Home / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / 28. Upaya Saling Mengenal

Share

28. Upaya Saling Mengenal

Author: Estaruby
last update Last Updated: 2024-09-17 17:38:08

Kaira menghempaskan tubuhnya secara kasar di ranjang kamar pribadinya. Menyentuh bekas luka di pipinya yang sudah sempat diobati oleh Davian, lantas mengingat lagi bagaimana Cindy menyerangnya secara membabi buta tadi.

Menjadi istri Davian saja tidak cukup untuk membuat Cindy percaya padanya. Wanita itu mungkin benar-benar tidak menginginkan Kaira ada dalam radius dekat dengan Alvero. Kaira tahu Cindy takut kehilangan Alvero, tapi apa sebegitu cemburunya hingga dia harus bertindak nekat seperti itu padanya?

Cindy benar-benar berubah total, bukan lagi seperti teman sebangku periang yang Kaira kenal sebelumnya. Atau mungkin memang Kaira hanya baru melihat aslinya sekarang?

Jika dipikir-pikir, kenapa juga Kaira harus memenuhi ego Cindy? Tidak mungkin dia melepas begitu saja kontak dengan Alvero apalagi mereka sekarang sudah menjadi keluarga. Itu adalah pekerjaan mandiri untuk Cindy agar bisa menenangkan pikirannya sendiri dan fokus pada hidupnya. Bukannya malah menganggap semua disekita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   29. Honeymoon Trip

    Davian tidak main-main dengan ucapannya. Begitupula Kaira yang meskipun sempat setengah sadar nan planga-plongo dalam bersiap, pada akhirnya dia benar-benar berada dalam pesawat tujuan luar negeri dan sudah mengudara hampir selama tiga puluh menit sekarang. Wanita itu tadinya sempat mengutuk dirinya sendiri, mengapa beberapa minggu sebelum menikah ia menurut pada sang mertua dengan tiba-tiba saja diajak membuat pasport waktu itu. Sat set sat set, tiba-tiba saja berangkat tanpa hambatan seperti hari ini. Meskipun hanya ke negeri tetangga, tetap saja ini adalah perjalanan internasional pertama kali bagi Kaira. Sebenarnya tidak serta merta untuk bulan madu, keberangkatan mereka secara tiba-tiba ini adalah karena Davian mendapat tugas menghadiri kegiatan disana. Kegiatan utamanya hanya satu hari, itu mengapa akhirnya dia memboyong serta sang istri untuk menemaninya sekaligus mereka bisa sedikit liburan setelahnya. Di dalam pesawat, suasana begitu tenang, hanya ada dengung lembut dari

    Last Updated : 2024-09-18
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   30. Tertarik Sejak Awal

    Kaira dapat sedikit bernafas lega setelah Davian melepaskannya dari cengkraman maut tadi. Laki-laki itu mundur sembari mengacak pelan surai Kaira saat gadis itu nampak lucu dengan mata besar kagetnya. Davian tersenyum lalu mundur untuk menggunakan layanan kamar melalui telepon. Memilih beberapa menu yang sepertinya memenuhi selera mereka berdua malam ini.Usai memesan, Davian kembali melirik istrinya yang masih diam di pojok ruangan. “Kamu bisa mandi dulu, Kai. Saya pesan layanan in-dining, jadi tolong biarkan mereka masuk dan menata semuanya ya,” titah Davian yang langsung membuat Kaira terbirit menuju lokasi koper mereka berada. Mengambil pakaian ganti sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.Begitu pintu tertutup, Davian mengulum senyuman misterius. Pria itu mengambil botol minuman diatas meja, menuangnya kedalam gelas dan meminumnya perlahan sembari menghadap hamparan samudera dihadapannya. Benaknya telah merancang beragam skenario menyenangkan tentang apa saja yang akan mereka

    Last Updated : 2024-09-18
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   31. Balkon Jadi Saksi

    Usai menikmati makanan, sepasang suami istri itu punya kegiatan masing-masing yang sama sekali berbeda. Davian duduk di balkon dengan tabletnya, tengah sibuk mempersiapkan bahan presentasinya esok hari. Sementara Kaira tiduran diatas ranjang sembari mengerjakan beberapa artikel ringan untuk dia kirim esok hari.Masih pukul delapan malam, wajar sekali keduanya belum mengantuk dan memilih untuk tetap produktif mengerjakan pekerjaan masing-masing. Apalagi suara deburan ombak dan juga suasana baru disekitar yang seolah mendukung kinerja otak untuk bekerja secara maksimal. Kaira membuka perlahan tws yang sejak tadi menyumpal telinganya. Alunan lo-fi cukup membantunya semakin fokus hingga berhasil menyimpan sekitar lima artikel pendek dalam satu jam bekerja. Wanita itu meletakkan laptopnya lalu meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku akibat terlalu lama bertahan dalam posisi yang sama. Wanita itu menghela napas panjang, menatap langit-langit kamar hotel yang terasa semakin sempit seiring b

