Share

41. River Date

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-29 08:19:15

Rupanya ada rencana lain yang Davian hendak wujudkan saat dia memboyong sang istri ke Chao Phraya. Kaira sudah mulai merasakan keganjilan saat Davian tak kunjung membawanya kembali ke resort. Lelaki itu seolah selalu punya topik baru untuk mengalihkan pertanyaan Kaira tiap kali wanita itu mengatakan bahwa ini sudah cukup larut dan menanyakan kapan mereka akan kembali ke penginapan.

Davian menggiringnya menuju jembatan kayu. Dengan ringan menarik Kaira untuk memasuki kapal pesiar yang tengah bersandar.

"Mas.." ragu Kaira. Wanita itu sedikit takut untuk menjejakkan kakinya melangkah naik.

Melihat itu, Davian tersenyum lantas menggenggam tangannya dengan lembut.

"Sini, aku bantu!"

Ragu-ragu Kaira mulai melangkahkan kakinya masuk. Mulai merasakan sedikit pergerakan dari kapal yang sepertinya hendak berlayar.

"Kamu takut?" Tanya Davian.

Kaira yang masih belum melepaskan genggamannya pada Davian dan bahkan kini cukup merapat seolah masuk dalam pelukan sembari memandangi sekitarnya. Mencoba
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   42. Satu Setengah Jam

    Suasana sungai Chao Phraya sangat memukau. Ketika kapal mulai berlayar, pemandangan gedung-gedung tinggi dan kuil-kuil megah yang diterangi lampu malam di kedua sisi sungai terlihat indah. Cahaya lampu berkilauan di atas permukaan air yang tenang, memberikan kesan romantis. Suara gemericik air yang tenang berpadu dengan musik lembut di latar belakang, menciptakan atmosfer yang damai namun berkesan.Angin malam yang sepoi-sepoi memberikan kesejukan yang menyenangkan, sementara aroma hidangan khas Thailand yang disajikan di kapal menggugah selera. Kilauan jembatan dan lampu kota yang memantul di sungai menambah suasana elegan, terutama saat kapal melewati ikon-ikon kota seperti Wat Arun dan Grand Palace. Suasana ini memberikan pengalaman yang mendalam, menyejukkan, dan sempurna untuk menikmati makan malam dalam suasana romantis di tepi sungai yang bersejarah.Sebuah atmosfer yang sempurna bagi sepasang sejoli yang tengah hangat-hangatnya.Kaira mengerjap pelan saat merasakan Davian mene

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   43. Pembuktian 'Satu Setengah Jam'

    Sayang sekali, kapal yang Davian sewa untuk makan malam romantisnya bersama Kaira tidak menawarkan fasilitas untuk menginap atau tidur di dalam kapal. Mereka turun di dermaga tepat lima menit setelah kalimat ambigu dari Kaira terucap. Setelah turun, tak ada percakapan berarti yang terjalin. Supir telah menunggu mereka dan Davian hanya menarik istrinya untuk cepat masuk ke dalam mobil dan bahkan masih tidak melepaskannya setelah mereka sampai resort sehingga Kaira hampir seperti ditarik paksa olehnya."M-mas! Pelan-pelan!" Keluh Kaira dalam perjalanan menuju kamar mereka. Davian melirik Kaira sekilas saat keduanya berada dalam lift. Mengendurkan cengkramannya, tentu saja tanpa melepaskan pegangannya pada sang istri. Netra lelaki itu tajam menatap Kaira yang masih bertanya-tanya tentang apa kiranya kesalahan yang dia lakukan hingga Davian nampak sedingin itu. Padahal sebelumnya mereka baik-baik saja, kan?Kurang dari dua puluh menit, Davian berhasil memboyong istrinya kembali ke kamar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   44. Pertarungan Panas (+)

    Nafas Kaira tercekat ketika sang suami semakin melebarkan pahanya lantas menurunkan tubuhnya sendiri. Posisi Kaira terduduk di atas meja dengan kaki terbuka lebar dan pakaian sudah tak lagi di tempat yang semestinya. Menahan nafas ketika nafas Davian yang hangat berada tepat dihadapan intinya. Bibir Davian mengulas senyuman licik saat menatap wajah istrinya yang memerah. Tanpa aba-aba, Davian memulai aktivitasnya sehingga Kaira yang terkejut juga tanpa aba-aba melolongkan desahannya.Rasanya menyebalkan sekali. Sesuatu yang bagi Kaira seharusnya tidak perlu dilakukan, ingin menolak tapi entah mengapa tubuhnya seolah bereaksi sebaliknya. Saat ini dia tidak tahu apa yang dia inginkan, hanya bisa mengikuti respon tubuh yang benci dia akui sepertinya menginginkan lebih. Kaki Kaira bergerak-gerak hendak menjepit kepala Davian sebab sensasi asing yang tengah dirasakannya. Bukan hanya geli, Kaira serasa hampir menggila karenanya. Davian terus menahan pahanya agar tidak terus bergerak. Seme

