Menjalankan motornya dengan kecepatan yang lebih pelan dari biasanya.Hingga akhirnya sampailah dia di depan kamar kontrakan. Mulai mematikan motor dan berjalan melangkah ke dalam kamar.Setelah memastikan pintunya terkunci dia segera membuka jaket tebalnya dan meletakkan tasnya di meja samping kasur. Kemudian merebahkan diri di atas kasur.Di tengah malam dia terbangun dengan keadaan suhu badan yang meningkat. Karena kehujanan siang tadi, membuat badannya kini demam.Anggara mengambil selimut tebalnya yang jarang dia pakai, kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut itu.Matanya hanya bisa terpejam, namun rasa pusing di kepalanya membuatnya susah untuk tidur lelap.Hidup sendiri membuat Anggara merasakan kesepian yang teramat sangat, apalagi dengan kondisinya yang sedang sakit seperti saat ini.***Di lain tempat, Akira tampak bolak balik melihat ke layar ponselnya. Dia merasa heran karena Anggara yang tak membalas pesannya.Apa mungkin pemuda itu sudah tidur ya, begitu pikirny
Tiba-tiba muncul seorang wanita menghampirinya, wanita dengan rambut lurus panjang berjalan ke arahnya."Hay, sorry boleh ikutan duduk di sini?" Tanya wanita itu. Argi melirik sekilas ke arah wanita itu dan mengangguk. Tatapannya kembali ke layar ponsel.Wanita itu tengah memakai masker yang menutupi hidung dan bibirnya. Bertubuh pendek namun terlihat lebih tinggi karena sandal wagdes yang dia pakai. Memakai baju singlet dan celana pendek, namun ditutup dengan cardigan yang tipis menerawang."Kamu dari SMA itu?" Tanya wanita itu pada pemuda yang terlihat cuek."Bukan. Hanya mampir kesini. " jawab Argi singkat tanpa menoleh lawan bicaranya. Sungguh dia tidak tertarik dengan semua wanita yang mendekatinya, semenjak dia mengenal Magdalena Akira. Pikirannya hanya tentang gadis itu."Oh, boleh kenalan? Aku Icha..kamu?" Wanita itu mengulurkan tangan ke depan pemuda itu.Argi melirik sekilas ke arah tangan itu, kemudian pandangannya beralih menatap wanita yang telah membuka maskernya dan men
Bola mata Anggara tampak membulat karena perasaan terkejut dengan perlakuan gadis itu. Namun tak lama dia mulai membalas ciuman Akira.Menekan tengkuk Akira untuk memperdalam ciuman mereka. Kini bukan hanya bibir mereka yang saling menyentuh, namun lidah mereka saling membelit satu sama lain. Namun Akira tidak ada niat untuk menolaknya, dia menikmatinya dengan kedua matanya yang terpejam. Mereka saling bertukar nafas dan Saliva. Membuat keduanya sama-sama hanyut dalam gelora cinta.Hingga tiba-tiba Anggara menghentikan ciuman itu dengan menolehkan wajahnya ke samping."Maaf, menjauhlah Akira. Aku takut kamu ikut sakit." Ucap Anggara membuat wajah Akira memerah karena malu, dan gadis itu mulai menjaga jarak namun dengan tangan kanannya yang masih berada di genggaman pemuda itu.Tak lama setelah itu Anggara memejamkan mata dan tertidur, efek obat demam yang dia minum beberapa menit yang lalu, membuat kantuk datang menghampirinya.Akira melihat ke wajah pemuda yang tengah tertidur itu. M
Jaket yang tengah Dany kenakan kini basah, bahkan sepatu dan celana panjang yang dia kenakan ikut basah. Begitu halnya dengan Bayu, bajunya dan sepatunya basah.Bayu memutuskan untuk membuka baju dan celananya, menggantungnya pada lemari baju yang tersedia.Kini dia hanya memakai celana boxer yang sangat pendek. Tubuh bagian atasnya polos, memamerkan otot-ototnya yang atletis. Otot di lengan dan badannya terbentuk karena Bayu rajin melatih fisiknya dengan olahraga dan gym."Bukalah jaket mu basah, celanamu juga, gantung aja dulu, siapa tau nanti kering." Ucap Bayu yang kini menghampiri Dany yang hanya duduk terdiam di tepian kasur.Dany berjalan ke arah lemari, membuka jaketnya kemudian menggantungnya. Lalu meraih handuk dan melilitkan ke pinggangnya, sebelum dia membuka celana panjangnya.Kini gadis itu hanya mengenakan baju atasan dengan bawahan handuk yang melingkari pinggangnya."Sayang sini." Bayu mulai melambaikan tangannya ke arah gadis itu berdiri. Meminta kekasihnya untuk men
