Home / Pernikahan / Mencari Selingkuhan Suamiku / Bab 143 Dalam Kekacauan

Share

Bab 143 Dalam Kekacauan

Author: Kak Zorah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Aku menatap Ongky sambil berusaha menahan emosi dan berpura-pura tenang. "Bagaimana dua hari ini?"

"Aduh, jangan ditanya lagi, mereka semua susah dihadapi. Sampai ke tagihan yang tidak seberapa pun diperhitungkan. Aku sudah bicara sampai berbusa-busa, semua tagihan itu punya Harry. Aku menyuruh mereka untuk menagihnya kepada Harry, tapi mereka malah bilang tidak peduli. Mereka tidak mau tahu, pokoknya perusahaan kita harus membayar tagihannya."

"Ongky, kamu sudah bekerja keras." Aku kelihatan sangat mempercayai Ongky dan meminta pendapatnya. "Menurutmu apa yang mesti kita lakukan untuk mengatasi masalah ini?"

"Menurutku Harry adalah pengecut. Pengadilan sudah memutuskan, harusnya dia mengakui kekalahannya, bukan malah menyerang seperti ini. Kita harus segera merampungkan kerja sama dengan vendor yang baru. Sebentar lagi konstruksi akan dimulai. Bu Maya, kamu harus segera membuat rencana baru."

"Em, benar! Kayaknya aku harus mengalihkan proyek-proyek ini kepada sub-kontraktor. Setidakny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 144 Adele Dibawa Pergi

    Guru Adele meneleponku, katanya Harry menjemput Adele pulang.Aku pun panik mendengarnya, untuk apa Harry tiba-tiba menjemput Adele?Aku buru-buru menelepon Harry. Nomor yang dulu terasa akrab, kini terasa asing dan tawar. Setelah berdering beberapa saat, akhirnya Harry menjawab panggilanku dengan penuh cinta. "Sayang!"Emosiku langsung melonjak. "Harry, kamu ngapain? Siapa yang mengizinkanmu membawa anakku?""Sayang, jangan marah-marah. Aku cuma kangen anakku. Aku sudah lama nggak ketemu Adele."Jawaban Harry membuatku merinding. Omong kosong! Dia tidak mungkin merindukan putrinya."Berhenti memanggilku sayang, aku jijik mendengarnya! Di mana kalian?" aku membentaknya. Mataku sudah memerah, aku mencemaskan keselamatan putriku."Aku terbiasa memanggilmu sayang. Bagiku, kamu masih istriku, selamanya nggak akan berubah." Harry berbicara dengan nada yang lembut. Dia sengaja memprovokasi kemarahanku. "Jangan khawatir, aku lagi di Snow World."Aku mematikan panggilan Harry, lalu bergegas me

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 145 Tipu Muslihat Pria Hidung Belang

    Harry tersenyum sambil menatapku, aku melihat jelas sorotan matanya yang penuh perhitungan.Adele bahkan langsung memeluk leherku dan menggenggam erat tanganku. Kedua matanya yang bulat menatap lurus ke arah Harry. Adele termenung sampai lupa memakan es krimnya."Maya, jangan terlalu membenciku. Sebenarnya aku nggak mau menyakitimu. Kamu lihat, kita bertiga adalah keluarga yang harmonis," kata Harry tanpa merasa bersalah. "Apakah kamu menyadari perubahan Adele? Dulu dia sangat cerewet dan suka bercanda, tapi sekarang?"Nada bicara Harry seakan sedang menyalahkanku atas semua yang terjadi."Kamu nggak mau mengalah demi anak kita? Maya, Bright Celestial sudah berganti kepemilikan, nggak ada yang bisa membantumu lagi. Kami masih mau keras kepala?" Harry tersenyum penuh kemenangan."Lalu?" Meskipun takut, aku tidak boleh menunjukkan kelemahanku.Adele menggenggam erat tanganku, dia takut kalau kamu bertengkar. Aku menyingkirkan es krim yang ada di atas meja dan memeluk sambil mengusap kepa

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 146 Pilihan Menghadapi Kekalahan

    Sekarang Harry merasa di atas angin. "Kalau kita berdua bersatu, nggak ada hal yang mustahil untuk dilakukan. Semua proyek di kota bahkan di negara ini akan menjadi milik kita. Aku ingin membangun perusahaan bersamamu, aku ingin menguasai industri pembangunan dalam negeri. Bagaimana menurutmu?""Berhenti mimpi di siang bolong. Nggak tahu diri! Aku jijik bekerja sama denganmu. Kamu nggak berkaca? Kamu nggak sadar bagaimana tabiatmu? Ingat, Langit punya mata!"Aku tidak sanggup menghadapinya lebih lama. Aku menggendong Adele sambil bangkit berdiri, lalu memperingatkan Harry, "Lain kali tolong hubungi aku sebelum menjenguk Adele!""Nggak sampai 3 hari kamu bakal melihat hasilnya. Aku menunggumu di sini, pikirkan anak kita, jangan terlalu keras kepala." Harry menatapku dengan percaya diri. "Sayang, aku menunggumu kembali ke pelukanku."Aku membawa Adele pergi meninggalkan Snow World. Aku berjalan tergesa-gesa sambil menahan air mata yang berkumpul di bola mata. Perasaanku terasa campur adu