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   45. Pasca Bulan Madu

    Keesokan paginya, Kaira perlahan terbangun dan menemukan dirinya terbungkus dalam selimut dengan nafas hangat yang secara teratur menerpa lehernya dari belakang. Dia juga menyadari lengan kuat suaminya tengah melingkari tubuhnya dengan sangat posesif. Tubuh yang kokoh itu menempel di punggungnya. Berbagi kehangatan satu sama lain tanpa memberi jarak sedikitpun.Sejujurnya, ini adalah perasaan yang luar biasa, perasaan paling asing namun menyenangkan yang sepertinya pernah Kaira rasakan. Meskipun setelah itu, dia mulai merasakan sakit di sekujur tubuh.Dia meringis tanpa suara. Kali pertamanya semalam dan gempuran Davian yang menggila merupakan kombinasi luar biasa yang membuatnya hampir lupa daratan. Seluruh tubuhnya terasa kaku dan juga pegal. Kakinya bahkan terasa seperti jelly, pinggulnya sakit, lengan lemas, dan perut keram seperti habis dijahit. Kombinasi pagi yang luar biasa, belum pernah sebelumnya dia merasakan kelelahan ini. Bahkan jika dibandingkan dengan ingatannya tentang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   46. Hadiah Ulang Tahun

    Kaira keluar dengan berjalan tertatih setelah menyelesaikan kegiatan bersih-bersihnya di kamar mandi. Wanita itu sudah nampak lebih segar dengan aroma sabun yang menguar. Jelas membuat Davian turut melirik istrinya yang kesusahan berjalan itu. Davian hendak membantu, namun gesture tangan Kaira jelas menolak. Pada akhirnya Davian membiarkannya dan hanya bisa mengawasi sampai istrinya duduk di sofa dengan selamat.Davian kini sudah setidaknya menggunakan kaos dan celana panjang santainya. Lebih nyaman untuk Kaira tatapi setidaknya. Wanita itu teralihkan fokusnya saat sadar bahwa sang suami sedang berusaha mengatur ulang barang bawaan mereka untuk masuk ke dalam koper. Sebagai seorang istri yang baik, tentu saja Kaira hendak melakukannya. Packing barang-barang bawaan sebelum meninggalkan hotel. Namun rupanya Davian lebih gesit daripada yang ia kira. "Kamu istirahat saja! Aku sudah hampir selesai, kok! Yang masih tersisa diluar tas hanya peralatan makeup kamu di meja dan juga pakaian y

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   47. Ulang Tahun Kaira

    "Kita mau kemana, mas?"Kaira masih setengah sadar saat terbangun dalam mobil Davian. Langit jalanan sudah sangat gelap saat mereka landing di bandara setelah menempuh perjalanan udara selama kurang lebih tiga jam tiga puluh menit. Keduanya dijemput oleh supir utusan keluarga Rajendra. Baru sekitar lima menit masuk mobil, Kaira sudah tertidur pulas tidak sadarkan diri. Dia baru sadar setelah entah berapa puluh menit perjalanan darat dan dengan sisa kesadarannya menemukan bahwa rute yang ditempuh sama sekali bukan rute menuju kediaman Davian.Davian disebelahnya masih nampak lebih segar. Meskipun sebenarnya Kaira yakin suaminya itu sama lelahnya seperti dia. Apalagi dengan kegiatan Davian yang jauh lebih padat. Entah bagaimana cara lelaki itu mempertahankan stamina diri dan menjaga ketenangannya seperti ini.Putra sulung keluarga Rajendra itu duduk tegap di kursi penumpang sembari mengotak-atik gambar dalam tablet. Kaira tadinya sempat menjatuhkan kepala di bahu sang suami, bahkan namp

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   48. Menginap di Rumah Mama

