Beranda / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / 21. Drama Sebelum Tidur

Share

21. Drama Sebelum Tidur

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-12 15:33:46

Suasana malam di rumah Davian malam ini terasa begitu syahdu. Belum pernah Davian merasakan perbedaan signifikan dan nuansa seperti ini di rumahnya selama menempatinya lima tahun belakangan. Keberadaan satu orang saja ternyata berhasil mengubah segalanya.

Lelaki itu duduk bersandar di kursi ruang kerjanya sembari memegang stylus pen miliknya. Meskipun tangan dan otaknya bekerja, beberapa kali senyum di bibirnya terbit secara sendirinya. Ketika menyadari hal tersebut, Davian akan terus menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya sendiri. Dia mirip orang gila karena biasanya jarang tersenyum namun kini justru kedapatan sering sekali senyum-senyum sendiri.

Davian berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Ada perasaan aneh yang menyergap hingga membuatnya merasa tidak ingin berlama-lama meninggalkan istrinya itu seorang diri.

Sementara itu di depan kamar Davian, Kaira menggigit kuku jarinya sendiri dengan cemas. Semakin larut, dia terpaksa harus segera masuk kamar. Wanita itu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   22. Senangnya Dalam Hati

    Pagi itu, sinar matahari yang lembut menelusup di sela-sela tirai kamar tidur, menerangi sudut ruangan yang luas dan terasa asing bagi Kaira. Ia terbangun perlahan, matanya menyesuaikan dengan cahaya pagi, dan merasakan sejenak keheningan yang menggelayuti udara. Di sebelahnya, Davian masih tertidur dengan posisi tenang, wajahnya terlihat damai, meski perasaan di antara mereka berdua belum bisa dibilang demikian.Tersenyum simpul saat menikmati pemandangan wajah polos sang suami. Nampak kontras dengan ekspresi datar ataupun serius Davian saat dalam mode terjaga. Siapa sangka Davian bisa kelihatan sebegitu lembutnya ketika tertidur begini?Kaira duduk di tepi ranjang, mengumpulkan keberanian untuk memulai hari pertama sebagai istri di rumah yang kini menjadi tempat tinggalnya. Rumah pribadi Davian, dengan dinding-dinding yang tinggi dan elegan, seolah mempertegas sikap sang pemilik rumah yang cenderung tertutup dan dingin. Meskipun begitu, semalam laki-laki itu sendiri yang berjanji ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   23. Tidak Ada Celah

    Pagi itu, Davian melangkah memasuki kantornya, sebuah ruang terbuka dengan meja-meja besar yang dipenuhi blueprint, model bangunan mini, dan sketsa arsitektural. Cahaya matahari menembus kaca-kaca besar di sudut ruangan, memberikan suasana hangat dan energik. Suara keyboard yang terdengar cepat dan obrolan ringan di antara rekan-rekan kerjanya menandakan awal hari kerja yang sibuk.Namun, begitu Davian melangkah lebih dalam ke ruangan, suasana seketika berubah. Beberapa karyawannya bangkit dari duduk untuk menyapa dengan senyuman di wajah mereka. Davian hanya lewat dan membalas sapaan dengan singkat—berbarengan dengan sebuah senyuman yang bertahan di wajahnya. Para karyawan saling berbisik, agak geger melihat senyuman di wajah pimpinan mereka yang terkenal datar dan dingin itu."Menikah pasti turut mempengaruhi suasana hati Pak Davian," bisik salah seorang drafter yang ditimpali tawa oleh beberapa rekannya. Davian terus berjalan masuk menuju ruangannya dengan langkah tegap seperti bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   24. Bubur Kacang Hijau

    Kaira baru saja selesai memasak bubur kacang hijau. Bukan karena ada alasan tertentu, sejujurnya dia hanya berusaha untuk mengolah bahan makanan yang disiapkan di kulkas oleh sang mama mertua. Meskipun disimpan di kulkas, Kaira merasa kualitas bahan makanan bisa saja menurun kalau dibiarkan terlalu lama. Setelah selesai merapikan hasil masakan, wanita itu berencana untuk mengirim sedikit pada sang mertua. Kediaman mereka tak begitu jauh, Kaira juga sedang tidak punya pekerjaan apapun hari ini jadi dia cukup punya waktu untuk sekedar mengirimnya langsung. Dia kembali ke kamar untuk segera bersiap. Iseng memeriksa ponsel yang sudah sejak pagi dia anggurkan. Menemukan satu pesan paling menyala dari suaminya yang sudah diterima sekitar satu jam yang lalu. Kaira tersenyum amat tipis saat membacanya, tanpa menunda lebih banyak waktu, ia segera mengetikkan balasannya."Maaf baru membalas. Iya, selamat bekerja, Mas!" Tulisnya.Tak lama setelah itu, Davian kembali membalas pesannya. Hanya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   25. Salah Paham

