Setelah makan malam bersama orang tuanya, Akira kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas sekolahnya.Beberapa kali ponselnya berbunyi, ada beberapa notifikasi pesan masuk. Namun Akira tak ingin membukanya, dia ingin menyelesaikan pekerjaan rumahnya terlebih dahulu.Hingga tugasnya selesai, Akira segera mengambil ponsel. Berharap notifikasi itu adalah pesan dari kekasihnya. Setelah menelpon siang tadi, Anggara tidak lagi menghubunginya.Ternyata pesan dari sosial medianya. Wanita bernama Ester itu terus menghubunginya, dengan kata-kata kasar yang membuat Akira tak mengerti.[Hay j4l4ng jangan deketin suami gue!!][Gue tahu lu mau sama dia karena dia kaya kan? Ngaku lu!!][Gue ingetin ke lu, cowok yang lu dekatin itu sudah punya anak dan bini! Gue minta buat lo jauhin ANGGARA!!]Chat terakhir dari wanita itu membuat Akira terkejut dan merasa salah melihat. Berulang kali Akira membaca pesan tersebut, namun memang wanita itu menyebut nama Anggara.Apakah Anggara yang dia maksudkan adalah
Kini terbongkar sudah rahasia besar dari Anggara. Hati Akira terkoyak, begitu sakit hingga tak terasa air matanya jatuh berurai.“Apa ini benar mbak? Maaf saya tidak tahu.” Ucap Akira dengan suara gemetar.“Tentu, akulah istri sah Anggara. Lu harus mundur dari sekarang, putuskan hubungan kalian. Karena kami sudah menikah dan sudah mempunyai anak.” Ujar Ester dengan lantang. Salah satu sudut bibirnya tertarik membentuk senyum sinis, dia merasa puas karena bisa membuat gadis itu tak berkutik. Untung Ester masih mempunyai salinan surat nikahnya, karena surat aslinya telah dibawa oleh Baskoro sebagai jaminan.Baskoro sudah memberikannya nominal uang yang sangat banyak, untuk menjauhi Anggara. Dan Ester lebih tertarik uang, daripada mengejar cintanya. Namun kini uang yang diberikan Baskoro sudah mulai menipis, sehingga Ester memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Mencari cara untuk bisa mendapatkan uang Baskoro lagi.Dia rela meninggalkan anaknya demi mencapai keinginannya. Dan saat itu Est
Seperti mendengar suara petir di siang bolong, Anggara begitu terkejut.“Maksudmu? Sungguh aku tak mengerti, sayang. Tolong jelaskan ada apa?” Ucapan Akira begitu membuat hati Anggara semakin bingung.“Aku ingin mengakhiri hubungan ini, Ang.” Balas Akira, kemudian ia mengalihkan pandangannya dari pemuda itu. Akira tidak tahan untuk tidak menangis. Air matanya kembali bercucuran.“Tunggu-tunggu. Apa maksudnya sayang? Kenapa? Apa yang terjadi? Apa aku melakukan kesalahan?” Anggara terus mendesaknya dengan berbagai pertanyaan. Namun Akira tak mampu lagi menjawabnya.Anggara berlutut di hadapan gadis itu. Sungguh ia butuh penjelasan yang masuk akal, mengapa tiba-tiba Akira meminta untuk mengakhiri hubungan ini.“Sayang, ada apa? Jangan ngomong seperti itu. Aku serius akan hubungan ini. Aku gak mau putus.” Ucap Anggara dengan wajah panik. Dia berusaha agar gadis itu menatapnya. Hingga diraihnya pipi Akira, memaksa agar memandang ke arahnya.Mata Anggara terbelalak melihat gadis yang dicint
Sudah dua minggu berlalu, setelah kejadian Dany dilarikan di klinik. Bayu akhirnya mendapat restu dari kedua orang tua Dany.Dia memutuskan untuk melakukan akad nikah saja tanpa ada resepsi besar-besaran. Dany sudah memutuskan untuk berhenti sekolah dengan alasan kepindahan ke luar kota. Tentunya hal itu sengaja ditutupi oleh orang tuanya.Hari itu, Bayu akan mengajak Dany beserta kedua orang tuanya untuk mengunjungi rumah orang tuanya di Surabaya. Nantinya mereka akan mengadakan akad nikah di sana.Meskipun orang tua Bayu masih belum sepenuhnya setuju untuk menikahkan anaknya, namun karena desakan Bayu dengan bantuan Anggara terpaksa mereka menyetujuinya. Anggara telah menjanjikan akan menambah saham untuk perusahaan Bima, jika Bima mendukung pernikahan putranya dengan Dany.Pagi itu, Dany sudah didandani layaknya seorang pengantin. Kebaya putih dengan sanggul modern terlihat begitu cocok dengan penampilannya. Selama berada di Surabaya, Bayu telah menyewa kamar hotel untuk tempat t
