Sesampainya Gilang dan juga Yulia di rumah sakit, mereka langsung berjalan menuju kamar inap Yudha dan berangkat masuk ke dalam."Siang Tante, Via, Rizal maaf ya kami baru datang sekarang karena baru dapat kabar tadi dari Rizal," ucap Gilang dengan lembut."Tidak apa Kak Gilang, terima kasih kalian sudah menjenguk seharusnya Yulia istirahat saja di rumah, pasti kepalanya masih sangat pusing kan dan mual juga, takutnya nanti dia semakin lemas," ucap Via dengan lembut dan lirih, Yuli aku langsung mendekati sang sahabat."Tidak Via! Aku sanggup kok datang ke sini makanya aku datang jika aku tidak sanggup pasti aku masih berada di rumah," sahut Yulia dengan lembut."Apa kata dokter Rizal, apakah om Yudha terbuka parah atau hanya terlalu ringan, kelihatannya banyak sekali luka-luka bakar yang ada di tubuhnya. Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Gilang sambil menatap ke arah Yudha."Entahlah apa yang terjadi, tiba-tiba Tante Vina dan juga Via mendengar suara ledakan saat mereka keluar tidak
Setelah beberapa jam. Kemudian akhirnya Yulia dan Gilang karena Yudha tak kunjung sadar dan mereka pun harus beristirahat. Karena, Yulia kembali pusing dan juga mual setelah pulang mereka Via mendekati sang papa dan memegang tangan pria paling banyak itu dengan lembut sudah sore pria itu tak kunjung sadar juga membuat dia cemas."Pa, ayolah sadar Via di sini bersama dengan Mama menunggu Papa. Papa tidak kasihan melihat kami seperti ini. Sedih,khawatir dan cemas ayolah bangun," ucap Via dengan lirih dan dia pun meneteskan air mata."Sudahlah, sayang kamu istirahat nanti kamu kelelahan tidak bisa menjaga apa-apa sekarang biar mama yang menjaga papa," ujar Vina dengan lembut."Tidak apa-apa Ma, biarkan saja Via yang menjaga Papa, Mama saja yang beristirahat lagipula pak Rizal juga sudah pergi untuk menyelidiki kasus, Papa ini semoga saja pelaku itu segera tertangkap. Karena, dia tidak akan membiarkan pelaku itu hidup tenang sedangkan kita di sini bersedih atas ulahnya," ucap Via dengan l
Hari ini Zaskia akan menjenguk Yudha di rumah sakit. Karena, dia baru mengetahui jika ayah dari sahabatnya itu terluka dan dia pun langsung mengendarai sepeda motor miringnya dengan perlahan menuju Rumah sakit sambil dia mencari kerjaan yang lain. Sebab, beberapa bulan yang lalu dia tidak diterima bekerja di perusahaan Rizal karena tidak enak dengan Rendra. Lagipula Zaskia juga tidak merasa keberatan, dan dia semakin mencari pekerjaan lain karena gajinya semakin menipis dan dia harus menyambung kehidupannya.Sesampainya di rumah sakit dia langsung memarkirkan sepeda motornya di parkiran motor. Kemudian berjalan dengan pelan menuju kamar Yudha, dia tidak tahu jika Rendra pun berada di sana karena pria itu juga baru menjenguk sang paman. Karena, pekerjaan yang sangat menumpuk membuat dia tidak bisa meninggalkan semua pekerjaannya."Permisi Om Yudha, Tante Vina dan Via," ucap Zaskia sambil masuk ke dalam ruangan, dan ia pun langsung terdiam mematung saat melihat Rendra berada di sana. Ra
Di tempat lain, Rizal sudah mengerjakan pekerjaannya karena dia ingin segera menghampiri sang kekasih hatinya, dan juga khawatir kepada calon mertuanya. Ya walaupun keadaan Yudha sekarang sudah baik-baik saja tetap dia merasa sangat cemas dan khawatir. Karena pria itu belum mau berbicara sedikitpun karena kata dokter dia masih trauma harus menenangkan dirinya terlebih dahulu.Begitunya ada ledakan dan membuat dirinya terkenal luka bakar di sekujur tubuhnya pasti hal itu sangat membuat dirinya ketakutan, mungkin dia butuh beberapa hari untuk menenangkan dirinya agar tidak trauma lagi.Kini Rizal sudah sampai di rumah sakit dan dia pun membawa beberapa berbagai macam makanan untuk sang kekasih. Karena, dia tahu pasti dia tidak akan makan jika dia tidak mau makanan karena gadis cantik itu tidak berselera makan selama melihat papanya hanya diam saja."Permisi semuanya," ucap Rizal dengan lembut. Kemudian dia bergegas masuk ke dalam dan meletakkan makanan yang dia bawa tadi."Kamu sudah pu
