Home / Rumah Tangga / Mendadak Nikah Kontrak / Bab 2 MNK : Menghindari Abelin

Share

Bab 2 MNK : Menghindari Abelin

Author: Liza Azhari
last update Last Updated: 2023-05-03 21:00:14

Karena kesal diperlakukan seperti itu, Diego membanting tubuh Abelin dan mengikat keponakannya dengan gesper 

"Kau ini!" Diego menatap tajam Abelin.

Abelin menangis terisak. Dia berulang kali menggelengkan kepalanya. "Paman … jangan marah! Aku hanya bercanda!"

"Bercanda katamu! Kau gadis yang tol0l!" hardik Diego. Dia segera memasukkan beberapa pakaian ke dalam tas, lalu meninggalkan Abelin sendirian di kamarnya.

Dengan tergesa dia berlari kecil menuruni tangga dan keluar rumah dari pintu samping, menuju mobil jeep dan mengendarai mobil tersebut keluar dari pekarangan rumah.

"Kenapa paman tidak mengerti juga dengan semua perhatianku selama ini?" isak Abelin memandang nanar kepergian Diego dari kaca besar yang ada di kamar itu.

Di perjalanan, Diego terus memikirkan tindakan bod0h Abelin. "Ada apa dengan dirinya? Apa dia putus cinta dan melampiaskan padaku? Gadis itu!" Hembusan napas Diego begitu kasar. Dia masih menahan gemuruh di dalam dada.

Dia menekan satu tombol dan langsung tertuju pada Nex, teman sekaligus asisten pribadinya.

"Hallo Nex, carikan penginapan di pedesaan untukku dua hari."

Tak membutuhkan jawaban apa pun, dia memutuskan sepihak telepon tersebut.

"Divne, cintaku setia untuk dirimu yang telah tiada. Sudah 10 tahun berlalu, haruskah aku menikah sekarang?"

Dia menambah kecepatan mobilnya agar segera sampai pada tujuan. 

Di sebuah cafe, sudah menunggu Nex dan Kevin. Mereka tertawa dan menikmati penampilan gadis yang menari. Beberapa kali Nex melemparkan uang pada gadis itu ketika ia puas melihat tarian yang disuguhkan.

Cafe Morale terkenal karena memiliki pemandangan yang paling pas, cafe tersebut berdiri kokoh di pinggiran kota bahkan para penari di sana adalah yang tercantik. Biasanya hanya orang-orang kaya yang mampu berkunjung ke cafe tersebut karena biaya kartu anggota pun terbilang mahal.

Derap langkah kaki Diego membuat suasana hening. Laki-laki dewasa yang berpakaian sesantai mungkin itu datang dengan memakai topi berwarna putih. Tidak ada senyuman di wajahnya, dia terkenal dingin dan angkuh.

"Tuan Carlos, selamat datang!" sapa Tuan Adero yang menyunggingkan senyumnya.

Diego hanya mengibaskan satu tangannya. Dengan begitu ruangan tersebut menjadi private. Beberapa orang diminta Tuan Adero berpindah lokasi dan membiarkan Carlos Diego dengan privasinya.

Mata Kevin menelisik penampilan Diego. "Kau berantakan sekali! Apa kau habis memadu kasih?" kekehnya sambil mengelus dagu.

Diego meneguk satu botol minuman yang baru dibuka oleh pelayan.

"Apakah anak usia 17 tahun sudah dewasa?"

Kevin dan Nex saling pandang, kemudian tertawa terbahak-bahak. "Hei, kau terlibat dengan gadis muda?" selidik Kevin.

"Lupakan! Ayo kita berkuda." Diego berdiri dan meninggalkan kedua temannya yang terbengong menatap sikap anehnya.

"Kurasa karena dia kelamaan menyendiri, kuda dijadikan pelampiasan," ucap Nex tergelak.

Kevin berdiri dan menepuk punggung Nex, mereka mengikuti langkah Diego ke kawasan berkuda.