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 147 Segera Diketahui

    Keesokan hari.Ketika Ongky menyerahkan daftar tagihan yang diminta vendor, aku diam-diam menyuruh Shea untuk memilih beberapa vendor berskala besar, lalu mencocokkan semua data dan melaksanakan sesuai rencana.Kemudian aku memerintahkan Ongky untuk mengajak semua vendor yang membuat keributan untuk mengadakan rapat pada senin depan.Ongky tidak memahami tujuanku. "Bu Maya, apa yang ingin kamu bicarakan dengan mereka?"Aku tersenyum menghadapi tatapannya yang kebingungan. "Pak Ongky, menurutmu bagaimana cara terbaik untuk mengakhirinya?"Ongky tersenyum canggung, dia tidak memahami maksudku. "Bu Maya, apa maksud Anda? Aku tidak mengerti.""Hahaha." Aku tertawa terbahak-bahak. "Memangnya kamu pernah memahamiku?""Benar juga." Ongky tersenyum."Tapi aku memahamimu." Aku sengaja menggoda Ongky.Dia terkejut, aku melihat jelas ketakutan di matanya."Jangan gugup. Sana, lanjutkan pekerjaanmu. Aku punya rencana sendiri, tenang saja." Aku sengaja bersikap misterius.Ongky melirikku dengan eng

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 148 Tidak Bisa Menerima Kenyataan

    Aku merasa hampa di tengah keramaian. Orang-orang menyambut pemimpin baru Bright Celestial dengan antusias, sementara aku harus memikirkan bagaimana nasib perusahaanku ke depannya.Aku memikirkan informasi yang diberikan Harry tadi. Tuan muda Bright Celestial?Aku bertemu beberapa klien yang pernah menjalin kerja sama. Aku menyapa mereka sambil tersenyum canggung, aku ingin segera meninggalkan tempat ini. Waktu terasa sangat lama, kapan konferensinya dimulai?Namanya juga manusia, tidak akan percaya sebelum melihat buktinya. Aku merasa kecil berada di tengah orang-orang ini. Aku kesepian, tidak berdaya, dan putus asa. Untuk sesaat, rasanya aku ingin kembali ke kampung halaman dan menjalani hidup sederhana bersama keluargaku. Aku ingin menyerah, aku tidak mau memusingkan apa pun lagi.Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Seseorang naik ke atas panggung, para tamu undangan pun berkumpul di depan. Aku mengikuti kerumunan berjalan ke depan, aku mengepalkan tangan sambil mengontrol

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 149 Suasana Menegangkan

    Hari ini adalah hari senin.Ada banyak masalah yang harus dibereskan. Sekumpulan orang sedang menungguku.Aku pergi ke kantor seperti biasa. Suasana kantor selalu ramai, kenapa tiba-tiba hari ini sangat sunyi? Aku sampai ragu, apakah aku salah memasuki kantor?Sesampainya aku di ruangan, Ongky datang menemuiku. Meskipun matanya tampak kelelahan, dia masih berpura-pura bahagia di hadapanku. "Bu Maya, apakah rapat hari ini masih perlu diadakan?""Em, kenapa harus dibatalkan?" Aku mengamati ekspresinya, dia sangat munafik.Ongky bergegas menganggukkan kepala. "Baik, segera aku atur."Aku tiba di ruang rapat pada pukul 10 pagi. Suasana di dalam ruangan sangat ricuh, sekelompok orang berteriak dan menuntutku untuk melunasi pembayaran.Aku meminta Haikal untuk mendampingiku. Setelah mengambil alih Aurous Construction, aku telah menandatangani perjanjian retainer. Haikal bukan hanya pengacara pribadiku, tetapi juga kepala Departemen Legal perusahaan.Ongky yang memimpin rapat sedang berusaha

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 150 Bukti Lengkap

    Aku tidak takut menghadapi kemarahan mereka. Aku tetap bersikap tenang."Kalian bekerja sama dengan Harry, semua klausul tertulis jelas di dalam kontrak. Tata cara pengiriman barang, spesifikasi, cara pembayaran, semuanya terurai jelas. Kalian mengira aku bodoh? Kalau memang ada wanprestasi, mestinya kalian menemui Harry. Memangnya Harry bilang nggak mau membayar kalian?""Tapi masih banyak pelunasan yang belum dibayar!""Pelunasan? Kamu tidak malu menagihnya sama aku? Kamu berpikir aku gampang ditindas karena aku adalah wanita? Kalian pebisnis atau rentenir? Kalian tidak malu, ya? Aku saja malu melihat tingkah kalian."Aku mengulurkan tanganku kepada Shea, lalu dia memberikanku setumpuk dokumen."Plak!" Aku melempar semua dokumen tersebut ke atas meja."Kalian kira aku tidak mengetahui kecurangan yang kalian lakukan bersama Harry? Kalian menukar produk yang tertera di dalam kontrak dengan produk berkualitas rendah. Apakah perlu aku undang pihak pengembang untuk melakukan inspeksi bers

