Share

Kamu Hamil

last update Last Updated: 2024-10-08 04:41:45

Amira menceritakan tentang menghilangnya Amar. Suaminya itu pergi tak pernah kembali. Dia sudah menghilang bak di telan bumi.

Karena itulah Amira minta untuk di carikan pekerjaan. Agar bisa punya penghasilan sendiri. Untuk bisa menyambung hidup. untuk bisa memghilangkan kesedihannya.

"Tolong ya kak Lisa kan punya banyak teman. Kak Farel juga. Bantuin adik iparmu yang sedang kesusahan ini." Rayu Amira.

"Kamu tidak perlu susah. Aku bisa bantu keuangan kamu. Nanti Lisa yang mengaturnya." Jawab Farel.

"Tapi aku juga butuh kesibukan." Jawab Amira.

Farel dan Alisa berjanji. Mereka akan membantu Amira untuk mencarikan pekerjaan. Mereka bertiga asik mengobrol hingga petang.

Setelah merasa cukup lama bertamu di rumah adiknya. duo sejoli itu pamit pulang. Alisa juga berjanji. Dia akan datang lagi besok. Sebelum berangkat bekerja. Dia akan mampir dulu.

Pukul tujuh pagi. Pintu rumah Amira sudah ada yang mengetuk. Ternyata benar. Alisa datang ke rumah sebelum berangkat kerja.

"Kak Lisa. Mari masuk kak." ajak Amira.

Alisa pun masuk ke dalam. Wanita itu memberikan rantang berisi makanan untuk Amira. Adiknya itu paling suka dengan opor ayam. Jadi Alisa memasak khusus untuknya.

"Nih. Makanya kesukaan kamu. Sana ambil piring. Kita makan bareng. Di sini saja." perintah Alisa.

Amira pergi ke dapur untuk mengambil piring kosong dan minuman. Wanita itu merasa senang karena di bawakan makanan kesukaannya. Tapi saat rantang itu di buka. Aroma opor yang lezat. Justru membuat perut Amira mual.

Wanita itu langsung berlari ke kamar mandi. Dia memuntahkan air dan angin dari dalam perutnya. Karena sejak kemarin dia belum makan apapun. Kecuali minum air putih.

"Mira kamu kenapa?" Tanya Alisa panik.

"Entahlah kak. Aku tiba-tiba saja mual saat mencium bau masakan kakak." Jawab Amira.

Alisa mengecek makanan yang baru di bawanya. Dia takut kalau makanan itu ada apa-apanya. Meskipun dirinya sendiri yang masak. Tapi siapa tahu kalau dia lupa memasukkan apa gitu. Menurutnya.

"Sepertinya tidak ada yang aneh. Semua seperti biasa. Rasanya juga enak." Ucap Alisa setelah mencicipi makanan itu.

"Maaf kak. Aku tidak suka opor ayam itu." Ucap Amira lirih.

"Aneh sekali. bukankah opor ayam itu makanan favorit kamu?" Tanya Alisa.

"Iya. Tapi entahlah. Tiba-tiba saja perutku jadi mual saat mencium bau masakan itu." Jelas Amira.

Rasa mual di perut Amira sudah hilang. Tapi wanita itu masih merasa pusing. Wajahnya juga terlihat pucat.

Alisa menuntun adiknya itu. Membawanya menuju ke kamar. Wanita itu merebahkan adiknya dan menyuruhnya untuk istirahat.

"Kamu istirahat dulu. Biar aku panggilkan Dokter ke sini." Ucap Alisa.

"Kak. Apa kakak sudah menemukan pekerjaan untuki?" Tanya Mira.

"Aduh Mira. Kamu ini sedang tidak sehat. Jangan berfikir tentang pekerjaan dulu!" Ucap Lisa.

Tak berapa lama. Dokter yang di panggil oleh Lisa pun datang. Dia adalah teman Farel yang bekerja di rumah sakit yang sama. Hanya saja. Farel seorang Dokter Anak. Dan dia Dokter umum

Dokter itu bernama Nikil. Dia sudah seperti saudara bagi Farel. Karena itu dia juga dekat dengan Alisa.

