Share

Bab 95. RASA HARU

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 95. RASA HARU

Setelah masuk kedalam Villa, Siti Hardiyanti Rukmana membawa Darko ke ruang keluarga dan duduk di sofa berwarna hitam yang terbuat dari bahan kulit sapi kualitas premium.

“Duduklah di dekat ibu, coba kamu ceritakan kabar keluarga di Nusantara.”

Dengan antusias Siti Hardiyanti Rukmana langsung menanyakan keadaan keluarga Darko di Nusantara.

Darko tidak langsung menceritakan keadaan keluarganya di negara Nusantara, dia malahan menatap wajah ibu kandungnya dengan tatapan aneh.

Kedatangannya ke negara Samanta ini tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang terjadi pada ibunya bukannya untuk menceritakan kabar dirinya.

Akan tetapi setelah melihat keingintahuan ibunya tentang kabar dirinya, maka dia untuk sementara melupakan keinginan untuk menanyakan keadaan perusahaan Purnama Diamond yang mengalami kemunduran dalam beberapa tahun kebelakang.

Setelah menghela nafas sebentar, Darko segera mulai menceritakan keadaan dirinya.

“Ibu, seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 96. PENYUKA BRONDONG

    Bab 96. PENYUKA BRONDONG “Anakku….”Tanpa bisa menahan rasa haru dan kebahagiaan merasakan kasih sayang anaknya, Siti Hardiyanti Rukmana langsung memeluk tubuh Darko sambil menangis di bahunya. Darko yang menghadapi tangisan ibu kandungnya hanya bisa diam, dia membiarkan ibunya mencurahkan semua kesedihan dan kesepian yang selama ini dirasakan. Memang tidak bisa disalahkan sikap Siti Hardiyanti Rukmana yang tidak bisa mengontrol emosinya. Hidupnya sudah tersiksa sejak muda, percintaannya dengan ayah Darko tidak disetujui keluarganya yang membuatnya harus berpisah dengan suami dan anaknya. Semua ini karena latar belakang ayah kandung Darko yang miskin, sehingga orang tua ibu kandungnya tidak merestui hubungan mereka. Setelah berpisah dengan anak dan suaminya, Siti dibawa pulang ke kota Parigi yang ada di negara Samanta dari kota Mandiraja. Bertahun lamanya Siti bersedih mengenang percintaannya yang kandas dan kehilangan buah hati satu-satunya.

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 97. PRESDIR SITI TERPUKUL

    Bab 97. PRESDIR SITI TERPUKUL Siti sangat terkejut begitu mendengar perkataan Darko, dia langsung menatap Dena dan yang lainnya dengan mata berapi-api. Ekspresi yang sebelumnya penuh dengan kebahagiaan karena bisa pergi ke perusahaan bersama anak kandungnya, seketika langsung menghilang setelah mengetahui apa yang sedang dibicarakan karyawannya. “Dena, apa betul yang dikatakannya?”Mata Presdir Siti seakan mau keluar saat menatap kearah Dana, dari bola matanya seperti ada api yang siap membakar tubuh Dena hingga hangus. Dena yang dimarahi Presdir Siti langsung terdiam dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Sebagai seorang karyawan tentu saja Dena sangat takut saat dimarahi atasannya, apalagi yang memarahi adalah Presdirnya. “Presdir… presdir…”Dena tergagap begitu di tanya oleh Presdir Siti, kepalanya hanya bisa menunduk tanpa berani menatap langsung wajah Presdir Siti. “Cepat jawab!”Suara Presdir Siti menggelegar di dalam lobi, membuat semua kar

