Share

Bab 30

Penulis: SY
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 22:39:00

“Enggak Tuan, sa-saya enggak apa-apa. Saya izin sebentar mau keluar. Permisi.” Tanpa persetujuan Zidan, Riri langsung menyelonong pergi bahkan dengan langkah terbirit-birit.

Zidan berbalik, melihat Riri yang sudah tiba di depan pagar dengan dahi berkerut dan mata memicing. ‘Sepertinya ada yang tidak beres di sini.'

Zidan bergegas masuk, memeriksa ke setiap ruangan termasuk kamar Reva. ‘Dia tidak ada di kamarnya. Apa dia belum pulang?’ Zidan memeriksa jam di tangannya yang telah menunjukkan pukul 4 lewat 15 menit. ‘Bukankah seharusnya dia sudah pulang sekarang?’ walaupun cuek dengan Reva, ia tetap mengetahui seluruh jadwal kuliah Reva.

Setelah memeriksanya semua tempat di bawah, ia pun pergi ke lantai 2. “Astaga, Reva!” pekik Zidan ketika menemukan istrinya sudah tergeletak tak sadarkan diri di depan kamarnya. Ia memeriksa denyut nadi di tangan Reva dan ia masih bisa merasakannya, ia juga melihat ada lampu tidurnya di sebelah Reva, sepertinya alat itu yang digunakan pelaku sampai membu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 31

    “Reva, kamu bisa dengar Mama?” tanya Dina ketika Reva membuka matanya perlahan. Dina masih menggenggam erat tangan putrinya.Reva bisa melihat Mamanya samar-samar, mengedipkan matanya beberapa kali sampai penglihatannya jernih. “Mama,”Sudut bibir Dina terangkat, ia menciumi tangan anaknya beberapa kali. “Alhamdulillah, Reva. Mama senang sekali kamu akhirnya sadar. Bagaimana kabarmu nak?”“Aku cuma pusing sedikit Ma. Tapi,” Reva mengedarkan pandangannya ke sekitar. “Ini di mana Ma?”“Kamu di rumah sakit. Memangnya kamu enggak sadar pas dibawa ke sini?” Reva mengernyitkan dahinya, bola matanya bergerak-gerak, kembali mengingat kejadian yang terjadi padanya sebelum dirinya berakhir di rumah sakit. Seketika matanya membola setelah mengingat semuanya. “Mbak Riri. Ke mana Mbak Riri? Dia orang yang udah memukul kepalaku, Ma. Dia yang buat aku pingsan."Bibir Dina terbuka, “Hah, Riri? Maksud kamu, Riri, pembantu di rumah kamu itu?”“Iya Ma. Dia jahat. Dia yang udah mencelakai aku.” Dina so

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 32

    “Pak, bisa tunggu di sini sebentar? saya cuma sebentar kok, nanti sama bapak lagi pulangnya,” ucap Rian setelah turun dari ojek. Mereka baru sampai ke rumah sakit pondok indah. “Oh iya bisa. Saya tunggu di sini ya.” “Oke Pak. Sebentar ya.” Rian memasang tudung jaketnya lalu bergegas memasuki area rumah sakit. Rian berlalu lalang di sekitaran IGD dan tak sengaja melihat Reva baru saja keluar dari IGD sambil dipapah dengan seorang pria yang Rian yakin itu adalah suaminya Reva. Ia juga bisa melihat ada dua wanita paruh baya yang salah satunya Rian ketahui adalah mamanya Reva. Ia sontak bersembunyi ke balik tembok ketika mereka melewati area tersebut. ‘Aku harus mengikuti mereka,’ batin Rian lalu mengikuti mereka diam-diam dengan jarak aman. Setelah Reva dan yang lainnya masuk ke mobil Zidan, Rian bergegas menemui ojeknya. “Pak, tolong ikuti mobil itu ya,” ucapnya seraya menunjuk mobil sedan hitam yang mulai bergerak meninggalkan area rumah sakit. “Oke Bang.” Setibanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 33