    Last Updated : 2024-09-19
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   32. Lingerie Try On

    Kaira menghela napas panjang, menatap layar TV di depannya yang kini memutar episode lain dari serial Netflix yang sudah berjam-jam ia tonton. Sejak pagi, Davian pergi mengikuti lokakarya arsitektur, meninggalkannya sendirian di kamar hotel yang mewah namun terasa sunyi. Awalnya, Kaira menikmati waktu sendirinya—berbaring di ranjang empuk, memesan room service, dan maraton film. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa bosan mulai menyusup mengganggunya.Gadis itu bahkan sudah melakukan hal penting yang selama ini ia abaikan—bermeditasi, membaca buku, atau menulis jurnal. Sesuatu yang lebih produktif yang dia lakukan untuk membunuh waktu. Tidur siang? Kaira bukan tipikal yang rutin tidur siang, jadi sulit sekali untuk memejamkan matanya mendapatkan tidur siang dengan kualitas terbaik. Dulu saat masih aktif bekerja, Kaira merindukan waktu-waktu bersantai di rumah tanpa melakukan apapun dan hanya tiduran sepanjang hari. Kini, angan-angannya itu terwujud. Bedanya, Kaira justru sekarang ri

    Last Updated : 2024-09-20
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   33. Night Out

    Davian melangkah cepat setelah mobil yang ditumpanginya sampai di lobby hotel tempatnya dan Kaira menginap. Lelaki itu patut lega sebab presentasinya hari ini berjalan lancar dan ia bahkan mengantongi beberapa klien-klien potensial yang menunggunya untuk menyerahkan beberapa draf kerjasama nanti setelah kembali ke Indonesia. Begitu pula pertemuannya dengan salah satu klien yang sempat berjanji untuk mendengarkan penawarannya pasal introverted rooms waktu itu, berjalan sukses dan tentunya tidak lepas dari masukan dari Kaira semalam.Ah, bicara tentang istrinya, Davian sudah tidak sabar bertemu dengan Kaira. Sepatu pantovelnya melangkah panjang dan cepat agar segera bisa sampai kamar. Dia bahkan langsung pulang dari lokakarya tadi, melewatkan beberapa ajakan makan malam diluar demi menemui sang istri yang sejak pagi dia kurung dalam sangkar emas. Bukannya apa-apa, Davian sejujurnya hanya khawatir kalau harus melepas Kaira sendirian berada di negeri orang. Bukannya dia tidak percaya den

    Last Updated : 2024-09-20
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   34. Let's Talk About Love Bombing

    Setelah hampir seharian berada di dalam kamar hotel, akhirnya Kaira merasa udara malam Thailand memeluknya dengan lembut. Angin tropis yang hangat, suara riuh rendah dari kehidupan malam, dan aroma masakan jalanan yang menggoda indra membuatnya tersenyum lebar. Dia merasa segar, seolah seluruh kebosanan yang menjeratnya sejak pagi telah terlepas."Akhirnya keluar," Kaira tertawa pelan, tangannya digenggam erat oleh Davian yang berjalan di sampingnya. Wajahnya berseri-seri, matanya berbinar penuh semangat. "Seharian di kamar bikin aku hampir gila," tambahnya dengan tawa ringan, melepaskan rasa sumpek yang selama ini menyelimutinya.Padahal kemarin Kaira sendiri yang mengatakan bahwa dia mungkin tidak akan bosan sebab kamar mereka memiliki fasilitas yang luar biasa lengkap dan juga pemandangan indah. Ternyata dengan cepat ia menjilat ludah sendiri.Davian menatap istrinya, senyum lembut menghiasi wajahnya. "Saya tahu, maaf ya," ucapnya sedikit bersalah. "Seharusnya kita keluar dari tadi

    Last Updated : 2024-09-21
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   35. N*****x and Chill