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 98. KABAR MEMBAHAGIAKAN

    Bab 98. KABAR MEMBAHAGIAKAN “Duduklah, ini tempat kerja ibu. Mulai sekarang perusahaan ini juga menjadi milikmu.”Siti Hardiyanti Rukmana berkata sambil mengatakan keinginan yang selama ini di pendamnya. Siti merasa sudah tua dan ingin beristirahat, akan tetapi selama ini dia tidak mempunyai orang atau keluarga yang bisa dipercaya untuk mengurus perusahaannya hingga sekarang perusahaannya di serang oleh perusahaan besar yang tidak diketahui siapa orang yang menyerangnya. Kali ini dia bertemu dengan Darko yang ternyata anak kandungnya yang selama ini menghilang, seketika harapannya kembali tumbuh. Darko segera duduk di sofa dan memandang sekeliling kantor ibunya dengan senyum menghiasi sudut bibirnya. Dalam hati tentu saja Darko tidak terlalu mengharapkan perusahaan ibunya ini, karena kekayaannya berkali-kali lipat lebih banyak daripada kekayaan ibu kandungnya ini. Akan tetapi tentu saja Darko tidak mengatakannya, dia tidak ingin membuat hati ibunya sedi

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 99. RAPAT MENDADAK

    Bab 99. RAPAT MENDADAK Melihat ketidak sabaran dari ekspresi wajah ibunya, Darko tampak ingin menggoda ibunya lebih lama lagi. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Siti, Darko malah berkata, “Menurut ibu siapa namanya?” “Mana ibu tahu, cepat katakan siapa namanya? Ayo kita pergi ke kota Mandiraja, ibu ingin bertemu dengan cucuku.” Presdir Siti tak henti-hentinya memandangi foto Faizi yang ada di ponsel Darko dan seakan ponsel itu menempel di tangannya seperti terkena lem. Setelah lama terdiam dan sengaja tidak menjawab pertanyaan ibunya, akhirnya Darko tersenyum cerah dan menyebutkan nama anaknya. “Namanya Faizi Mangkusadewo.” “Faizi Mangkusadewo? Faizi… Faizi cucuku… Faizi cucuku….”Suasana hati Presdir Siti seketika menjadi baik, seakan semua kesusahan dan kesedihan yang selama ini menghantuinya lenyap begitu saja setelah mengetahui kalau dia mempunyai seorang cucu. “Darko, ayo kita kembali ke kota Mandiraja. Ibu sudah tidak sabar untu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 100. BERITA MENGEJUTKAN

    Bab 100. BERITA MENGEJUTKAN “Anak Presdir Siti? Mana mungkin, setahu kita Presdir belum pernah menikah.” “Betul sekali, bukankah Presdir belum pernah menikah?” Setelah memberi jeda kepada peserta rapat untuk menanggapi pengumuman darinya, Siti kemudian berkata lagi. “Saudara-saudara harap tenang sebentar, saya akan bercerita sedikit tentang masa laluku. Saya sudah menikah saat masih kuliah di kota Mandiraja dengan teman kuliah, kemudian kami mempunyai anak lelaki seperti yang kalian lihat sekarang.” “Maaf Presdir, jika Presdir sudah menikah kenapa selama ini tidak pernah pergi ke kota Mandiraja setelah puluhan tahun tinggal di kota Parigi?”Seorang Direksi menyela cerita Presdir Siti, orang yang menyela perkataan Siti masih kerabat jauh darinya, sehingga dia berani memotong perkataannya. Presdir Siti menatap kearah direksi yang menyela perkataannya sambil tersenyum. “Paman Bagyo, Sebelumnya saya memang sudah menikah akan tetapi ayah dan kakek tidak men

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 101. MEWARISI KEKAYAAN KELUARGA PURNAMA

    Bab 101. MEWARISI KEKAYAAN KELUARGA PURNAMA Darko segera menoleh ke arah Presdir Siti dan tersenyum untuk menenangkan hatinya. “Maaf bu, Darko belum sempat mengatakan hal ini. Tapi jangan khawatir, kedatangan Darko ke tempat ibu memang untuk membantu masalah yang sedang menimpa perusahaan ibu.” Semua orang menatap kearah Darko seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Dalam pikiran semua orang, mereka masih merendahkan kemampuan Darko yang hanya seorang pemuda yang usianya belum ada tiga puluh tahun. Apalagi Darko tidak terlihat sebagai seorang pengusaha atau seorang bisnisman tangguh yang bisa menguasai sebuah perusahaan besar. Akan tetapi rasa yang menakjubkan yang sebelumnya mereka rasakan saat Darko berbicara membuat semua orang bertanya-tanya dalam hati. “Kamu ini sukanya ber rahasia dengan ibu, terserah kamu saja yang penting baik-baik saja.” “Oke, ibu tidak perlu khawatir. Saya pasti akan melakukan yang terbaik untuk ibu.”Keakra