Tak terasa hari sudah sore, orang yang pertama bangun adalah Anggara. Dia merasa badannya sudah lebih sehat dari sebelumnya. Matanya terbuka dan melihat ke arah gadis yang kini tertidur di atas dadanya. Senyum menghiasi bibirnya melihat wajah Akira yang tengah tertidur, tangan kirinya mulai merapikan rambut Akira yang menutupi sebagian wajahnya. Membelai rambut gadis itu dengan lembut dan penuh perasaan. Entah perasaan yang dia miliki saat ini adalah sebuah kesalahan atau tidak, namun dia tak pernah menyesalinya. Setelah kejadian dua tahun silam membuat hatinya begitu kosong. Tidak ada seorang wanita pun yang mampu mengisi kekosongan itu, namun ketika Akira datang, hanya gadis itulah yang mampu mengisinya. Dia mencintai gadis ini, dan saat ini dia benar-benar yakin cintanya sudah terbalas. Lama memandang wajah ayu yang tengah tertidur, tiba-tiba gadis itu membuka matanya. Kini tatapan mereka bertemu. Akira mengangkat kepalanya dan menyentuh dahi pemuda itu untuk memastikan su
Selang beberapa jam, hujan pun reda. Bayu mengajak kekasihnya untuk pulang sebelum hari semakin larut.Mereka sengaja tidak memperhatikan ponsel, mengabaikan pesan dan panggilan yang masuk. Kini Bayu mulai melajukan mobilnya meninggalkan kawasan danau itu. Gadis yang tengah duduk di sampingnya hanya terdiam selama perjalanan. Entah apa yang ada dipikiran Dany. Bayu pun tak berani memulai obrolan, karena dalam hati dia merasa tidak enak dengan kejadian yang telah mereka lakukan tadi.Keduanya sama-sama menyesal karena sudah melakukan hubungan yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan. Usia mereka masih terlalu muda, apalagi tadi pemuda itu melakukannya tanpa menggunakan pengaman.Dany begitu menyesali ketidak berdayaannya menolak ajakan Bayu. Dia sama halnya dengan pemuda itu, yang sama-sama tidak bisa mengendalikan nafsu.Tak terasa air mata menetes di pelupuk matanya. Dany mengalihkan pandangannya ke samping, ke arah jendela supaya Bayu tak melihatnya. Namun bagaimanapun Dany menut
Setelah bertukar pikiran dengan ibunya, kini dia pamit untuk masuk ke kamarnya. Akira mulai mengunci pintu kamar dari dalam, dia merebahkan tubuhnya di kasur dengan ponsel berada di tangan.Membuka pesan dari Argi yang sudah terlalu lama dia abaikan. [Sayang, lagi apa?][Masih sibuk ya?]Begitu isi pesan Argi, akhirnya Akira memutuskan untuk membalasnya.[Maaf Gi, baru balas, iya ini aku baru ada waktu buka Hp, sedari tadi siang nemenin ibu berbelanja.]Setelah itu Akira mulai membuka pesan yang baru saja masuk dari Anggara.[Hay, udah tidur?] Isi pesan Anggara.[Belum, Ang. Habis nemenin ibu ngobrol. Lagi apa?] Tulis Akira membalas pesan pemuda itu.[Oh, bokap kemana? Lagi di kamar tiduran.][Ayah masih di luar kota, Minggu depan baru balik.][Oh, oke. Boleh video call?] Tanya Anggara dalam pesannya.Akira tampak berpikir sebelum mengiyakan permintaan pemuda itu. Dia mengambil headset dari laci meja belajarnya. Panggilan masuk dari Anggara dan Akira menerima panggilan tersebut.Akir
Beberapa menit menunggu akhirnya pesan Argi di balas.[Serius? Kenapa ke rumah, ini udah malem.] Akira saat itu telah menyelesaikan panggilannya dengan Anggara. Dan sedikit terkejut mendapati pesan dari Argi.Dia bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu. Bu Lidiya saat ini sudah tertidur.Akira menatap ke arah luar rumah lewat jendela yang ada di ruang tamu. Dan matanya membulat melihat Argi yang berada di luar, berdiri di depan pintu gerbang yang sudah tertutup. Pemuda itu berdiri di samping motor, dengan mata yang masih fokus di layar ponsel.Akira mendadak bingung dengan apa yang harus dia perbuat saat ini. Menemui pemuda itu atau mengabaikannya. Namun dia merasa tidak enak hati kalau harus mengabaikan Argi yang sudah menunggunya di depan.Akhirnya dengan perlahan dia membuka pintu rumah, melangkah keluar dan menutup pintu itu kembali.Dia berjalan ke depan gerbang, Argi yang melihat kehadiran gadis itu menyunggingkan senyum. Akhirnya dia bisa melihat dan menemui