Publik dibuat terhenyak, pengusaha yang dikabarkan meninggal akibat kecelakaan itu kini tampil di layar kaca memberikan pernyataannya. Stasiun televisi swasta mengundang kedua pasangan itu untuk di wawancarai secara eksklusif.Host yang memandu wawancara secara live sudah siap, Putera dan Mutia duduk di ruang stasiun televisi siap untuk di wawancarai. Suasana dibuat senyaman mungkin agar yang diwawancarai bisa sangat rileks menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Kamera kini sudah menyala tanda wawancara akan segera dimulai."Selamat sore pak Putera dan ibu Mutia, saya berharap anda berdua dalam keadaan sehat sekarang," host memulai memberikan pengantar."Alhamdulillah seperti yang bisa kalian lihat, kami berdua sehat walafiat," jawab Putera tenang. Mutia hanya mengangguk dan memberikan seulas senyum manis. Walau sudah mulai berusia lanjut namun wajahnya terlihat bagaikan wanita berusia tiga puluhan."Bisakah anda menceritakan kronologi peristiwa tiga tahun lalu ? Karena sekarang di m
Kehamilan Leona kini memasuki usia tiga bulan. Ada-ada saja keinginan Leona yang harus dipenuhi Abhygael. Sebagai suami yang sangat mencintai isterinya, permintaan aneh-aneh Leona tidak membuatnya bosan. Dia terus memenuhinya, bahkan ketika Leona menyuruhnya memetik buah kelapa dihutan pada malam hari diapun melakukannya. Leona akan tahu jika bukan dia yang memetiknya, makanya sebisa mungkin Abhygael yang akan memetik buah kelapa itu. Bahkan dia nyaris jatuh dari pohon kelapa demi untuk memenuhi keinginan isterinya.Tak terasa pernikahan mereka sudah memasuki tahun ke dua pernikahan, Abhygael ingin merayakannya. Berhubung kedua orang tuanya kini bersamanya maka rencana itu akan dilaksanakan di hotel berbintang. Tentu saja demi keselamatannya Leona tetap tidak boleh menunjukkan wajah aslinya.Sementara itu para investor bertanya kemana direktur Rara maka Regan akan mengatakan jika direkturnya sedang melakukan urusan bisnis di luar negeri.Perayaan anniversary tidak mengundang banyak ora
Tamu undangan mulai berdatangan, di tengah tengah tamu muncul juga paman Julit dan Yolan disusul Aditia yang datang bersama Selena. Abhygael menatap keduanya sesaat, dia lalu berpikir, kapan Selena keluar dari tahanan ? Apakah Aditia yang memberikan jaminan kepadannya ?Dilihatnya keluarga itu menghampiri ayah dan ibunya. Mereka saling bersalaman layaknya saudara. Abhygael mengamati pamannya yang terlihat sok akrab. Undangan lainnya pun melakukan hal yang sama."Mana pengantin wanitanya ?" tanya beberapa tamu undangan."Kenapa laki-lakinya berdiri sendirian, mana wanitanya ?"Masih banyak lagi pertanyaan serupa yang terdengar bagaikan pertanyaan para reporter.Musik mengalun dengan indah, seorang biduan menyanyikan lagu anniversary. Para petugas sedang berjaga di depan ballroom. Mutia membisikkan sesuatu ke telinga Abhygael. Dia terlihat mengangguk, lalu kembali lagi ke kamar. Dia terkejut tatkala melihat seorang penata rias terbaring tak sadarkan diri di kamar. Abhygael panik, dia be