    Keesokan paginya.Reva sudah bersiap-siap untuk pergi ke kampus, sudah menenteng kunci motornya keluar rumah.“Eh, kamu mau ke mana?” tegur Zidan ketika melihat Reva sudah di atas motor. Zidan tengah mengunci pintu sekarang.“Mau ke kampus lah, Om. Mau ke mana lagi kamu pikir.”“Turun dari situ. Hari ini kamu pergi sama aku.”“Hah? kenapa?” Reva turun dari motornya, menatap Zidan dengan dahi berkerut.“Enggak apa-apa. Kamu ‘kan habis dari rumah sakit kemarin, jadi takut kamu kenapa-kenapa. Lagipula Mama yang menyuruhku untuk mengantarkanmu.”“Ohh jadi karena disuruh? kalau enggak disuruh, pasti kamu enggak bakal mau ngantarin aku ‘kan?”“Udah lah enggak usah banyak ngomong. Cepat masuk.” Zidan lebih dulu masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan mereka hanya diam, Zidan fokus menyetir sementara Reva melirik ke kanan dan ke kiri, sesekali mengembungkan pipinya, merasa bosan.“Ehem!” Zidan sengaja berdehem, membuat Reva mengalihkan pandangan padanya. “Kalau ada merasa pusing, mual atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 34

    Selama perjalanan pulang hingga sampai ke rumah, Zidan hanya diam. Walaupun diajak ngobrol, ia hanya merespon dengan anggukan, gelengan atau deheman saja. Itu membuat Reva malas mengajaknya ngobrol.“Kamu enggak turun?” tanya Reva setelah sampai rumah.“Aku mau balik ke perusahaan,” jawab Zidan tanpa mengalihkan pandangan.“Loh katanya kamu tadi udah pulang kerja,” Reva ingat saat di chat tadi, Zidan mengatakan kalau dia sudah mau pulang kerja.“Ada urusan mendadak.”“Tiba-tiba?”Zidan mengangguk. “Hm.”“Oh, ya udah. Makasih ya udah anterin aku pulang.” Lagi-lagi Zidan hanya mengangguk.Setelah Reva turun, mobil Zidan bergerak meninggalkan rumah. Reva terus memandanginya dengan dahi berkerut sampai hilang dari pandangan.‘Aneh banget Om Zidan. Tiba-tiba berubah gitu, kayak baru pertama kali ketemu aja. Canggung banget," batin Reva sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.Ia pun tak ambil pusing, kembali melangkah ke depan pintu namun saat membuka pintu, ternya pintu terkunci. Ia baru sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 35

    “Om Zidan,” gumamnya tanpa sadar sampai membuat Rian mengernyitkan dahinya.“Kamu ngapain di sini? katanya mau pulang,” tanya Zidan tapi matanya melirik Rian yang kini sedang menundukkan kepalanya.Reva sontak berdiri, mendekati Zidan. “Tadinya aku memang mau pulang tapi—““Hm, Reva. Aku pulang duluan ya, ada urusan mendadak. Sampai jumpa lain waktu.” Rian berdiri, memotong perkataan Reva sebelum akhirnya pergi meninggalkan sepasang suami istri itu tanpa menunggu respon dari keduanya.“Dia siapa?” tanya Zidan dengan mata memicing pada Reva. Zidan memang tidak mengenal Rian karena mereka memang tidak pernah bertemu sebelumnya. Ia bahkan baru tahu bila Risa memiliki kekasih di saat hari pernikahannya dan ia sama sekali tidak tahu bila kekasih Risa adalah Rian.“Aku jelasin nanti ya. Sekarang kamu mau ngapain?”“Tadi awalnya mau beli minum tapi kayaknya enggak jadi.”“Ya udah kalau gitu kita pulang aja. Nanti aku ceritakan di rumah.” Zidan mengangguk, menuruti perkataan Reva. Sebelum pul