    Malam itu, kediaman Tania Rajendra dipenuhi suasana hangat dan akrab. Pesta kejutan untuk Kaira sukses dilangsungkan meskipun cukup dadakan dan sedikit memaksa pasangan tersebut untuk turut hadir. Sejujurnya, kalau bukan karena Alvero keceplosan menyebutkan bahwa ini adalah hari ulang tahun Kaira, Tania mungkin tidak akan jadi terburu-buru dan heboh begini.Usai makan malam, keluarga Kaira pamit untuk kembali ke rumah mereka. Tania sebenarnya menawarkan untuk menginap, Bude Mita nampak sangat antusias ketika ajakan tersebut dilayangkan. Namun sebagai Kepala Keluarga, Pak Hadinata dengan sopan menolak tawaran tersebut. Selain karena khawatir merepotkan, dia juga harus bekerja pagi-pagi sekali keesokan harinya. Si kembar juga harus berangkat ke sekolah sehingga mereka harus mempersiapkan semuanya di rumah."Nduk, kamu sehat-sehat, ya! Ingat! Selalu dengarkan perkataan suami kamu! Jangan keras kepala dan kalau bisa lebih banyak berdiskusi serta saling memahami satu sama lain," pesan Ibu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   49. Jatah Pagi

    Kaira secara perlahan membuka matanya dan mulai menyesuaikan dengan intensitas cahaya yang masuk. Masih cukup minim, sebab ruangan luas dengan nuansa abu-abu dan putih itu masih lumayan gelap dengan hanya cahaya lampu tidur yang menerangi. Samar-samar Kaira melirik jam dinding, sudah pukul enam pagi sekarang. Berpikir lima detik, selebihnya Kaira gunakan untuk memaksa dirinya bangkit dari ranjang super nyaman dan juga dekapan hangat yang memeluknya dari belakang, siapa lagi kalau bukan ulah Davian?Suaminya itu ikut bergerak dan membuka mata saat merasakan pergerakan Kaira yang tiba-tiba. Menggosok wajahnya perlahan saat menyadari istrinya sudah ancang-ancang untuk turun dari ranjang. Melihat itu, Davian menggunakan lengan kokohnya untuk menarik kembali Kaira hingga terjatuh di dada bidangnya."Mas!" Kaira terpekik kaget saat tubuhnya kembali jatuh di ranjang, dalam dekapan kuat Davian pula."Mau kemana? Ini masih pagi sekali," tutur Davian dengan suara khas baru bangun tidur yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07

Bab terbaru

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   120. Beralih

    "Ada apa?" Kaira tidak mau basa-basi lebih lama lagi. Mood bersantainya sudah rusak akibat kedatangan Raina yang secara tiba-tiba kembali muncul dihadapannya seperti sekarang ini. Melihat Kaira yang bahkan tidak berusaha ramah padanya, Raina tertawa pelan, "Kamu memang selalu bersikap seperti ini? Apa yang Davi lihat dari seorang wanita cemburuan seperti kamu sebenarnya?" Raina berujar dan bahkan tanpa sungkan menghakimi Kaira dengan mudah, lengkap dengan lirikan meremehkan menandai Kaira dari ujung kepala hingga kaki. Dan apa katanya tadi, cemburuan? Mana pernah Kaira menunjukkan kecemburuan berlebih tersebut sebelumnya? Kaira sejujurnya sudah sensi tiga tingkat. Apalagi mendengar Raina menyebut suaminya dengan penggalan 'Davi'. Sebenarnya tidak begitu masalah, tapi karena Raina yang menyebutkannya, Kaira jadi agak tersulut. Apa mereka masih sedekat itu sampai dengan mudah menyebut nama yang cukup akrab itu? "Apa dokter juga selalu bersikap seperti ini kepada lelaki yang s

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   119. Sebenarnya Apa?

    Setelah perdebatan tipis-tipis tadi, Kaira masuk ke dalam ruangan kerjanya. Langsung menemukan Davian yang tengah duduk di singgasananya sembari menikmati secangkir kopi pagi dengan seutas senyum yang menghiasi wajahnya. "Menikmati pertunjukan dengan tenang?" Sindir Kaira. Dia tahu pasti bahwa suaminya itu memang menonton dari dalam ruangan. Kaira meletakkan tas bawaannya diatas meja, lantas mulai menyiapkan perlengkapan kerjanya secara teliti.Davian masih senyum-senyum di tempatnya, "Jadi sekarang kamu sudah tidak marah lagi?" Tanyanya.Kaira meliriknya sekilas dibarengi dengan sebelah alis yang naik keatas. "Ada apa dengan pertanyaan out of topic itu?"Tiba-tiba saja Davian membahasnya. Kaira yakin seratus persen bahwa apa yang sekarang ini Davian lakukan adalah hanya untuk menjahilinya. "Buktinya kamu lebih mempercayai aku dibanding termakan permainan kata-kata Dokter Raina," tutur Davian yang kini memangku dagunya dengan kedua tangan. Lelaki dewasa itu justru nampak lucu dengan