"Bahkan dia tidak menunggu kita," keluh Nex kala menatap punggung Diego di atas kuda yang menjauh.

"Lebih baik kau tetap di sini. Jaga keamanan kami!" perintah Kevin yang melempar pisau yang terbungkus.

Nex menghela napasnya. Dia memilih duduk di kursi dan meraih teropong, memindai sekitaran. Meski wilayah ini Carlos Diego dan Kevin Garra adalah penguasa, tidak menutup kemungkinan ada musuh yang menyelinap.

Diego dan Kevin adalah sepasang pebisnis yang kejam. Mereka akan membabat habis keuntungan dari rekan bisnisnya. Menawarkan kerjasama dengan keuntungan 80% yang akan mereka dapatkan. Kepiawaian dalam berbisnis, menjadikan keluarga keduanya menjadi keluarga terpandang di negara itu.

"Ajudan! Tetap siaga pada posisi kalian," perintah Nex melalui headphone. 

"Mereka memberiku pisau tajam untuk apa? Harusnya aku menyimpan satu pistol kecil, bukan?" gerutu Nex.

***

Abelin merebahkan tubuh di kasur miliknya. Dia menatap ke dinding dengan banyak foto dirinya bersama keluarga besar. Abelin berjalan mendekat, menyentuh fotonya bersama Diego. Di dalam foto itu, dia masih kecil dan tersenyum kala sang paman memeluk dan mencium pipi gembulnya.

"Kau sudah jarang menciumku! Apa kau tau Carlos Diego, kau adalah satu-satunya laki-laki yang seksi di mataku. Aku menyukai semua yang ada pada dirimu itu, paman," kekehnya. 

Abelin menari dan berputar-putar. Mengkhayal suatu hari nanti akan jadi pengantinnya Carlos Diego.

Dia meremas telapak tangan dan berdoa. "Aku harap semua orang di keluarga ini akan menerima dan memenuhi keinginan terbesarku untuk bersamamu. Itu adalah doaku di sepanjang hidup ini."

Abelin pergi ke ruang makan, dia duduk dengan manis di kursinya. Dentingan suara sendok dan garpu memenuhi ruangan besar yang tengah berkumpul untuk menyantap makan malam.

Tuan Gerardo menatap kursi yang kosong dan berdehem. "Di mana Diego?"

Hening. Anggota keluarga yang lain hanya saling bertukar pandang.

"Papa, lanjutkanlah makanmu dengan tenang! Setelahnya minum vitamin dan beristirahat," saran Alberto.

Tuan Gerardo memandang anak keduanya. "Teo, di mana putramu?"

"Pertemuan bisnis di luar kota, Pa." 

"Tidak ada yang memberitahuku sebelumnya?" Raut wajah tak suka dari Tuan Gerardo, mampu membuat suasana menjadi hening. Tidak ada yang berani bersuara bahkan melanjutkan makan malamnya.

"Kakek Besar, aku ingin belajar melukis bersama paman. Minta dia untuk segera pulang," rengek Abelin.

Alberto mendelik kepada Abelin. Lalu tatapan tajam itu terarah pada anaknya, Reyna Berta. Dengan sedikit gugup Reyna mengelus pundak sang anak. "Dengar Sayang, jangan mengganggu Kakek Besar. Segeralah habiskan makananmu dan kembali ke kamar!"

"Kalau begitu, Kakek Alberto dan Kakek Teo tolong bujuk paman."

"Tidak bisa begitu. Diego sedang sibuk," tolak Teo.

"Mama …." Abelin menangis dengan rontaan, bukan Abelin namanya jika harus menyerah secepat itu.

Tuk tuk tuk

Tongkat diketuk oleh Tuan Gerardo. Dia berdiri dan meninggalkan ruang makan sambil memerintah, "Telepon Diego dan suruh dia kembali!"

Senyum mengembang di wajah Abelin. Teo dan Alberto menghembuskan napas kasar. Mereka turut meninggalkan ruangan tersebut bersama pasangan masing-masing.