Zaskia berada di restoran ia tengah mencari pekerjaan untuk menjadi manajer di restoran tersebut, tetapi sebelum itu ia makan-makan terlebih dahulu bersama dengan seorang teman yang juga menawarkan pekerjaan menjadi seorang sekretaris. Tetapi, dia tidak pernah minat dan ini bekerja di restoran ini sebagai manajer."Kerjamu itu bagus Zaskia, prestasimu bagus kamu baru beberapa bulan bekerja di perusahaan Rendra jadi seorang asisten dan sekarang kamu mau menjadi manajer di restoran ini, menurutku kamu lebih baik mencari perusahaan saja," ujar sahabatnya Zaskia tersebut."Entahlah, jika ingin menjadi asisten mungkin itu hal yang mustahil mungkin jika hanya sekretaris banyak yang mau menerimaku. Tapi, sekarang lowongan kerja belum ada aku juga sudah mengintipkan lamaran pekerjaanku kepada teman-teman yang lainnya, jika mereka ada aku minta kabar saja kamu kan tahu saat ini aku sedang membutuhkan uang, jadinya aku menerima pekerjaan dari restoran ini untuk menjadi manajer," ucap Zaskia den
Via sama sekali tidak mau pergi dia semakin mendekati Rizal dan bangun kemudian memeluk pria itu. Karena ia ingin bermanja dengan duda yang umurnya sudah memasuki kepala empat tersebut. Membuat jantung Rizal berdebar-debar karena ini kali pertama mereka sangat dekat seperti ini."Via, nanti jika ada yang lihat kita tidak enak seperti ini kamu lepaskan pelukan ini, kamu istirahat kalau tidak saya akan laporkan kepada tante Vina kalau kamu seperti ini ya!" ancam Riza, membuat Via takut kemudian dia kembali seperti posisi semula, yaitu tidurkan kepalanya di paha Rizal kemudian menatap wajah sang kekasih dengan sangat dalam."Ternyata duda ini ganteng juga ya, walaupun usianya sudah tidak mudah lagi," kagum Via sambil terus menatap wajah Rizal, dan dia pun tersenyum manis karena tersipu malu menatap sang kekasih yang berada di atas kepalanya saat ini."Ternyata anak murid yang bandel ini bisa menggombal juga, saya pikir dia hanya bisa membuat kenakalan saja saat di sekolah. Tetapi dia ju
Sesampainya Rizal di rumah Yudha dia pun langsung bergegas masuk ke dalam tanpa mengucapkan salam. Sebab, dia sudah sangat cemas memikirkan keadaan Via kemudian bergegas masuk ke dapur dan hanya melihat seorang pembantu saja yang tengah memasak makan siang."Ada apa ya Den, kok tiba-tiba masuk ke dalam dapur dengan terburu-buru seperti itu, sampai membuat bibi kaget loh?" ucap pembantu tersebut sambil menatap ke arah Rizal."Oh ya Bik, apa ada Via datang ke sini tadi katanya dia ingin ke dapur loh, mau lihat pisau-pisau yang sangat banyak membuat saya cemas
Yudha dan Vina tengah sarapan bersama mereka sedih karena Via pergi berlibur bersama dengan Rizal, ya mereka tidak bisa menyerang karena masa-masa seperti itu pun sudah mereka lalui jadi keduanya haram aku untuk Rizal dan Via."Mas, sebenarnya kamu tahu pelaku itu tapi kamu kenapa tidak mengatakan kepada kami semua. Kenapa kamu malah sembunyi saja apakah orang itu sangat berbahaya sehingga kamu sangat takut untuk mengatakan semuanya?" tanya Vina sambil menyeruput teh yang dia seduh tadi."Tidak seperti itu Vina, jika aku mengatakan semuanya terdampak untuk Via juga, jadi aku harus menyembunyikan semua itu demi anak semata wayang kita. Aku tidak ingin karena kesalahan itu anak kita yang menjadi korbannya, aku sangat tidak ingin semoga saja kejadian itu tidak akan terulang kembali jika terulang lagi aku tidak akan bisa diam harus mengutus semua anak buahku untuk memberikan dia pelajaran, jika aku sedih yang terluka maka tidak apa percayalah kepadaku semua akan baik-baik saja," ucap Yudh
Rizal terdiam mendengar dokter itu menggantung ucapan, hatinya benar-benar berdebar-debar rasanya dia bingung apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan dokter itu, dan sebenarnya apa yang terjadi kepada sang anak apakah sangat fatal atau tidak?“Tapi apa ya Dok, bisa jelaskan tidak kepada saya? Saya benar-benar sangat cemas apakah anak saya baik-baik saja?" tanya Rizal dengan sangat cemas.“Anak kalian tidak apa-apa. Tapi, dia harus mendapatkan perawatan sedikit karena berat badannya tidak memenuhi standar bayi yang pada umumnya. Tidak apa-apa Pak, tenang saja ini hanya untuk satu minggu saja setelah itu berat badannya sudah normal, nanti dia bisa keluar dari ruangan inkubator," jelas Dokter itu, membuat Rizal tenang kemudian dia pun menenangkan sang istri agar tidak bersedih. “Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya urus semuanya dulu ya," pamit Rizal dan dia pun kembali menemani sang istri. Setelah itu istrinya dipindah