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 36

    “Siapa Ibu itu?” gumam Reva pelan saat mengintip dari balik gorden. Ia bisa melihat seorang wanita gemuk paruh baya dengan rambut disanggul berdiri di depan teras sambil menenteng sebuah tas besar.Tok tok tok! Wanita itu masih bersikeras untuk mengetuk pintu. “Assalamualaikum!”Dengan keberanian tinggi, Reva akhirnya membukakan pintu untuk wanita tersebut.“Waalaikumussaalam. Maaf cari siapa ya Bu?” tanya Reva sopan.“Maaf mengganggu malam-malam, perkenalkan saya Bi Juleha, saya ditugaskan sama Mamanya Den Zidan untuk bekerja di sini mulai malam ini.”“Ohh benarkah? tapi saya—“Tringg! (tiba-tiba ponsel Reva berbunyi)Ponsel di tangannya berbunyi menandakan ada sebuah panggilan masuk. “Hm, sebentar ya Bu.” Reva mengangkat telepon dari mertuanya lebih dulu, agak menjauh dari pintu.“Halo assalamualaikum Ma."“Waalaikumussaalam Reva. Reva, Mama mau tanya apa Bi Juleha sudah sampai di rumah kalian? Mama sengaja nyuruh Bi Juleha ke sana sekarang supaya bisa nemenin kamu, kasihan kamu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 37

    “Halo Pak Agus, saya ada tugas buat kamu.” Sejenak setelah Zidan sampai di perusahaan, ia langsung menghubungi asisten pribadinya, memberikan tugas kepada Agus mengenai Risa.“Oke, segera kabari saya ya, terima kasih.” Trelelet (bunyi telepon kantor)Baru saja memutuskan sambungan dengan Pak Agus, telepon kantor berbunyi.“Halo.”“Halo Pak, selamat siang ini Bianca dari resepsionis. Saya mau memberi tahu kalau ada seorang wanita yang ingin bertemu Bapak di bawah.”“Siapa?”“Namanya Bella Pak.”‘Bella, Bella siapa? apakah mungkin?’ batin Zidan.“Bagaimana Pak? apa Bapak bersedia menemuinya. Mbak Bella bilang dia hanya ingin bertemu sebentar.”“Saya akan ke bawah sebentar lagi.”“Baik Pak, terima kasih akan saya sampaikan. Selamat siang.”“Hm, iya siang.”Sementara itu di bawah“So, gimana?” seorang wanita cantik seperti bule dengan tubuh tinggi langsing bak model, berambut panjang curly bertanya pada sang resepsionis.“Pak Zidan akan turun ke bawah sebentar lagi.”“Oh, okay. Thank

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 38

    “Dari mana saja kamu? aku teleponin kamu berpuluh kali enggak diangkat-angkat. Aku kirimin pesan juga enggak kamu baca. Kamu udah enggak sayang sama aku?!”Sedari tadi hanya suara Risa saja yang terdengar, sementara Rian hanya diam menunduk. Pagi ini mereka sedang berada di depan kost-an putri. Bukannya disambut dengan hangat ketika Rian datang melainkan disambut dengan beribu-ribu pertanyaan dari kekasihnya.“Kenapa diam aja?! ayo jawab!” Risa menarik kerah jaket Rian, ia terbawa emosi karena sedari tadi Rian hanya diam seribu bahasa.Rian mengatupkan tangannya, “Maaf, maafkan aku.”“Jangan minta maaf. Aku butuh penjelasan.”“A-aku ... Aku ....” Rian membasahi bibirnya, ia bingung harus menjawab apa, ia tidak mungkin jujur. “Aku ke Jakarta.”“Ngapain kamu ke Jakarta?”“A-aku ketemu temanku. Aku mau pinjam uang sama dia karena kamu tahu ‘kan kita udah kekurangan biaya untuk hidup sehari-hari. Gaji kita yang sedikit itu enggak cukup buat menghidupi kita berdua. Jadi kita harus usaha le

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09

Bab terbaru

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 49

    Ceklek! Dina membuka pintu kamar Reva yang sekarang ada penghuninya lagi. Reva sendiri lah orang yang mengisi kamarnya sekarang. Ia memutuskan untuk menginap di rumah orangtuanya selama beberapa hari ke depan. Dari dulu Reva tidak pernah mengunci kamarnya jadi orang rumah bisa masuk tanpa perlu izin dan sampai sekarang Reva masih melakukan kebiasaan itu di rumahnya. Dina masuk hendak membangunkan Reva. Ia bisa melihat anak bungsunya yang sebentar lagi menjadi seorang ibu masih terlelap dan merasa tak terganggu saat orang membuka pintu kamarnya. “Reva, nak bangun. Udah pagi,” kata Dina seraya menggoyang-goyangkan badan anaknya pelan. “Euunngg.” Reva melenguh dalam tidurnya namun sepersekian detik kemudian matanya perlahan terbuka, mengedipkan matanya beberapa kali hingga matanya terbuka sempurna. “Sarapan yuk, mama udah siapin sarapan.” Reva bangun dan masih mengucek matanya. “Iya Ma.” “Mama tunggu di luar ya,” ucap Dina setelah mengusap kepala Reva dengan sayang. Ting!

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 48

    Zidan sampai di perusahaan, beberapa orang yang melewatinya seperti biasa menegurnya namun ia tampak tidak meresponnya dengan baik membuat berbagai pertanyaan dan asumsi tercipta di benak karyawan.“Pak Zidan kenapa ya hari ini? kelihatan tidak ramah.”“Lagi ada masalah kali.”“Kasihan banget ya padahal baru aja ada masalah di perusahaan, ditambah ada masalah rumah tangga pula.”“Dari mana kamu tahu kalau itu masalah rumah tangga?”“Soalnya aku lihat kemarin istrinya nangis pas pulang dari perusahaan.”Begitulah cuitan beberapa karyawan yang bergosip setelah berpapasan dengan Zidan, beruntung Zidan tidak mendengarnya. Kalau tidak, bisa dipecat mereka.Zidan duduk di ruangannya, bersandar dengan tangan di belakang kepala seraya menutup matanya. Permasalahan yang di hadapinya belakangan ini membuatnya sakit kepala. Jujur ia ingin percaya pada istrinya namun entah kenapa hatinya masih janggal, dia tidak bisa mempercayai Reva 100%. Tapi itu membuat masalah tercipta di antara mereka

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 47

    Zidan pulang lebih awal hari ini, ia menyelesaikan kerjaan dengan cepat. Jujur, ia kepikiran dengan istrinya, ia merasa bersalah telah membuat istrinya menangis. Zidan tiba di rumah pukul 7 malam, ia langsung masuk ke kamar untuk mencari Reva karena ia tidak menemukan istrinya di ruang tamu maupun ruang tv. Saat masuk kamar, Reva tidak ada juga di sana. Zidan bergegas ke belakang dan menemukan Bik Juleha sedang masak air di dapur.“Bik, Reva di mana?”“Saya lihat tadi Non Reva ke lantai atas Tuan.”“Oh. Apa dia udah makan malam?”“Belum Tuan, dari tadi saya ketuk pintu kamar di atas tapi tidak ada yang nyahut. Sepertinya non Reva sudah tidur.” Zidan mengangguk paham lalu bergegas menaiki tangga menuju lantai 2.Ia berdiri di depan pintu yang Zidan yakini bila Reva berada di dalam.Tok tok tok!“Reva, kamu udah tidur?” tanya Zidan namun tidak ada jawaban dari dalam.Tok tok tok!“Reva!” tetap tidak ada jawaban dari dalam. Zidan kemudian bergerak mendekatkan telinganya ke pin