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   118. Menyapa Dengan Tenang

    Saat Kaira tiba di kantor pagi ini, dia tidak terkejut melihat sosok Raina sudah berdiri di depan ruangan Davian. Wajah perempuan itu tampak tenang, meskipun jelas ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.Jelas dia telah menduganya. Beberapa panggilan dan pesan yang dikirimkan semalam, bahkan di waktu istirahat, sudah pasti Raina tidak akan menyerah begitu saja. "Bu, ada tamu. Beliau bilang ingin menemui Pak Davian," ujar Tika sembari berbisik pelan. Sebagai pihak pertama di lantai Ruangan Direktur, Tika adalah yang bertugas untuk berkomunikasi dengan Kaira ataupun Davian apabila ada tamu. Juga menerima dari resepsionis utama yang berada di lantai dasar. Namun sepertinya, kedatangan tanpa jadwal dan brief sebelumnya ini membuat Tika agak sedikit kebingungan. Kaira melirik Raina yang tengah duduk dengan santai, "Bapak bilang apa?" Dia tahu suaminya sudah lebih dulu sampai ruangan hari ini. Seharusnya Davian sekarang sudah berada di ruangan. Tika bersiap untuk berbisik, dia mengecilkan s

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   117. What A Nightmare

    Suara-suara aneh tiba-tiba saja terdengar berisik dan mengganggu pendengaran. Belum lagi guncangan kecil yang menyebabkan pergerakan pada tempatnya berada cukup mengusiknya. Kaira yang masih diliputi setengah rasa kantuk terpaksa membuka matanya untuk menemukan sumber gangguan.Matanya terbelalak, saat ini dia menghadap samping. Tepat menyaksikan bagaimana seorang wanita menduduki atau bahkan bisa dikatakan tengah menunggangi suaminya—tepat disampingnya. Pemandangan gila yang membuat Kaira berdebar sakit menyaksikannya. Lenguhan dan kesibukan dari sepasang insan gila disebelahnya cukup membuat Kaira tak bisa menahan air mata dan juga amarah. Namun tetap saja, Kaira tak bisa menggerakkan tubuhnya atau bahkan sekadar mengeluarkan suaranya. Ia kaku dan bisu. Ingin berteriak namun seolah tak bisa keluar apapun.Ketika pasangan gila itu menatap kearahnya, mereka tersenyum, dan itu jelas membuat Kaira semakin diliputi kemarahan. Bagaimana bisa suaminya dan Raina melakukan ini disana?Mata

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   116. Panggilan Suara

    Davian akhirnya kembali ke rumah setelah seluruh urusannya di rumah sakit selesai. Tubuhnya masih lemah, tetapi jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Begitu memasuki rumah, Kaira sigap membantunya duduk di sofa sebelum membawa bantal tambahan agar suaminya lebih nyaman."Pak Aldo, mau minum sesuatu? Teh ataupun soft drink?" Tanya Kaira pada Aldo yang sudah setia membantunya dan mengantar mereka pulang ke rumah dengan selamat.Aldo melirik Davian, memahami makna tatapan Davian dan tersenyum tipis berusah atak terlalu kentara. "Terima kasih, tapi tidak perlu repot, bu. Saya izin untuk langsung pulang ke rumah sekarang," ujarnya menolak halus tawaran Kaira.Tak membiarkan Kaira membujuk atau melakukan percakapan tambahan, Davian menambahkan narasi yang mungkin bisa membantu. "Benar, orang rumah pasti lebih tenang jika kamu berada disana. Terima kasih atas bantuannya ya, Do! Salam buat tante dan semoga lekas sembuh," ujar Davian pada Aldo yang pada akhirnya juga disetujui oleh Kaira. "Ah

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   115. Rekonsiliasi?