Tidak berselang lama akhirnya teman-teman Via datang dan memberikan semangat untuk wanita muda itu, agar tidak cemas dan tidak khawatir dan meyakinkan bahwa dirinya juga sangat akan baik-baik saja setelah melakukan operasi nantinya.Via pun sangat senang diberikan semangat seperti itu dari orang-orang terdekat sahabat, hanya sang mertua yang belum sampai tetapi dia juga sudah senang karena mertuanya sudah menelpon, dan memberikan semangat untuknya hal ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya.“Terima kasih ya kalian semua baik sekali memberikan semangat, dan datang ke sini membuat aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian semua. Terima kasih sudah memberikan doa yang terbaik ya untuk kami dan juga baby Vizal," ucap Via dengan sangat lembut, wanita muda itu memberikan nama sang anak Khairul Vizal karena anak mereka saat USG jenis kelaminnya laki-laki.Nama Vizal diberikan oleh Via karena nama gabungan dari
Hari-hari yang dilalui oleh Rizal dan Via sangat membahagiakan untuk mereka berdua karena semakin hari semakin dekat mereka akan bertemu dengan calon anak pertama mereka, tepat hari ini usia kehamilan dia sudah memasuki bulan ke-9 dan mereka pun tinggal menunggu hitungan hari saja, untuk anak pertama mereka lahir ke dunia ini berbagai macam sudah mereka siapkan, dari kamar tidur perlengkapan bayi, sampai acara turun tanah sang anak juga sudah disiapkan dengan bersamaan acara pernikahan Zaskia dan juga Rendra.Hari ini dia sudah berada di rumah sakit karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda ia ingin melahirkan karena dirinya sendiri lah yang ingin melahirkan secara normal tidak Caesar.“Sekali lagi maaf Bu Via. Karena, tidak ada tanda-tanda sebaiknya kita melakukan kaisar Karena saya takut nantinya Ibu dan anak takutnya kenapa-napa. Karena, usia kandungan Ibu semakin bertambah dan tidak ada tanda-tanda Ibu akan melahirkan, seperti wanita hamil pad
Hari ini Via dan Rizal berada di pantai mereka berdua tengah menyusuri pantai dengan perlahan. Karena, Via sendiri yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai dengan hembusan ombak, hembusan angin kencang membuatnya benar-benar sangat tenang dan jauh lebih bahagia lagi.Rizal pun terus menggandeng tangan Via takut sama istri kenapa-napa, dan mereka pun berhenti di dekat pondok dan duduk di sana sebentar karena takut dia kelelahan karena wanita itu tengah mengandung sekarang."Ayolah sayang, kita berjalan lagi perjalanan kita masih panjang, aku mau kita sampai ke depan sana meminum air kelapa setelah itu kita pulang. Ya," rengek Via dengan sangat manja. Tapi, Rizal sama sekali tidak mendengarkan permintaan wanita itu. Karena, dia sangat mencemaskan bayi yang ada di dalam kandungan Via."Tidak sayang, saya tidak ingin kamu kenapa-napa kamu istirahat terlebih dahulu baru kita berjalan lagi ke sana. Setelah itu minum air ke
Via dan Rizal sangat bahagia karena mereka kini telah kembali bersama lagi. Karena, penghancur rumah tangga mereka sudah pergi jauh-jauh dari kehidupan mereka, dan kini ia pun bersama dengan Rizal sudah pulang ke rumah mereka, betapa bahagianya pria itu karena beberapa minggu ini dia benar-benar sangat sunyi di rumah sendirian sang istri dan calon anaknya pergi darinya."Bahagia sekali ya karena pengganggu itu tidak ada lagi di sini, hanya kita dan calon anak kita saja untungnya kita pandai mencari situasi dan mencari barang bukti, dan benar saja kan nyatanya memang dia ingin menghancurkan rumah tangga kita. Tapi sayangnya semua itu gagal dia menghancurkan dirinya sendiri tanpa dia sadari," ucap Via dengan sangat lirih."Sudah sayang, tidak apa-apa sekarang kita sudah bersama lagi jangan pikirkan dia! Karena, tidak ada gunanya memikirkannya sekarang yang terpenting adalah kamu dan juga baby kita ini untuk sehat selalu sampai persalinan nanti, saya sangat tidak sabar bertemu dengan dia