Seorang Dokter yang berparas tampan. Gagah dan menawan. Tapi sayangnya sampai sekarang belum menikah. Pria itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Hingga tidak ada waktu untuk mencari cinta.

"Tolong Dok. Adik saya tiba-tiba saja muntah mencium bau masakan ini!" Ucap Lisa sambil menarik Dokter tampan itu.

Alisa sudah terbiasa. Dia selalu memaksa jika minta tolong pada Nikil. Dia sudah seperti saudara saja.

Dokter itu memeriksa keadaan Amira. Dia menanyakan apa saja yang di rasakan oleh wanita itu. Dan semua baik-baik saja.

"Kapan terakhir kali anda datang bulan?" Tanya Dokter itu.

Amira mengingat kembali. kapan terakhir kali tamu bulanannya datang. ternyata sudah dua bulan dia tidak mengalami menstruasi.

"Dua bulan yang lalu Dok." Jawab Amira.

"Sepertinya anda sedang hamil. Dan untuk lebih jelasnya. anda bisa periksakan ke Dokter kandungan." Ucap Dokter Nikil.

Dokter itu memberi resep obat. Kemudian dia pamit pulang. Dia berpesan agar Amira lebih menjaga kesehatannya lagi.

"Baiklah. Saya pamit dulu. Ini resep obatnya dan jangan lupa. Jaga kesehatan. Jangan terlalu banyak pikiran." Pesan Dokter Nikil.

Dokter itu kemudian pergi. Dan setelah Dokter itu berlalu. Alisa langsung memeluk adiknya sambil tersenyum bahagia.

"Selamat ya Mir. Kamu akan menjadi seorang ibu. Aku yang sudah lima tahun menikah. Tapi kamu duluan yang di beri momongan." Ucap Alisa.

Amira hanya diam saja. Tak ada raut kebahagiaan di wajahnya. Wanita itu justru nampak sedih dengan kabar kehamilannya.

Melihat wajah sedih Amira. Alisa merasa penasaran dengan apa yang terjadi pada adiknya itu. Dia pun menanyakan apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Kamu seperti tidak bahagia. Apa yang terjadi? Ada apa sebenarnya Mir? Katakan!" Ucap Alisa.

Amira masih diam mematung. Wanita itu masih belum bisa menerima keadaannya. Dia takut kalau sampai nanti anaknya lahir. Suaminya masih belum pulang juga.

"Mira. Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Alisa lagi.

"Mas Amar menghilang. Aku takut kalau anak ini lahir. Mas Amar masih belum juga pulang." Jawab Amira sambil menangis.

"Kamu jangan terlalu memikirkan hal itu. Ada aku. Ada Mas Farel. Kita semua keluargamu." Ucap Alisa.

"Aku tahu itu. Tapi bagaimana dengan anakku nanti?" keluh Amira.

"Jangan berfikir terlalu jauh. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok." Alisa menenangkan Amira.

Amira pun akhirnya bisa menerima keadaannya. Kehamilannya justru akan membuatnya lebih semangat. Dia tetap akan bertahan demi calon buah hatinya.

Amira kembali menanyakan tentang pekerjaan. Dia ingin bekerja untuk menghibur hatinya. Dan juga untuk keperluan nantinya. Karena sekarang tidak ada lagi tempatnya untuk bergantung.

"Kak. Tolong ya kak. Carikan aku pekerjaan secepatnya!" rengek Amira.

"Keadaan kamu saja seperti ini. Mana bisa kamu bekerja. Sudahlah. Selama kamu hamil. Kamu jadi tanggung jawabku dan Kak Farel." Jawab Alisa.

"Tapi kak. Mungkin dengan bekerja. Aku keadaanku jadi lebih baik." Ucap Amira.

"Mana ada orang bekerja malah keadaan lebih baik." Jawab Alisa.

