Share

47. Ulang Tahun Kaira

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 13:40:59

"Kita mau kemana, mas?"

Kaira masih setengah sadar saat terbangun dalam mobil Davian. Langit jalanan sudah sangat gelap saat mereka landing di bandara setelah menempuh perjalanan udara selama kurang lebih tiga jam tiga puluh menit. Keduanya dijemput oleh supir utusan keluarga Rajendra. Baru sekitar lima menit masuk mobil, Kaira sudah tertidur pulas tidak sadarkan diri. Dia baru sadar setelah entah berapa puluh menit perjalanan darat dan dengan sisa kesadarannya menemukan bahwa rute yang ditempuh sama sekali bukan rute menuju kediaman Davian.

Davian disebelahnya masih nampak lebih segar. Meskipun sebenarnya Kaira yakin suaminya itu sama lelahnya seperti dia. Apalagi dengan kegiatan Davian yang jauh lebih padat. Entah bagaimana cara lelaki itu mempertahankan stamina diri dan menjaga ketenangannya seperti ini.

Putra sulung keluarga Rajendra itu duduk tegap di kursi penumpang sembari mengotak-atik gambar dalam tablet. Kaira tadinya sempat menjatuhkan kepala di bahu sang suami, bahkan namp
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   48. Menginap di Rumah Mama

    Malam itu, kediaman Tania Rajendra dipenuhi suasana hangat dan akrab. Pesta kejutan untuk Kaira sukses dilangsungkan meskipun cukup dadakan dan sedikit memaksa pasangan tersebut untuk turut hadir. Sejujurnya, kalau bukan karena Alvero keceplosan menyebutkan bahwa ini adalah hari ulang tahun Kaira, Tania mungkin tidak akan jadi terburu-buru dan heboh begini.Usai makan malam, keluarga Kaira pamit untuk kembali ke rumah mereka. Tania sebenarnya menawarkan untuk menginap, Bude Mita nampak sangat antusias ketika ajakan tersebut dilayangkan. Namun sebagai Kepala Keluarga, Pak Hadinata dengan sopan menolak tawaran tersebut. Selain karena khawatir merepotkan, dia juga harus bekerja pagi-pagi sekali keesokan harinya. Si kembar juga harus berangkat ke sekolah sehingga mereka harus mempersiapkan semuanya di rumah."Nduk, kamu sehat-sehat, ya! Ingat! Selalu dengarkan perkataan suami kamu! Jangan keras kepala dan kalau bisa lebih banyak berdiskusi serta saling memahami satu sama lain," pesan Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   49. Jatah Pagi

    Kaira secara perlahan membuka matanya dan mulai menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang masuk. Masih cukup minim, sebab ruangan luas dengan nuansa abu-abu dan putih itu masih lumayan gelap dengan hanya cahaya lampu tidur yang menerangi. Samar-samar Kaira melirik jam dinding, sudah pukul enam pagi sekarang. Berpikir lima detik, selebihnya Kaira gunakan untuk memaksa dirinya bangkit dari ranjang super nyaman dan juga dekapan hangat yang memeluknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan ulah Davian?Suaminya itu ikut bergerak dan membuka mata saat merasakan pergerakan Kaira yang tiba-tiba. Menggosok wajahnya perlahan saat menyadari istrinya sudah ancang-ancang untuk turun dari ranjang. Melihat itu, Davian menggunakan lengan kokohnya untuk menarik kembali Kaira hingga terjatuh di dada bidangnya."Mas!" Kaira terpekik kaget saat tubuhnya kembali jatuh di ranjang, dalam dekapan kuat Davian pula."Mau kemana? Ini masih pagi sekali," tutur Davian dengan suara khas baru bangun tidur yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   50. Peluang Baru

    Sepasang insan yang kini sudah rapi itu akhirnya keluar kamar berjalan menuju meja makan. Kaira mengenakan blouse biru muda dengan semacam kulot yang nyaman. Sementara itu Davian muncul dengan kemeja kerja serta celana bahan berwarna hitam. Mama Tania dan Alvero sudah lebih dulu duduk tenang di meja makan. Tania tersenyum tipis saat melihat putranya terus mencekal pinggang istrinya, mensejajarkan langkah mereka sebab nampaknya Kaira tengah memaksakan diri untuk berjalan dengan normal.Tapi siapapun di rumah itu tahu, apa yang terjadi sehingga Kaira tertatih begitu.Davian nampak super perhatian. Mulai dari menjaga Kaira saat tengah berjalan, hingga membantu istrinya itu duduk. Sebuah pemandangan manis super langka sebab tidak seperti Davian biasanya yang super dingin, cuek, dan cenderung apatis terhadap sekitarnya.Mama Tania duduk di kursi utama, Davian dan Alvero ada di sebelah kanan dan kirinya sehingga mereka saling berhadapan. Sementara Kaira duduk di sebelah Davian. Mereka berem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   51. Extra Attention

