19.30
Sandaya yang ditemani sang istri telah tiba di kediaman keluarga Joyo. Para pelayan ataupun seisi rumah dengan penuh hormat menyambutnya dan mereka membimbing kedua tamu tersebut untuk menuju ruangan yang telah dipersiapkan khusus untuk pertemuan yang cukup sakral malam ini.
"Pa, Sean kok belum dateng juga sih" gerutu Adelia ibunda Sean yang terlihat panik.
"Tenang Ma! Sekarang Sean sudah didalam perjalanan, sebentar lagi pasti sampai kok" jelas Sandaya menenangkan istrinya.
Setibanya Sandaya dan istrinya di ruangan utama pun kembali disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Hana yang akhirnya membuat mereka mulai hanyut dalam perbincangannya.
Hingga tak lama kemudian, Sean telah tiba di kediaman calon istrinya dan langsung memakirkan mobil di garasi.
Para pelayan wanita yang melihat kedatangan Sean melongo tidak percaya.
Bagaimana tidak, sangat beruntunglah majikan mereka mendapatkan pria yang begitu tampan seperti Sean. Dengan tubuh atletis, kulit putih, rahang tegas, bibir seksi dan hidung yang mancung membuat Sean terlihat sangat sempurna.
"Selamat datang Tuan, mari saya antar keruangan utama" seorang pelayan menunjukan arah jalan kemana Sean akan pergi.
Tap...tap...tap suara hentakan kaki dan terlihatlah wajah tampan Sean yang mempesona di ruangan utama.
"Selamat malam, maaf jika saya terlambat" sapa Sean dengan hormat.
"Tidak perlu sungkan Nak. Silakan duduk, Hana juga belum turun karena dia juga baru tidak dirumah tadi karena jalanan agak macet" Joyo berusaha memberikan alasan yang tepat agar mereka tidak mencari-cari keberadaan Anatasya yang hingga saat ini tak kunjung keluar.
Hingga akhirnya Joyo memerintahkan salah satu pelayan untuk menghampiri putrinya agar segera turun dan bergabung bersama mereka.
Tak lama kemudian turunlan Hana dengan menggunakan gaun dengan panjang selutut berwarna putih dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal namun tidak mengurangi kecantikan yang ada pada dirinya.
"Selamat malam, maaf Hana ketiduran" sapa Hana kepada orang-orang yang telah berkumpul memenuhi ruangan utama.
Sean yang tadinya tengah fokus berkutik dengan ponselnya seketika menghentikan aktivitasnya karena dicubit oleh ibundanya Adelia.
"Lihat tu, calon istri kamu Sean cantik banget," ucap Adelia menunjuk kearah Hana.
Mendengar ucapan Adelia, membuat Sean langsung melihat kearah Hana yang kini duduk bersebelahan dengan ibunya.
Memang benar apa yang dikatakan ibunya baruasan jika Hana sangat cantik malam ini, dia sampai terpukau dengan pesona yang ditunjukkan calon istrinya itu.
Risih dengan Sean yang tak henti-henti menatapnya membuat Hana mulai merasa tidak nyaman.
"Aku tau aku cantik, tapi jangan gitu juga kali ngeliatnya. Dasar pria mata jelalatan" gerutu Hana dalam hati.
"Ehem..." Joyo mulai angkat bicara dan Sean mulai tersadar akan apa yang ia tatap.
"Berhubung semua sudah berkumpul disini. Sebaiknya kita segera memulai membicarakan tentang rencana perjodohan ini," ucap Joyo dengan penuh wibawa dan dibalas dengan anggukan kedua orang tua Sean dan ibundanya Hana terkecuali Hana dan Sean yang terlihat acuh.
"Pasti kalian sudah mengerti maksud kami menjodohkan kalian berdua karena semua ini juga demi kepentingan dan keselamatan keluarga kita dan saya selalu papanya Sean berharap kalian berdua menyetujui perjodohan ini" balas Sandaya yakin.
"Jadi gimana keputusan antara Sean dan Hana, setuju?" tanya Joyo dan Sandaya dengan penuh harap.
Sean menjawab setuju dengan ekpresi malas sedangkan Hana menjawab dengan anggukannya.
"Wah...syukurlah" sambut orang tua Sean dan Hana bersamaan.
Cukup lama sudah 2 keluarga yang akan menjadi 1 keluarga tersebut berbincang-bincang satu persatu orang tua Sean dan Hana pergi untuk membicarakan hal yang sedikit pribadi.
" Anatasya Sayang mama mau ngajak jeng Adelia buat keliling-keliling rumah dulu ya. Kamu yang baik sama David," ucap Mira meyipitkan matanya sebelah dan langsung bergegas pergi hingga hanya meninggalkan Raka dan Anatasya berduan di ruangan utama.