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 46

    Keesokan paginya, Reva bangun telat dan saat ia bangun, Zidan sudah tidak berada di sisinya. Setelah mencuci wajahnya, ia langsung pergi ke ruang makan dan mendapati Zidan sedang sarapan. Zidan tampak sudah rapi dengan setelan jas kerjanya, seperti biasa.“Mas, kamu kok enggak bangunin aku?” celetuk Reva, mengambil duduk di hadapan Zidan.Zidan mendongak, menatap Reva sekilas sebelum kembali fokus pada makanannya. “Aku lihat kamu tidurnya nyenyak jadi enggak aku bangunin.”Reva terus memperhatikan orang di hadapannya sambil menopang dagu. Tapi Zidan seolah tak peduli dan terus saja makan, tanpa menoleh ke arah lain. Reva akhirnya menyerah, suaminya tidak peka, ia pun memilih untuk ikut makan saja.“Aku sudah selesai. Kalau gitu aku pergi ya,” ucap Zidan setelah menghabiskan minumnya. Tanpa menunggu jawaban dari Reva, ia meninggalkan ruang makan. Tidak ada salim, tidak ada kecup jidat dari Zidan. Ada apa dengan Zidan hari ini?Reva menoleh ke belakang setelah Zidan pergi, masih ti

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 45

    Flashback on Reva baru saja selesai mandi dan berganti pakaian. Ia kembali memeriksa barang belanjaannya. Jadi setelah makan di mall tadi Reva sempat membeli jaket tweed dan juga gelang, tentu saja Zidan yang membayar semua itu. “Aduh cantik banget gelangnya. Suka banget lihatnya,” gumamnya setelah memasang gelang clover berantai emas. Matanya berbinar dengan senyum lebar menghiasi wajah cantiknya. Setelah itu ia mengeluarkan jaket tweed berwarna pink itu lalu mencobanya. Ia berdiri di depan cermin sambil berpose bak model majalah papan atas. “Cantik banget aku. Akhirnya nambah juga koleksi jaket tweed aku.” Setelah itu, Reva hendak menyimpan jaket tweed ke dalam lemari. Namun saat membuka lemari, beberapa pakaian jatuh akibat terlalu penuh. Sebenarnya bukan karena penuh melainkan pakaiannya tidak tertata dengan rapi sehingga membuatnya seperti memenuhi lemari. “Aduh, kayaknya udah lama juga aku enggak merapikan baju. Apa aku rapikan sekarang aja ya?” pikir Reva.Setelah berpikir

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 44

    “Non Reva kenapa Tuan?” tanya Bik Juleha panik ketika mendapati Zidan pulang sambil membopong Reva. Zidan merebahkan Reva di sofa ruang tamu dengan hati-hati. “Bik tolong ambilkan minyak angin dan air putih hangat.” “Baik Tuan.” Bik Juleha bergegas ke belakang mengambilkan pesanan Zidan. Sedangkan Zidan tampak melirik ke arah meja, mengambil sebuah buku yang tertata di atas meja lalu mengipas-ngipaskannya ke depan wajah Reva. “Ini minyak anginnya Tuan.” Bik Juleha memberikan minyak angin lebih dulu pada Zidan kemudian kembali ke belakang untuk mengambil minum. Zidan lalu mendekatkan minyak angin itu ke hidung Reva. “Reva, bangun.” “Eummm ....” perlahan Reva membuka matanya, mengedipkan matanya beberapa kali, mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan mata memicing. “Reva, kamu baik-baik saja?” Suara familiar masuk ke pendengaran Reva. Ia melirik Zidan dengan ekor matanya dan sedetik kemudian ia langsung bangun dan memeluk Zidan sambil menangis. “Mas, kamu percaya