    "Kamu tidak harus memaksakan diri menerima tawaran itu. Ingat, semua keputusan ada di tangan kamu."Davian membelai puncak kepala istrinya dengan penuh sayang. Keduanya sudah berada di mobil, diantar oleh supir keluarga Rajendra menuju kantor Davian sebelum nantinya bertolak mengantar Kaira kembali ke rumah Davian. Sebuah peluang besar yang disampaikan di meja makan keluarga Rajendra tadi menghuni pikiran Kaira secara terus menerus. Bahkan setelah hampir lima belas menit mereka meninggalkan halaman kediaman utama tersebut. Sementara Davian cukup sibuk dengan pekerjaan di tangannya, Kaira mengarahkan pandang keluar jendela dan tenggelam dalam pikirannya. Davian yang sempat melirik sekilas kearahnya tentu memahami bahwa istrinya itu tengah berpikir keras."Terus terang, aku juga setuju dengan keputusan mama. Tapi kamu bisa pikirkan dulu, ya? Aku nggak mau kamu jadi merasa terbebani," tambah Davian lagi.Lelaki itu mengulum senyuman tipis saat menggenggam jemari sang istri. Beberapa pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   52. Davian Cemburu

    Sibuk dengan tumpukan dokumen yang menunggu untuk disentuhnya setelah tiga hari tidak berada di kantor. Davian tidak punya banyak waktu untuk bersantai sebab semuanya tiba-tiba saja nampak seperti pekerjaan yang mendesak. Ada banyak dokumen yang harus dia periksa sebelum harus dia bubuhi tanda tangan. Begitu pula hasil kerjanya saat di Thailand kemarin, sudah dia delegasikan kepada tim dan perintahkan untuk melakukan pengembangan sesuai rencana. Tidak boleh ada waktu yang terbuang sia-sia.Lelaki itu bahkan tidak sadar bahwa ia belum menyentuh makanan sejak jam makan siang tadi. Padahal Aldo sudah memintanya untuk beristirahat dan menghabiskan makanan yang telah dipesankan sebelum melanjutkan pekerjaan. Tapi begitulah Davian, manusia keras kepala yang hanya peduli pada tujuannya dan sering abai pada diri sendiri.Ini sudah mendekati pukul lima sore, mata lelaki itu super lelah sebenarnya setelah sekian jam tanpa henti terus menatapi layar komputer dan terus membaca hardcopy. Tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   53. Menguji Davian

    Bukannya istirahat, Kaira sampai rumah justru langsung beberes rumah, membersihkan diri, memasak dan merapikan kembali barang-barangnya dan Davian usai liburan di Thailand kemarin. Setelah percakapan ambigunya dengan Davian pagi ini, wanita itu punya terlalu banyak bahan pikiran. Daripada tenggelam di dalamnya, Kaira lebih memilh untuk menyibukkan diri sebagai bentuk distraksi. Wanita itu melambat dalam aktivitasnya setelah upaya kerasnya itu seakan menghianatinya. Dia kembali mengingat percakapannya dengan Davian terakhir kali yang terdengar begitu ganjil di telinganya. Maksudnya, itu lebih terdengar seperti Davian menyalahkannya karena bertemu dengan Alvero padahal adik iparnya itu sendiri yang datang mengetuk kamar mereka. Lagipula apa salah pakaian tidur Kaira yang ikut dibawa-bawa dijadikan permasalahan? Wanita itu berpikir keras, mencari letak kesalahannya yang menurut egonya sendiri tentu tidak dapat dia temukan. Apa dan kenapa? Sisi apa dari Davian yang belum wanita itu pah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   54. Telepon Dari Aidan