    Tiga orang teman masa SMA itu duduk kaku bak tengah disidang oleh Tania di ruang keluarga. Wajah-wajah tegang nampak dari ketiganya, terutama Cindy yang sudah lebih dulu pucat pasi tampak tak nyaman dan menggigit bibir bawahnya. Alvero duduk dengan tangan terlipat di dada seolah bersiap untuk menjelaskan. Sementara Kaira nampak sedikit lebih tenang meksipun ada sisa merah di pipinya, tanda dari tragedi yang baru saja terjadi.Tania memandang mereka satu per satu dengan tatapan tajam. Dia bisa saja langsung memeriksa CCTV, namun wanita itu memilih untuk mendengarkan kronologi kejadian dari mereka semua secara jujur. "Siapa yang akan bicara lebih dulu?" Tanyanya. Kekosongan itu membuat Kaira merasa mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan, "Aku kemari mengantar ini untuk mama," buka Kaira sesuai porsinya. Wanita itu benar-benar menyerahkan bubur kacang hijau buatannya itu kepada tujuannya."Mama kemarin membawakan banyak sekali kacang hijau. Karena hari ini aku punya cukup banyak wakt

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   26. Pemikiran Kaira

    "Kalian nggak mau menginap saja?"Mama Tania cemberut saat keluar-keluar dari kamar, Davian langsung meminta izin untuk kembali ke rumahnya sekaligus memboyong sang istri. Sementara Alvero aat ini sedang mengantar Cindy untuk kembali pulang. Tidak ada lagi toleransi dan semacamnya, sekali Davian mengatakan akan pulang, maka itulah yang akan dia lakukan. Laki-laki itu keras kepala terutama menyangkut keputusannya."Kami pamit pulang ya, ma," ujar Davian lagi. Lelaki itu mengambil tangan sang mama untuk dia salami. Sejujurnya merasa sedikit bersalah sebab Mama Tania nampak tidak rela Davian membawa serta menantunya untuk meninggalkan rumah dengan cara begini. "Mama bahkan belum sempat ngobrol sama Kaira lho, Dav!" Protes Tania lagi. Davian tersenyum lalu mengelus pelan pundak sang mama, "Kaira bisa kesini kapanpun, mama juga bisa mengunjungi Kaira kapanpun mama mau selagi kalian berdua sama-sama punya waktu luang. Tapi untuk kali ini, biarkan Davian dan Kaira kembali ke rumah dulu ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   27. Melindungi Keduanya Sekaligus

    "Kalau hal semacam ini kembali terjadi, aku nggak yakin bisa bantu kamu lagi," ujar Alvero kesal. Pria itu mematikan mesin kendaraannya lalu keluar lebih dulu. Meninggalkan wanita yang duduk di kursi penumpang masih mempertahankan ekspresi gusar.Cindy keluar dari mobil, berusaha menyusul Alvero yang sudah berjalan cepat lebih dulu. Mereka berdua berada di areal parkir apartmen yang Cindy tempati sekarang. Langkah besar lelaki tinggi itu juga sudah jelas menuju tempat dimana Cindy tinggal. Masuk dalam lift, hanya ada mereka berdua didalamnya. Perdebatan itu kembali dilanjutkan dengan sengit. "Ya makanya kamu jangan deket-deket dong sama Kaira! Harus berapa kali sih aku bilang?!" Cindy melengos tak terima.Alvero berdecak tidak kalah sebal, dia tidak tahu harus menggunakan metode apa lagi untuk menenangkan sang kekasih yang berubah jadi oveprotektif dan bahkan hampir menggila begini."Lho, gimana? Kaira itu sekarang bagian dari keluargaku, dia kakak iparku. Berada di rumah mama jelas

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   28. Upaya Saling Mengenal

    Kaira menghempaskan tubuhnya secara kasar di ranjang kamar pribadinya. Menyentuh bekas luka di pipinya yang sudah sempat diobati oleh Davian, lantas mengingat lagi bagaimana Cindy menyerangnya secara membabi buta tadi. Menjadi istri Davian saja tidak cukup untuk membuat Cindy percaya padanya. Wanita itu mungkin benar-benar tidak menginginkan Kaira ada dalam radius dekat dengan Alvero. Kaira tahu Cindy takut kehilangan Alvero, tapi apa sebegitu cemburunya hingga dia harus bertindak nekat seperti itu padanya?Cindy benar-benar berubah total, bukan lagi seperti teman sebangku periang yang Kaira kenal sebelumnya. Atau mungkin memang Kaira hanya baru melihat aslinya sekarang?Jika dipikir-pikir, kenapa juga Kaira harus memenuhi ego Cindy? Tidak mungkin dia melepas begitu saja kontak dengan Alvero apalagi mereka sekarang sudah menjadi keluarga. Itu adalah pekerjaan mandiri untuk Cindy agar bisa menenangkan pikirannya sendiri dan fokus pada hidupnya. Bukannya malah menganggap semua disekita

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   29. Honeymoon Trip

    Davian tidak main-main dengan ucapannya. Begitupula Kaira yang meskipun sempat setengah sadar nan planga-plongo dalam bersiap, pada akhirnya dia benar-benar berada dalam pesawat tujuan luar negeri dan sudah mengudara hampir selama tiga puluh menit sekarang. Wanita itu tadinya sempat mengutuk dirinya sendiri, mengapa beberapa minggu sebelum menikah ia menurut pada sang mertua dengan tiba-tiba saja diajak membuat pasport waktu itu. Sat set sat set, tiba-tiba saja berangkat tanpa hambatan seperti hari ini. Meskipun hanya ke negeri tetangga, tetap saja ini adalah perjalanan internasional pertama kali bagi Kaira. Sebenarnya tidak serta merta untuk bulan madu, keberangkatan mereka secara tiba-tiba ini adalah karena Davian mendapat tugas menghadiri kegiatan disana. Kegiatan utamanya hanya satu hari, itu mengapa akhirnya dia memboyong serta sang istri untuk menemaninya sekaligus mereka bisa sedikit liburan setelahnya. Di dalam pesawat, suasana begitu tenang, hanya ada dengung lembut dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18

Bab terbaru

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   120. Beralih

    "Ada apa?" Kaira tidak mau basa-basi lebih lama lagi. Mood bersantainya sudah rusak akibat kedatangan Raina yang secara tiba-tiba kembali muncul dihadapannya seperti sekarang ini. Melihat Kaira yang bahkan tidak berusaha ramah padanya, Raina tertawa pelan, "Kamu memang selalu bersikap seperti ini? Apa yang Davi lihat dari seorang wanita cemburuan seperti kamu sebenarnya?" Raina berujar dan bahkan tanpa sungkan menghakimi Kaira dengan mudah, lengkap dengan lirikan meremehkan menandai Kaira dari ujung kepala hingga kaki. Dan apa katanya tadi, cemburuan? Mana pernah Kaira menunjukkan kecemburuan berlebih tersebut sebelumnya? Kaira sejujurnya sudah sensi tiga tingkat. Apalagi mendengar Raina menyebut suaminya dengan penggalan 'Davi'. Sebenarnya tidak begitu masalah, tapi karena Raina yang menyebutkannya, Kaira jadi agak tersulut. Apa mereka masih sedekat itu sampai dengan mudah menyebut nama yang cukup akrab itu? "Apa dokter juga selalu bersikap seperti ini kepada lelaki yang s

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   119. Sebenarnya Apa?

    Setelah perdebatan tipis-tipis tadi, Kaira masuk ke dalam ruangan kerjanya. Langsung menemukan Davian yang tengah duduk di singgasananya sembari menikmati secangkir kopi pagi dengan seutas senyum yang menghiasi wajahnya. "Menikmati pertunjukan dengan tenang?" Sindir Kaira. Dia tahu pasti bahwa suaminya itu memang menonton dari dalam ruangan. Kaira meletakkan tas bawaannya diatas meja, lantas mulai menyiapkan perlengkapan kerjanya secara teliti.Davian masih senyum-senyum di tempatnya, "Jadi sekarang kamu sudah tidak marah lagi?" Tanyanya.Kaira meliriknya sekilas dibarengi dengan sebelah alis yang naik keatas. "Ada apa dengan pertanyaan out of topic itu?"Tiba-tiba saja Davian membahasnya. Kaira yakin seratus persen bahwa apa yang sekarang ini Davian lakukan adalah hanya untuk menjahilinya. "Buktinya kamu lebih mempercayai aku dibanding termakan permainan kata-kata Dokter Raina," tutur Davian yang kini memangku dagunya dengan kedua tangan. Lelaki dewasa itu justru nampak lucu dengan