    Kembali ke kamar hotel, sepasang insan yang sudah menghabiskan waktu berdua untuk makan malam sembari chit-chat ringan itu memutuskan untuk naik ke ranjang dan beristirahat. Namun bahkan setelah dua puluh menit berusaha memejamkan mata, keduanya kompak belum bisa tertidur. Suara angin yang berdesir lembut di luar jendela tidak mampu membawa mereka ke dalam tidur yang nyenyak seperti biasanya. "Kai, kamu sudah tidur?" Tanya Davian.Kaira yang tengah merasakan kesulitan yang sama kini membuka matanya. Dia menggeleng sebelum melirik sang suami yang menatapnya dari arah kiri."Sepertinya aku nggak bisa ngantuk lagi karena sudah tidur seharian," jawab Kaira tidak sepenuhnya benar. Tadi siang dia memang sempat tidur lelap sekitar lima belas menit, hanya saja selebihnya dia benar-benar hanya merebahkan diri tanpa bisa benar-benar menutup mata.Davian tersenyum kecil lantas bangkit untuk duduk bersandar di kepala ranjang, "Saya nggak bisa tidur," ungkapnya.Sejujurnya Kaira agak terkejut. Ap

    Last Updated : 2024-09-22
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   36. Dare

    "Kita mungkin harus mencoba melakukan sesuatu yang melelahkan?" Pacuan jantung keduanya tiba-tiba semakin cepat. Terasa seolah hormon yang entah apa namanya itu melonjak naik mengirimkan sinyal-sinyal menyenangkan di otak dan tubuh. Sebuah kalimat ambigu yang Kaira sadari membuatnya langsung berpikir ke beberapa ranah. Sialnya, mengapa ada perasaan excited yang mendadak menyeruak di dalam dirinya? "Seperti apa?" Bibir Kaira agak bergetar saat mengucap kalimatnya. Apalagi dia mendapati Davian yang terus menatapnya lamat sejak tadi—terutama kearah bibir. Davian masih diam menatapnya. Namun Kaira dengan segera merasa bak tersengat listrik saat merasakan jemari Davian telah membelai punggung tangannya. Kaira membeku saat Davian justru memangkas jarak diantara mereka. "Bermain. Sesuatu yang melelahkan namun juga membuat tertantang dan menyenangkan. Bagaimana menurutmu?" Davian mengucapnya dengan terlampau santai. Kaira menyembunyikan sorot paniknya, gadis itu masih berupaya untuk tena

    Last Updated : 2024-09-23

Latest chapter

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   94. Makan Tengah Malam

    Kaira membalut rambut panjangnya yang basah dengan handuk. Wanita itu keluar dari kamar mandi dan langsung menemukan aroma lezat menguar di seluruh kamar. Di meja, terlihat Davian tengah sibuk merapikan teko listrik yang mungkin sudah sempat pria itu gunakan. Kaira mendekat sebab aromanya berhasil memancing indra penciumannya yang mengirimkan sinyal ke tubuhnya bahwa dia sudah benar-benar lapar sekarang.Davian tersenyum menemukan istrinya berdiri tidak jauh dengan wajah excited. Dia tidak bisa memesan makanan secara room service disini karena ada batasan waktu yang ditetapkan oleh hotel. Untung saja tadi dirinya membelia dua cup mie dan juga beberapa makanan ringan pendamping yang setidaknya bisa mereka makan malam ini. "Ayo makan! Kita belum makan malam tadi," ajak Davian yang kini sudah merapikan dan menyiapkan makanan malam mereka. Meskipun hanya dua cup mie, tapi makanan tambahannya cukup banyak dan Kaira rasa sepertinya cukup bagi mereka. Uap panas mengepul dari cup itu, memenu

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   93. Menginap

    Hujan deras mengguyur tanpa henti, menutupi pandangan jalan di depan mereka. Petir sesekali menyambar, disusul oleh gemuruh yang mengguncang udara. Di dalam mobil, Kaira duduk dengan cemas sambil memegang ponsel, mencoba mencari informasi tentang kondisi jalan. Davian, di sisi lain, memegang setir dengan penuh perhatian, memastikan kendaraan mereka tetap aman meski jalanan licin.Saat melewati tikungan tajam, lampu mobil menerangi pemandangan yang membuat mereka terdiam sejenak. Sebuah pohon besar tumbang, melintang di tengah jalan, menghalangi sepenuhnya jalur menuju kota.Davian menghela napas panjang dan menginjak rem, menghentikan mobil dengan hati-hati. Ia menatap Kaira, yang kini menatap balik dengan ekspresi khawatir."Ada jalur alternatif lain, tapi kita harus putar balik cukup jauh," ujar Kaira sembari menggigiti kuku jarinya. "—Apa sebaiknya kita menunggu hujannya reda dulu? Aku khawatir mas akan sangat kesulitan dengan jarak pandang terbatas seperti ini," sambung Kaira kha