    Dengan kecamuk pikiran yang masih ribut di kepala, Kaira memutuskan untuk kembali ke dapur. Mendengar suaminya berkata bahwa dia akan segera pulang, setidaknya Kaira perlu menghangatkan kembali masakannya. Dia tidak tahu pembicaraan dan suasana macam apa yang akan terbentuk setelahnya, hanya saja wanita itu setidaknya perlu menyiapkan makanan. Kaira mengaduk sup dengan tatapan kosong. Wanita itu menghela nafas lelah menyadari bahwa mungkin dia telah membuat kesalahan besar. Bagaimana dia menghadapi Davian sekarang? Mau ditaruh dimana wajahnya?Di tengah aktivitasnya, ponsel Kaira kembali berdering. Wanita itu setengah panik hingga tidak sadar mencipratkan kuah panasnya ke tangan. Sembari menahan ringisan, Kaira mematikan kompor dan membaca nama pemanggil, itu Aidan.Untuk apa Aidan tiba-tiba meneleponnya? Adik sepupunya itu jarang sekali bertukar kontak dengannya. Selama ini Kaira hanya mengirim uang untuk adik-adiknya itu lewat Bude Mita. Sesekali juga langsung pada Aira. Setelah be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   55. Interupsi Perut

    Kaira refleks membulatkan matanya saat menemukan tubuh tinggi pria secara cepat mengukungnya. Dia terhuyung hingga terjatuh di sofa dengan sebuah lengan kekar yang secara sigap menyangga kepalanya. Wajah keduanya terlalu dekat, Kaira hampir tidak bisa bernafas dengan normal apalagi saat melihat tatapan tajam yang masih dapat ditembus meskipun dihalangi kaca mata. "Mbak? Mbak Kaira nggak apa-apa?"Pekikan Kaira tadi tentu dapat didengar oleh Aidan diseberang panggilan. Laki-laki yang beranjak dewasa itu tentu sedikit khawatir dengan kondisi kakak sepupunya. Si pelaku—siapa lagi kalau bukan Davian, seolah tak terganggu justru menggunakan jemarinya untuk membelai dan menarik pelan rahang Kaira. Mengirimkan desiran lembut namun penuh tuntutan yang tiba-tiba saja membuat Kaira jadi seolah melemah. Dia sempat melirik nama pemanggil yang tertulis di layar ponsel istrinya. Sebuah senyuman miring refleks terbit di bibir Davian. "Y—ya, aku baik-baik saja, kok! Nanti mbak telfon lagi ya, Dan!

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17

Bab terbaru

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   104. Ngidam Produktif

    Pagi ini Kaira bangun lebih awal. Jika biasanya Davian akan merecoki tidur Kaira dengan membuat wanita itu terbangun melalui decap ciuman dan bahkan kegiatan-kegiatan panas pagi hari, belakangan ini sepertinya tidak lagi. Atau untuk sementara tidak dulu. Kondisi kehamilan Kaira yang masih sangat awal dan juga kesehatan Davian yang malah turut angin-anginan membuat mereka lebih sering saling merawat sekarang. Ada bagusnya, bukan? Kalau tidak, Kaira sudah pasti gempor sebab harus melayani nafsu Davian yang terkadang tidak terkendali itu.Wanita itu membelai perut ratanya, mengirimkan kasih sayang pada sang buah hati yang tengah bertumbuh di dalam sana. Ia melirik wajah damai suaminya yang masih tertidur pulas. Setelah kemarin periksa ke dokter dan mendapatkan cukup banyak obat, Davian langsung tepar. Kaira sama sekali tak ada niatan merecoki tidur suaminya hari ini. Ini akhir pekan dan memang sudah sepantasnya Davian menikmati istirahatnya tersebut.Ada banyak hal yang harus Kaira kerj

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   103. Morning Sick

    Davian duduk di kursi kerjanya dengan ekspresi gelisah. Pagi itu, ia merasa mual sejak baru bangun tidur. Pikirnya karena terlambat makan dan mungkin masuk angin sebab semalam pulang meeting di lokasi yang cukup berangin. Merasa kondisinya tak begitu buruk, dia putuskan untuk tetap ke kantor seperti biasa. Namun alih-lih membaik, rasa aneh dalam tubuhnya justru makin menjadi-jadi. Ia menekan pelipisnya, mencoba mendoktrin tubuhnya sekaligus untuk menenangkan perutnya yang terus bergejolak. Wajahnya pucat, dan ia bahkan enggan menyentuh secangkir kopi yang biasanya menjadi penyemangat paginya.Tumben sekali ia merasakan gejala yang seperti ini. Davian menunduk di meja kerjanya, perlahan mulai merebahkan kepalanya diatas meja tersebut. Kaira yang baru saja masuk ke dalam ruangan menjadi sangat khawatir. Dia berjalan dengan cepat lantas meraup wajah sang suami. Tidak ada demam, namun tidak biasanya wajah sang suami pucat begini."Mas, kamu kenapa?" tanya Kaira dengan nada khawatir. Seb