"Mungkin dengan bekerja. Aku bisa melupakan Mas Amar." Ucap Amira lagi

Mendengar kata melupakan Amar. Alisa berfikir kembali. Mungkin yang di katakan oleh adiknya itu benar. Dengan bekerja dia bisa melupakan suaminya.

Alisa pun luluh. Wanita itu akan berusaha untuk mencarikan pekerjaan untuk adik itu. Dia juga ingin yang terbaik untuk adik tercintanya.

"Kalau di tempat kerjaku jelas tidak ada. Karena di kantor tempat aku bekerja. Itu tidak mau menerima wanita hamil. Kecuali yang sudah jadi karyawan tetap." Jawab Alisa.

"Coba kakak bicara lagi sama Kak Farel. Mungkin di sana ada lowongan pekerjaan untukku!" Pinta Amira.

Alisa pun menghubungi suaminya. Dan setelah itu dia mengatakan kalau Amira harus menemuinya di rumah sakit. Teman Dokternya sedang mencari asisten baru.

"Kata Mas Farel. Kamu di suruh ke rumah sakit. Ada pekerjaan di sana." ucap Alisa

"Beneran kak?" Tanya Amira tidak percaya.

"Benar. Tapi maaf. Aku tidak bisa mengantarmu. Karena harus bekerja. Sekarang saja sudah hampir telat" Ucap Alisa lagi.

Alisa kemudian pamit pergi. Wanita itu mau pergi ke kantornya. Dia buru-buru pergi karena sudah hampir telat.

Related chapters

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Dokter tadi

    Siang ini. Amira pergi ke rumah sakit. Tempat dimana Farel bekerja. Wanita itu menemui kakak iparnya lebih dulu. Menuju ke ruangannya. Tok tok tok "Masuk!" Ucap Farel dari dalam ruangannya. "Kak Farel tadi yang minta aku datang ke sini?" Tanya Amira sambil masuk ke ruangan itu. "Iya. Silahkan duduk!" Titah Farel. Amira pun duduk di depan meja kerja Farel. Mereka berdua duduk saling berhadapan. Sambil menunggu kedatangan teman kerjanya. "Ada pekerjaan apa buatku kak?" Tanya Amira. "Kamu penginya kerja apa?" Farel balik bertanya. "Apa saja. Yang penting bisa kerja. Biar ada kegiatan dan punya penghasilan." Jawab Amira. Tak berapa lama. Orang yang di maksud oleh Farel pun datang. Dia masuk ruangan itu lalu duduk di bangku sebelah Amira. "Ini temanku yang sedang membutuhkan seorang asisten. Dia adalah Dokter Nikil Saputra." Farel memperkenalkan temannya pada Amira. "Kamu Dokter yang tadi kan?" Tanya Amira. "Ibu Amira kan?" Nikil balik bertanya. "Iya. Saya Amira.

    Last Updated : 2024-10-11
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Menjadi Akrab

    Saat Amira keluar dari minimarket. Nikil masih berada di depan mobilnya. Pria itu ternyata sedang menunggunya. Dia mau mengajak Amira pulang bersamanya. "Ayok kita pulang!" Ajak pria itu sambil menarik belanjaan yang di bawa oleh Amira. "Tapi kita kan beda arah." Tolak Amira. "Sudah cepat ayo masuk!" Nikil memaksa Amira untuk masuk ke dalam mobilnya. Amira menurut saja. Wanita itu masuk ke dalam mobil karena Nikil sudah membukakan pintu untuknya. Sampai di depan rumah Amira. Nikil memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu. Kemudian pria itu turun dan kembali membukakan pintu mobilnya. Amira pun turun setelah pintu mobil di bukakan. Wanita itu langsung masuk ke dalam rumah. Dia lupa kalau sedang bersama dengan Nikil. Bukan suaminya. "Ini mau taruh di mana?" Tanya Nikil sambil menunjukkan belanjaan yang di bawanya. "Ya Allah. Maaf ya. Aku lupa kalau tadi aku..." Amira tidak meneruskan ucapannya. Dia langsung mengalihkan pembicaraan. Karena tidak mau membahas tentang suaminya.