    Percakapan dengan Aldo terus berputar di kepalanya. Kaira yakin selama ini dia tidak melakukan sesuatu yang menyalahi aturan, tapi mengapa kemudian dia harus menghadapi segala macam kebetulan di dunia yang luasnya tak terhingga namun ternyata seolah sangat sempit ini?Dokter Raina adalah putri sulung mantan bosnya—putri dari Hanan Suditra?Jadi, dialah putri hilang yang sempat dia dengar desas-desusnya karena berselisih dengan ayahnya itu? Alasannya adalah ini? Karena rasa bersalahnya pada Davian?Mengapa semuanya jadi bertumpukan seperti ini? Itukah yang membuat Hanan Suditra memandangnya remeh sebelumnya? Karena mungkin dia pikir Kaira tidak akan pernah sebanding dengan putrinya untuk mendampingi Davian?"Bu Kaira, anda baik-baik saja?"Lamunannya terketuk, Kaira dengan cepat kembali pada dunia nyata—berada di ruang rawat bersama dengan Davian dan juga dokter yang tengah menjelaskan beberapa hal sebelum memperbolehkan Davian untuk beristirahat di rumah.Kaira melirik dokter dan suam

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   114. Kebetulan?

    "Kamu benar-benar dengan bangga menyebut diri sebagai seorang istri saat bahkan kamu sendiri tidak tahu kesulitan yang Davi tengah hadapi?"Kaira menutup matanya sembari menahan sesak di dada yang terus memenuhinya. Wanita itu duduk di kursi panjang rumah sakit sendirian—memikirkan kembali keganjilan belakangan ini yang tak pernah dia anggap sebagai pertanda apapun. Tapi sentilan sinis dari Raina membuatnya merasa rendah diri. Apa dia benar-benar se-egois itu dan begitu cuek terhadap suaminya sendiri hingga bahkan tidak mengetahui bahwa Davian belakangan ini memang berada dalam kondisi tubuh kurang baik?"Bu Kaira.."Kaira melirik suara yang tiba-tiba menyapanya. Menatap lelaki tinggi dihadapannya yang hadir dengan kedua tangan bertautan dan raut bersalah."Saya minta maaf karena tidak bisa menemani Pak Davian tadi," ucapnya sembari menunduk.Kaira menghela nafas, ini juga bukan salah Aldo sama sekali. "Pak Aldo... Bagaimana kondisi ibu anda?"Aldo tersenyum tipis, "Syukurnya kondisi

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   113. Si Paling Tahu

    "Mas Davian kenapa?"Ketika Dokter Raina keluar, Kaira berusaha keras menata perasaannya. Mengesampingkan seluruh ego dan kecurigaannya sebab yang terpenting saat ini baginya adalah keadaan Davian.Davian menatapnya lama, seolah ada banyak yang ingin dia sampaikan namun semuanya tertahan di ujung lidah. Pada akhirnya, dia hanya bisa menjawab seadanya. "Enggak apa-apa, Kai. Cuma diminta untuk istirahat saja," ujarnya dengan seberkas senyum yang kelihatan dipaksakan.Lama Kaira terdiam sampai akhirnya dia menghela nafas pelan, "Bagaimana tadi kejadiannya? Apa benar seperti yang Dokter Raina katakan?"Davian melihat dan mendengar bagaimana istrinya itu menatapnya datar. Seolah tak ada apapun yang terjadi diantara mereka. Dia bahkan tidak keberatan menyebut kembali nama Raina."Tadi seusai rapat, tiba-tiba saja kepalaku pusing. Sebenarnya perut juga sudah tidak enak sejak pagi. Saat keluar ruangan, tiba-tiba saja aku muntah dan ya seluruhnya gelap."Kaira menghela nafas untuk kesekian ka

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   112. Kecurigaan Berlanjut

    Kaira menatap layar laptop dengan fokus, tangannya lincah mengetik sembari mengecek ulang jadwal dan laporan yang menumpuk di mejanya. Sejak pagi, ia sudah disibukkan dengan berbagai tugas sebagai asisten pribadi Davian, memastikan semua agenda berjalan lancar. Begitu juga delegasi tugas untuk merapikan kembali dokumen di ruangan.Namun, ada satu hal yang membuat pikirannya tidak tenang—Davian belum juga memberi kabar.Sejak siang tadi, suaminya pergi bersama Aldo untuk menghadiri rapat penting di luar kantor. Memenuhi persyaratan dari Mama Tania dan tentu juga Davian bahwa Kaira tidak boleh terlalu banyak bekerja dan juga tidak boleh sering-sering ikut dinas keluar. Makanya untuk saat ini Kaira harus puas untuk jaga kandang dan menyeleksi pekerjaan para staf dan membiarkan Aldo yang wara-wiri bersama suaminya.Awalnya, Kaira tidak terlalu khawatir. Namun, seiring waktu berlalu hingga sore menjelang, Davian belum juga kembali. Berkali-kali ia menghubungi ponselnya, tapi hanya nada sam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status