Share

83. Pendarahan

"Temani Fani, Nak!" pinta si Mbok dengan begitu yakin.

Munos mengangguk, lalu masuk ke ruang persalinan. Lelaku itu menemani Fani, memberinya semangat, padahal ia sendiri susah payah menopang tubuhnya agar tidak pingsan di ruang operasi.

"Sayang, kamu pasti bisa, ada aku di sini."

"Aku bukan sayang kamu, ocehan apa itu!" protes Fani tidak terima dengan ucapan Munos. Wanita yang tengah berjuang menahan mulas itu, sungguh sebal dengan Munos dan juga mulut lelaki itu. Seandainya tidak sedang mulas, tentulah ia sudah mencekek sampai mati, duda bantet seperti Munos.

"Ayo, Bu. Tarik nafas, hembuskan, dorong!"

"Huuu...aaaahhh..."

"Ayo Bu, sedikit lagi."

"Huuu...aaaahhhh..."

"Ooeek..oooeek... Alhamdulillah," ucap dokter, perawat, dan Munos bersamaan.

Bayinya lahir dengan selamat dan sempurna, tanpa perlu operasi cesar.

"Ya Allah dok, pasien pendarahan!" dokter dan seluruh perawat di dalam ruangan sibuk, mondar mandir membawa berkantong-kantong darah. Melakukan yang terbaik untuk keselamatan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status