Hana menghela nafas panjang melihat kesengajaan kedua orang tuanya untuk membuat dirinya berduan bersama David
Sedangkan Sean biasa-biasa saja menanggapi tingkah kedua orang tuanya dan kembali sibuk berkutik dengan ponsel pintarnya tanpa berinisiatif untuk menyapa maupun memulai untuk berbicara.
"Ishh...dasar pria es. Dia tampak menganggap seolah aku tidak ada di hadapannya" fikir Hana kesal.
Sean yang menyadari tatapan sinis dari Hana lebih memilih untuk tidak menanggapinya dan dia lebih memilih memberitahu asisten pribadinya untuk mengurus laporan yang tadi sempat ia tinggalkan diruang kerja.
"Hei" panggil Hana memberanikan diri.
"Hmm" balas Sean cuek.
"Heii, kenapa kamu menyetujui perjodohan ini?" tanya Hana menatap lekat pria tampan yang ada dihapannya saat ini.
"Aku tidak memiliki pilihan lain" jawab Hana yang masih tidak memindahkan pandanganya dari layar ponsel.
"Apanya yang gak ada pilihan lain? Kalau tadinya kamu buat ngotot enggak setuju tentang perjodohan ini aku juga akan bantu kamu untuk ikut-ikutan enggak setuju. Kamu taukan aku ini masih muda, biarpun kamu terlihat elegan dan tampan tapi aku tidak terlalu menyukai pria dewasa apalagi tua!" jelas Hana blak-blakan.
"Aku juga tidak menyukai anak kecil sepertimu. Tapi karena aku menghargai keputusan papa jadi aku memilih untuk menyetujuinya" sindir Sean.
Tidak terima dipanggil anak kecil membuat kepala Hana seketika mendidih.
"Denger baik baik ya Tuan Sean, aku bukan anak kecil. Umurku sudah lebih dari 20 tahun dan anak kecil usianya bukanlah 20 tahun keatas Tuan David terhormat" nada-nada yang penuh penekanan David lontarkan.
David menghentikan aktivitasnya dan mengalihkan pandangannya langsung kearah Hana
"Gadis remaja maupun dewasa akan menyukai pria yang lebih tua sedangkan anak kecil akan menyukai bocah-bocah ingusan yang masih meminta uang kepada orang tuanya. Pasti putri semata wayang dari pak Joyo akan mengerti apa maksud saya barusan" beranjak dari sofa dan langsung pergi meninggalkan Hana dengan wajah yang sudah terlihat sangat murka.
"Dasar pria tua" umpat Hana kesal.
-
-
-
Keesokan harinya...
Seperti biasa, Hana pergi kekampus sebagai rutinitasnya sehari-hari jika ada mata kuliah yang harus ia hadiri. Hana terbilang anak yang berprestasi jadi dia menjadi salah satu mahasiswa yang sangat populer di tempat ia kuliah saat ini.
Banyak pria yang mendambakan Hana tapi Hana tidak terlalu merespon pria-pria tersebut.
Hana pernah menyukai seseorang yang merupakan senior di kampusnya. Namun, orang yang ia sukai tersebut baru-baru ini memiliki hubungan dengan gadis yang juga merupakan senior namun dari fakultas yang berbeda.
Hana awalnya terlihat kecewa mendengar orang yang ia sukai telah memiliki pacar. Tapi ia tidak mau terlalu berlarut-larut dengan hal yang belum pasti untuknya.
Setelah kelas selesai, Hana bersamaan dengan kedua sahabatnya mampir kesebuah kafe untuk bersantai sejenak dengan menikmati makanan dan minuman yang telah mereka pesan.
"Hana kamu udah denger belum gosip terbaru tentang Kak David?" tanya Indah sambil mencolek lengan Hana.
"Males ah denger nama Kak Dadis, ganti topik lain dong Ndah" balasnya tidak bersemangat.
"Bener nih, gak mau tau?" goda Akila kembali.
"Iya...iya memangnya ada apa sih" akhirnya Hana pun menyerah.
"Kak David udah putus loh dengan sisi pacarnya itu loh" jelas Indah dengan wajah girang.
"Putus?" Hana mengulangi.
"Iyah putus. Katanya sih Sisi itu selingkuh dan hanya pacaran sama Kak Bram hanya buat manfaatin untuk dia nyelesain skripsinya" jiwa tukang gosip Indah membara.
"Kasian yah Kak David" sahut Akila prihatin.
Hana pun ikut-ikutan prihatin dan sedih mendengar orang yang ia sukai diperlakukan jahat seperti itu, Namun Hana juga terlihat tidak bersemangat karena sebenatar lagi dia akan menikah dan otomatis peluang seperti ini harus dia lepaskan.