2 Minggu kemudian.Hari ini adalah hari yang membuat Rizal deg-degan karena dia akan mengetahui hasil tes DNA dirinya dan juga Iqbal, ya walaupun sudah tahu hasilnya apa tapi dia deg-degan bagaimana reaksi semua orang yang sudah membunuhnya selama ini. Karena dia memang benar tidak pernah menyentuh Zahra sedikitpun."Pak Rizal ini hasil tes DNA antara Anda dan juga Iqbal, semoga semuanya seperti yang Anda harapkannya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Anda," ucap Dokter itu sambil memberikan hasil tes DNA milik Rizal dan juga Iqbal."Terima kasih banyak ya Dok sudah membantu saya! Saya berharap semua sesuai keinginan saya," sahut Rizal dengan lembut."Semoga saja ya Pak, kalau begitu saya permisi dulu karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," pamit Dokter itu sambil berlalu pergi, dan harapan Rizal dan pria itu pun pergi juga karena dia ingin segera memberikan hasil tes DNA ini ke
Belum sempat mereka semua berbicara kepada Iqbal, Rizal pun telah datang membuat mereka hanya diam saja karena tidak ingin membuat suasana keruh atau yang lainnya."Ayah!" teriak Iqbal sambil berlari memeluk Rizal dengan sangat lembut, membuat semua yang ada di sana hanya diam saja sambil menatap ke arah mereka sebab Rizal terlihat seperti ayah kandung untuk Iqbal."Ayah dari mana saja? Iqbal dari tadi mencari Ayah terus-menerus?" tanya Iqbal sambil melepaskan pelukannya yang membuatnya kepada bocah itu."Tadi ayah keluar sebentar, 'kan Iqbal bersama dengan tante Via, kenapa harus mencari-cari ayah?" sahut Rizal, membuat Iqbal menganggukkan kepalanya."Tadi Iqbal sudah tanya sama tante Via katanya Ayah lagi keluar sebentar, dan Iqbal mah minta tante Via untuk mengatakan kepada Ayah cepat pulang. Karena Iqbal di sini sendirian walaupun ada tante Via," jawab Iqbal dengan polos. Kemudian Rizal menatap semua teman-temannya."Kalian semua sudah lama nyampe di sini?" tanya Rizal, dan mereka
"Silakan saja Pak katakan apa yang ingin Bapak ucapkan. Karena, saya tidak ingin berlama-lama kita berdua takutnya Iqbal nanti mencari Anda, bukankah dia menganggap anda sebagai ayahnya atau memang benar Anda itu memang ayah kandungnya, saya kan tidak mengetahui apa yang sudah Anda lakukan bersama Bu Zahra sewaktu menikah, tidak mungkin suami istri yang tinggal bersama tidak melakukan hubungan suami istri, hal itu benar-benar mustahil!" ucap Via dengan kesal membuat Rizal mengelengkan kepala. Karena, memang tidak ada orang yang percaya kepadanya kalau dia tidak pernah menyentuh Zahra saat masa pernikahan mereka karena dia juga tidak mencintai wanita itu."Percuma saya menjelaskan panjang lebar jika orang yang ada di hadapi saya tidak pernah mendengar, dan tidak akan pernah percaya jadi sekarang saya minta bantuan kepada kamu, untuk membuat Iqbal bahagia di sini agar kita bisa mengambil sampel untuk melakukan tes DNA. Karena saya tidak ingin membawa dia ke rumah sakit nantinya dia akan
Keesokan harinya Rizal mendatangi rumah Zahra dan dia pun melihat wanita itu tengah bermain bersama dengan Iqbal di halaman rumah, dan dia pun langsung menghampiri mantan istrinya tersebut. Karena niatnya datang ke sini ingin membawa Iqbal untuk melakukan tes DNA agar membuktikan bahwa anak laki-laki tersebut bukanlah anak kandungnya melainkan anak selingkuhannya."Wah Iqbal, lihatlah Ayahmu datang ke sini pasti dia sangat merindukanmu dan pasti dia juga ingin bermain denganmu," ucap Zahra dengan girang sambil tersenyum manis menatap sang anak sehingga bocah kecil itu pun tersenyum."Ayah! Iqbal sangat merindukan Ayah!" teriak bocah laki-laki itu sambil memeluk Rizal, membuat pria itu pun terdiam rasanya dia bersedih melihat Iqbal menjadi korban keegoisan Zahra, dan dia pun melepaskan pelukan mereka dan duduk di samping Zahra."Saya ingin membawa Iqbal untuk rumah sakit melakukan tes yang diminta oleh Via. Karena, saya ingin membuktikan kalau memang benar kami tidak memiliki hubungan