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   118. Menyapa Dengan Tenang

    Saat Kaira tiba di kantor pagi ini, dia tidak terkejut melihat sosok Raina sudah berdiri di depan ruangan Davian. Wajah perempuan itu tampak tenang, meskipun jelas ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.Jelas dia telah menduganya. Beberapa panggilan dan pesan yang dikirimkan semalam, bahkan di waktu istirahat, sudah pasti Raina tidak akan menyerah begitu saja. "Bu, ada tamu. Beliau bilang ingin menemui Pak Davian," ujar Tika sembari berbisik pelan. Sebagai pihak pertama di lantai Ruangan Direktur, Tika adalah yang bertugas untuk berkomunikasi dengan Kaira ataupun Davian apabila ada tamu. Juga menerima dari resepsionis utama yang berada di lantai dasar. Namun sepertinya, kedatangan tanpa jadwal dan brief sebelumnya ini membuat Tika agak sedikit kebingungan. Kaira melirik Raina yang tengah duduk dengan santai, "Bapak bilang apa?" Dia tahu suaminya sudah lebih dulu sampai ruangan hari ini. Seharusnya Davian sekarang sudah berada di ruangan. Tika bersiap untuk berbisik, dia mengecilkan s

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   117. What A Nightmare

    Suara-suara aneh tiba-tiba saja terdengar berisik dan mengganggu pendengaran. Belum lagi guncangan kecil yang menyebabkan pergerakan pada tempatnya berada cukup mengusiknya. Kaira yang masih diliputi setengah rasa kantuk terpaksa membuka matanya untuk menemukan sumber gangguan.Matanya terbelalak, saat ini dia menghadap samping. Tepat menyaksikan bagaimana seorang wanita menduduki atau bahkan bisa dikatakan tengah menunggangi suaminya—tepat disampingnya. Pemandangan gila yang membuat Kaira berdebar sakit menyaksikannya. Lenguhan dan kesibukan dari sepasang insan gila disebelahnya cukup membuat Kaira tak bisa menahan air mata dan juga amarah. Namun tetap saja, Kaira tak bisa menggerakkan tubuhnya atau bahkan sekadar mengeluarkan suaranya. Ia kaku dan bisu. Ingin berteriak namun seolah tak bisa keluar apapun.Ketika pasangan gila itu menatap kearahnya, mereka tersenyum, dan itu jelas membuat Kaira semakin diliputi kemarahan. Bagaimana bisa suaminya dan Raina melakukan ini disana?Mata

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   116. Panggilan Suara

    Davian akhirnya kembali ke rumah setelah seluruh urusannya di rumah sakit selesai. Tubuhnya masih lemah, tetapi jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Begitu memasuki rumah, Kaira sigap membantunya duduk di sofa sebelum membawa bantal tambahan agar suaminya lebih nyaman."Pak Aldo, mau minum sesuatu? Teh ataupun soft drink?" Tanya Kaira pada Aldo yang sudah setia membantunya dan mengantar mereka pulang ke rumah dengan selamat.Aldo melirik Davian, memahami makna tatapan Davian dan tersenyum tipis berusah atak terlalu kentara. "Terima kasih, tapi tidak perlu repot, bu. Saya izin untuk langsung pulang ke rumah sekarang," ujarnya menolak halus tawaran Kaira.Tak membiarkan Kaira membujuk atau melakukan percakapan tambahan, Davian menambahkan narasi yang mungkin bisa membantu. "Benar, orang rumah pasti lebih tenang jika kamu berada disana. Terima kasih atas bantuannya ya, Do! Salam buat tante dan semoga lekas sembuh," ujar Davian pada Aldo yang pada akhirnya juga disetujui oleh Kaira. "Ah

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   115. Rekonsiliasi?

