Ketika sampai di parkiran motor, hujan turun semakin deras, membuat baju keduanya menjadi basah. Anggara berinisiatif untuk mencari tempat teduh sebelum melanjutkan perjalanan.Pemuda itu menuntun Akira ke sebuah gazebo kayu yang berada tak jauh dari tempat parkir. Akira langsung menaiki gazebo, diikuti oleh pemuda yang berdiri di belakangnya.Baju celana yang di pakai pemuda itu sangat basah kuyup, wajah dan rambutnya tampak basah.Sedangkan baju Akira masih terlindungi, karena jaket Anggara yang menutupi kepala dan badannya."Sial, kenapa harus hujan." Gerutu Anggara yang masih berdiri di depan Akira. Dia hanya bisa menyelamatkan tas kecilnya yang sengaja di taruh di balik bajunya, untung tas itu tahan air, sehingga ponsel dan segala isi di dalamnya terselamatkan dari air hujan yang mengguyur.Anggara menoleh ke belakang memastikan keberadaan gadis itu aman."Akira, gimana? Bajumu basah?" Tanya Anggara setelah melihat gadis yang tengah menatapnya."Aku baik Kak, bajuku gak basah, c
Akira membuka matanya, seperti sedang terbangun dari mimpi indahnya.Gadis itu mendongakkan kepalanya dan menatap wajah pemuda itu tanpa kedip dan tanpa jawaban. Hanya saling menatap satu sama lain.Anggara melihat wajah cantik dengan pipi merona itu, semakin tidak bisa menahan diri. Dia mulai mendekatkan bibirnya pada bibir gadis itu. Ketika dirasa tidak ada penolakan dari gadis itu, Anggara mulai menempelkan bibirnya dengan bibir gadis itu, terasa lembut dan hangat. Kedua bibir yang saling menyatu, membuat debar jantung keduanya menjadi semakin cepat.Akira yang baru sekali melakukannya, hanya bisa menatap mata pemuda itu dari jarak sangat dekat. Dia tak mampu menolak perlakuan pemuda itu karena dalam hati kecilnya, dia sangat menyukainya.Hanya dengan Anggara dia merasakan perasaan ini, hanya dengan Anggara mampu membuat dadanya berdegup cepat, dan hanya dengan Anggara dia merasa nyaman dengan berdekatan dan bersentuhan. Sungguh hanya dengan pemuda ini, dia kehilangan akal sehatn
Siang itu Dany yang masih di dalam kelas, tampak penasaran dengan keberadaan sahabatnya. Tumben hari ini Lena tak datang ke sekolah tanpa menghubungi. Biasanya kalau sakit atau ada urusan apapun, dia selalu memberi kabar padanya.Dany meraih ponsel dan mulai mengetik pesan ke sahabatnya [Na, kok lu gak berangkat sekolah? Lu ijin? Lu baik-baik aja kan?] Tanyanya dalam pesan singkat yang dia kirim ke nomor sahabatnya.Menunggu beberapa menit namun pesannya tak kunjung di balas. Tiba-tiba ponselnya berdering, terlihat nama Bayu melakukan panggilan masuk.Dany pun langsung menerima panggilan itu."Halo baby. Udah pulang?" Ucap Bayu dengan suara yang terdengar senang."Baru aja selesai, ni mau siap-siap pulang, beb." Jawab Dany dengan cerianya."Aku udah di warung kopi depan, Beby. Nanti kamu sini ya, aku tunggu." "Ok, beb." Dany mengakhiri panggilannya dan mulai memasukan ponsel ke dalam tas. Kemudian merapikan buku dan peralatan tulis. Meraih tas dan mulai melangkah meninggalkan kelas
Suara panggilan ibunya membangunkan Akira dari tidurnya. Ternyata hari sudah sangat sore. Dia bangkit dari tempat tidurnya dan mulai membersihkan diri di kamar mandi.Setelah berganti pakaian, Akira menghampiri ibunya yang tengah menunggu di meja makan. Di meja makan sudah nasi goreng dan minuman teh hangat.Sebelum menikmati makanannya, Akira dan ibunya menutup mata dan menyatukan tangannya, untuk berdoa. Setelah itu keduanya mulai menikmati nasi goreng itu. Ditengah-tengah kegiatan menyuap, tiba-tiba ada telefon video masuk di ponsel ibunya. Tertulis nama ayahnya di layar ponsel itu.Dengan cepat Bu Lidiya menerima panggilan itu. Terlihatlah wajah suaminya di layar ponselnya."Halo, malam." Ucap pak bustomo yang tengah berada di sebuah penginapan."Halo yah, gimana kerjaan ayah di sana?" Akira menjawab terlebih dahulu sebelum ibunya sempat menjawabnya.Bustomo tersenyum melihat wajah anak gadisnya di layar ponselnya."Baik, nak. Ini ayah baru saja pulang dari proyek." Jawab Bustomo