Sampai menjelang pagi tetap dilakukan pencarian tentang keberadaan Leona, Mobil yang di duga dipakai menculik Leona ditemukan di pinggir jalan kawasan selatan Jakarta. Setelah ditelusuri mobil itu merupakan mobil rental.Semua upaya dilakukan, tak ada yang terlewatkan sedikitpun. Penata rias yang sudah siuman diinterogasi. Ternyata dia benar-benar penata rias yang asli. Mobil yang ditumpanginya terjebak macet sehingga dia datang terlambat, namun saat dia tiba, dia sempat melihat beberapa orang menggandeng wanita buruk rupa yang terlihat lunglai keluar dari kamar. Dia yang hendak berteriak langsung dibius dan ditinggalkan begitu saja di kamar itu."Saya sangat bersyukur karena saya tidak dibunuh," katanya sambil menangis tersedu.Polisi mencaritahu kebenarannya, dan wanita ini tidak berbohong.Abhygael frustasi, mereka menunggu kabar Leona di rumah, kedua orang tua Leona sudah diantar ke rumahnya bersama Adelia. Padahal Adelia masih ingin menemani Abhygael, namun Regan yang tak ingin m
Jala yang dilemparkan nelayan untuk menangkap ikan kini mulai di tarik ke atas perahu. Sebanyak-banyaknya hasil tangkapan ikan tak seberat hari ini.Udara malam yang sangat dingin malah membuat Nelayan ini bermandi peluh. Jala ikan yang ditariknya sangatlah berat. Dan betapa tercengangnya dia ketika melihat tubuh seorang wanita terbungkus di dalam jalanya.Nelayan itu ingin berteriak minta tolong tetapi tak satupun orang lain di sekelilingnya. Hanya sebuah lampu petromaks menyala dari kejauhan, mungkin saja dari sebuah rumpon. Sesaat Nelayan itu ragu, tapi nalurinya berkata untuk segera mengangkat tubuh wanita itu.Wajah wanita itu sangat pucat, tubuhnya putih bagai tak berdarah. Apakah dia sudah mati ?Tak tahu apa yang harus dia lakukan.Nelayan yang berusia paruh baya ini kebingungan, dia mencoba meraba denyut nadi di sudut leher wanita itu, ada sedikit denyutan, ternyata wanita ini masih hidup. Dia menutup matanya dan membuka pakaian wanita ini perlahan lalu menutupnya dengan jake
Sebulan semenjak kepergian Leona, Hendrinata dan Renata tak lagi bertegur sapa. Renata yang sengaja memilih diam, karena Adelia membuatnya tak ingin mengatakan apapun pada suaminya itu.Renata selalu mendapatkan pesan dari Abhygael jika menantunya itu terus berupaya mencari keberadaan Leona. Naluri seorang ibu berkata jika anaknya masih hidup. Hal inilah yang selalu membuat Abhygael memiliki semangat untuk terus mencari dan mencari.Renata mengamati pergerakan Adelia, dia ingin tahu apa yang akan dilakukan anak tirinya itu, karena hilangnya Leona memasuki bulan kedua. Adelia menghampiri ayahnya yang sedang duduk menonton televisi di ruang tengah."Ayah, aku mau melamar kerja di perusahaan Abhyleon. Bisakah ayah mengatakan hal ini pada Abhygael ?"Hendrinata baru menyadari jika anak sulungnya ini pengangguran, dia pernah menawarkan pada Adelia untuk melanjutkan bisnis foto copynya namun Adelia menolak."Kenapa harus diperusahaan itu ?"Adelia membulatkan matanya. "Kenapa ayah ? Bukankah
Abhygael baru saja kembali dari lokasi proyek, dia tak tahu jika Adelia terus menunggunya. Terlihat dari cara jalannya yang sedikit çepat dan tangan yang terayun ketika berbicara, menandakan dirinya sedang memberikan arahan pada Regan. Seorang investor berjalan tergesa-gesa mengejar langkah Abhygael."Selamat siang presdir, saya ingin membicarakan hal penting dengan direktur Rara, apa saya bisa bertemu dengannya ?"Abhygael berhenti, wajah seriusnya berubah suram. Sebisa mungkin dia menghibur dirinya dengan pekerjaan, kini seseorang ingin bertemu isterinya.Regan menyadari perubahan Abhygael, dia lalu berkata pada investor itu."Anda bisa langsung berhubungan dengan saya, karena direktur sekarang sedang menjalankan tugas bisnis di luar negeri."Regan mempersilahkan investor itu mengikutinya, Abhygael kini berjalan sambil menunduk, investor itu menguak kepedihan di hatinya. Adelia melihat Abhygael dan langsung mengejarnya, semua mata melihat pemandangan itu sambil berbisik."Wanita it