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   92. Diterima Tanpa Syarat

    Di dalam mobil yang melaju tenang di bawah langit malam, suasana terasa begitu sunyi. Hanya deru mesin dan desahan napas yang terdengar. Kaira duduk di kursi penumpang, menunduk sambil memeluk tas kecilnya dengan erat. Matanya menerawang kosong, tetapi bibirnya bergetar seperti menahan emosi yang sudah lama membuncah.Davian meliriknya sesekali dari kursi pengemudi. Tangannya yang kuat menggenggam setir dengan tenang, tetapi hatinya gelisah. Ia tahu betul badai yang berkecamuk di dalam hati istrinya. Kejadian di kantor polisi tadi cukup untuk membuat siapa pun terpukul.Dia menyadari seberapa keras Kaira berjuang selama ini. Sayangnya, dia menutup mata tentang apa yang ada dibelakangnya. Bahwa selama ini Kaira masih berjuang untuk keluarganya, bukan sekedar untuk egonya sendiri. Namun justru seperti tidak dihargai?Sejujurnya, Davian pun turut menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia menjadi suami yang tidak peka terhadap penderitaan istrinya selama ini?“Kaira,” panggil Davian

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   91. Suami Bicara

    Kemunculan ayah dan ibu Kaira jelas mengejutkan bagi mereka. Pertama, kasus Aidan ini sebenarnya tengah berusaha ditutupi oleh Bude Mita. Itu sebabnya hanya dia dan Kaira yang tahu tentang ini. Bude Mita memaksa Kaira untuk datang sebab dia yakin Kaira pasti bisa mengurus surat-surat untuk Aidan. Biasanya, Kaira juga tidak akan melibatkan kedua orang tuanya sebab dia tidak pernah ingin menyusahkan mereka.Bude Mita memanfaatkan sikap Kaira yang satu itu untuk diam-diam mendapatkan keuntungannya sendiri.Tapi siapa yang menyangka bahwa seluruh keluarga akan berkumpul disini sekarang? Mendengarkan apa yang seharusnya masih tersembunyi dibawah tangan.Sebelum-sebelumnya, ayah dan ibu Kaira memang tahu bahwa putri mereka turut memberikan uang kepada keluarga budenya itu. Tapi mereka tidak tahu bahwa nominal dan bahkan kejadian semacam ini sampai terjadi. "Kamu sudah tua, tapi masih bersikap tidak tahu malu seperti ini? Kamu benar-benar tidak menganggap kakakmu sendiri, huh?!" Ayah Kaira

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   90. Perdebatan

    Mata Bude Mita membelalak tidak percaya. Kali ini sebab mendengar dari mulut putra kesayangannya sendiri bagaimana tiba-tiba pria muda itu balik menyalahkannya."Kamu ini gimana sih, Aidan? Kamu mau sok membela kakak sepupu kamu yang pelit dan gak berguna ini?" Kesalnya.Aidan memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya dengan amarah. Kali ini mungkin sudah habis batas kesabarannya. Pria muda itu menjambak rambutnya keras lalu kembali menatap mama dan kakak sepupunya itu secara bergantian. "Mbak Kaira sudah membantu kita selama ini. Jumlahnya cukup untuk biaya sekolah! Aku bahkan tidak pernah kekurangan uang jajan sebab Mbak Kaira selalu memberi lebih, belum lagi uang bulanan yang masih aku terima dari Pakde. Uang untuk mama dan Aira pun terpisah. Bukankah kita sudah hidup sangat senang dan nyaman disana, ma? Jadi mengapa mama balik menyalahkan Mbak Kaira untuk hal ini?" Tanya Aidan panjang. Aidan melanjutkan bicaranya, "Mama mau tahu kenapa aku melakukan ini, kan?"Dia menat