"Kenapa kau keras kepala?" Reyna memarahi anaknya.

Abelin abai, dia melanjutkan makan malamnya dengan hati gembira. 

"Sudahlah, Sayang! Tidak perlu memarahi Abelin, dia cucu kecil satu-satunya, Kakek Besar pasti memikirkan kebahagiaannya," kata Oscar.

Reyna menghentak tangan di atas meja. "Jangan terus memanjakannya! Kau tau anak ini akan menjadi semakin keras kepala!"

"Mama maaf, jangan marah. Abelin sangat menyayangi Mama," ucap gadis itu dengan memeluk dan mencium pipi Reyna dengan manja.

"Aku akan kembali, kau tunggu kepulangan Diego." Reyna menatap sang suami, lalu meninggalkan ruang makan.

"Kau putriku satu-satunya. Kau Dewi hidupku, Abelin!" kata Oscar mengelus rambut panjang sang putri.

Sesuai perintah, Oscar menunggu kepulangan Diego. Dia duduk sambil mengerjakan beberapa file di ruang tamu, jarinya mengetik dengan cepat dengan mata yang fokus menatap layar laptop.

"Ini adalah magnet keberuntunganku!"

Suara mesin mobil mengalihkan atensi Oscar. Dia tersenyum kecil lalu menunggu cucu emas dari Tuan Gerardo itu masuk ke dalam rumah. Pelayan membukakan pintu, dengan wajah lelah Diego berlalu dari sana.

"Diego tunggu!"

"Kau? Kenapa tengah malam berada di sini?"

"Tuan Gerardo meminta untuk menunggu kedatanganmu. Sepertinya kau membuatnya kecewa kali ini."

Pandangan Diego sayup, dia segera berlari menuju kamar sang kakek.

Related chapters

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 3 MNK : Hampir Gila

    Mengetuk pintu perlahan, Diego dengan tenang berdiri di depan pintu. Pelayan membukakan pintu dan mempersilakan Diego masuk. "Apa kakekku sudah tidur?" "Dia menunggu kepulangan Tuan Muda," sahut pelayan dengan menundukkan kepalanya. Diego melangkah mendekat. "Kakek, kau belum tidur?" Punggung Tuan Gerardo bergerak, dia segera duduk dan menatap sang cucu. "Ada apa? Kau menyembunyikan sesuatu dariku?" tebak Tuan Gerardo. Diego duduk di samping kakeknya. "Tidak perlu mencemaskanku! Aku akan selalu oke untuk kau, Kakek." Suara tawa terdengar dari Tuan Gerardo, Diego tersenyum kecil. "Tidurlah, ini sudah malam," kata Diego. Dia memastikan sang kakek tertidur, barulah ia kembali menuju kamar pribadinya di lantai 3. Diego memilih menyegarkan diri. Dia pandangi dirinya di kaca yang ada di kamar mandi. Lampu kamar mandi tiba-tiba padam, membuat Diego berhati-hati. Dia melirik ke ventilasi, terdapat cahaya dari luar. Artinya lampu di kamarnya masih menyala, hanya lampu di kamar

    Last Updated : 2023-05-04
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 4 MNK : Napas Terakhirku

    Jose mengangguk, meski dia tidak mengerti tempat yang disebutkan oleh Diego. Tak penting baginya, sekarang bisa berteman dengan orang kaya seperti Diego, itu bagus untuk kedepannya. Joana, istri dari Jose mengajak Diego untuk bergabung menikmati santapan hasil dari kebun. Joana mengolah sayuran yang dia petik di kebunnya sendiri. Diego mengangguk kecil saat mencicipi hidangan, dia memuji dalam hati masakan orang desa yang sangat kental akan rempah-rempah. "Apa pekerjaanmu?" tanya Diego di tengah acara makan mereka. Tatapannya tertuju pada Joana. Joana menoleh pada sang suami, kemudian menatap Diego dan menjawab, "Hanya membantu Jose di kebun." Diego mengangguk kecil. Dia menyudahi makannya dan menatap serius pada dua orang yang ada di hadapannya. "Apa kau mau bekerja untukku? Aku akan membuat restoran di daerah sini, kau bisa jadi koki?" Mata Joana berbinar, dia menatap senang dan memeluk Jose. "Aku bersedia," jawabnya sambil tersenyum menatap pemuda tampan itu. Tamu yan