Tak ada yang tahu apa yang direncanakan dua gadis cantik yang bertemu pada sebuah cafe di bilangan Jakarta Utara. Mereka terlibat dalam pembicaraan yang sangat serius, terkadang tertawa lalu kemudian saling menyatukan kedua tangan sebagai tanda kesepakatan.Rafael yang berada tak jauh dari tempat duduk mereka menautkan keningnya. Kedua gadis yang pernah ditidurinya itu terlihat begitu akrab. Apakah mereka membicarakan Abhygael ? Dia tahu jika Selena mantan kekasih Abhygael, lalu Adelia demi mengejar cinta iparnya, dia rela memutuskan ikatan yang terjalin begitu lama di antara mereka.Rafael ingin tahu apa sebenarnya yang direncanakan kedua gadis cantik itu. Dia lalu menyuruh anak buahnya memantau semua gerak gerik kedua gadis itu mulai sekarang. Dia sendiri pasca putus dengan Adelia, lebih memilih sendiri. Saat ini dia sedang mencari keberadaan direktur cantik di perusahaan Abhyleon. Sudah beberapa bulan dia tak melihat gadis itu, apapun yang terjadi, dia bertekad ingin menikahi Dire
Kehadiran Leona yang kembali sebagai direktur perusahaan disambut dengan gembira oleh para karyawan. Direktur cantik dan mempesona serta cerdas ini sangat di rindukan. Semua karyawan berdiri berjejer di sepanjang jalan, satpam dan cleaning service tak ketinggalan."Kau di sambut bagaikan seorang ratu, aku jadi cemburu," bisik Abhygael."Jangan terlalu berlebihan," Leona mencubit pinggang suaminya."Selamat pagi ibu direktur, selamat pagi presdir," sapa para karyawan."Selamat pagi," jawab Leona sambil tersenyum dengan hangat.Tak terlukiskan kebahagiaan para karyawan saat menyambut direktur kesayangan mereka. Direktur yang dikenal ramah dan suka membantu itu kini hadir seakan memberi semangat baru bagi para karyawan.Leona naik lift menuju ruangannya di susul Abhygael."Kali ini aku tak akan membiarkanmu di dekati para pria," ucap Abhygael serius."Apa maksudmu? Bukankah seharusnya kau yang perlu di khawatirkan di dekati para gadis?" protes Leona, dia tak terima dengan perkataan suamin
Diandra tak menyangka jika Leona kini sudah kembali ke rumah Abhygael. Dengan penuh percaya diri dia membawakan mainan dan makanan untuk Abil.Bibi Sultia tak tahu harus berkata apa saat Diandra menekan bel di sudut pintu rumah. Abhygael dan Leona sedang mandi di kolam renang bersama kedua anaknya."Maaf non, tuan dan nyonya sedang berada di kolam renang," ucap bibi Sultia saat membukakan pintu rumah."Nyonya?" tanya Diandra dengan kening berkerut."Iya non, kemarin tuan Abhygael menjemput isterinya untuk kembali ke rumah ini," jawab bibi Sultia dengan sopan.Diandra tak tahu harus bilang apa, namun dia ingin memastikan apakah Abhygael mencintai isterinya atau tidak."Biar saya menunggu di teras saja bi," kata Diandra.Tanpa di persilahkan, Diandra duduk di teras rumah. Bibi Sultia segera masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Dia tak memberi tahu majikannya tentang kehadiran Diandra. Saat kedua majikannya masuk ke dalam rumah barulah dia mengatakan jika Diandra sedang duduk di tera