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   89. Kantor Polisi

    Sore itu, hujan rintik-rintik menyelimuti kota, namun hati Kaira jauh lebih bergemuruh daripada cuaca di luar. Napasnya memburu ketika ia turun dari mobil dan berlari menembus jalanan menuju kantor polisi. Meninggalkan sang suami yang terus berteriak memanggil namanya khawatir sementara saat ini Davian masih harus memarkirkan mobilnya.Telepon dari seorang petugas barusan membuat dunia Kaira runtuh—Aidan yang selama ini dia usahakan untuk penuhi kebutuhannya, justru diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam jaringan judi online.Kaira menahan gemuruh amarah dan kecewa dalam dirinya. Apa yang sebenarnya Aidan lakukan? Apa yang anak itu butuhkan sampai dia harus menempuh dan berada disini? Apa uang yang selama ini dia kirimkan masih kurang?Begitu tiba, Kaira melangkah masuk ke ruang interogasi, dan di sana, ia menemukan Aidan duduk dengan wajah penuh penyesalan namun tak berdaya. Adik sepupunya itu bahkan masih menggunakan seragam sekolahnya. Entah apa yang dia lakukan dan bagaimana di

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   88. Celotehan Tak Masuk Akal

    Bude Mita Calling...Kaira memilih mendiamkan panggilan dari budenya itu. Ini entah sudah keberapa kalinya hari ini wanita itu menghubunginya sejak pagi, bahkan tanpa peduli bahwa Kaira saat ini tengah dalam jam kerja.Sebuah bentuk profesionalitas. Sekalipun perusahaan tempatnya bekerja sekarang adalah milik suaminya dan semua karyawan telah mengetahui pasal itu, Kaira tidak bisa seenaknya. Ralat, dia tidak mau bersikap seenaknya. Bekerja tetaplah bekerja. Kaira membalikkan ponselnya sehingga tak lagi melihat layarnya bercahaya akibat panggilan terus menerus yang Bude Mita alamatkan padanya. Serius! Kaira tidak paham lagi dengan isi kepala bibinya satu itu! Belakangan ini dia terus menerus meminta uang pada Kaira entah untuk apa. Masalahnya, Kaira ingat bahwa dia telah memberikan uang bulanan pada Budenya tersebut seminggu lalu dengan nominal yang bahkan tiga kali lipat dari yang bisa dia beri biasanya. Belum lagi untuk adik-adiknya, Kaira sudah melipatgandakan jumlahnya. "Buat apa

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   87. Bukankah Tidak Apa?

    "Sudahlah, yang terpenting mamamu benar-benar merestui kita, kan?"Cindy memainkan kancing kemeja Alvero yang kini tengah bersandar di ranjang dashboard kamar apartemennya. Kepalanya bersandar pada dada bidang Alvero sembari menikmati kebersamaan mereka yang belakangan ini sudah sangat jarang dia dapatkan begini. Alvero hanya memandang satu titik gelap di dinding. Nampak tak tergoyahkan meskipun sejak tadi Cindy memberikan kode-kode menggoda dengan memainkan jemari dan bibirnya di dada Alvero. Sudah hampir tiga puluh menit berada di ranjang kamar Cindy, dan mereka benar-benar hanya tiduran tanpa banyak bicara serius setelah pengumuman keputusan Mama Rajendra petang tadi. Cindy hanya bisa diam saat mendengar wanita yang selama ini menghalangi pernikahannya dengan Alvero pada akhirnya memberikan restu bersyarat. Berbeda dengan Alvero yang nampak tidak puas dan bahkan sampai berani setengah membentak mamanya sendiri. Sejujurnya, Cindy sudah cukup bersyukur dengan keputusan itu. Setida

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   86. Tantrum Kecil

    Di dalam mobil yang melaju perlahan menembus jalanan malam, suasana terasa sunyi. Hanya suara lembut dari mesin mobil yang mengisi kekosongan di antara mereka. Davian duduk di kursi pengemudi, kedua tangannya memegang setir dengan erat, matanya fokus menatap jalan. Sementara itu, Kaira duduk di sampingnya, termenung sambil memandang ke luar jendela.Kaira menghela napas panjang, membiarkan pikirannya kembali pada kejadian di rumah keluarga Rajendra. Keputusan Mama Rajendra untuk merestui hubungan Alvero dan Cindy tadi benar-benar mengejutkannya. Namun, syarat yang menyertainya—agar pasangan itu tetap tinggal di Indonesia—telah memicu reaksi yang tidak biasa dari Alvero.Kaira berbicara pelan, "Alvero terlihat... sangat kesal tadi. Apa menurut mas itu karena syarat Mama?"Davian tidak langsung menjawab. Ia mengubah posisi duduknya sedikit, mencoba mengendurkan ketegangan di bahunya. Setelah beberapa detik, ia akhirnya berbicara dengan nada rendah, "Iya, mungkin."Kaira menoleh, memanda

DMCA.com Protection Status