    Last Updated : 2024-10-11
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Hari Pertama Kerja

    Pagi sekali Amira bagun. Wanita itu merasakan mual yang amat sangat. Rasanya ingin memuntahkan semua isi di dalam perutnya. Amira bangun dan berlari menuju ke kamar mandi. Dia memuntahkan semua yang di makan nya semalam. Wanita itu merasa lemas setelah semua isi perutnya di rasa kosong. "Kenapa setiap pagi selalu seperti ini?" Amira bertanya pada dirinya sendiri. Wanita itu merasa keadaannya sangat lemah sekarang. Setelah di rasa sudah mulai baikan. Amira segera mandi dan mengambil whudlu. Kemudian menunaikan sholat dua rakaat. Setelah itu baru membuat masakan untuk dirinya sendiri. "Akhirnya selesai juga." Amira mencuci semua peralatan kotor bekas memasak barusan. Amira sarapan. Kemudian menyiapkan bekal makanan untuknya nanti saat bekerja. Wanita itu juga membawa obat dari dokter kemarin. Mulai sekarang. Amira harus hidup hemat dan menjaga kesehatannya. "Sekarang aku harus bisa mengatur keuangan. Aku juga harus tetap sehat. Demi kamu." Amira berbicara sambil mengelus perutny

    Last Updated : 2024-12-05
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Terbiasa

    Amira di jemput oleh Nikil. Mereka berdua pergi ke rumah sakit bersama. juga saat pulang pun mereka bersama. Hingga hari-hari berikutnya. Mereka menjadi terbiasa. "Mir. Aku sudah daftarkan kamu untuk priksa kandungan. Nanti sebelum makan siang. Kamu ke poly kandungan ya!" Titah Nikil pada Amira. "Iya Dok. Terimakasih." Jawab Amira. Seperti yang di perintahkan oleh Dokter Nikil. Sebelum makan siang. Amira memeriksakan kandungannya. Dan setelah itu. Dia kembali ke ruangan Dokter Nikil lagi. Dan di sana. Dokter tampan itu sudah menunggunya. "Bagaimana?" Tanya Nikil. "Maksud Dokter. Apanya?" Amira balik bertanya. "Bagaimana kandunganmu?" Nikil mengulangi pertanyaannya. "Oh. Baik Dok. bayi nya sehat." Jawab Amira. "Kalau begitu kamu makan dulu. Setelah itu minum obat. Sudah di ambilkan tadi obatnya?" Titah Nikil lagi. Amira tidak berani menolak. wanita itu selalu menurut perintah dari Dokter itu. Lagipula. Yang di perintahkannya. Itu demi kebaikan diri dan bayi dalam kandungannya

    Last Updated : 2024-12-06
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Bertamu

    Hari ini Amira melakukan pekerjaan seperti biasa. Tanpa ada rasa mual saat pagi hari. Dan sampai pulang kerja. Wanita itu tetap merasa baik-baik saja. Nikil mengantarkan Amira pulang seperti biasa juga. Tapi kali ini. Pria itu mampir sebentar di kediaman asistennya itu. "Silakan duduk Dok. Mau minum apa?" Amira mempersilakan Dokter tampan itu untuk duduk di ruang tamunya. Dan juga menawarinya minuman. "Teh hangat saja kalau ada." Jawab Dokter Nikil. "Sebentar ya Dok!" Ucap Amira. Wanita itu menuju ke dapur. Lalu keluar membawakan minuman untuk tamunya. "Ini Dok. Silakan di minum! Maaf nunggu lama." Ucap Amira. "Tidak kok. Biasa saja." Jawab Nikil sambil menyeruput minumannya. "Rumah ini masih sama ya. Seperti saat pertama kali aku di minta datang ke sini." Ucap Nikil. Amira tidak merasa menyuruh Dokter itu ke rumahnya. Dia sendiri yang bersedia menjemput dan mengantarkannya pulang. "Maaf Dok. Saya tidak menyuruh Dokter untuk antar jemput saya. Itu kemauan Dok