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   102. Suami Siaga

    Siang itu, suasana rumah terasa hangat meski di luar hujan rintik-rintik. Davian membantu Kaira melepas jaketnya begitu mereka masuk ke dalam rumah sepulang dari hotel dan rumah sakit. Wajahnya tampak serius dengan gesture tubuh yang hampir setiap waktu selalu memegangi punggung dan perut Kaira padahal masih rata. Davian nampak penuh kekhawatiran yang membuat Kaira tak tahan untuk tersenyum kecil melihatnya.“Kaira, mulai sekarang kamu harus banyak istirahat, ya,” kata Davian sambil membimbing istrinya duduk di sofa. “Enggak usah capek-capek lagi, aku yang akan urus semuanya.”Kaira tertawa menyaksikan bagaimana suaminya itu bahkan menjadi sangat-sangat menempel padanya hingga membuat Kaira jadi terbatas ruang gerak. Bahkan hanya sekedar bergerak mengambil remote AC di meja saja Kaira harus ditempeli Davian hingga sebegitunya.“Mas, aku baik-baik saja kok. Enggak usah khawatir berlebihan begitu,” jawab Kaira lembut, senyum manis menghiasi wajahnya.Davian memandangnya dengan raut tega

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   101. Pengumuman Penting Keluarga

    Hampir semua manusia yang berada dalam ruangan rawat tersebut menatap dokter tanpa kedip. Wajah-wajah bingung itu memiliki tanya dalam benak, mengapa dokter mengatakannya pada Kaira? Bukankah Cindy yang tengah mengandung? "Dok? Anda mengatakan ini pada putri saya yang mana?" Tanya Mama Rajendra memastikan. Dokter yang melihat kebingungan di wajah pasien dan keluarganya itu menegaskan kembali, "Ibu Kaira tentu saja. Usia kandungannya masih sangat muda dan rentan. Syukurnya tidak ada benturan yang membahayakan kesehatan janin," ulang sang dokter. Kali ini dengan jelas menyebut nama Kaira. Davian melirik sang istri yang nampak syok. Begitupula Mama Rajendra yang tengah mencerna situasi. Di satu sisi dia sangat bahagia mengetahui menantunya itu kini tengah berbadan dua, di sisi lain dia tidak bisa tidak khawatir melirik Cindy dan Alvero yang nampak memalingkan wajah. Ada apa ini? Bukankah Cindy juga tengah hamil? "Lalu..bagaimana dengan Cindy?" Mama Rajendra bertanya penuh harap,

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   100. Insiden

    Suara bel lift berbunyi saat pintu terbuka. Kaira melangkah masuk, menatap lurus ke depan sambil sesekali memeriksa ponselnya. Langkahnya terhenti ketika dia mendapati Cindy sudah berdiri di dalam lift, masih mengenakan pakaian kasual tapi tetap elegan, sisa kemewahan pernikahannya semalam seolah masih terasa.Kaira menarik napas pelan, menyadari situasi ini tak akan mudah. Namun, dia mencoba tersenyum kecil, memecah kecanggungan."Kemana?" Tanyanya sebelum memencet tombol. Cindy bersidekap membuang muka, "Lobi," ujarnya singkat. Kaira mengangguk lantas menekan tombol tujuan mereka yang ternyata sama. Tidak mengherankan sebab pagi ini mereka memang sama-sama harus checkout dari kamar hotel dan menuju kediaman utama. Kaira turun ke lobi lebih lambat daripada suaminya sebab katanya ada yang harus Davian urus lebih dulu. Mungkin juga Cindy memiliki case yang sama sepertinya.Kedua makhluk cantik itu saling membuang muka, hening di dalam ruang tertutup yang entah mengapa terasa sangat l