"Na ini peluang buat kamu untuk kembali ngejar Kak David. Jangan kasih kendor kami akan selalu mendukung dan membantu kamu" Indah memberikan semangat kepada Hana untuk kembali memiliki David karena itulah hal yang Hama inginkan sejak dulu memasuki kuliah.
"Terima kasih Indah" balas Hana dengan senyum hambar.
Bersambung...
"Hama, ini peluang buat kamu untuk kembali ngejar Kak David. Jangan kasih kendor karena kami akan selalu mendukung dan membantu kamu" Indah memberikan semangat kepada Hana untuk kembali memiliki David karena itulah hal yang Hana inginkan sejak dulu memasuki kuliah."Terima kasih Ndah" balas Hana dengan senyum hambar.Akila terlihat cemberut karena kedua sahabatnya masih sibuk membaper tentang David. Hingga lupa dengan makanan yang sudah sedari tadi terhidang ingin segera disantap."Udah selesai apa belom woi, udah laper banget nih" rengek Akila kepada dua sahabatnya yang masih sibuk berpandangan."Hehehe maaf Akila sayang. Yaudah ayo kita mulai makan karena temen tersayang kita yang satu ini udah kelaparan banget kayaknya" ejek Indah yang langsung diselingi dengan tawa Hana yang pecah."Haish kalian resek banget sih " umpat Akila langsung menyendok makanannya dengan wajah kesal.Mereka bertiga menikmati hidangannya dengan lahap p
Brak...Hana membanting keras pintu mobil dan memasuki kediamannya dengan aura yang sangat mencengkram.Para pelayan hanya berani menundukkan kepala seraya memberikan hormat atas mood majikan yang terlihat tidak baik hari ini.Ketika hentak melangkahkan kaki pada anak tangga untuk menuju kamarnya. Lagi dan lagi suara Mira menghentikan langkah Hana."Ada apa Ma? Hana capek mau istirahat di kamar" mohon Hana dengan wajah sedikit kusut."Sini, ada yang mau Mama tunjukin sama kamu sayang" jelas Mira melambaikan tangannya kearah Hana.Dengan wajah malas Hana pun menghampiri ibunya yang tengah membuka sebuah buku yang berisikan desain beberapa gaun pernikahan."Ni sayang, mama mau kamu milih gaun pernikahan buat di fitting nanti malem disini," ucap Mira langsung menyodorkan desain kepada putri kesayangannya."Fitting baju? Kenapa buru-buru banget sih Ma, kan resepsinya masih lama" heran HanA."Oh iya, mama lupa buat ngas
Hari pernikahan telah tiba, Han terlihat sangat gugup saat ini, apalagi mengetahui sifat calon suaminya yang sangat super duper dingin dan arrogant itu."Sayang, kamu cantik banget hari ini" puji Mira yang sangat kagum melihat pesona dan kecantikan putrinya hari ini."Makasih Ma" balas Hana tidak bersemangat."Kok lemes gitu sih sayang, hari ini adalah hari bahagia kamu loh. Jangan bikin mama sedih ah" pinta Mira yang mulai sedih melihat keadaan anaknya saat ini."Iya Mah maafin Hana udah bikin Mama sedih. Hana janji gak akan lemas dan akan terus semangat," ucap Hana sambil berpura-pura seakan dia besemangat di depan Mira ibunya.Acara utama dalam kegiatan sakral telah dimulai, dada Hana bergemuruh, nafasnya seakan-akan mau putus dan desir darahnya seperti terhenti ketika Papanya menggandeng lengannya menuju tempat dimana pria yang akan menjadi suaminya kelak dan akan disaksikan oleh ribuan pasang mata di aula terkecuali sahabat maupun teman
Didalam sebuah mobil, Sean dan Hana terlihat mendiami satu sama lain. Sean sibuk berkutik dengan ponselnya sedangkan gadis di sebelahnya tak henti-hentinya menggerutu dalam hati.Setibanya di kampus,"Oh iya...sebelum aku keluar aku mau buat satu perjanjian dan aku harap kamu mau kamu bisa menyetujuinya," ucap Hana sehingga membuat Sean menoleh kearahnya."Apa itu?" tanya Sean."Kita harus menyembunyikan pernikahan kita kepada sahabat-sahabatku. Kita juga tidak boleh saling kenal jika bertemu dimanapun ketika aku sedang bersama mereka oke. Bagaimana, setuju?" menyodorkan telunjuk jarinya kepada Sean."Tidak masalah, aku setuju dan cepatlah keluar aku harus segera pergi ke kantor" usir Sean tidak menghiraukan Hana.Hana yang cemberut langsung keluar dan membanting keras pintu mobil Sean."Dasar menyebalkan" umpat Hana langsung pergi menuju kelasnya.Sedangkan Sean, hanya tersenyum ketika melihat ekspresi menggemaskan Hana ketika