    Last Updated : 2024-12-08
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Mulai Akrab

    Alisa duduk bersandar di atas kasur. Sambil menangis. Wanita itu mengatakan kalau dia tidak pernah membagi cintanya pada pria manapun. Dia berbicara sendiri seolah suaminya itu ada di depannya. Farel menyusul ke kamar. Lalu duduk di sebelah istri tercintanya itu. Dia minta maaf karena sudah membuatnya menangis. "Lisa. Mas minta maaf ya. Bercanda mas memang kelewatan. Mas tahu kalau mas ini adalah pria satu-satunya yang ada di hatimu." Ucap Farel. Alisa menatap pada suaminya yang berdiri di sebelahnya. "Bercanda?" Tanya Alisa. "Iya. Mas cuma bercanda. Hanya pengen menggodamu saja. Maaf ya sayang." Ucap Farel sambil memeluk istri tercintanya. "Tapi candaan mas itu keterlaluan. Mas tahu. Aku paling takut kalau orang yang aku cintai sudah tidak percaya lagi padaku. Karena itu aku selalu setia." Alisa menangis di pelukan suaminya. "Apa kamu mau maafin aku?" Tanya Farel. Alisa mengangguk dan tersenyum. Farel sangat mencintai Alisa. Dan senyuman istrinya itulah yang membuatny

    Last Updated : 2024-12-10
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Ke Rumah Alisa

    "Oh ya? Aku juga mau pergi ke sana. Aku ada perlu sama Dokter Farel. Karena hari ini dia tidak datang. Ya terpaksa aku yang harus pergi ke rumahnya." Ucap Nikil berbohong. Tapi memang Dokter Farel tidak masuk hari ini. "Memangnya Dokter Farel tidak masuk hari ini?"Tanya Amira. "Tidak. Dia ijin dua hari." Jawab Nikil. "Oh. Pantesan aku tidak melihatnya sejak tadi." Ucap Amira. "Bagaimana kalau kita pergi ke sana bareng? Mumpung kita se tujuan." Nikil mengajak Amira. "Hmmm. Boleh deh." Amira menyetujui ajakannya. Sore hari. Saatnya mereka berdua pulang. Nikil menunggu Amira di tempat parkir. Sedangkan wanita itu perutnya merasa mulas. Jadi dia harus buang air dulu. "Maaf ya Dok. Jadi harus menunggu lama." Ucap Amira setelah sampai di mobil milik Nikil. "Tidak juga." Jawab Nikil. Nikil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mobil pria itu tidak mengarah ke rumah Alisa. Tapi ke tempat yang Amira sendiri belum pernah melewatinya. Amira tidak menyadari kalau kendaraa

    Last Updated : 2024-12-11
  • Mencari Suamiku yang Hilang   Spesial untuk Alisa

    Alisa dan Amira. Mereka berdua menyiapkan makan malam untuk bersama. Sedangkan Nikil asik mengobrol bersama dengan Farel. Membicarakan masalah pekerjaan di rumah sakit. Nikil minta saran dan pendapat sahabatnya itu. Apakah dia harus menolong atau menerima di tugaskan di Bali. Karena sejatinya pria itu sudah merasa nyaman bekerja dekat dengan tempat tinggalnya sendiri. "Menurut kamu bagaimana?" Tanya Nikil. 'Semua terserah kamu sendiri. Kalau kamu siap ya terima saja. Siapa tahu kamu nanti ketemu jodoh di sana." Jawab Farel. Pria itu malah menggodanya. "Kamu ini. Tau sendiri kan? Lima tahun aku belum bisa move on darinya. Apalagi sekarang dia sudah mulai dekat denganku. Aku tidak bisa meninggalkan dia sendirian." Ucap Nikil. "Iya sih. Sebenarnya aku senang kalian bisa dekat dan akrab. Tapi aku takut kalau nanti kamu kecewa lagi." Farel mengkhawatirkan nasib Nikil nantinya. "Mungkin aku harus merelakan lagi. Karena kebahagiaanku. Itu bisa melihatnya bahagia." Nikil berucap lagi

    Last Updated : 2024-12-12

Latest chapter

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Spesial untuk Alisa

    Alisa dan Amira. Mereka berdua menyiapkan makan malam untuk bersama. Sedangkan Nikil asik mengobrol bersama dengan Farel. Membicarakan masalah pekerjaan di rumah sakit. Nikil minta saran dan pendapat sahabatnya itu. Apakah dia harus menolong atau menerima di tugaskan di Bali. Karena sejatinya pria itu sudah merasa nyaman bekerja dekat dengan tempat tinggalnya sendiri. "Menurut kamu bagaimana?" Tanya Nikil. 'Semua terserah kamu sendiri. Kalau kamu siap ya terima saja. Siapa tahu kamu nanti ketemu jodoh di sana." Jawab Farel. Pria itu malah menggodanya. "Kamu ini. Tau sendiri kan? Lima tahun aku belum bisa move on darinya. Apalagi sekarang dia sudah mulai dekat denganku. Aku tidak bisa meninggalkan dia sendirian." Ucap Nikil. "Iya sih. Sebenarnya aku senang kalian bisa dekat dan akrab. Tapi aku takut kalau nanti kamu kecewa lagi." Farel mengkhawatirkan nasib Nikil nantinya. "Mungkin aku harus merelakan lagi. Karena kebahagiaanku. Itu bisa melihatnya bahagia." Nikil berucap lagi

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Ke Rumah Alisa

    "Oh ya? Aku juga mau pergi ke sana. Aku ada perlu sama Dokter Farel. Karena hari ini dia tidak datang. Ya terpaksa aku yang harus pergi ke rumahnya." Ucap Nikil berbohong. Tapi memang Dokter Farel tidak masuk hari ini. "Memangnya Dokter Farel tidak masuk hari ini?"Tanya Amira. "Tidak. Dia ijin dua hari." Jawab Nikil. "Oh. Pantesan aku tidak melihatnya sejak tadi." Ucap Amira. "Bagaimana kalau kita pergi ke sana bareng? Mumpung kita se tujuan." Nikil mengajak Amira. "Hmmm. Boleh deh." Amira menyetujui ajakannya. Sore hari. Saatnya mereka berdua pulang. Nikil menunggu Amira di tempat parkir. Sedangkan wanita itu perutnya merasa mulas. Jadi dia harus buang air dulu. "Maaf ya Dok. Jadi harus menunggu lama." Ucap Amira setelah sampai di mobil milik Nikil. "Tidak juga." Jawab Nikil. Nikil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Mobil pria itu tidak mengarah ke rumah Alisa. Tapi ke tempat yang Amira sendiri belum pernah melewatinya. Amira tidak menyadari kalau kendaraa

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Mulai Akrab

    Alisa duduk bersandar di atas kasur. Sambil menangis. Wanita itu mengatakan kalau dia tidak pernah membagi cintanya pada pria manapun. Dia berbicara sendiri seolah suaminya itu ada di depannya. Farel menyusul ke kamar. Lalu duduk di sebelah istri tercintanya itu. Dia minta maaf karena sudah membuatnya menangis. "Lisa. Mas minta maaf ya. Bercanda mas memang kelewatan. Mas tahu kalau mas ini adalah pria satu-satunya yang ada di hatimu." Ucap Farel. Alisa menatap pada suaminya yang berdiri di sebelahnya. "Bercanda?" Tanya Alisa. "Iya. Mas cuma bercanda. Hanya pengen menggodamu saja. Maaf ya sayang." Ucap Farel sambil memeluk istri tercintanya. "Tapi candaan mas itu keterlaluan. Mas tahu. Aku paling takut kalau orang yang aku cintai sudah tidak percaya lagi padaku. Karena itu aku selalu setia." Alisa menangis di pelukan suaminya. "Apa kamu mau maafin aku?" Tanya Farel. Alisa mengangguk dan tersenyum. Farel sangat mencintai Alisa. Dan senyuman istrinya itulah yang membuatny

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Bertamu

    Hari ini Amira melakukan pekerjaan seperti biasa. Tanpa ada rasa mual saat pagi hari. Dan sampai pulang kerja. Wanita itu tetap merasa baik-baik saja. Nikil mengantarkan Amira pulang seperti biasa juga. Tapi kali ini. Pria itu mampir sebentar di kediaman asistennya itu. "Silakan duduk Dok. Mau minum apa?" Amira mempersilakan Dokter tampan itu untuk duduk di ruang tamunya. Dan juga menawarinya minuman. "Teh hangat saja kalau ada." Jawab Dokter Nikil. "Sebentar ya Dok!" Ucap Amira. Wanita itu menuju ke dapur. Lalu keluar membawakan minuman untuk tamunya. "Ini Dok. Silakan di minum! Maaf nunggu lama." Ucap Amira. "Tidak kok. Biasa saja." Jawab Nikil sambil menyeruput minumannya. "Rumah ini masih sama ya. Seperti saat pertama kali aku di minta datang ke sini." Ucap Nikil. Amira tidak merasa menyuruh Dokter itu ke rumahnya. Dia sendiri yang bersedia menjemput dan mengantarkannya pulang. "Maaf Dok. Saya tidak menyuruh Dokter untuk antar jemput saya. Itu kemauan Dok

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Terbiasa

    Amira di jemput oleh Nikil. Mereka berdua pergi ke rumah sakit bersama. juga saat pulang pun mereka bersama. Hingga hari-hari berikutnya. Mereka menjadi terbiasa. "Mir. Aku sudah daftarkan kamu untuk priksa kandungan. Nanti sebelum makan siang. Kamu ke poly kandungan ya!" Titah Nikil pada Amira. "Iya Dok. Terimakasih." Jawab Amira. Seperti yang di perintahkan oleh Dokter Nikil. Sebelum makan siang. Amira memeriksakan kandungannya. Dan setelah itu. Dia kembali ke ruangan Dokter Nikil lagi. Dan di sana. Dokter tampan itu sudah menunggunya. "Bagaimana?" Tanya Nikil. "Maksud Dokter. Apanya?" Amira balik bertanya. "Bagaimana kandunganmu?" Nikil mengulangi pertanyaannya. "Oh. Baik Dok. bayi nya sehat." Jawab Amira. "Kalau begitu kamu makan dulu. Setelah itu minum obat. Sudah di ambilkan tadi obatnya?" Titah Nikil lagi. Amira tidak berani menolak. wanita itu selalu menurut perintah dari Dokter itu. Lagipula. Yang di perintahkannya. Itu demi kebaikan diri dan bayi dalam kandungannya

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Hari Pertama Kerja

    Pagi sekali Amira bagun. Wanita itu merasakan mual yang amat sangat. Rasanya ingin memuntahkan semua isi di dalam perutnya. Amira bangun dan berlari menuju ke kamar mandi. Dia memuntahkan semua yang di makan nya semalam. Wanita itu merasa lemas setelah semua isi perutnya di rasa kosong. "Kenapa setiap pagi selalu seperti ini?" Amira bertanya pada dirinya sendiri. Wanita itu merasa keadaannya sangat lemah sekarang. Setelah di rasa sudah mulai baikan. Amira segera mandi dan mengambil whudlu. Kemudian menunaikan sholat dua rakaat. Setelah itu baru membuat masakan untuk dirinya sendiri. "Akhirnya selesai juga." Amira mencuci semua peralatan kotor bekas memasak barusan. Amira sarapan. Kemudian menyiapkan bekal makanan untuknya nanti saat bekerja. Wanita itu juga membawa obat dari dokter kemarin. Mulai sekarang. Amira harus hidup hemat dan menjaga kesehatannya. "Sekarang aku harus bisa mengatur keuangan. Aku juga harus tetap sehat. Demi kamu." Amira berbicara sambil mengelus perutny

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Menjadi Akrab

    Saat Amira keluar dari minimarket. Nikil masih berada di depan mobilnya. Pria itu ternyata sedang menunggunya. Dia mau mengajak Amira pulang bersamanya. "Ayok kita pulang!" Ajak pria itu sambil menarik belanjaan yang di bawa oleh Amira. "Tapi kita kan beda arah." Tolak Amira. "Sudah cepat ayo masuk!" Nikil memaksa Amira untuk masuk ke dalam mobilnya. Amira menurut saja. Wanita itu masuk ke dalam mobil karena Nikil sudah membukakan pintu untuknya. Sampai di depan rumah Amira. Nikil memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu. Kemudian pria itu turun dan kembali membukakan pintu mobilnya. Amira pun turun setelah pintu mobil di bukakan. Wanita itu langsung masuk ke dalam rumah. Dia lupa kalau sedang bersama dengan Nikil. Bukan suaminya. "Ini mau taruh di mana?" Tanya Nikil sambil menunjukkan belanjaan yang di bawanya. "Ya Allah. Maaf ya. Aku lupa kalau tadi aku..." Amira tidak meneruskan ucapannya. Dia langsung mengalihkan pembicaraan. Karena tidak mau membahas tentang suaminya.

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Dokter tadi

    Siang ini. Amira pergi ke rumah sakit. Tempat dimana Farel bekerja. Wanita itu menemui kakak iparnya lebih dulu. Menuju ke ruangannya. Tok tok tok "Masuk!" Ucap Farel dari dalam ruangannya. "Kak Farel tadi yang minta aku datang ke sini?" Tanya Amira sambil masuk ke ruangan itu. "Iya. Silahkan duduk!" Titah Farel. Amira pun duduk di depan meja kerja Farel. Mereka berdua duduk saling berhadapan. Sambil menunggu kedatangan teman kerjanya. "Ada pekerjaan apa buatku kak?" Tanya Amira. "Kamu penginya kerja apa?" Farel balik bertanya. "Apa saja. Yang penting bisa kerja. Biar ada kegiatan dan punya penghasilan." Jawab Amira. Tak berapa lama. Orang yang di maksud oleh Farel pun datang. Dia masuk ruangan itu lalu duduk di bangku sebelah Amira. "Ini temanku yang sedang membutuhkan seorang asisten. Dia adalah Dokter Nikil Saputra." Farel memperkenalkan temannya pada Amira. "Kamu Dokter yang tadi kan?" Tanya Amira. "Ibu Amira kan?" Nikil balik bertanya. "Iya. Saya Amira.

  • Mencari Suamiku yang Hilang   Kamu Hamil

    Amira menceritakan tentang menghilangnya Amar. Suaminya itu pergi tak pernah kembali. Dia sudah menghilang bak di telan bumi. Karena itulah Amira minta untuk di carikan pekerjaan. Agar bisa punya penghasilan sendiri. Untuk bisa menyambung hidup. untuk bisa memghilangkan kesedihannya. "Tolong ya kak Lisa kan punya banyak teman. Kak Farel juga. Bantuin adik iparmu yang sedang kesusahan ini." Rayu Amira. "Kamu tidak perlu susah. Aku bisa bantu keuangan kamu. Nanti Lisa yang mengaturnya." Jawab Farel. "Tapi aku juga butuh kesibukan." Jawab Amira. Farel dan Alisa berjanji. Mereka akan membantu Amira untuk mencarikan pekerjaan. Mereka bertiga asik mengobrol hingga petang. Setelah merasa cukup lama bertamu di rumah adiknya. duo sejoli itu pamit pulang. Alisa juga berjanji. Dia akan datang lagi besok. Sebelum berangkat bekerja. Dia akan mampir dulu. Pukul tujuh pagi. Pintu rumah Amira sudah ada yang mengetuk. Ternyata benar. Alisa datang ke rumah sebelum berangkat kerja. "Kak

DMCA.com Protection Status