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 151 Bintang yang Sulit Digapai

    Aku mengadakan rapat besar untuk memperingatkan para karyawan, aku tidak mau pengkhianatan yang sama terulang kembali.Akhirnya kericuhan ini berhasil diredakan. Aku yakin, sekarang Harry dan Eternal Real Estate pasti sedang resah. Untuk sementara waktu, Harry tidak punya waktu untuk mengurusku.Untuk berjaga-jaga, aku menghubungi Hana dan memintanya untuk menyelidiki Eternal Real Estate. Aku harus waspada, sedia payung sebelum hujan. Masalah kali ini memberikanku pelajaran yang berharga. Dengan adanya antisipasi, aku bisa mengatasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.Hana adalah detektif yang berbakat. Aku tahu semua yang telah dilakukannya untuk membantuku, aku tidak buta.Meskipun badai besar telah berlalu, aku masih memikirkan kejadian tadi malam. Aku belum bisa menerimanya. Shea terlihat sangat senang, dia berpikir Taufan akan menyelamatkan kami. Akan tetapi pandanganku berbeda, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.Pada sore hari, aku menghubungi Fanny untuk men

Latest chapter

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 293 – Hidup dan Mati adalah Harga Mati

    Tatapanku menjadi tegang. Jantungku kembali berdegap kencang. Aku mengulurkan tanganku dan mendorong Luna yang menghalangi di depanku. Luna terhuyung-huyung dan hampir jatuh tersungkur beberapa langkah ke samping. Aku tidak peduli. Aku buru-buru berlari menuju koridor. Namun, para pengawal berpakaian hitam itu tetap saja menghalangiku.Aku melihat dokter sedang menjelaskan sesuatu kepada Cynthia di depan pintu. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.Tidak sampai dua menit, dokter itu sudah berbalik dan kembali masuk ke ruang gawat darurat. Yang bisa kulihat hanyalah sarung tangan yang dikenakannya berlumuran darah yang mengerikan.Mataku tertuju pada Cynthia. Aku melihat Cynthia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan kosong. Ekspresinya sangat aneh. Aku tidak tahu apakah yang disampaikan dokter tadi adalah kabar baik ataukah kabar buruk.Cynthia tertegun untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu kepada Fara yang ada di belakangn

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 292 – Tidak Ada Kompromi Sedikit Pun

    Telepon berdering untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Danny mengangkatnya. Aku berkata kepada Danny dengan suara bergetar, “Danny … kamu di mana? Tolong selidiki …. Sesuatu terjadi pada Taufan …. Dia mengalami kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara …”“Jangan khawatir, Kak Maya. Aku sudah langsung menyelidikinya begitu mendapat kabar.” Mungkin, karena mendengar suaraku yang tidak jelas, Danny pun menghiburku. “Kakak ada di mana?”“Aku di rumah sakit.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Ceritakan hasil penyelidikanmu padaku.”“Itu pasti. Jaga diri Kakak baik-baik. Apa Kak Maya ingin aku menyuruh Shea untuk menemani Kakak di rumah sakit?” tanya Danny kepadaku. Mungkin saja dia merasa jika suasana hatiku sedang tidak baik.“Aku nggak apa-apa,” jawabku cepat-cepat. Kemudian, aku bertanya kepada Danny, “Apa kamu tahu bagaimana kondisi cedera yang dialami Taufan?”Di ujung telepon, Danny terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, “Menurut para saksi mata … lukanya sangat para

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 291 – Konfrontasi Di Depan Ruang Gawat Darurat

    Wajah Cynthia tampak begitu muram dan menakutkan. Dia duduk jauh di sana sambil menegakkan punggungnya. Matanya menyiratkan aura ganas, yang sama sekali tidak terdapat kehangatan di dalamnya. Mata Cynthia itu membuatku tanpa sadar teringat pada posisi seekor ular sebelum melancarkan serangan pada musuhnya.Kejam, ganas, dan menakutkan.Aku menenangkan diri sebentar. Sebenarnya, saat melihat Cynthia, aku sudah yakin jika orang di dalam ruangan itu pastilah Taufan. Rasa takut yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi dadaku. Aku kembali menatap pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat dan berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa.“Kenapa? Apa kamu mau membuat keributan dengan datang kemari?” Nada bicara Cynthia begitu dingin. Matanya yang bagaikan elang terus saja menatap wajahku.Aku menarik napas dalam-dalam, menggertakkan gigiku, dan berjalan menghampirinya. Seketika itu juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ada dalam ruangan itu. Hal tersebut langsung

DMCA.com Protection Status