Banyak mobil yang terparkir di halaman rumah tuan Hendrinata. Namun tuan Putera tetap berusaha mencari parkiran yang kosong di halaman."Sepertinya banyak tamu yang datang pagi-pagi," kata Mutia saat melihat kondisi pagi ini.Mutia melirik jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi. Setelah Putera memarkir mobilnya di sudut halaman yang masih kosong, mereka lalu turun dan mengucapkan salam saat sudah tiba di pintu."Kakak Abil, sini sayang lihat adiknya," Priska berdiri menyongsong Abil. Semua ikut berdiri, rupanya Aditia beserta keluarga ikut berkunjung pagi ini, seakan sudah ada yang memberi tahu mereka jika Abhygael akan datang menjemput Leona.Mungkin karena melihat orang banyak, Abil bersembunyi di belakang ayahnya. Tangannya yang mungil mendekap erat kaki Abhygael sehingga dia tak bisa melangkah dan hanya berdiri saja sambil sebelah tangannya mendekap Abil dari belakang.Leona keluar dari kamar sambil menggendong bayi Arisha. Dia tertegun melihat Abhygael namun tatkala di
Leona membiarkan bayi Arisha dalam gendongan Abhygael, dia sibuk melayani tamu yag sudah mulai berpamitan pulang. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Abhygael yang ternyata memandangnya juga.Diandra menghampiri Abhygael yang menggendong Arisha."Jika diperhatikan ternyata wajahnya mirip sekali denganmu," ucap Diandra."Bagaimana gak mirip, dia adalah ayahnya," sebuah suara membuat Diandra terdiam.Tau-tau Dian sudah berdiri di samping Abhygael dan mengambil Arisha."Maaf bayinya mengantuk," kata Dian sambil meraih Arisha dari gendongan Abhygael.Abhygael enggan melepaskan anaknya, namun melihat tatapan tajam Leona dari pelaminan akhirnya dia menyerahkannya juga."Cium ayah sayang," Dian mendekatkan wajah Arisha dan Abhygael pun menciumnya dengan haru."Benarkah itu anakmu?" tanya Diandra saat Dian sudah melangkah jauh dari meja VIP.Abhygael mengangguk, dia lalu berdiri dan menghampiri Leona. Dia harus mengakhiri kesalah pahaman ini. Dia bahkan tak menghiraukan Diandra yang memanggil
Oemar mengabari Abhygael jika dia akan datang ke Indonesia karena adiknya akan menikah. Kabar ini bukannya membuat Abhygael bahagia, dia semakin sedih karena Leona akan kembali dari kota T. Sudah bisa di pastikan jika Wildan akan menikah dengan Leona. Tapi dia tak akan membiarkan hal itu terjadi, Leona merupakan istri sahnya. Terpikir oleh Abhygael untuk mendiskusikan hal itu dengan kedua orang tuanya namun dia tak ingin melukai perasaan kedua orang yang di sayanginya.Regan menerima undangan pernikahan Wildan, dia tersenyum. Kini dia bisa lega karena Abhygael akan bertemu Leona. Namun dia tidak tahu jika Abhygael melemparkan undangan itu ke tong sampah tanpa melihatnya sama sekali. Dengan bersenandung ria, Regan datang ke rumah Abhygael. Dia berencana ingin menceritakan kebenaran pada sahabatnya itu."Abhy, aku ingin menceritakan sesuatu padamu," kata Regan dengan penuh percaya diri."Sudahlah, aku sudah tau semuanya," kata Abhygael tanpa menoleh sedikitpun."Benarkah? Jika begitu ki
Diandra tak hilang harapan untuk terus berusaha mendekati Abhygael, berbagai cara dia lakukan. Dari sekedar bertamu sampai membawakan makanan untuk Abil.Abil yang sangat merindukan ibunya merasa gembira melihat Diandra. Balita mungil yang tak mengerti apa-apa sangat gembira ketika Diandra membawakannya mainan lalu bermain bersamanya.Semula Abhygael sangat marah melihat Diandra dengan tidak tahu malunya mendekatinya melalui Abil. Namun sekeras-kerasnya hatinya akhirnya luluh juga melihat ketulusan Diandra yang memperlakukan Abil bagaikan puteranya sendiri. "Wanita ini benar-benar tidak tahu malu!" gerutu Abhygael di dalam hati.Akhirnya entah berawal dari mana mereka kini mulai dekat. Kemana-mana mereka sering bersama, namun Abhygael tak pernah mengatakan apapun pada Diandra. Obrolan mereka hanya seputar persoalan bisnis dan tumbuh kembangnya Abil.Saat itu mereka berdua sedang duduk di sebuah cafe. Tak jauh dari mereka duduk pula pasangan Rafael dan Adelia. Saat ini Adelia sedang ha