    Percakapan dengan Aldo terus berputar di kepalanya. Kaira yakin selama ini dia tidak melakukan sesuatu yang menyalahi aturan, tapi mengapa kemudian dia harus menghadapi segala macam kebetulan di dunia yang luasnya tak terhingga namun ternyata seolah sangat sempit ini?Dokter Raina adalah putri sulung mantan bosnya—putri dari Hanan Suditra?Jadi, dialah putri hilang yang sempat dia dengar desas-desusnya karena berselisih dengan ayahnya itu? Alasannya adalah ini? Karena rasa bersalahnya pada Davian?Mengapa semuanya jadi bertumpukan seperti ini? Itukah yang membuat Hanan Suditra memandangnya remeh sebelumnya? Karena mungkin dia pikir Kaira tidak akan pernah sebanding dengan putrinya untuk mendampingi Davian?"Bu Kaira, anda baik-baik saja?"Lamunannya terketuk, Kaira dengan cepat kembali pada dunia nyata—berada di ruang rawat bersama dengan Davian dan juga dokter yang tengah menjelaskan beberapa hal sebelum memperbolehkan Davian untuk beristirahat di rumah.Kaira melirik dokter dan suam

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   114. Kebetulan?

    "Kamu benar-benar dengan bangga menyebut diri sebagai seorang istri saat bahkan kamu sendiri tidak tahu kesulitan yang Davi tengah hadapi?"Kaira menutup matanya sembari menahan sesak di dada yang terus memenuhinya. Wanita itu duduk di kursi panjang rumah sakit sendirian—memikirkan kembali keganjilan belakangan ini yang tak pernah dia anggap sebagai pertanda apapun. Tapi sentilan sinis dari Raina membuatnya merasa rendah diri. Apa dia benar-benar se-egois itu dan begitu cuek terhadap suaminya sendiri hingga bahkan tidak mengetahui bahwa Davian belakangan ini memang berada dalam kondisi tubuh kurang baik?"Bu Kaira.."Kaira melirik suara yang tiba-tiba menyapanya. Menatap lelaki tinggi dihadapannya yang hadir dengan kedua tangan bertautan dan raut bersalah."Saya minta maaf karena tidak bisa menemani Pak Davian tadi," ucapnya sembari menunduk.Kaira menghela nafas, ini juga bukan salah Aldo sama sekali. "Pak Aldo... Bagaimana kondisi ibu anda?"Aldo tersenyum tipis, "Syukurnya kondisi

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   113. Si Paling Tahu

    "Mas Davian kenapa?"Ketika Dokter Raina keluar, Kaira berusaha keras menata perasaannya. Mengesampingkan seluruh ego dan kecurigaannya sebab yang terpenting saat ini baginya adalah keadaan Davian.Davian menatapnya lama, seolah ada banyak yang ingin dia sampaikan namun semuanya tertahan di ujung lidah. Pada akhirnya, dia hanya bisa menjawab seadanya. "Enggak apa-apa, Kai. Cuma diminta untuk istirahat saja," ujarnya dengan seberkas senyum yang kelihatan dipaksakan.Lama Kaira terdiam sampai akhirnya dia menghela nafas pelan, "Bagaimana tadi kejadiannya? Apa benar seperti yang Dokter Raina katakan?"Davian melihat dan mendengar bagaimana istrinya itu menatapnya datar. Seolah tak ada apapun yang terjadi diantara mereka. Dia bahkan tidak keberatan menyebut kembali nama Raina."Tadi seusai rapat, tiba-tiba saja kepalaku pusing. Sebenarnya perut juga sudah tidak enak sejak pagi. Saat keluar ruangan, tiba-tiba saja aku muntah dan ya seluruhnya gelap."Kaira menghela nafas untuk kesekian ka

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   112. Kecurigaan Berlanjut

    Kaira menatap layar laptop dengan fokus, tangannya lincah mengetik sembari mengecek ulang jadwal dan laporan yang menumpuk di mejanya. Sejak pagi, ia sudah disibukkan dengan berbagai tugas sebagai asisten pribadi Davian, memastikan semua agenda berjalan lancar. Begitu juga delegasi tugas untuk merapikan kembali dokumen di ruangan.Namun, ada satu hal yang membuat pikirannya tidak tenang—Davian belum juga memberi kabar.Sejak siang tadi, suaminya pergi bersama Aldo untuk menghadiri rapat penting di luar kantor. Memenuhi persyaratan dari Mama Tania dan tentu juga Davian bahwa Kaira tidak boleh terlalu banyak bekerja dan juga tidak boleh sering-sering ikut dinas keluar. Makanya untuk saat ini Kaira harus puas untuk jaga kandang dan menyeleksi pekerjaan para staf dan membiarkan Aldo yang wara-wiri bersama suaminya.Awalnya, Kaira tidak terlalu khawatir. Namun, seiring waktu berlalu hingga sore menjelang, Davian belum juga kembali. Berkali-kali ia menghubungi ponselnya, tapi hanya nada sam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status