"Kenapa diam?" tanya Hana lagi."Sudahlah...aku minta maaf" Sean terlihat menyerah dan kembali mengompres dahi Hana yang ikut menurut karena telah sukses membuat es balok didepannya ini meminta maaf langsung kepadanya.Hana diam-diam memperhatikan Sean yang terlihat sangat serius mengompres dahinya. Seam terlihat sangat tampan jika berperilaku lembut seperti ini, seketika Hana langsung dibuat meleleh olehnya.Menyadari Hana yang sedari tadi diam-diam memperhatiknnya, membuat Sean memberhentikan aktivitasnya dan beralih menatap HanaDi saat mereka sedang bertatap-tatapan tiba-tiba Hana menjerit kesakitan hingga membuat Sean langsung kaget."Ada apa..? Kamu kenapa..?" tanya Sean bingung."Kepalaku sakit banget..." jawab Hana sambil memegang kepalanya.Tidak pakai menunggu lama lama Sean segera berdiri mengambil obat dan segelas air kemudian
Selesai meeting Sean langsung pulang dan sesampainya di rumah dia langsung menanyakan Hana kepada salah satu pelayan dirumahnya."Hana sudah pulang...?" tanya Sean."Udah Tuan, tapi setelah itu Nona pergi lagi" jawab pelayan tersebut."Kemana perginya dia...? Membuat ulah saja..." gumam Sean dalam hati.Setelah itu Sean langsung melangkah menuju kamarnya, dia sangat pusing memikirkan Hana dan dia tidak tau harus mencarinya kemana dan setelah berfikir selama beberapa menit akhirnya Sean memutuskan untuk keluar mencari Hana walaupun dia belum tau ke mana dia harus mencari istrinya itu.Tapi tiba-tiba, Sean dikagetkan dengan suara dering ponselnya yang berada di sampingnya dan itu adalah panggilan dari Hana"Sean..." panggil Siska dalam panggilan."Hm..." sahut Sean ketus."Jadi gimana nih ajakan aku tadi siang," ucap Sean mengingatkan""Aku lagi males nih" tolak Hana."Ayolah Sean, sekali ini aja. Banyak banget yang
Pukul 7 pagi Sean terbangun dan beranjak ke kamar mandi. Setelah membersikan diri, Sean keluar dan melangkah menuruni tangga sambil menatap ke arah kamarnya dan tiba-tiba dia menarik nafas panjang dan membuangnya kasar di saat dia melihat pintu kamar yang sekarang Hana tempati masih tertutup."Sampai kapan dia menghukumku untuk tidur di kamar tamu? Pernikahan seperti apa ini" gumam Sean dalam hati sambil melangkah menatap pintu kamarnya.Sean melangkah ke arah dapur dan langsung duduk di meja makan, dia sarapan sendirian dan dia tidak mau membangunkan Hana karna dia tau Hana pasti masih marah dengan dia atas kejadian tadi malam.Pukul 08.00 Hana baru bangun dan langsung mandi. Setelah selesai mandi dia melangkah menuju dapur dan melewati Sean yang tengah menonton tv di ruang keluarga.Baru kali ini Sean merasa tidak nyaman di cuekin oleh seseorang. Biasanya dia tidak peduli dan malah ikut balik mencu
Cahaya mentari mulai memperlihatkan sinarnya hingga menyilaukan sepasang suami istri yang kini masih enggan tuk terbangun dari mimpi indahnya.Namun beberapa menit kemudian, salah satu dari mereka mulai menggeliat gusar yaitu Hana yang mulai mengeliat karena lengan kekar yang melingkar dipinggangnya semakin mempererat dekapannya."Umm" Hana mengeluh.Dengan keadaan yang sudah tersadar dan mengetahui bahwa Sean yang sedari tadi memeluknya dengan erat. Hana pun berusaha untuk melepaskan lengan Sean dari pinggangnya.Usaha demi usaha Hana lakukan. Namun, tetap saja tidak dapat membuatnya terlepas dari dekapan Sean."Jangan bergerak," ucap Sean yang baru terbangun dengan suara serak.Mendengar perintah Sean karena posisi mereka yang cukup intim saat ini membuat Hana seketika berhenti bergerak."S-siapa yang mengganti pakaianku" tanya Hana gugup."Aku" jawab Sean santai yang sukses membuat Hana membulatkan matanya."Dasar tuk