Pada hari ulang bulan cucuku, aku datang membawa hadiah untuk merayakannya. Menantuku melihat pakaian baruku dan langsung menegur, "Kalau nggak punya uang, jangan pakai barang palsu! Malu-maluin banget!" Besanku malah melemparkan uang 2 juta kepadaku! "Putramu itu menantu keluarga kami, lantas apa hakmu untuk melihat cucuku?" "Ambil uang hasil menjual putramu dan pergi!" Wajahku memucat. Suamiku membelaku, tetapi yang kami dapatkan justru hinaan yang makin parah dari mereka. Namun, pada akhirnya, mereka berlutut memohon kepada suamiku, meminta kami memberi mereka kesempatan untuk hidup.
View MoreSetelah menangis lama, akhirnya aku tenang. Aku menghapus air mataku dan mengangguk, "Benar, ini sudah takdir. Jodoh telah menyatukan kita sebagai sebuah keluarga. Linda, Ibu nggak pernah menyerah mencarimu."Linda bersandar di pelukanku, "Aku juga selalu cari Ibu. Setelah tersesat waktu itu, aku bertemu Ayah. Dialah yang memberiku kehidupan kedua.""Ayah, pandangan Ayah benar-benar luar biasa, menikahi Ibuku sehingga kami akhirnya bisa berkumpul kembali."Mendengar itu, Jodi tersenyum, "Pandangan Ayah selalu bagus. Hilda, aku ingin mengumumkan pada dunia bahwa kalian adalah anak kandung dan istri tercintaku!"Mendengar itu, aku tidak bisa menahan senyum, tetapi kemudian teringat tentang masalah Candra.Jodi mengetahui apa yang ada di benakku, "Lewat pesta ini, sekalian saja aku serahkan perusahaan pada kedua anak itu!"Aku merasa itu kurang tepat, "Jangan terburu-buru, biarkan mereka berjuang sendiri. Lagi pula, itu adalah hasil kerja kerasmu seumur hidup. Walaupun kita keluarga, aku
"Hilda, di depanmu aku tetaplah Pak Jodi. Tenangkan hatimu. Aku sudah bilang, aku nggak akan membiarkanmu menderita. Keluarga Yogantara pasti akan membayar harganya!"Mendengar itu, hatiku masih agak gelisah. "Tapi soal Candra ....""Tenang saja, anak itu sudah aku atur. Dia akan bekerja di Grup Sinar Mulia dan memulai dari awal. Aku nggak akan biarkan dia menderita.""Soal kasus perceraian, kalau dia ingin melanjutkan, aku juga akan menyediakan pengacara untuknya."Mendengar itu, akhirnya aku merasa lega.Setelah sampai di rumah, aku mengganti pakaian. Gaun eksklusif itu terasa kurang nyaman saat aku memakainya.Jodi melirikku, "Kamu pakai apa saja tetap terlihat cantik, nggak perlu terlalu dipikirkan.""Beberapa pakaian itu ada yang dikirim mitra kerja untuk promosi, ada juga yang dipakai saat acara penting. Tapi, pilihlah yang sesuai keinginanmu.""Kamu suruh aku tenang, sekarang aku juga bilang begitu padamu. Tenang saja, kalau keluar rumah, aku pakai yang kamu pilihkan. Tapi, kala
Mendengar itu, wajah Donny langsung berubah dingin. Dia melirik Benny, "Jadi selama ini kamu yang membual ke luar? Aku nggak tahu, sejak kapan posisiku diberikan padamu!"Wajah Benny langsung pucat. "Pak Donny, mereka hanya mengacaukan keadaan!""Mereka? Kamu tahu siapa dia?""Ini adalah Presdir Jodi Kusuma dari Grup Sinar Mulia, juga orang terkaya di Kota Sangkala!""Apa matamu buta! Berani-beraninya kamu menyinggung Pak Jodi! Cepat minta maaf!"Mendengar ini, Benny langsung terkejut, sementara aku yang berdiri di samping juga tertegun, menatap Jodi. Jadi benar dia adalah Presdir Jodi sekaligus orang terkaya?Ini tidak mungkin!Aku pertama kali bertemu dengannya di supermarket. Dia membantuku membeli steak diskon. Bagaimana mungkin dia orang terkaya?Apa ini lelucon?Melihat wajahku yang penuh keterkejutan, Jodi tersenyum kecil dan menepuk bahuku, "Nanti aku jelaskan padamu."Sementara itu, Benny menatap kami dengan mulut terbuka, tidak bisa berkata-kata.Yana berteriak, "Mana mungkin