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 102. KAPTEN SURYADI

    Bab 102. KAPTEN SURYADI Setelah berpamitan dengan ibunya, Darko keluar dari perusahaan Purnama Diamond. Presdir Siti menawari Darko untuk diantar sopir perusahaan, tapi Darko menolaknya dengan halus. Keluar dari perusahaan, Darko segera menghentikan taksi yang sedang lewat dan langsung naik begitu saja tanpa memberitahukan tujuannya. “Bapak mau saya antar kemana?”Sopir taksi bertanya dengan ramah sambil menoleh ke arah Darko yang duduk di belakangnya sambil tersenyum. “Jalan saja terus, oh iya apa bapak tahu perusahaan Cahaya Timur Group?”Darko bertanya setelah terdiam beberapa saat setelahnya sambil menatap ke arah lalu lintas dari balik jendela taksi. Sopir taksi terdiam beberapa saat setelah mendengar pertanyaan Darko, seperti sedang mengingat-ingat tak lama kemudian dia tersenyum dan berkata. “Apakah perusahaan Investasi yang berasal dari Nusantara?” “Iya betul, apa bapak bisa mengantar saya ke perusahaan itu?” “Tentu saja saya bisa menga

  • Menantu sang Jendral Besar S2     103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA

    Bab 103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA Plak…!!”Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah Jhon, yang membuatnya langsung terhuyung saking kuatnya tamparan yang dilakukan kapten Suryadi. Wajah Jhon langsung memerah dengan lima jari besar menghiasi wajahnya yang berkulit putih. “Kamu telah melakukan kesalahan di luar prosedur pengamanan perusahaan. Sebagai petugas keamanan hanya boleh waspada dan mengawasi setiap orang yang datang ke perusahaan. Kamu harus bersikap ramah dan mengantar setiap tamu yang berkunjung untuk menemui resepsionis. Biarkan resepsionis yang memutuskan setiap tamu boleh menemui seseorang di perusahaan, bukan petugas keamanan yang memutuskan. Apa kamu lupa apa yang sudah tercatat di peraturan perusahaan?!” “Maaf kapten, saya terlalu bersemangat dalam bertugas jadi membuat kesalahan ini.”Dengan kepala menunduk, Jhon meminta maaf kepada kapten Suryadi. Darko yang melihat apa yang dilakukan kapten Suryadi kepada anak buahnya tampak menat

Bab terbaru

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 193. MASA LALU BAMBANG

    Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA

    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA

    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN

    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 188. ANGELINA DI BAWA KE IBUKOTA

    Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA

    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 185. KEDATANGAN SITI

    Bab 185. KEDATANGAN SITI Airmata kebahagiaan bercampur dengan kesedihan tiada henti membasahi pipi Siti yang sedang terlarut dalam euforia yang sama sekali tidak pernah disangka-sangkanya. Hingga pada akhirnya dia menghela nafas berat setelah memandangi foto Faizi di ponselnya. “Sebaiknya saya menemui cucuku ini, daripada selalu rindu dan bersalah tidak bisa membahagiakan Darko saat kecil.”Setelah bergumam dan menentukan pilihan apa yang akan dilakukan, Siti segera bangkit dari duduknya dan merapikan semua barang yang ada di atas meja kerja. Kemudian Siti pulang lebih awal, dia berpesan kepada sekretaris dan bawahannya kalau dia akan pergi ke Nusantara untuk beberapa hari. Siti sudah berada di bandar udara Internasional kota Parigi untuk menuju negara Nusantara. Siti dikawal lima orang pengawal kepercayaannya selama bepergian ke Nusantara. Akhirnya pesawat yang ditunggu pun tiba, Siti dan kelima pengawalnya menaiki pesawat yang akan terbang men

DMCA.com Protection Status