    Last Updated : 2023-05-06
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 5 MNK : Membeli Seorang Gadis

    Alexa terkejut saat tangannya ditarik paksa. Matanya melebar dengan ketakutan yang teramat. Air matanya jatuh, tubuhnya gemetar ketakutan. "Hei, siapa kau? Berikan dia padaku!" kata Lukas dengan menebas-nebas ranting dan tanaman liar yang menghalanginya. Dia sedikit berlari ke arah Alexa yang sudah berada di sisi Diego. Tanpa aba-aba, Diego melepaskan satu peluru sebagai peringatan. Suara memekakkan telinga membuat jantung Alexa semakin getir. Dia sulit bernapas dengan benar, Alexa meremas dadanya sekuat mungkin. Lukas terperanjat dan memegangi kakinya, dia takut kakinya terluka terkena tembakan dari orang asing. Lukas memandang sengit pada Diego, dia tak takut meski berhadapan dengan pistol yang ditodongkan langsung oleh Diego. Dia malah berjalan menantang dengan seringaian yang mengerikan. "Berikan dia, kau akan keluar dari desa ini dengan selamat," kata Lukas dengan percaya diri karena kini di belakang Diego sudah ada dua anak buahnya. Mata Diego memicing kala mendapati orang la

    Last Updated : 2023-05-06
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 6 MNK : Partner Hidup

    "Dengar Alexa, ikuti semua perintahku. Berpura-puralah menjadi istri yang baik di depan keluarga besarku. Sisanya kau akan belajar sendiri dan segeralah menyesuaikan kondisi." Diego menatap lekat pada gadis muda itu. Itu adalah keputusan terbaik untuknya jika ingin kembali ke kediaman Gerardo. Alexa mengangguk patuh. Lagipula apa yang bisa dia perbuat? Hidupnya kini telah dibeli oleh pemuda itu. Ayahnya sendiri yang menjualnya. Meski dia tahu, Carlos Diego, laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu telah menolongnya dari Lukas, si ayah yang kejam. "Sekarang kau bisa kembali, Nex." Nex mengundurkan diri dan membiarkan sepasang pengantin baru itu melewati malamnya. "Tuan, apakah aku harus memakai pakaian ini terus hingga besok pagi?" Alexa yang bingung, mau tak mau memilih bertanya. "Oh, astaga! Aku lupa!" Diego membuka pintu lemari dan memberikan gaun indah untuk sang istri. "Selama kita di desa ini, kita akan tinggal di rumah ini. Dan kau, bebas melakukan apa saja asal jangan

    Last Updated : 2023-06-30
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 7 MNK : Amarah Tuan Gerardo

    "Perkenalkan ini istriku, Alexa Irene." Sontak saja pengumuman Diego membuat anggota keluarga yang tengah berkumpul menjadi tercengang. "Beraninya kau!" bentak Tuan Gerardo murka. Dia berdiri dengan menghentakkan tongkat kayunya pada lantai. Andrea dan Teo ikut berdiri, bahkan ibu Diego memejamkan matanya saat sang suami juga ikut tersulut emosi mengetahui putra satu-satunya itu menikah dadakan tanpa memberitahu anggota keluarga. "Ayah, sebaiknya kau istirahat saja. Biar aku yang memberi hukuman pada Diego," kata Teo yang begitu khawatir dengan Tuan Gerardo yang memegangi dadanya. "Anak nakal ini, apa yang dia pikirkan?" keluh Tuan Gerardo. Diego menahan kesedihannya melihat sang kakek yang marah padanya. Bahkan Diego mempertaruhkan kesehatan sang kakek. Bagaimana lagi, dia tidak bisa keluar dari masalahnya sendiri. Apa lagi berbagi pada anggota keluarga. Kelakuan Abelin menjadi aib tersendiri bagi Diego. "Maafkan aku Kakek," kata Diego. Matanya mengisyaratkan sesuatu yang tidak

    Last Updated : 2023-07-01
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 8 MNK : Berbagi Rahasia

    Diego menceritakan masalah yang mengganggunya belakangan ini. Kevin mendengarkan dengan serius. "Kau yakin keponakanmu begitu? Ah, maksudku, kau yakin dia terobsesi padamu?" tanya Kevin. Diego mengangguk lesu. "Aku tidak tau kapan waktu dia berubah seperti itu? Mungkinkah karena dia beranjak dewasa dan salah menempatkan rasa cinta?" tebak Diego. "Ini aneh! Aku rasa dia ada kelainan jiwa," cela Kevin. Ia tidak berharap salah mendengar penuturan dari sahabatnya. Namun, jika kondisi begitu panas, jelas keputusan menikah dadakan itu bisa jadi penyelamat. "Aku akan memantau perubahan sikap Abelin, dia belum tahu masalah ini karena masih les di luar dan kemungkinan akan kembali nanti malam," kata Diego. "Kau harus berhati-hati! Tidak, maksudku istrimu lah yang harus berhati-hati. Mendengar cerita darimu, aku sanksi kalau keponakanmu itu bisa menerima kehadiran Alexa," ujar Kevin. Ia segera menenggak sisa minumannya. "Bawa aku untuk melihat seperti apa wanita yang membuatmu mengakhiri ma

    Last Updated : 2023-07-07
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 9 MNK : Senyum Yang Mengerikan

    Alexa tak ingin lagi belajar melukis. Dia hanya tersenyum kecil saat memikirkan lukisan yang indah, namun bertolak belakang dengan kehidupannya yang tak indah dan penuh derita. 'Semoga aku bisa bertahan di keluarga ini,' batin Alexa cemas. Selain Tuan Gerardo marah dan sepertinya menolak pernikahan mereka, sekarang ditambah lagi dengan keponakan dari suaminya. Alexa menghela napas panjang memikirkan hal apa lagi yang akan ia hadapi di rumah besar itu. "Aku akan pulang, kalian berhati-hatilah dan bersiap. Kemungkinan Abelin akan menyusahkan kalian nantinya," ucap Kevin. Dia mengambil langkah panjang dan segera memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah besar keluarga Gerardo. Diego menatap lamat wajah sang istri. "Kau siap, kan?" Alexa mengangguk kecil. Mereka kembali ke dalam rumah, seakan tidak ada hal besar yang terjadi. Semua keluarga berkumpul untuk makan malam. Tuan Gerardo ditemani oleh Bibi Ramona memasuki ruang makan. Melihat anggota yang tak komplit, ia

    Last Updated : 2023-07-08
  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 10 MNK : Keracunan

    Diego menutup kembali pintu kamarnya dan meminta Abelin untuk menunggu di depan pintu kamar. Diego menghampiri Alexa dan berucap, "Di depan kamar ada Abelin. Katanya ia ingin berkenalan denganmu. Kau handle dia, jangan sampai ia curiga. Jangan menjawab pertanyaannya jika itu seputar masalah pribadi kita. Kau paham Alexa?" Alexa mengangguk. Alexa dan Diego keluar kamar, mereka menemui Abelin yang duduk di kursi dengan memangku keranjang buah-buahan. "Halo, Bibi, selamat pagi." Abelin menyambut dengan tersenyum lembut. Matanya terus mengamati wanita itu. Wanita yang mencuri cinta sang Paman. Tubuh Abelin sedikit bergetar, ia terus menekan dan menyembunyikan amarahnya dengan baik. Alexa tersenyum dan duduk di sebelah Abelin. "Selamat pagi juga," sapanya lembut. Diego duduk tak jauh dari tempat sang istri. Ia akan mengamati sebelum berangkat bekerja. Sedangkan Abelin menawarkan buah-buahan untuk Alexa. 'Sepertinya tidak ada yang mencurigakan,' batin Diego. Dia mendekat pada sang

