"Aku tidak akan membiarkan kalian tenang, apalagi kamu sudah merebut Rizal dariku. Tadi itu belum ada apa-apanya. Jadi, aku pastikan kalian akan mendapatkan hukuman yang setimpal," ucap Zahra sambil terus menatap rumah Yudha.Entah apa yang dipikirkan olehnya sampai berbuat hal seperti itu kepada Yudha, dan tidak takut sama sekali kalau keluarga konglomerat itu akan memberikan hukuman kepada si pelaku. Tetapi, Zahra sama sekali tidak peduli. Yang terpenting rasa sakit dan dendamnya harus dibalaskan.***"Papa!" teriak Via, dia sangat bersedih melihat pria paruh baya yang tergeletak di tempat tidur pasien, dan dirinya hanya melihat dan berharap sang papa bisa segera bangun seperti sediakala."Sayang, sudahlah. Papa sekarang lagi istirahat. Kita doakan saja semoga Papa sehat seperti sebelumnya. Dokter juga mengatakan kalau tidak ada luka yang serius pada Papa," ucap Vina dengan lembut.Via pun diam dan menghubungi Rizal beserta pengacara sang papa, agar mengusut tuntas kasus ini. Sebab,
Sesampainya Gilang dan juga Yulia di rumah sakit, mereka langsung berjalan menuju kamar inap Yudha dan berangkat masuk ke dalam."Siang Tante, Via, Rizal maaf ya kami baru datang sekarang karena baru dapat kabar tadi dari Rizal," ucap Gilang dengan lembut."Tidak apa Kak Gilang, terima kasih kalian sudah menjenguk seharusnya Yulia istirahat saja di rumah, pasti kepalanya masih sangat pusing kan dan mual juga, takutnya nanti dia semakin lemas," ucap Via dengan lembut dan lirih, Yuli aku langsung mendekati sang sahabat."Tidak Via! Aku sanggup kok datang ke sini makanya aku datang jika aku tidak sanggup pasti aku masih berada di rumah," sahut Yulia dengan lembut."Apa kata dokter Rizal, apakah om Yudha terbuka parah atau hanya terlalu ringan, kelihatannya banyak sekali luka-luka bakar yang ada di tubuhnya. Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Gilang sambil menatap ke arah Yudha."Entahlah apa yang terjadi, tiba-tiba Tante Vina dan juga Via mendengar suara ledakan saat mereka keluar tidak
Setelah beberapa jam. Kemudian akhirnya Yulia dan Gilang karena Yudha tak kunjung sadar dan mereka pun harus beristirahat. Karena, Yulia kembali pusing dan juga mual setelah pulang mereka Via mendekati sang papa dan memegang tangan pria paling banyak itu dengan lembut sudah sore pria itu tak kunjung sadar juga membuat dia cemas."Pa, ayolah sadar Via di sini bersama dengan Mama menunggu Papa. Papa tidak kasihan melihat kami seperti ini. Sedih,khawatir dan cemas ayolah bangun," ucap Via dengan lirih dan dia pun meneteskan air mata."Sudahlah, sayang kamu istirahat nanti kamu kelelahan tidak bisa menjaga apa-apa sekarang biar mama yang menjaga papa," ujar Vina dengan lembut."Tidak apa-apa Ma, biarkan saja Via yang menjaga Papa, Mama saja yang beristirahat lagipula pak Rizal juga sudah pergi untuk menyelidiki kasus, Papa ini semoga saja pelaku itu segera tertangkap. Karena, dia tidak akan membiarkan pelaku itu hidup tenang sedangkan kita di sini bersedih atas ulahnya," ucap Via dengan l
Hari ini Zaskia akan menjenguk Yudha di rumah sakit. Karena, dia baru mengetahui jika ayah dari sahabatnya itu terluka dan dia pun langsung mengendarai sepeda motor miringnya dengan perlahan menuju Rumah sakit sambil dia mencari kerjaan yang lain. Sebab, beberapa bulan yang lalu dia tidak diterima bekerja di perusahaan Rizal karena tidak enak dengan Rendra. Lagipula Zaskia juga tidak merasa keberatan, dan dia semakin mencari pekerjaan lain karena gajinya semakin menipis dan dia harus menyambung kehidupannya.Sesampainya di rumah sakit dia langsung memarkirkan sepeda motornya di parkiran motor. Kemudian berjalan dengan pelan menuju kamar Yudha, dia tidak tahu jika Rendra pun berada di sana karena pria itu juga baru menjenguk sang paman. Karena, pekerjaan yang sangat menumpuk membuat dia tidak bisa meninggalkan semua pekerjaannya."Permisi Om Yudha, Tante Vina dan Via," ucap Zaskia sambil masuk ke dalam ruangan, dan ia pun langsung terdiam mematung saat melihat Rendra berada di sana. Ra
Di tempat lain, Rizal sudah mengerjakan pekerjaannya karena dia ingin segera menghampiri sang kekasih hatinya, dan juga khawatir kepada calon mertuanya. Ya walaupun keadaan Yudha sekarang sudah baik-baik saja tetap dia merasa sangat cemas dan khawatir. Karena pria itu belum mau berbicara sedikitpun karena kata dokter dia masih trauma harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.Begitunya ada ledakan dan membuat dirinya terkenal luka bakar di sekujur tubuhnya pasti hal itu sangat membuat dirinya ketakutan, mungkin dia butuh beberapa hari untuk menenangkan dirinya agar tidak trauma lagi.Kini Rizal sudah sampai di rumah sakit dan dia pun membawa beberapa berbagai macam makanan untuk sang kekasih. Karena, dia tahu pasti dia tidak akan makan jika dia tidak mau makanan karena gadis cantik itu tidak berselera makan selama melihat papanya hanya diam saja."Permisi semuanya," ucap Rizal dengan lembut. Kemudian dia bergegas masuk ke dalam dan meletakkan makanan yang dia bawa tadi."Kamu sudah pu
Zaskia berada di restoran ia tengah mencari pekerjaan untuk menjadi manajer di restoran tersebut, tetapi sebelum itu ia makan-makan terlebih dahulu bersama dengan seorang teman yang juga menawarkan pekerjaan menjadi seorang sekretaris. Tetapi, dia tidak pernah minat dan ini bekerja di restoran ini sebagai manajer."Kerjamu itu bagus Zaskia, prestasimu bagus kamu baru beberapa bulan bekerja di perusahaan Rendra jadi seorang asisten dan sekarang kamu mau menjadi manajer di restoran ini, menurutku kamu lebih baik mencari perusahaan saja," ujar sahabatnya Zaskia tersebut."Entahlah, jika ingin menjadi asisten mungkin itu hal yang mustahil mungkin jika hanya sekretaris banyak yang mau menerimaku. Tapi, sekarang lowongan kerja belum ada aku juga sudah mengintipkan lamaran pekerjaanku kepada teman-teman yang lainnya, jika mereka ada aku minta kabar saja kamu kan tahu saat ini aku sedang membutuhkan uang, jadinya aku menerima pekerjaan dari restoran ini untuk menjadi manajer," ucap Zaskia den
Via sama sekali tidak mau pergi dia semakin mendekati Rizal dan bangun kemudian memeluk pria itu. Karena ia ingin bermanja dengan duda yang umurnya sudah memasuki kepala empat tersebut. Membuat jantung Rizal berdebar-debar karena ini kali pertama mereka sangat dekat seperti ini."Via, nanti jika ada yang lihat kita tidak enak seperti ini kamu lepaskan pelukan ini, kamu istirahat kalau tidak saya akan laporkan kepada tante Vina kalau kamu seperti ini ya!" ancam Riza, membuat Via takut kemudian dia kembali seperti posisi semula, yaitu tidurkan kepalanya di paha Rizal kemudian menatap wajah sang kekasih dengan sangat dalam."Ternyata duda ini ganteng juga ya, walaupun usianya sudah tidak mudah lagi," kagum Via sambil terus menatap wajah Rizal, dan dia pun tersenyum manis karena tersipu malu menatap sang kekasih yang berada di atas kepalanya saat ini."Ternyata anak murid yang bandel ini bisa menggombal juga, saya pikir dia hanya bisa membuat kenakalan saja saat di sekolah. Tetapi dia ju
Sesampainya Rizal di rumah Yudha dia pun langsung bergegas masuk ke dalam tanpa mengucapkan salam. Sebab, dia sudah sangat cemas memikirkan keadaan Via kemudian bergegas masuk ke dapur dan hanya melihat seorang pembantu saja yang tengah memasak makan siang."Ada apa ya Den, kok tiba-tiba masuk ke dalam dapur dengan terburu-buru seperti itu, sampai membuat bibi kaget loh?" ucap pembantu tersebut sambil menatap ke arah Rizal."Oh ya Bik, apa ada Via datang ke sini tadi katanya dia ingin ke dapur loh, mau lihat pisau-pisau yang sangat banyak membuat saya cemas