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   99. After Party

    Pernikahan siapa, yang lelah siapa. Meskipun Kaira tak banyak bergerak di pesta pernikahan 'adik iparnya' itu, dia tetap merasakan kelelahan super. Wanita yang tengah melepas cepolan rambutnya itu meluruskan kedua kakinya yang lelah setelah turut seharian berdiri mengenakan heels. Kaira belum mengganti kebaya setelan keluarganya, namun rasanya dia hampir tak punya tenaga untuk bahkan membersihkan diri sebelum tidur. Kaira kembali ke kamar hotel bersama dengan sang suami. Memang malam ini keluarga mereka masih stay di hotel sebab acara berlangsung seharian sejak pagi hingga malam. Ini pukul 11 malam—ketika pada akhirnya Kaira bisa kembali ke kamar untuk beristirahat. Sebagai seorang introvert, Kaira rasa energi dirinya tersedot maksimal selama acara. Itu jauh lebih melelahkan daripada aktivitas fisik baginya. Apalagi, statusnya sebagai menantu sulung di keluarga Rajendra membuatnya harus mau tidak mau mempertahankan senyuman di wajah dan turut serta menyapa tamu-tamu keluarga. Bagian

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   98. Saudara Ipar

    Ada banyak hal yang terjadi belakangan. Waktu rasanya berjalan begitu cepat dengan beragam kejadian dan plot twist tak terduga yang menyerang kehidupan. Tapi begitulah, namanya juga hidup.Hingga hari ini, Kaira tak pernah mendapatkan panggilan secara personal dari sang bude. Entah apa yang terjadi disana, tapi Kaira yakin ayahnya masih cukup bijak dan tidak akan membiarkan adik semata wayangnya itu hidup susah juga. Jadi, Kaira punya sedikit keyakinan bahwa semuanya baik-baik saja. Hari ini Kaira nampak cantik mengenakan kebaya seragaman yang senada dengan ibu mertuanya. Rambutnya disanggul sederhana dengan makeup yang membuat fitur wajahnya semakin ayu. Gelaran pernikahan hari ini dilangsungkan secara privat, hanya keluarga kedua mempelai dan kerabat dekat saja yang diundang.Yap, sat-set, pernikahan Alvero dan Cindy berjalan mulus sesuai rencana. Suara musik lembut mengisi ruangan resepsi yang dipenuhi dekorasi bunga putih dan emas. Cindy dan Alvero berdiri di pelaminan, tersenyum

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   97. Ibu Kos

    Kaira mengerjapkan matanya tidak percaya. Dia tidak salah dengar, kan?Lahan Madika yang merupakan salah satu proyek mereka, ternyata justru Davian siapkan untuk dimiliki atas nama Kaira. Wanita itu bahkan tidak punya sedikitpun clue mengenai hal ini sebelumnya. Davian memberikan kumpulan kunci, membiarkan Kaira menggenggamnya dengan bingung melongo. Masih tidak seratus persen percaya dengan apa yang ada di tangannya dan juga perkataan Davian tadi. Untuknya? Yang benar saja?Melihat Kaira yang masih mematung, Davian dengan gemas menariknya. Pria itu mengarahkan Kaira untuk mengamati lebih dekat kepemilikan barunya. Lelaki itu membuka pintunya dan membawa Kaira masuk untuk memeriksa semuanya secara lebih dekat."Ini tempat yang aku siapkan buat kamu. Kamu pernah bilang ingin punya tempat usaha sendiri, kan? Jadi aku pikir, kenapa nggak aku wujudkan? Ini kos-kosan milikmu sekarang."Kaira terdiam, matanya berkeliling menatap setiap sudut ruangan. Interiornya telah diatur sedemikian rup

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   96. Hadiah Kaira

    Davian tertawa saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi dengan cara berjalan yang terlihat aneh. Wanita itu sudah kembali mengenakan pakaiannya semalam, rapi dengan makeup seadanya namun tetap cantik. Yang lucu hanya satu, bibirnya yang terus manyun sebab melihat sang suami tengah jelas-jelas menahan tawa kencang saat melihatnya."Ini juga gara-gara kamu, mas!" Sebalnya. Kaira duduk diatas kursi—tentunya setelah susah payah berjalan bahkan tanpa bantuan suaminya. Tapi lelaki yang beberapa tahun lebih tua darinya itu justru menertawakannya. Davian berusaha menghentikan tawanya, pria itu harus menggunakan akal sehatnya untuk sekarang. Tadi dia bablas tertawa namun akhirnya sadar bahwa itu mungkin tidak akan menguntungkannya sama sekali.Maksudnya, ini bahkan bukan kali pertama, kedua, ataupun ketiga, tapi Kaira masih sama seperti biasa. Paham maksudnya, kan?Sebenarnya, salah siapa? Davian memang tidak bisa menahan diri ketika melihat istrinya. Apalagi saat semalam Kaira berinisi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status