    Last Updated : 2023-07-15

Latest chapter

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 14 MNK : Kepedulian Diego

    Kevin segera datang kala Diego menelponnya. Lelaki tampan itu tergesa-gesa hingga berada di depan pintu kamar rawat Alexa. Tok tok tok "Masuklah!" Kevin menyentuh keningnya kala melihat Alexa yang duduk di atas ranjang. Matanya memindai ruangan. "Berikan ponselmu," ujar Diego. Kevin memberikan satu ponsel kepada Diego. Sahabatnya itu melihat kembali rekaman CCTV saat keluarganya datang berkunjung. Saat melihat handuknya jatuh, Diego segera bertanya, "Apakah kau selalu mengecek hasil rekaman di sini?" Kepala Kevin bergerak ke samping, sedikit, tampak ia heran mendengar pertanyaan itu. "Tidak. Aku tahu batasan, kurasa kau pasti akan membuatku mimisan jika aku lancang membukanya, kan?" tanya Kevin balik. Diego menatap pria yang tengah menatapnya itu. "Hari ini hewan tarantula ada di atas selimut Alexa. Mungkin besok hewan berbahaya lainnya juga akan menyerang istriku di sini," katanya. Kevin terperangah, sejurus kemudian ia menggeleng bingung. "Lalu, siapa yang kau curiga

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 13 MNK : Obsesi Yang Berbahaya

    Andrea mendekat saat ia menyadari menantunya itu membuka mata. "Alexa, kau sadar, Sayang." Andrea mengusap lembut tangan istri dari anaknya. Alexa mengamati wajah Andrea. "Ma, apa aku masih hidup?" Andrea mengangguk. "Tuhan mengabulkan doa kami. Kau mau minum?" Alexa mengangguk pelan. Andrea mengambilkan air minum, dia membantu menantunya untuk bangun. "Suamiku di mana?" tanya Alexa lirih. "Aku di sini," sahut Diego yang baru saja memasuki kamar rawat sang istri. Ia tersenyum, menghampiri Alexa dan mengecup kening istrinya dengan lama. 'Tuhan, aku ingin tetap hidup. Aku ingin terus bersama pria ini,' batin Alexa. Andrea mengusap pundak Diego. "Mama tunggu di luar saja, ya. Beri makan untuk Alexa agar dia punya tenaga," ujar Andrea. Diego menatap lekat wajah Alexa. "Aku bersyukur kau selamat. Maafkan aku, Alexa." "Ini bukan salahmu. Aku yang kurang hati-hati." Diego membujuk istrinya untuk makan terlebih dahulu. Meski ia begitu penasaran dengan kejadian yang membuatnya takut

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 12 MNK : Alibi

    Abelin yang terkejut, tangannya bergerak cepat hendak menyimpan pisau miliknya. Namun, tajamnya pisau itu menggores lengan Alexa hingga berdarah."Siapa kau sebenarnya?" sergah Diego.Abelin sigap menghindar, wajahnya yang tertutup selendang yang dililit ke kepala itu membuat Diego tak mengenalinya. Apalagi Abelin datang dengan menggunakan pakaian serba baru dan sengaja memilih pakaian yang jauh berbeda dari pakaian yang biasa ia pakai.Aksi tangkap-menangkap itu membuat Abelin terpaksa melukai sang paman, dia juga melempar beberapa barang di dalam ruangan itu kepada Diego. Diego menangkap tubuh Abelin dari belakang. "Siapa yang mengirimmu?" Tangan Diego menarik selendang, ia sedikit kesulitan karena Abelin yang memberontak. Gadis itu sedikit memutar tubuhnya, dia melindungi wajah dengan satu tangannya dan menendang pusaka berharga milik Diego. Pekikan itu menggema, Diego memegangi pusaka kelelakian miliknya. Abelin berhasil lolos."Sialan!" geram Diego. "Astaga!" Diego berjalan se

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 11 MNK : Kemarahan Diego

    Diego dan Kevin berlarian memasuki rumah sakit. Diego terus menelpon Andrea untuk menanyakan ruangan sang istri. "Mama." Diego menghampiri dan menyambut tangan sang ibu. "Istrimu di dalam sedang ditangani dokter dan teamnya. Doakan agar ia selamat," ucap Andrea. Diego berbalik menatap tajam pada sang keponakan yang tersenyum kecil menatapnya. "Paman … tadi aku–" "Tutup mulutmu!" Anggota keluarga yang lain terkejut saat mendengar Diego membentak Abelin. Andrea mengusap lengan sang putra. "Jangan memarahinya," ucap lembut Andrea. "Aku mau dengar kronologinya," kata Diego. Andrea menjelaskan sesuai yang ia tahu. Rahang Diego mengeras, ia yakin kalau di apel tersebut diberi racun oleh Abelin. "Apa kakek tahu masalah ini?" tanya Diego menatap Andrea. Ibunya mengangguk pelan. Dia terus menenangkan putranya. "Kau pasti sengaja, kan, Abelin?" tanya Diego penuh penekanan. "Aku tidak melakukan apa pun," bantah Abelin tenang. Kevin mengamati raut wajah gadis itu. Kondisi seperti ini

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 10 MNK : Keracunan

    Diego menutup kembali pintu kamarnya dan meminta Abelin untuk menunggu di depan pintu kamar. Diego menghampiri Alexa dan berucap, "Di depan kamar ada Abelin. Katanya ia ingin berkenalan denganmu. Kau handle dia, jangan sampai ia curiga. Jangan menjawab pertanyaannya jika itu seputar masalah pribadi kita. Kau paham Alexa?" Alexa mengangguk. Alexa dan Diego keluar kamar, mereka menemui Abelin yang duduk di kursi dengan memangku keranjang buah-buahan. "Halo, Bibi, selamat pagi." Abelin menyambut dengan tersenyum lembut. Matanya terus mengamati wanita itu. Wanita yang mencuri cinta sang Paman. Tubuh Abelin sedikit bergetar, ia terus menekan dan menyembunyikan amarahnya dengan baik. Alexa tersenyum dan duduk di sebelah Abelin. "Selamat pagi juga," sapanya lembut. Diego duduk tak jauh dari tempat sang istri. Ia akan mengamati sebelum berangkat bekerja. Sedangkan Abelin menawarkan buah-buahan untuk Alexa. 'Sepertinya tidak ada yang mencurigakan,' batin Diego. Dia mendekat pada sang

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 9 MNK : Senyum Yang Mengerikan

    Alexa tak ingin lagi belajar melukis. Dia hanya tersenyum kecil saat memikirkan lukisan yang indah, namun bertolak belakang dengan kehidupannya yang tak indah dan penuh derita. 'Semoga aku bisa bertahan di keluarga ini,' batin Alexa cemas. Selain Tuan Gerardo marah dan sepertinya menolak pernikahan mereka, sekarang ditambah lagi dengan keponakan dari suaminya. Alexa menghela napas panjang memikirkan hal apa lagi yang akan ia hadapi di rumah besar itu. "Aku akan pulang, kalian berhati-hatilah dan bersiap. Kemungkinan Abelin akan menyusahkan kalian nantinya," ucap Kevin. Dia mengambil langkah panjang dan segera memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan pekarangan rumah besar keluarga Gerardo. Diego menatap lamat wajah sang istri. "Kau siap, kan?" Alexa mengangguk kecil. Mereka kembali ke dalam rumah, seakan tidak ada hal besar yang terjadi. Semua keluarga berkumpul untuk makan malam. Tuan Gerardo ditemani oleh Bibi Ramona memasuki ruang makan. Melihat anggota yang tak komplit, ia