Menjalankan motornya dengan kecepatan yang lebih pelan dari biasanya.Hingga akhirnya sampailah dia di depan kamar kontrakan. Mulai mematikan motor dan berjalan melangkah ke dalam kamar.Setelah memastikan pintunya terkunci dia segera membuka jaket tebalnya dan meletakkan tasnya di meja samping kasur. Kemudian merebahkan diri di atas kasur.Di tengah malam dia terbangun dengan keadaan suhu badan yang meningkat. Karena kehujanan siang tadi, membuat badannya kini demam.Anggara mengambil selimut tebalnya yang jarang dia pakai, kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut itu.Matanya hanya bisa terpejam, namun rasa pusing di kepalanya membuatnya susah untuk tidur lelap.Hidup sendiri membuat Anggara merasakan kesepian yang teramat sangat, apalagi dengan kondisinya yang sedang sakit seperti saat ini.***Di lain tempat, Akira tampak bolak balik melihat ke layar ponselnya. Dia merasa heran karena Anggara yang tak membalas pesannya.Apa mungkin pemuda itu sudah tidur ya, begitu pikirny
Tiba-tiba muncul seorang wanita menghampirinya, wanita dengan rambut lurus panjang berjalan ke arahnya."Hay, sorry boleh ikutan duduk di sini?" Tanya wanita itu. Argi melirik sekilas ke arah wanita itu dan mengangguk. Tatapannya kembali ke layar ponsel.Wanita itu tengah memakai masker yang menutupi hidung dan bibirnya. Bertubuh pendek namun terlihat lebih tinggi karena sandal wagdes yang dia pakai. Memakai baju singlet dan celana pendek, namun ditutup dengan cardigan yang tipis menerawang."Kamu dari SMA itu?" Tanya wanita itu pada pemuda yang terlihat cuek."Bukan. Hanya mampir kesini. " jawab Argi singkat tanpa menoleh lawan bicaranya. Sungguh dia tidak tertarik dengan semua wanita yang mendekatinya, semenjak dia mengenal Magdalena Akira. Pikirannya hanya tentang gadis itu."Oh, boleh kenalan? Aku Icha..kamu?" Wanita itu mengulurkan tangan ke depan pemuda itu.Argi melirik sekilas ke arah tangan itu, kemudian pandangannya beralih menatap wanita yang telah membuka maskernya dan men
Bola mata Anggara tampak membulat karena perasaan terkejut dengan perlakuan gadis itu. Namun tak lama dia mulai membalas ciuman Akira.Menekan tengkuk Akira untuk memperdalam ciuman mereka. Kini bukan hanya bibir mereka yang saling menyentuh, namun lidah mereka saling membelit satu sama lain. Namun Akira tidak ada niat untuk menolaknya, dia menikmatinya dengan kedua matanya yang terpejam. Mereka saling bertukar nafas dan Saliva. Membuat keduanya sama-sama hanyut dalam gelora cinta.Hingga tiba-tiba Anggara menghentikan ciuman itu dengan menolehkan wajahnya ke samping."Maaf, menjauhlah Akira. Aku takut kamu ikut sakit." Ucap Anggara membuat wajah Akira memerah karena malu, dan gadis itu mulai menjaga jarak namun dengan tangan kanannya yang masih berada di genggaman pemuda itu.Tak lama setelah itu Anggara memejamkan mata dan tertidur, efek obat demam yang dia minum beberapa menit yang lalu, membuat kantuk datang menghampirinya.Akira melihat ke wajah pemuda yang tengah tertidur itu. M
Jaket yang tengah Dany kenakan kini basah, bahkan sepatu dan celana panjang yang dia kenakan ikut basah. Begitu halnya dengan Bayu, bajunya dan sepatunya basah.Bayu memutuskan untuk membuka baju dan celananya, menggantungnya pada lemari baju yang tersedia.Kini dia hanya memakai celana boxer yang sangat pendek. Tubuh bagian atasnya polos, memamerkan otot-ototnya yang atletis. Otot di lengan dan badannya terbentuk karena Bayu rajin melatih fisiknya dengan olahraga dan gym."Bukalah jaket mu basah, celanamu juga, gantung aja dulu, siapa tau nanti kering." Ucap Bayu yang kini menghampiri Dany yang hanya duduk terdiam di tepian kasur.Dany berjalan ke arah lemari, membuka jaketnya kemudian menggantungnya. Lalu meraih handuk dan melilitkan ke pinggangnya, sebelum dia membuka celana panjangnya.Kini gadis itu hanya mengenakan baju atasan dengan bawahan handuk yang melingkari pinggangnya."Sayang sini." Bayu mulai melambaikan tangannya ke arah gadis itu berdiri. Meminta kekasihnya untuk men