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 43

    Ting! Ting!Ceklek!“Kak Risa!”Plak!Reva sontak menyentuh pipinya yang memanas, menatap kakaknya tak percaya. “Kakak kok datang-datang langsung nampar aku. Memangnya aku salah apa?”“Kamu itu memang enggak tahu diri ya! Udah punya suami tapi masih main belakang juga sama cowok lain parahnya dengan pacar kakaknya sendiri lagi.”“Hah!” Reva tidak mengerti dengan maksud perkataan kakaknya, semua ini terasa mendadak baginya. “Kakak ngomong apa sih? Aku enggak paham.”“Enggak usah sok polos. Ayo ngaku, senarnya kamu punya hubungan ‘kan sama Rian?”“Apa?!” Zidan muncul dari belakang Reva, melirik Risa dengan tatapan sinis. “Kamu ngapain di sini? dan kalau datang ke rumah orang itu baik-baik, jangan malah nuduh orang sembarangan.”“Saya enggak berbicara sama anda. Saya berbicara dengan adik saya.” Risa berbicara secara formal namun dingin pada Zidan.“Tapi adik anda adalah istri saya. Jadi, urusan adik anda adalah urusan saya juga,” balasnya tak kalah dingin.“Ah, terserah.” Ris

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 42

    3 minggu kemudian Plak!Rian menyentuh pipinya yang memanas, menatap tak percaya orang yang baru saja mengayunkan tangan ke pipinya. “Risa, ada apa?” Dia bingung kenapa kekasihnya tiba-tiba datang ke kosannya pagi-pagi sekali ditambah menghadiahinya dengan tamparan keras.Mata Risa tampak berkaca-kaca dengan wajah memerah, dadanya kembang kempis seperti menahan kesal. “Aku kecewa sama kamu! Aku benci sama kamu!” kesal Risa seraya memukul-mukul tubuh Rian.“Aduh, aduh sakit Risa. Kamu kenapa sih?” Rian berusaha menggapai tangan Risa, mencoba membuatnya berhenti.“Kamu itu yang kenapa?! dasar cowok bangs*t! Bisa-bisanya kamu pacarin aku tapi kamu malah suka sama adikku sendiri!”“Hah?!” Rian kaget bukan main, matanya terbelalak ketika mendengarnya.“Enggak usah pura-pura kaget kamu. Coba kamu jelasin ini apa?” Risa menunjukkan ponselnya ke depan wajah Rian. Terlihat sebuah foto yang menunjukkan Rian dan Reva sedang makan di sebuah tempat makan dan yang membuat Risa semakin jengkel adal

  • Mendadak Dinikahi CEO Galak   Bab 41

    “Mas Zidan,” gumam Reva. Ia mengucek matanya, merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.“Kenapa gitu reaksinya? memangnya kamu pikir aku ini makhluk tak kasat mata?”“Bukan.” Reva hampir saja tertawa mendengarnya. “Kamu kok bisa di sini?”“Tanyain aja sama status WA kamu itu.”Reva baru teringat kalau setengah jam yang lalu dia baru saja memperbarui status WA yang intinya tentang kesendiriannya di kampus, sepi dan dia bosan.“Ya, terus kenapa kamu di sini? kamu enggak kerja?” “Sebentar lagi jam makan siang jadi aku keluar sebentar untuk makan siang.”“Hm, kalau gitu ayo ke mall!” Reva dengan antusias mengajak suaminya ke mall. "Kita makan sambil main."“Jadi kamu mau ke mall? kenapa enggak bareng teman-teman kamu? Ke mana teman-teman kamu?”“Mereka pulang duluan soalnya ada urusan,” jawab Reva sambil menunduk dengan bibir mengerucut. Zidan jadi merasa tidak tega.“Kamu udah enggak ada kuliah lagi nanti?”“Ada. Tapi jam 2 siang nanti, masih lama.”“Ya udah ayo.”“Kamu ma

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status