidak bisa diartikan. ‘Apa aku harus menjelaskan apa yang terjadi di taman tadi, apa aku harus diam saja? Lagi pula hubungan kami tidak sedalam itu,’ benak Anita.

Malik yang terlihat fokus menyetir bisa merasakan tatapan dari Anita. Tiba-tiba saja pria itu memutuskan berhenti di tepi jalan. Wanita berhijab itu melihat ke sekeliling, ia melihat di sana bukan ada dimana-mana mereka masih di jalan raya tanpa ada rumah.

Tiba-tiba Malik mendekatkan tubuhnya pada Anita. Tubuh wanita berhijab itu hanya diam mematung, tidak bisa menghindar. Malik menatap kedua mata Anita secara bergantian. Entah apa yang dipikirkan pria itu, lalu ia menelan salivanya tanpa sadar. Fokus Anita juga tiba-tiba buyar dia kini memperhatikan benjolan jakun tenggorokan suaminya yang baru saja menelan saliva.

“Kamu ingin mengatakan sesuatu?” tanya Malik dengan dingin.

Seketika Anita tersadar, mulutnya mulai terbuka lagi. “Aku dan pria tadi tidak saling kenal, tadi keponakannya nggak sengaja nabrak aku terus numpahin cemilanku,” jelas Anita kemudian diam kembali.

Terlihat senyuman dari sudut kanan bibir Malik. “Apa kamu pikir aku peduli, aku tidak peduli sama sekali, lagi pula pernikahan kita ini hanyalah sebuah pernikahan di atas kertas, kamu tidak mencintaiku dan apalagi aku,” cetusnya. Kemudian Malik kembali menghidupkan mesin mobilnya dan melaju dengan cepat. Tak ada reaksi dan respon dari Anita setelah Malik berkata seperti itu.

***

Beberapa saat kemudian mereka tiba di cafe milik Malik. Anita turun dan melihat ke sekeliling, ia memperhatikan semua dengan seksama.

“Ayo cepat masuk, nggak usah plonga plongo,” cetus Malik. Dengan raut wajah kesal Anita masuk ke dalam cafe.

Di dalam cafe cukup ramai terlihat beberapa orang dengan hidangan yang mereka pesan masing-masing. Ada yang sendirian, bersama pacarnya dan ada juga yang bersama teman-temannya. Canda tawa yang terdengar dari para pelanggan membuat Anita ikut senang mendengarnya. Tidak lama kemudian seorang waiters datang dan memberinya minuman dan dessert.

“Aku belum memesan,” ucap Anita.

“Oh, ini dari Pak Malik Mbak, silahkan dinikmati,” jawab waiters itu sopan.

‘Sebenarnya dia mau apa sih bawa aku ke cafenya, padahal dia tadi memutuskan untuk pergi ke cafe sendirian,’ pikir Anita.

Wanita berhijab itu mulai minum latte yang ada di hadapannya. Kini perhatian Anita teralihkan pada ponselnya yang ternyata sejak tadi Mamanya mengirimi ia pesan.

“Ya Allah, ternyata Mama nyuruh aku ke cafe Malik. Pantesan dia ngajak aku kesini,” gumam Anita.

Malik datang mendekatinya setelah ia selesai rapat dengan karyawan di cafenya. Ia duduk di sebelah Anita dengan santai. Di saat yang sama waiters juga menyajikan minuman untuk Malik.

“Makanya kalau ada handphone itu digunakan, bukan cuma untuk jadi aksesoris,” celetuk suaminya itu.

Tiba-tiba Malik merubah posisi duduknya dengan merangkul Anita. Kemudian ia tersenyum dengan ramah pada wanita berhijab itu. Wanita itu tertegun dan bergeming. Senyuman menawan suaminya membuat jantungnya berdegup dengan kencang tak terkendali.

‘Ada apa dengan senyumannya itu, senyuman yang memabukkan, apakah ia tiba-tiba jatuh cinta padaku? Apakah dia sudah menerimaku?’ pikiran wanita berhijab itu campur aduk antara bahagia dan bingung hanya dengan senyuman itu.

Tapi seketika semua praduganya runtuh tatkala tiba-tiba saja seorang wanita cantik dan berpakaian terbuka datang. Ia duduk di samping Malik dan merangkulnya dengan manja. Sorot mata wanita itu seakan-akan menusuk jantung Anita sehingga terasa sangat perih.

“Mamaku dan Mama-mu memintaku untuk mengajak kamu ke cafe, karena berita tentang kejadian di hotel sudah terdengar sampai ke telinga mereka dan mereka khawatir kalau aku meninggalkan kamu sendirian di hotel,” ucap Malik.

Tapi apa yang dikatakan oleh Malik tidak terdengar jelas oleh Anita. Darah wanita berhijab itu terasa mendidih melihat kelakuan suaminya yang sudah kelewat batas. Mereka baru saja menikah tapi ia berani-beraninya bermesraan dengan wanita lain dihadapannya.

Anita tahu ini memang bukanlah pernikahan yang mereka berdua inginkan, karena ini adalah sebuah perjodohan. Tapi melihat kelakuan Malik seperti itu membuat wanita berhijab itu menjadi murka. Sorot mata Anita yang selama ini selalu terlihat baik kini berubah seseram dalamnya samudera.

Tanpa di duga-duga Anita menarik paksa Malik dari pelukan wanita penggoda itu hingga membuat wanita itu tersungkur ke lantai cafe dan dilihat oleh semua pengunjung yang datang.

“Lusi!” Sebuah nama terucap dari mulut Malik.

‘Jadi namanya Lusi,’ benak Anita.

Wanita berhijab itu berdiri di depan Malik suaminya dengan terus menggenggam tangannya. Anita menatap tajam ke arah Lusi seolah-olah busur panah yang siap dilepaskan. Ditambah lagi dengan keramaian cafe saat itu membuat Lusi semakin malu walaupun Anita belum mengucapkan satu patah kata pun.

Malik menautkan kedua alisnya dengan serius, ada rasa marah dihatinya. Pria tampan itu membalikan tubuh Anita dengan paksa sehingga mereka berdua saling beradu pandang satu sama lain.

Sorot mata Malik ingin membuat Anita merasa terintimidasi. Akan tetapi gagal karena sorot mata wanita berhijab itu jauh lebih menyeramkan darinya. Secara singkat Malik sedikit merasa takut melihat istrinya menatapnya seperti itu.

“Kenapa kamu membuat keributan di cafeku?” tanya Malik mencoba menghilangkan ketakutan dihatinya.

Tidak ada perubahan dari ekspresi dan emosi Anita. Bahkan kini pria tampan itu bisa merasakan hawa panas dari wanita berhijab itu. Seolah-olah ada api yang sedang membara dihadapannya dan ingin membakarnya.

“Aku tidak akan memulai jika tidak dipancing Kak, apa yang Kakak lakukan ini salah. Apapun alasannya, apapun hubungan kita yang sebenarnya. Aku tidak akan pernah membiarkan Kakak melakukan kesalahan ini di hadapanku, keluarga kita dan Tuhan kita,” tegas wanita berhijab itu mantap.

Anita kembali berbalik menghadap Lusi yang masih terduduk di lantai. Lusi masih berdiam diri karena ia berharap Malik akan membantunya.

“Hei kamu wanita penggoda pergi dari sini sekarang juga, atau aku akan bertindak lebih jauh dari apa yang baru saja aku lakukan.” Perkataan Anita sangat mengintimidasi Lusi, rasa malunya sampai ke ubun-ubun. Lusi merasa harga dirinya sangat jatuh karena wanita itu saat ini.

‘Lihat saja nanti wanita naif, aku akan membuatmu membayar semua yang kamu lakukan padaku. Akan lebih memalukan dan menyakitkan dari ini.’ Sumpah kebencian Lusi terucap. Lusi tidak akan pernah membiarkan Anita merasa tenang mulai sekarang. Lusi pun bangun dan beranjak pergi dari cafe.

Bersambung…

Related chapters

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Perkataannya menyakitiku

    Sesaat setelah kepergian Lusi, Anita meminta maaf kepada seluruh pelanggan dan akan mentraktir mereka dessert dan minuman gratis untuk mereka semua. Wanita itu merasa tidak enak karena telah membuat para pelanggan tidak nyaman atas apa yang terjadi. Para pelanggan itu tersenyum gembira dan mereka juga mendukung apa yang Anita lakukan itu.Malik melepas paksa tangannya dari genggaman Anita dan pergi dari sana. Kini pria tampan itu juga merasa malu karenanya. Kebenciannya terhadap wanita berhijab itu semakin menjadi. ‘Apa aku ceraikan saja dia,’ pikirnya.Anita melihat punggung Malik dengan rasa sedih. Ia khawatir bahwa tadi dia telah membuat suaminya merasa sakit hati. Ia sebenarnya tidak ingin melakukannya di hadapan semua orang. Tapi amarahnya tadi tidak dapat ia kendalikan, karena entah dari mana asalnya rasa sakit itu tiba dan serasa menusuk jantungnya.Tiba-tiba saja Anita sulit untuk bernapas, rasa menusuk itu semakin terasa di dadanya. Ia belum pernah merasakan sakit seperti itu

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Bertemu dengannya (Yudha) lagi

    Anita menghela napas panjang melihat kelakuan suaminya. Entah bagaimana kedepannya hubungan mereka berdua akan terjalin. Apakah dia akan sanggup menghadapi Malik yang seperti itu.Ketika Anita sedang menunggu taksi untuk menuju alamat yang Malik berikan. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya tanpa aba-aba. Wanita berhijab biru itu mencoba menutupi kepalanya dengan tangan, tapi tetap saja air hujan itu mengenainya.Ia mencoba berlari, tapi ia lupa bahwa ia tidak bisa berlari seperti dulu. Dengan pasrah ia berjalan menuju menuju tempat teduh.Baru beberapa langkah ia berjalan, terdengar suara klakson mobil dari arah jalan. Ia menoleh dan melihat seorang anak laki-laki mengajaknya masuk ke dalam mobil. Anita terkejut karena anak laki-laki itu adalah anak yang ia temui di taman kemarin.“Sini Kak!” ajak anak laki-laki itu.Anita sedikit ragu karena ada Yudha di sana. Anak kecil itu keluar dengan membawa payung dan menarik wanita berhijab masuk ke dalam mobil. “Ayok Kak, nggak usah khawati

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Noda Merah Di Leher Suaminya

    Rumah mewah dua lantai milik suami Anita itu sangat elegan. Rumah itu sepi karena Malik memang tinggal sendiri dan tidak menyewa asisten rumah tangga. “Sepertinya Kakak belum pulang,” gumam Anita. Tadi di luar juga ia tidak melihat ada mobil Malik terparkir.Pikiran negatif mulai muncul dibenaknya. Wanita berhijab itu mencoba mengalihkan pikiran negatifnya. Ia tidak ingin berprasangka buruk terhadap suaminya sendiri. “Pikiran negatif akan merusakmu Anita, jadi jangan sia-siakan pikiranmu untuk berpikir negatif.” Ia terus membuat sugesti pada dirinya sendiri agar bisa berpikir positif.Jujur saja sulit baginya saat ini untuk berpikir positif karena apa yang terjadi di cafe kemarin. Tapi wanita berhijab yang In Sya Allah shalihah selalu menanamkan pada dirinya bahwa setiap perkataan dan prasangka itu adalah doa. Jadi semua hal yang ia ucapkan atau yang ia pikirkan haruslah selalu hal yang positif karena siapa tahu Tuhan mengabulkannya tanpa diduga-duga.Anita kini sedang melihat-lihat

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Sebelum Mengkhawatirkan Orang Lain, Khawatirkan Dulu Dirimu Sendiri

    Suara rintihan wanita berhijab itu kini mulai reda. Ia sudah bisa menguatkan dirinya kembali untuk berdiri. Tapi tetap saja rasa sedih di dalam hatinya masih sangat terasa, perkataan dan sikap kasar suaminya sangat membekas pada ingatannya. Anita mulai membersihkan segala yang berantakan di dapur itu dengan tangan yang terluka.Hanya dalam beberapa hari kehidupan Anita berubah seratus delapan puluh derajat. Rasa sakit ini lebih dahsyat rasanya dibandingkan dengan kejadian kecelakaan yang pernah ia alami.“Ya Allah kenapa Kak Malik bersikap seperti ini padaku, apa salahku, apa yang telah aku perbuat sehingga membuat Kak Malik marah padaku. Aku harus gimana sekarang Ya Allah?” gumam Anita.Setelah semuanya selesai Anita bereskan, ia pun bersiap ke rumah sakit untuk mengobati lukanya yang baru saja ia dapatkan pagi itu.***Anita sedang duduk menunggu gilirannya masuk untuk diobati di rumah sakit. Cukup banyak yang datang ke rumah sakit hari ini. Jadi wanita berhijab itu menghabiskan ham

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Alasan Malik Membenci Anita

    “Anita, kamu pilih pulang bersama suamimu atau kamu akan pergi bersama laki-laki yang bukan muhrim kamu?” tanya Malik dengan terus menatap tajam ke arah Yudha. Anita pun akhirnya perlahan melepaskan diri dari genggaman Yudha dan mendekat pada Malik. “Maafkan Kakak Abimanyu, karena ini adalah hal yang salah bagiku jika terus bersama kalian dan membantah suamiku,” ucap Anita seraya menunduk tanpa menatap Yudha ataupun Abimanyu.Wanita berhijab itu kini mendekat pada suaminya, kemudian Malik menarik Anita untuk pergi meninggalkan Yudha dan Abimanyu. Abimanyu hendak mengejar wanita itu tapi ditahan oleh Yudha. “Jangan Abi, kalau kamu kejar dia. Nanti dia akan dapat masalah yang lebih,” ucap Yudha. Abimanyu pun mulai mundur kembali mendekat pada pamannya itu. “Iya Kak,” ucap Abimanyu. Seharusnya Abimanyu memanggil Yudha dengan panggilan paman, akan tetapi karena umur Yudha masih muda ia pun enggan dipanggil paman.***Kedua suami istri itu kini tiba di rumah. Mereka berdua sama-sama ber

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Mimpi Buruk Kedua Kalinya

    Selama perjalanan pulang ke rumah, Yudha terus saja memikirkan apa yang akan terjadi pada Anita. Mimik wajah Malik membuatnya semakin takut telah terjadi hal buruk pada wanita itu. Wanita itu juga kini dalam keadaan terluka.Rasa takut di dalam hatinya semakin menjadi-jadi. Paman Abimanyu itu menambah kecepatan mobilnya dan mengantarkan Abimanyu pulang terlebih dahulu.***Orang tua Abimanyu sudah menunggu di gerbang rumah. Mereka khawatir dengan kondisi Abi setelah mendapatkan pesan dari Yudha.“Abi!” panggil Ibu Abimanyu begitu Yudha tiba di depan pintu gerbang.Abimanyu keluar dari mobil dan berlari menghampiri Ibu dan Ayahnya. Lalu ia pun memeluk erat Ibunya.“Maafkan Abang ya Yudha, sudah menyusahkan kamu,” ucap Ayah Abimanyu.“Tidak apa-apa Bang … kalau gitu aku pergi dulu ya Bang, soalnya ada urusan lain.” Yudha pun meninggalkan kediaman Abimanyu dan menuju rumah Malik dengan terburu-buru.***Yudha sudah tiba di gerbang rumah Malik. Ia menekan bel rumah itu akan tetapi tidak a

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Anita Bisa Kembali Normal

    Yudha segera membawa Anita ke rumah sakit swasta kenalannya. Wanita berhijab itu kembali pingsan dalam perjalanan ke rumah sakit.“Sabar, sabar Anita. Aku akan menyelamatkanmu,” ujar Yudha seraya menoleh melihat ke arah Anita.***Sesampainya di rumah sakit, Anita segera ditangani oleh Dokter ahli. Karena sebelumnya Yudha sudah menghubungi temannya terlebih dahulu.“Pras tolong, tolong selamatkan dia, aku mohon,” pinta Yudha dengan panik.Pras memegang bahu Yudha mencoba menenangkan pria baik itu. “Tarik napas, buang secara perlahan. Tarik napas lagi, buang lagi secara perlahan. Tenang, mari kita bicara dengan tenang,” tuntun Pras.Yudha melakukan apa yang dikatakan oleh temannya itu. Perlahan napasnya mulai kembali teratur dan ia pun mulai tenang. Kemudian Yudha melihat ke arah temannya.“Kamu sudah merasa lebih baik?” tanya Pras. Yudha pun mengangguk.“Ayo kita duduk dulu, lalu kamu ceritain apa yang terjadi, wanita itu kenapa, apa yang terjadi padanya dan siapa dia?” tanya Pras.“P

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Tandatangani Surat Ini

    Tidak terima dengan serangan bertubi-tubi yang diberikan padanya, Yudha pun membalas pukulan itu pada Malik berkali lipat dari yang ia dapatkan. Untung saja saat kejadian itu, para pelanggan sudah tidak ada. Manager cafe segera menutup cafe agar tidak ada yang melihat apa yang sedang terjadi di dalam.Beberapa pegawai cafe segera mendekati mereka dan mencoba memisahkan mereka berdua. Tapi karena keduanya sama-sama sedang dilanda emosi, cukup sulit bagi mereka untuk dipisahkan. Sampai-sampai ada pegawai yang terdorong dan terbentur di dinding cafe.“Sudah, berhentilah Pak Malik,” pekik manager cafe seraya terus memisahkan mereka berdua.Setelah beberapa saat, baik tenaga Malik maupun Yudha sudah terkuras habis. Mereka berdua pun terduduk secara terpisah. Pegawai dengan sigap segera duduk di tengah-tengah mereka agar tidak terjadi perkelahian yang kedua.“Ambilkan handuk dan es!” titah manager cafe pada salah satu waiters.Waiters itu segera melaksanakan apa yang diperintahkan dan membe

Latest chapter

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Yudha Ikut Khawatir

    Malik masih di dalam gedung, dan baru saja selesai bicara dengan para penyewa gedung dan beberapa karyawannya.“Aku akan menghubungi vendor yang terbaik segera Pak. Agar perbaikan gedung segera dilaksanakan!” ucap Sandri sebagai penanggung jawab gedung.“Iya, laksanakan segera. Dan jangan lupa, sebelum itu urus dulu perairan dan listrik di gedung aman,” sahut Malik. Pria muda yang terlihat tidak jauh berbeda umur dari Malik itu menganggukkan kepalanya. Kemudian ia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang setelah melihat Malik atasannya pergi meninggalkannya.***Matahari sangat terik, bahkan sangat terasa walaupun berada di dalam ruangan ber-AC sekali pun. Rasa lelah sangat cepat menyerang, dan dahaga selalu melanda setiap orang siang itu.Tapi Malik, tidak peduli seberapa terik matahari saat itu. Ia segera menancapkan gas mobilnya dengan cepat. Ia ingin segera sampai di rumah dan bertemu dengan istrinya. Karena sejak tadi pria tampan itu merasa gelisah.“Ya Allah, kenapa r

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Anita Di Culik

    “Astaghfirullah, Nak! Anita! Sayang!” pekik Linda begitu ia masuk ke dalam kamar dan mendapati menantunya telah jatuh pingsan.“Bi! Bi! Panggil dokter Bi! Terus suruh Malik cepet pulang sekarang juga!” pekik Linda.Kepanikan kembali menghampiri Linda. Ia berusaha sekuat tenaga menggendong Anita dan membawanya ke atas kasur.“Aduh bajunya kok basah?” ucap Linda.Iya pun segera mengambil pakaian baru untuk menantunya dan hendak mengganti pakaian yang basah itu. “Biar aku aja Ma,” cegah Malik yang ternyata baru saja sampai di rumah.“Kamu udah pulang Nak? Malik gimana ini? Pasti Anita syok karena kecelakaan itu?” Tangisan Linda hampir pecah ketika berkata seperti itu.Malik segera memegang kedua bahu Mamanya dan menggenggamnya dengan lembut. “Ma, Mama lupa? Anita lagi datang bulan, mungkin ini karena dia kurang darah dan tadi juga dia terluka. Jadi bukan masalah besar, biasanya juga kan begitu Ma. Mama juga seorang wanita kan?” Linda terdiam, dan mulai berpikir. Apa yang dikatakan anak

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Kejadian Tak Terduga

    Kepanikan terlihat jelas di raut wajah suami dari Anita itu. Ia segera berlari menuju mobil Linda yang menabrak trotoar. Ia melihat di dalam sana ada pak Mamat dan Anita istrinya dalam keadaan pingsan.Tanpa banyak berpikir, pria tampan yang tampak syok itu segera masuk ke dalam mobil dan mengeluarkan istrinya dari sana. Dan pak Mamat di selamatkan oleh warga lainnya.Dikarenakan ambulan belum tiba, Malik berusaha menyadarkan Anita berkali-kali dengan memukul pelan wajahnya sampai memberikan napas buatan untuknya. Bulir bening perlahan tapi pasti mulai mengalir dari mata menawan pria tampan itu. Rasa sesak di dada mulai menghampiri melihat dahi sang istri yang mengalir darah segar dari sana.“Pak apakah Bapak ini keluarganya?” tanya salah satu warga yang ada di sana.Hanya anggukkan kepala yang menjadi jawaban Malik. Dan beberapa saat kemudian pihak medis pun tiba dan segera membawa Anita dan pak Mamat ke rumah sakit.Di saat yang sama, polisi juga tiba di sana. Beberapa warga diminta

  • Mendapatkan Hati Suamiku    "Sayang!"

    Anita terlihat bingung melihat ke sekeliling kamar. Ia membolak-balikkan bantal, selimut dan yang lainnya. Wanita cantik itu tengah mencari ponselnya untuk menghubungi Laras sang sahabat.Malik masuk ke dalam kamar dan segera berbaring di atas sofa yang ada di kamar itu. Ia melihat istrinya seperti sedang kebingungan seraya menggigit ibu jarinya.“Kamu cari apa?” tanya pria tampan itu.“Ini loh Kak, hp aku dimana ya? Aku harus menghubungi Laras,” jawab sang istri.Malik pun baru teringat bahwa ponsel dari istrinya itu ada padanya. Raut wajah pria tampan itu berubah menjadi canggung. Ia segera mengambil ponsel di saku celananya seraya melihat gerak-gerik Anita. Ketika istrinya berada jauh dari tempat ia duduk, ia segera meletakkan ponsel itu tepat di bawah sofa. Di saat ia baru saja melakukan itu, Anita menoleh ke arahnya. Jantung Malik terasa hampir lepas dari tempatnya karena terkejut.“Kenapa? Ada apa?” tanyanya sebisa mungkin tidak terlihat gugup.Dengan wajah memelas, istri Malik

  • Mendapatkan Hati Suamiku    "Kenapa sikap Kakak aneh?"

    “Wah sabun mandi Mama wangi banget ya Kak, kayaknya ini sabun organik, ” ucap Anita begitu ia selesai mandi.Malik yang sedang bermain game online pun menoleh ke arahnya. “Eem, Mama memang suka wangi-wangian yang alami tanpa banyak bahan kimianya.”“Aku mau juga lah.”“Ya udah nanti waktu kita pulang aku anterin beli, aku tau Mama biasanya beli dimana.”Anita pun mengangguk kemudian berjalan menuju kasur dan berbaring. Aroma wangi dari tubuh wanita itu mengganggu konsentrasi dari Malik dalam bermain game online itu.“Kenapa kamu wangi banget?” tanya Malik menoleh ke arah istrinya.“Bukankah sudah aku bilang tadi sama Kakak, kalau sabun Mama wangi banget.”Pria tampan itu tiba-tiba hampir menjatuhkan tubuhnya di atas Anita. Kini mereka berdua saling pandang satu sama lain. Lagi-lagi jantung mereka berdua berdetak tidak karuan. Ditambah lagi aroma wangi yang membangkitkan gairah pria tampan itu.Anita yang malu sedikit memalingkan wajahnya. Ia tidak sanggup menatap suaminya lebih lama l

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Malik Tidak Suka Kedatangan Yudha

    Malik tengah berada di rumah Dimas, setelah temannya itu mengajaknya untuk bertemu.“Kamu ada urusan apa manggil aku?” tanya Malik seraya berbaring di atas kasur teman sekolahnya itu.Dimas duduk di kursi yang tidak jauh dari kasur. “Malik gini, kamu kan teman yang baik banget. Masya Allah pokoknya da—”“Udah nggak usah basa-basi deh, langsung aja ke intinya mau minta tolong apa?”“Hehehe, kamu tau aja … gini Malik. Aku mau ngadain lamaran buat pacar aku. Tapi keadaan keuangan aku lagi pas-pasan, boleh nggak kamu bantu aku pinjemin cafe kamu gratis untuk aku.”“Waah, kamu ini minta tolong hal sebesar ini tapi kamu nyuruh aku yang dateng ke rumah kamu.”“Habisnya aku malu kalau sampai istri kamu denger.”Malik yang tadinya berbaring kini terduduk karena mendengar perkataan Dimas. “Kamu tau aku udah nikah?” tanyanya.“Hehe, iya aku tau. Tapi kamu tenang aja, aku nggak bakal bilang ke yang lain kok.”“Kaya

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Wanita Misterius

    Amir berjalan sempoyongan akibat pengaruh obat. Ia merasa sangat depresi saat ini. Keinginannya untuk membalas dendam pada Anita sangat tinggi.Setelah beberapa minggu yang lalu ia telah gagal menculik istri Malik itu. Ia terus mencari cara lain agar rencananya berhasil.“Coba aja Malik nggak pulang waktu itu, pasti udah aku bawa cewek itu dan aku habisi dia. Malik memang sangat menyusahkan, kayaknya di juga sekarang udah tau aku yang sebenernya.” Terus saja Amir melantur tidak jelas sampai ia tiba di salah satu rumah kosong di dalam hutan. Tidak ada tempat lain yang bisa ia tuju sekarang selain rumah itu. Semuanya sudah polisi ketahui dan Malik juga tahu tempat-tempat yang sering ia kunjungi.Begitu Amir berbaring di atas ranjang yang beralaskan kasur tipis. Ia melihat ke arah langit-langit rumah yang penuh dengan sarang laba-laba. Lalu tiba-tiba saja terdengar suara pintu yang ditutup dengan sangat keras.Amir pun terperanjat dan seger

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Hasil Tes DNA Keluar

    “Tuan pasti baik-baik aja Nyonya, Nyonya berhentilah menangis.”Bi Minah mencoba menenangkan Anita yang terus saja menangis. Malik belum juga sadar walaupun sudah dibawa ke rumah sakit. “Nyonya, Nyonya harus tegar. Entah apa yang akan Nyonya hadapi kedepannya nanti. Kalau Nyonya lemah gimana jadinya nanti rumah tangga Nyonya.”Mendengar nasihat Bi Minah seketika isak tangis Anita berhenti. “Benar, apa yang Bibi katakan itu benar. Entah masalah apalagi yang akan terjadi kedepannya. Tidak tau apakah itu berat atau tidak nantinya.”“Gitu dong Nya, harus tegar dan kuat.”Anita memeluk Bi Minah, “Terima kasih ya Bi.”“Iya Nyonya sama-sama.” Bi Minah tersenyum lalu membalas pelukan Anita.Beberapa saat kemudian polisi datang ke rumah sakit untuk mendapatkan keterangan dari Anita soal insiden yang terjadi pada Malik. “Ibu Anita?” “Iya Pak.”“Mari ikut kami sebentar!” ajak beberapa polisi itu.

  • Mendapatkan Hati Suamiku    Harapan Ditengah Permasalahan

    Anita tidak tahu harus bagaimana setelah ia mengetahui bahwa Malik kini sudah tau kebenarannya. Wanita itu kini hanya bisa menunduk karena sangat bingung. Lalu air matanya mulai mengalir tanpa ia sadari. Ia pun tidak tahu bagaimana bisa air mata itu terjatuh, karena perasaannya kini bercampur aduk.Malik menyadari bahwa istrinya menangis. Ia pun segera berdiri kemudian duduk berlutut agar bisa menghapus air mata Anita. “Kenapa kamu nangis? Apakah perkataanku tadi telah menyakitimu?” tanyanya.“Bangun Kak, kenapa Kakak bertulut seperti itu,” pinta Anita seraya mencoba membangunkan Malik.“Kalau aku tidak berlutut, lalu bagaimana caraku menghapus air matamu yang mulai mengalir?”Anita diam saja tidak menjawab apapun.“Apa yang membuatmu menangis? Apa kamu menduga bahwa anak yang dikandung Lusi adalah anakku?” tanya Malik. Anita yang menunduk kini melihat ke arah suaminya dengan tatapan sendu.Malik menghapus kembali air mata istrinya yang terus saja mengalir. “Katakan sesuatu, agar aku

DMCA.com Protection Status