Langkahnya terhenti di ambang pintu, mencari keberadaan gadis yang menjadi tujuannya. Ya, sebenarnya tujuan utamanya pergi ke acara itu, hanyalah ingin bertemu dengan Akira.Hingga tatapannya tertuju pada pasangan suami istri yang memakai baju seragam berwarna hijau. Anggara langsung ingat wajah orang tua Akira, yang pernah ditunjukan gadis itu saat mereka masih berhubungan.Tujuannya kini mendatangi kedua orang tua Akira, namun langkahnya dihentikan oleh Bima yang ingin menyapanya.“Nak Anggara, apa kabar? Mari duduk di sini Nak. Sudah saya siapkan tempat duduk khusus.” Ucap Bima, namun Anggara menahan dengan tangannya. Dia tidak ingin mengikuti Bima. Mengapa juga harus membeda-bedakan tamu undangan? Keluarga Akira duduk di kursi biasa sementara papa dan mamanya bersama dengan pemilik rumah duduk di kursi mewah. Sungguh seandainya bukan karena membantu Bayu, dia tidak ingin berurusan dengan manusia picik seperti Bima. Yang hanya berbuat baik jika ada maunya.“Om, temani saja papa da
Acara akad di mulai, penghulu memulainya dengan membacakan doa kemudian dilanjutkan dengan khutbah nikah.Orang tua Akira terlihat fokus mendengarkan penghulu yang tengah membicarakan pernikahan.Sementara Anggara dan Akira tidak terlalu fokus pada acara tersebut. Rasa rindu yang sama-sama dirasakan keduanya, membuat Anggara dengan sadar meraih tangan Akira yang terkulai di sampingnya. Membuat gadis itu menoleh ke arahnya. Tatapan mereka bertemu dan terkunci. Tak ada niat Akira untuk melepas genggaman tangan pemuda itu. Seakan ia sudah melupakan permasalahan antara mereka berdua.“I love you, Akira.” Ucap Anggara tanpa suara. Namun hanya melihat gerak bibirnya ketika mengucapkan kata-kata itu, Akira mengetahui jelas ucapan pemuda itu. Membuatnya kembali tersipu mali, kemudian menundukkan pandangannya. Entah yang dia lakukan saat ini apakah sebuah kesalahan, tapi Akira tak bisa membohongi perasaannya yang masih begitu mencintai pemuda itu.Dari sudut yang berbeda Ruth melihat ke arah
Hingga acara pun berakhir, Baskoro berniat akan pulang. Dia mencari keberadaan putranya. Namun tidak juga ia temukan di dalam ruangan itu.Dan akhirnya memutuskan untuk mencarinya di luar, siapa tahu Anggara sudah menunggu mereka di mobil.Namun hasilnya sama, di mobil juga tidak ia jumpai putranya. Ketika hendak bertanya pada security, Ruth yang lebih dulu menangkap keberadaan putranya yang duduk bersama gadis yang tadi.“Pa, tunggu dulu di dalam mobil. Papa gak boleh capek-capek. Biar mama yang cari Anggara.” Ruth membuka pintu mobil dan memaksa suaminya masuk.Kini dia berjalan menuju pos satpam, dimana anaknya berada.“Ang, ayo kita pulang Nak.” Suara Ruth membuat Akira terkejut. Dengan cepat ia melepaskan tautan tangannya dari genggaman Anggara. Dia segera bangkit dan keluar dari pos satpam. Berpapasan dengan Ruth yang tengah memandangnya dengan raut penasaran.“Maaf Tante, saya permisi dulu.” Ucap Akira sembari menunduk. Lalu segera berjalan cepat kembali masuk ke dalam rumah.S
“Yos, lu ngapain di sini?” Ucap Anggara dengan raut penasaran. Yosi adalah sopir papanya. Lalu apa hubungan antara anak perempuan itu dengan sopir ayahnya?Anggara selama ini tidak pernah melihat secara langsung wajah dari anak yang diakui Ester merupakan anaknya.“Bos? Saya hanya disuruh bos besar untuk kesini.” Jelas Yosi dengan mimik wajah ketakutan. Entahlah itu yang tertangkap oleh pandangan Anggara. Namun mendengar penjelasan Yosi cukup masuk akal. Siapa tahu memang benar Baskoro yang menyuruhnya untuk memantau anak Ester.“Papa, papapa..” celoteh anak perempuan itu sembari melambai-lambaikan tangannya. Ingin menggapai Anggara.Memang Ester selama ini memperkenalkan ke putrinya bahwa Anggara adalah papanya. Dan setiap saat ia mencekoki pikiran putrinya akan hal itu. Agar nantinya putri kecilnya terbiasa memanggil Anggara dengan sebutan papa.Anggara menatap wajah kecil anak perempuan di hadapannya.“Siapa namanya, Yos?” Tanya Anggara pada sopir papanya.“Namanya Alea, bos.” Jawa