Mendengar ini, wajah semua orang langsung menunjukkan rasa jijik, "Tempat seperti ini bukan untuk sembarang orang masuk. Kalau sampai ada barang yang hilang, siapa yang bisa menjelaskan nanti?""Benar juga. Tapi, Yana, bagaimanapun juga dia adalah orang tua dari suamimu. Kalau dia bisa masuk, bukankah itu karena mencarimu?""Menurutku, bajunya tidak terlihat seperti sewaan. Sepertinya asli! Apa kamu yakin dia menyelinap masuk, bukan diundang?"Mendengar ini, Yana menunjukkan ekspresi penuh penghinaan, "Dia? Ini adalah model khusus untuk peragaan busana dari G. Apa dia bisa beli baju seperti ini?Bahkan untuk menyewa pun nggak mungkin!""Menurutku, kemungkinan besar itu tiruan!"Aku menegaskan, "Yana, tempat ini adalah ruang publik. Setiap orang yang masuk melalui proses seleksi yang ketat. Aku dan suamiku masuk tanpa diusir keluar, bukankah itu sudah cukup membuktikan segalanya?""Kamu menuduhku menyelinap masuk, apa itu berarti kamu nggak percaya pada penyelenggara, atau nggak percaya
Mendengar itu, aku langsung merasa terhibur.Jodi menepuk pundakku, "Hilda, di hari pernikahan kita, aku sudah bilang nggak akan membiarkan kamu menderita. Kalau kamu dipukul, aku yang paling sakit hati. Mereka harus bayar untuk itu!"Melihat Jodi seperti ini, aku tersenyum dan bersandar di bahunya. Aku hanya berharap bisa hidup damai dan bahagia.Terlepas dari masalah Candra, setelah menikah dengan Jodi, hidupku memang cukup stabil.Namun, masalah ini jangan sampai menyulitkan mereka.Dua hari kemudian, sepulang kerja, Jodi membawakan aku sebuah gaun.Melihat kain dan jahitannya, aku jadi agak gentar."Ini pasti mahal, 'kan?""Nggak mahal, cuma pinjaman. Kebetulan perusahaan Celia sedang ada acara, jadi bisa coba pakai gratis."Mendengar penjelasannya, aku merasa lega, lalu segera mengganti pakaian.Begitu aku keluar, matanya langsung berbinar. "Aku sudah tahu, kamu pasti tampil cantik pakai apa saja!"Matanya penuh kekaguman, membuat wajahku memerah. "Sudah tua begini, nanti malah ja
Ketika melihatku, mata Celia langsung tampak muram."Tante Hilda, siapa yang memukul Tante sampai begini?"Lalu dia melihat Candra yang duduk di sana dengan mata merah, tampak kaget, "Kak Candra, ada apa? Siapa yang menindasmu? Apa Keluarga Yogantara?""Aku sudah dengar dari ayahku. Mereka benar-benar keterlaluan!"Celia tampak sangat marah. Wajah cantiknya dipenuhi amarah, dan emosinya hampir saja meluap sampai dia berniat mencari Yana. Aku buru-buru menariknya."Jangan. Candra baru saja dipecat, dan Yana mau menceraikan dia. Kalau kamu ke sana, keadaaan akan makin buruk.""Kita harus cari cara. Setidaknya, anak itu harus tetap bersama kita!"Mengingat kemarin, aku bahkan tidak sempat melihat wajah si kecil, rasanya sangat menyesakkan.Anak kecil itu baru genap sebulan. Meski Candra hanya seorang menantu, tetapi darahnya tetap mengalir pada anak itu.Aku yang membesarkan Candra seorang diri sampai dewasa, kini sudah menjadi nenek. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan mereka berpisah