Awalnya Abhygael enggan menghadiri acara selamatan yang diadakan sahabat ibunya di hotel berbintang lima itu. Namun kedatangan ibunya tadi pagi memintanya untuk ikut menghadirinya sebagai bentuk penghargaan terhadap sahabat. "Ibu Anita itu sahabat mama, tolong pikirkan kembali, mama tak ingin menyinggung perasaan mereka," begitu kata ibunya.Akhirnya malam ini Abhygael ke acara selamatan itu di temani Regan, dia datang tidak memakai pakaian formal seperti biasanya. Dia dan Regan memakai kemeja kotak-kotak yang senada dengan celana yang mereka kenakan."Lihatlah gadis itu, sepertinya dia terus menatapmu," bisik Regan."Dia gadis yang punya hajatan ini, tidak usah perduli kan. Toh kita sudah menghadiri acaranya," jawab Abhygael acuh tak acuh.Putera datang bersama Mutia, mereka menyalami pasangan pejabat itu dan anaknya.'Kenalkan ini Diandra, dia baru pulang dari Amerika," Ibu Anita memperkenalkan anaknya."Oh, anakmu cantik sekali," puji Mutia.Diandra tersipu malu mendengar pujian sa
Sudah seminggu Abhygael uring-uringan, ada-ada saja hal yang membuatnya marah. Laporan yang disodorkan tanpa titik dan koma saja dia berang. Regan bahkan sempat jengkel dengan tingkah Abhygael akhir-akhir ini."Aku tak ingin ada kesalahan lagi," kata Abhygael dengan tegas."Siap bos!" jawab Regan dengan rahang mengeras menahan marah, sudah beberapa kali dia harus memperbaiki dokumen."Satu lagi, jangan izinkan siapapun masuk ke ruangan ini tanpa seizinku," ucap Abhygael tanpa menoleh sedikitpun pada Regan. Dia benar-benar memposisikan diri sebagai atasan.Regan benar-benar heran dengan bosnya, keningnya berkerut, lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya."Bukankah selama ini memang seperti itu bos," sanggah Regan.Abhygael mengabaikan sanggahan Regan, memang benar apa yang dikatakannya namun Abhygael merasa akan ada seseorang yang datang namun dia tak tahu siapa. Mungkin ini hanya perasaannya saja.Selama ini dia selalu bermimpi di datangi seorang gadis cantik, dia sangat ketakutan. Dia
Cuaca pagi ini sangat cerah, pesawat Garuda mendarat dengan sempurna sesuai jadwal. Dian sudah menunggu ibu Renata sekitar setengah jam yang lalu.Tak berapa lama, ibu Renata muncul di pintu kedatangan sambil menenteng sebuah kopor."Selamat datang di kota T bu," sapa Dian lalu meraih koper dari tangan ibu Renata."Apa kau sendiri saja? Siapa yang menemani Leona?" tanya ibu Renata sambil melihat ke kiri dan kanan."Aku dan sopir grab bu, Leona di temani Wildan dan Arini," jawab Dian lalu menuju ke parkiran di susul ibu Renata.Hanya butuh waktu dua puluh menit untuk tiba lebih cepat di Rumah Sakit. Jalan di kota ini tak semacet kota Jakarta. Di kiri kanan jalan terdapat rumah-rumah penduduk dan beberapa sekolah dan rumah ibadah, juga pantai yang indah. Sopir grab mengemudikan mobilnya dengan perlahan sehingga ibu Renata masih bisa melihat pemandangan laut yang begitu tenang Begitu tiba di Rumah Sakit, Dian segera menuntun ibu Renata menuju ke ruangan VIP. Leona sedang duduk di atas ka