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 8 MNK : Berbagi Rahasia

    Diego menceritakan masalah yang mengganggunya belakangan ini. Kevin mendengarkan dengan serius. "Kau yakin keponakanmu begitu? Ah, maksudku, kau yakin dia terobsesi padamu?" tanya Kevin. Diego mengangguk lesu. "Aku tidak tau kapan waktu dia berubah seperti itu? Mungkinkah karena dia beranjak dewasa dan salah menempatkan rasa cinta?" tebak Diego. "Ini aneh! Aku rasa dia ada kelainan jiwa," cela Kevin. Ia tidak berharap salah mendengar penuturan dari sahabatnya. Namun, jika kondisi begitu panas, jelas keputusan menikah dadakan itu bisa jadi penyelamat. "Aku akan memantau perubahan sikap Abelin, dia belum tahu masalah ini karena masih les di luar dan kemungkinan akan kembali nanti malam," kata Diego. "Kau harus berhati-hati! Tidak, maksudku istrimu lah yang harus berhati-hati. Mendengar cerita darimu, aku sanksi kalau keponakanmu itu bisa menerima kehadiran Alexa," ujar Kevin. Ia segera menenggak sisa minumannya. "Bawa aku untuk melihat seperti apa wanita yang membuatmu mengakhiri ma

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 7 MNK : Amarah Tuan Gerardo

    "Perkenalkan ini istriku, Alexa Irene." Sontak saja pengumuman Diego membuat anggota keluarga yang tengah berkumpul menjadi tercengang. "Beraninya kau!" bentak Tuan Gerardo murka. Dia berdiri dengan menghentakkan tongkat kayunya pada lantai. Andrea dan Teo ikut berdiri, bahkan ibu Diego memejamkan matanya saat sang suami juga ikut tersulut emosi mengetahui putra satu-satunya itu menikah dadakan tanpa memberitahu anggota keluarga. "Ayah, sebaiknya kau istirahat saja. Biar aku yang memberi hukuman pada Diego," kata Teo yang begitu khawatir dengan Tuan Gerardo yang memegangi dadanya. "Anak nakal ini, apa yang dia pikirkan?" keluh Tuan Gerardo. Diego menahan kesedihannya melihat sang kakek yang marah padanya. Bahkan Diego mempertaruhkan kesehatan sang kakek. Bagaimana lagi, dia tidak bisa keluar dari masalahnya sendiri. Apa lagi berbagi pada anggota keluarga. Kelakuan Abelin menjadi aib tersendiri bagi Diego. "Maafkan aku Kakek," kata Diego. Matanya mengisyaratkan sesuatu yang tidak

  • Mendadak Nikah Kontrak    Bab 6 MNK : Partner Hidup

    "Dengar Alexa, ikuti semua perintahku. Berpura-puralah menjadi istri yang baik di depan keluarga besarku. Sisanya kau akan belajar sendiri dan segeralah menyesuaikan kondisi." Diego menatap lekat pada gadis muda itu. Itu adalah keputusan terbaik untuknya jika ingin kembali ke kediaman Gerardo. Alexa mengangguk patuh. Lagipula apa yang bisa dia perbuat? Hidupnya kini telah dibeli oleh pemuda itu. Ayahnya sendiri yang menjualnya. Meski dia tahu, Carlos Diego, laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu telah menolongnya dari Lukas, si ayah yang kejam. "Sekarang kau bisa kembali, Nex." Nex mengundurkan diri dan membiarkan sepasang pengantin baru itu melewati malamnya. "Tuan, apakah aku harus memakai pakaian ini terus hingga besok pagi?" Alexa yang bingung, mau tak mau memilih bertanya. "Oh, astaga! Aku lupa!" Diego membuka pintu lemari dan memberikan gaun indah untuk sang istri. "Selama kita di desa ini, kita akan tinggal di rumah ini. Dan kau, bebas melakukan apa saja asal jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status