Wajah asing di layar ponsel itu jelas bukan Jodi. Wajah Benny langsung berubah, memucat, lalu merah."Bagus sekali, Hilda. Kalian berdua sengaja bikin keributan, ya!"Yana langsung merasa di atas angin, "Ayah, usir mereka! Malu-maluin, masih berani mengaku-ngaku jadi Pak Jodi!""Betul, usir saja!""Berani sekali!"Jodi malah tertawa, "Bodoh!"Namun, Benny melambaikan tangan, "Hari ini hari bahagia Keluarga Yogantara. Aku nggak mau ribut sekarang. Setelah selesai dengan pesta syukuran bayi ini, baru kami selesaikan urusan dengan kalian!"Dengan satu perintah darinya, kami langsung diusir keluar.Namun, Jodi sempat meninggalkan satu kalimat, "Jangan sampai menyesal!"Mendengar itu, aku tak bisa menahan rasa khawatir.Aku dan Jodi sudah menikah selama setengah tahun. Kami berdua sama-sama sudah kehilangan pasangan.Secara kebetulan, aku bertemu dengan Jodi dan mendapati bahwa dia adalah orang yang menyenangkan, penuh humor, dan sangat baik hati.Yang paling penting, dia menerima aku apa a
Kata-kata Jodi membuatku terpana. Ini ... bagaimana mungkin?Aku merasa gelisah, tetapi dia menggenggam tanganku dengan lembut.Sudahlah, dia berkata begitu pasti demi membelaku.Aku berdiri di sampingnya, sementara orang-orang di sekeliling kami tertawa terbahak-bahak, seolah-olah mengejek kami yang dianggap tidak tahu diri.Saat polisi tiba, Jodi meminta agar aku diperiksa untuk bukti kekerasan. Benny berkata dengan dingin, "Bukannya kalian cuma mau uang? Bilang saja mau berapa!"Jodi berkata dengan tegas, "Uang? Kami nggak kekurangan. Yang memukul harus bertanggung jawab!""Ini hotel, periksa saja rekaman CCTV-nya. Jangan biarkan siapa pun lolos!""Pak ...."Jodi menatapku. "Tenanglah, selama aku di sini, nggak ada yang bisa memperlakukanmu semena-mena!"Mendengar itu, aku merasa agak terhibur, tetapi tetap saja, mereka kaya dan berkuasa. Kami nggak akan mampu melawan mereka."Sudahlah, aku nggak mau bikin Candra tertekan."Mendengar itu, Benny mencemooh, "Lagaknya saja omong besar!
Suamiku segera menghampiriku, menarikku berdiri, dan menatap wajahku dengan raut yang muram."Hilda, siapa yang memukul wajahmu?"Wajah suami saya penuh amarah. Dengan mata berkaca-kaca, saya menggenggam tangannya dan menggeleng pelan. "Sudahlah, kita pergi saja!"Ibu besanku tertawa dingin. "Pergi? Apa aku bilang kalian boleh pergi? Hilda, jangan pikir kamu hebat hanya karena punya pendukung. Pas sekali, kalian berdua sujud saja sekalian!"Mendengar itu, aku langsung menyesal datang ke sini.Aku menggenggam tangan suamiku erat-erat. "Maaf, aku menyeretmu dalam masalah ini!"Dia menepuk punggungku, menarikku ke pelukannya, dan menatap orang-orang yang mulai mengelilingi kami. Wajahnya langsung berubah serius. "Coba saja kalau ada yang berani menyentuhnya!"Ibu besanku mendengus dingin, lalu saat itu juga bapak besan keluar."Ada apa ribut-ribut begini? Para tamu sudah datang, kenapa nggak masuk saja?"Pria itu bahkan tidak memandangku, langsung menarik ibu besan untuk masuk ke dalam.N
Menantuku, Yana Yogantara, memandang rendah aku. Dia menunjuk hidungku sambil memarahiku karena mempermalukannya, bahkan menyuruh aku pergi.Melihat anak yang digendongnya, aku benar-benar ingin mendekat, tetapi melihat tatapan anakku, aku pun menahan diri.Aku mengeluarkan uang sepuluh ribu dari kantongku, memberikannya kepada Yana, "Ini untuk anakmu. Ini sedikit tanda dariku sebagai neneknya, tolong diterima."Yana langsung marah besar, "Diam! Berani-beraninya kamu menyebut diri sebagai nenek!""Orang nggak jelas seperti kamu berani juga cari muka!"Aku terkejut. Sebelum aku sempat bereaksi, aku mendapat tamparan keras!Kepalaku berdengung, tubuhku agak limbung, dan baru sadar bahwa orang yang memukulku adalah ibu besanku.Aura wanita itu angkuh, dengan kalung berlian yang berkilauan di lehernya. Saat itu, dia menatapku dengan wajah penuh amarah."Hilda, siapa yang kasih kamu keberanian untuk omong besar di rumahku!""Hari ini keluargaku merayakan kelahiran anak. Kamu itu siapa, bera...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments