Beranda / Fantasi / Menantu sang Jendral Besar S2 / 103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA

Share

103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bab 103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA

Plak…!!”

Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah Jhon, yang membuatnya langsung terhuyung saking kuatnya tamparan yang dilakukan kapten Suryadi.

Wajah Jhon langsung memerah dengan lima jari besar menghiasi wajahnya yang berkulit putih.

“Kamu telah melakukan kesalahan di luar prosedur pengamanan perusahaan. Sebagai petugas keamanan hanya boleh waspada dan mengawasi setiap orang yang datang ke perusahaan. Kamu harus bersikap ramah dan mengantar setiap tamu yang berkunjung untuk menemui resepsionis. Biarkan resepsionis yang memutuskan setiap tamu boleh menemui seseorang di perusahaan, bukan petugas keamanan yang memutuskan. Apa kamu lupa apa yang sudah tercatat di peraturan perusahaan?!”

“Maaf kapten, saya terlalu bersemangat dalam bertugas jadi membuat kesalahan ini.”

Dengan kepala menunduk, Jhon meminta maaf kepada kapten Suryadi.

Darko yang melihat apa yang dilakukan kapten Suryadi kepada anak buahnya tampak menat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 104. BIANG KEMUNDURAN PURNAMA DIAMOND

    Bab 104. BIANG KEMUNDURAN PURNAMA DIAMOND Pintu besi yang baru saja dibuka ternyata cukup berat dan tebal setelah di buka, karena di bagian dalamnya ada lapisan peredam suara yang sangat indah dan sesuai dengan interior di dalam ruangan Presdir. Sebelumnya Darko telah berpesan kepada Bambang dan para petinggi perusahaan, jika saat membangun maupun membuka cabang baru di setiap negara maupun di wilayah manapun diwajibkan membuat ruangan khusus untuknya di lantai paling atas dengan kunci pengaman khusus yang hanya bisa dibuka olehnya saja setelah di aktifkan. Perlahan Darko memasuki ruang kerjanya dan memandang sekelilingnya, kemudian berjalan menghampiri jendela besar di ruangannya. Darko segera mengedarkan pandangannya dari balik jendela menatap ke arah kota Parigi dari tempatnya berdiri. “Lokasi tempat ini sangat bagus dan pemandangannya juga sangat menakjubkan, Bambang sangat pandai memilih tempat ini.”Darko tampak memuji Bambang yang telah bekerja dengan b

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 105. SEBUAH RENCANA

    Bab 105. SEBUAH RENCANA Darko mendengarkan penuturan CEO Bawono dengan serius, dia sedang menebak penyebab perusahaan ibu kandungnya di serang perusahaan saingan. Setelah mendengarkan dengan seksama penuturan CEO Bawono, Darko tampak menghela nafas perlahan. Dari penuturannya dia bisa menyimpulkan kalau penyerangan perusahaan Purnama Diamond tidak berhubungan dengan dirinya. Meskipun seperti ini dia masih merasa curiga, apakah ada hubungan antara penyerangan perusahaan Purnama Diamond dengan perusahaan Angeline Diamond milik istrinya. “Sebaiknya saya harus menyelidiki lebih lanjut masalah ini, agar masalah sebenarnya bisa terungkap dengan jelas.”Drako bergumam dalam hatinya setelah mendengarkan penuturan CEO Bawono. “Baiklah, kalau yang utama adalah terputusnya rantai modal, maka saya perintahkan kamu untuk mengguyurkan dana sebanyak yang mereka inginkan. Sekarang kamu telepon perusahaan Purnama Diamond dan tawarkan mereka kerjasama dan pemberian dana unt

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 106. MALAIKAT PENOLONG

    Bab 106. MALAIKAT PENOLONG “Wa’alaikum salam.”Siti Hardiyanti Rukmana menoleh dan langsung menjawab salam dari Darko sambil tersenyum melihat kepulangannya. Darko langsung sungkem mencium punggung tangan ibu kandungnya sebagai tradisi dari Nusantara sebagai bentuk penghormatan kepada orang tuanya. “Kamu darimana saja seharian ini? Ibu sampai khawatir, apakah kamu sudah makan?” “Sudah bu, oh iya tadi saya bertemu dengan kenalan di luar sana. Kenalan saya itu bekerja di Cahaya Timur Group yang merupakan cabang dari Cahaya Timur Group yang ada di Nusantara lebih tepatnya di kota Mandiraja.” “Apa? Kamu ketemu dengan siapa? Perusahaan Investasi Cahaya Timur Group?”Siti tampak kaget mendengar perkataan Darko setelah Darko duduk di dekat ibunya yang sedang duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Darko menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda kalau dia mengiyakan pertanyaan ibunya. “Terus, apa yang kalian bicarakan?”Dengan penuh rasa penasaran, Siti

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 107. SOLUSI YANG MEMBIKIN PENASARAN

    Bab 107. SOLUSI YANG MEMBIKIN PENASARAN Siti sangat bersemangat begitu mendengar perkataan Darko, tanpa sadar dia langsung meminta dana sebesar satu miliar dolar. Sebelum Darko menjawab pertanyaan ibunya, Siti sudah kembali berkata. “Eh… maaf, ibu terlalu bersemangat jadi langsung meminta dana investasi sebesar satu miliar dolar.” Darko langsung tersenyum melihat sikap ibunya, tentu saja dia sanggup memberi dana sebanyak satu miliar dolar untuk perusahaan Purnama Diamond. Bahkan jika ibunya meminta dana sebanyak dua miliar dolar sekalipun, Darko pasti akan memberikannya. “Ibu tenang saja, Darko pasti akan mengatakan kepada teman saya keinginan ibu.’ Siti langsung tersenyum mendengar perkataan Darko, seketika gurat suram di wajahnya seperti menghilang saat ini juga, meskipun dana yang diinginkan sama sekali belum diterima. “Ibu, apa setelah perusahaan mendapatkan suntikan dana sebesar satu miliar dolar, operasional perusahaan akan langsung

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 108. MURID PEMBOHONG

    Bab 108. MURID PEMBOHONG Setelah bangun, Darko langsung cuci muka dan berwudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Meskipun Darko bukan seorang muslim yang sangat soleh, akan tetapi kewajiban menjalankan sholat lima waktu tidak pernah ketinggalan sejak dia kecil dididik orang tua angkatnya George Mangkusadewo. Setelah itu Darko memakai satu set pakaian olahraga dengan celana panjang training dan kaos lengan pendek berwarna biru yang diambil dari cincin spiritualnya yang seperti pabrik segala macam kebutuhan hidup manusia. “Tolong buka kan pintu gerbangnya.”Penjaga keamanan yang sedang terkantuk-kantuk di pos keamanan terheran-heran melihat tuan muda mereka sudah bangun dengan pakaian olahraga tepat di depan mereka. Tentu saja petugas keamanan yang sedang terkantuk-kantuk merasa malu karena tidur saat sedang bertugas menjaga keamanan Mansion keluarga Purnama. “Tuan muda, maaf saya tidak tahu kalau tuan muda datang kesini.” “Tidak apa-apa, cepatlah buka pint

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 109. KEDATANGAN CEO BAWONO

    Bab 109. KEDATANGAN CEO BAWONO “Kalau begitu kamu memang sedang berbohong kepadaku, atau…..?Tiba-tiba Margaretha berhenti berbicara dan memandangi sosok Darko dari kepala hingga ujung kaki seperti sedang menilai sebuah barang. Darko melihat tatapan Margaretha yang terasa aneh, tampak balik memandang Margaretha dengan tatapan bingung. “Betul… sepertinya dugaanku tidak salah. Kamu tinggal di komplek Villa mewah itu karena sedang bekerja di sana. Betulkan, tebakanku?” “Bekerja? Oh Iya betul sekali, saya memang bekerja di salah satu Villa yang ada di komplek itu.”Darko yang berpikir cepat langsung tanggap dengan maksud pertanyaan Margaretha, dengan tebakan itu maka dia tidak harus membuat kebohongan lagi. Sepertinya alasan bekerja di komplek mewah itu adalah alasan yang paling tepat. Mendengar pengakuan Darko, Margaretha langsung tersenyum cerah. Dia segera akrab setelah tahu kalau Darko bekerja di tempat yang tidak jauh dengan apartemennya. “Ngomong-ngom

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 110. LIMA MILIAR DOLAR

    Bab 110. LIMA MILIAR DOLAR Mendengar perkataan Darko, CEO Bawono dan semua orang langsung menoleh ke arahnya. Tentu saja CEO Bawono langsung mengiyakan permintaan Darko, hanya saja dia tidak berani langsung duduk di sofa di dekat Darko. “Betul sekali apa kata anak saya, silahkan CEO Bawono istirahat sebentar sambil menunggu semua orang datang di ruang rapat.”Presdir Siti langsung menimpali perkataan Darko, begitu melihat gelagat kalau CEO Bawono merasa segan untuk duduk di sofa. Karena hal inilah, Presdir Siti langsung menyebutkan secara langsung kalau Darko adalah anaknya. Meskipun CEO Bawono sudah tahu siapa Darko sebenarnya, dia tetap ragu untuk duduk di dekat Darko, sehingga Darko langsung menyuruhnya. “Sudahlah kamu duduk saja di dekat saya, kita ini berteman jadi untuk apa sungkan-sungkan. Lagian saya yang membutuhkan bantuan kamu untuk membantu perusahaan ibuku.” Mendengar perkataan Darko, CEO Bawono langsung duduk di sofa dengan keringat din

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 111. BIMBANG

    Bab 111. BIMBANG Blar…!Jantung semua orang seakan meledak begitu mendengar perkataan CEO Bawono, kalau Cahaya Timur Group akan menyuntikan investasi ke Purnama Diamond sebesar lima miliar dolar. Uang sejumlah lima miliar dolar berarti bisa digunakan untuk membeli saham perusahaan sebesar empat puluh persennya. Demikian juga dengan Presdir Siti, dia sangat terkejut begitu mendengar perkataan CEO Bawono. Selain terkejut dia juga terheran-heran melihat CEO Bawono menyetujui begitu saja perkataan Darko tanpa berpikir untuk kedua kalinya lagi. “Pak CEO Bawono, apakah perkataan anda tidak salah?”Presdir Siti langsung menyahuti perkataan CEO Bawono setelah keterkejutannya menghilang. CEO Bawono langsung tersenyum begitu mendengar perkataan Presdir Siti, sudut mata CEO Bawono sekilas terlihat melihat kearah Darko yang sedang duduk dengan santai sambil menatapnya. Melihat Darko tanpa berekspresi, CEO Bawono melanjutkan perkataannya. “Saya rasa apa ya

Bab terbaru

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 193. MASA LALU BAMBANG

    Bab 193. MASA LALU BAMBANG “Mas Tegar….”Terdengar suara parau dari mulut Siti ketika berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Bambang. Meskipun suara Siti tidak terlalu keras, akan tetapi bisa terdengar oleh pegawai Dinas Sosial yang ada di tempat ini. “Tegar? Kenapa wanita ini memanggil Bambang dengan nama Tegar?” “Mas Tegar, apakah kamu mas Tegar kan?” “Mas Tegar? Siapa mas tegar yang ibu maksud?”Bambang yang di panggil mas Tegar oleh Siti tampak bertanya balik dengan wajah penuh dengan kebingungan. “Mas Tegar, ini Siti. Apa mas Tegar lupa dengan Siti?” Mata Siti semakin berkaca-kaca setelah mendengar perkataan Bambang. Pada akhirnya Siti harus mempercayai perkataan pihak Rumah Sakit Jiwa yang sebelumnya merawat Bambang, kalau Bambang memang benar-benar sudah lupa ingatan. Melihat situasi yang kurang kondusif, pegawai Dinas Sosial segera menyuruh Bambang untuk duduk berhadapan dengan Siti hanya terhalang sebuah meja Jati.

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA

    Bab 192. BERTEMU PRIA PARUH BAYA YANG DICARINYA “Bu Siti, apa yang membuat anda datang ke Rumah Sakit ini? Apakah anda bersama pak Darko?” “Saya datang sendiri ke Rumah Sakit ini, kemarin saya seperti mengenali seseorang yang ada di Rumah Sakit ini, sehingga saya ingin menghilangkan rasa penasaran saya.” “Ibu punya kenalan orang di Rumah Sakit ini? Apakah karyawan di tempat ini atau siapa?”Dokter Irawati tampak sangat serius mendengarkan apa yang dikatakan Siti. Bagaimanapun juga dia tidak ingin mengecewakan orang sekelas Siti dan Darko yang masih deposit uang perawatan untuk Angelina yang sisanya masih sangat banyak. “Saya tidak tahu, orang itu kerja di Rumah Sakit ini atau pasiennya. Tapi yang jelas saya penasaran dengan sosok pria yang saya lihat kemarin itu.” Dokter irawati tampak semakin bingung dengan perkataan Siti, kemudian dia minta informasi lebih lengkap tentang pria paruh baya yang dilihat Siti saat itu. Setelah Siti menceritakan ihwal

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA

    Bab 191. SITI MENCARI PRIA PARUH BAYA DI RUMAH SAKIT JIWA “Apa Darko? Bagaimana bisa pria tidak berguna itu membawa pergi Angelina.?”Rossa tampak sangat kesal begitu mendengar perkataan petugas resepsionis yang sedang melayaninya. Melihat dan mendengar perkataan Rossa, Resepsionis ini hanya bisa diam, baginya dia tidak tahu menahu masalah pasien maupun keluar masuknya pasien ke Rumah Sakit ini. Karena tugasnya hanya menerima tamu dan memberikan informasi sesuai data yang tersedia di komputernya. “Sudahlah bu, sebaiknya kita pulang saja. Kita tidak usah ribut-ribut di tempat ini.”Abimanyu yang masih mempunyai pikiran panjang, segera membujuk Rossa untuk kembali saja. Apalagi dari catatan yang terdokumentasi oleh komputer Rumah sakit di beritahukan kalau Angelina keluar dari Rumah Sakit bersama Darko. Meskipun dengan perasaan kesal, akhirnya Rossa tetap mengikuti perkataan Abimanyu untuk pulang tanpa bersama Angelina. Tak lama setelah Rossa dan Abim

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 190. ROSSA INGIN MEMBAWA PULANG ANGELINA Tanpa sadar Siti menggumamkan sebuah nama yang selama ini selalu tersimpan di hatinya. Siapakah mas Tegar itu? Mas Tegar adalah suami Siti sewaktu mereka muda dan masih kuliah di Universitas Mandiraja. Sedangkan Tegar itu sendiri adalah ayah biologis dari Darko sang tokoh utama yang selama ini belum pernah dilihatnya. “Tunggu….”Tiba-tiba Siti berkata dengan sedikit ragu-ragu tergambar jelas di raut wajahnya. “Sepertinya saya pernah melihat mas Tegar, tapi dimana ya?” “Betul sekali, pria itu.” “Pria yang ada di Rumah Sakit Jiwa tempat Angelina dirawat, wajahnya sangat mirip dengan mas Tegar.”Siti tampak sedang mengingat-ingat sosok pria paruh baya yang sedang duduk di bawah pohon yang sebelumnya di lihatnya. Semakin dipikirkan, Siti semakin penasaran dengan pria paruh baya itu yang ada di Rumah Sakit Jiwa. Pria paruh baya itu adalah gelandangan yang ditemukan petugas polisi kota di pi

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN

    Bab 189. PELUKAN MENGHARUKAN Kedatangan Darko yang mendadak bersama Angelina serta Siti tentu saja mengejutkan Widyawati dan George, demikian juga dengan Faizi yang sedang bersama kakek dan neneknya. “Assalamu’alaikum.” “Wa’alaikum salam.” “Eh ada tamu agung datang mengunjungi gubuk kami yang reot ini.”Widyawati langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina dengan sebuah sapaan merendah sebagai sopan santun yang umum bagi masyarakat jawadwipa setelah sebelumnya menjawab salam mereka. Darko terlebih dahulu melakukan sungkem dengan menjabat tangan kedua orang tuanya dengan cara mencium punggung tangannya. Setelah itu barulah Widyawati serta George langsung menyambut kedatangan Siti dan Angelina. “Anakku… kamu juga ikut pulang kerumah ibu?”Widyawati segera memeluk tubuh Angelina yang terlihat kurus, sebelumnya kedua orang tuanya sudah tahu kalau hubungan Darko dan Angelina sudah bercerai karena permintaan keluarga Wibisono. Karena hal in

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 188. ANGELINA DI BAWA KE IBUKOTA

    Bab 188. ANGELINA DIBAWA KE IBUKOTA Setelah melihat Darko menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan, seketika ekspresi panik Angelina pun menghilang. “Betul sekali, kamu tidak akan bertemu dengan Rossa dan Abimanyu. Kamu akan tinggal bersama kami, disana juga ada Faizi.” “Apa? Saya akan bertemu dengan Faizi?” “Betul sekali, untuk apa aku berkata bohong?” “Tapi… tapi bagaimana kalau Rossa tahu dan mencari kita?” “Kamu tidak usah khawatir, di tempat ini Rossa dan keluarga Wibisono tidak akan berani macam-macam lagi.” Setelah berbincang-bincang sebentar meluapkan rasa rindu dengan saling berpelukan, Darko segera mengajak semua orang untuk kembali. Tapi sebelum kembali Darko menghubungi Bambang untuk menyiapkan pakaian untuk Angelina, serta membawakan mobil yang cukup besar untuk membawa mereka bertiga, karena sebelumnya Darko membawa mobil sport yang hanya mempunyai dua kursi penumpang saja. Dan tak lupa Darko meminta Bambang untuk me

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA

    Bab 187. MEMBAWA PULANG ANGELINA “Apakah itu Angelina? Kenapa dia tinggal di tempat seperti ini?”Tanda tanya besar menghantui pikirannya setelah melihat Angelina yang berwajah pucat dan terlihat kerutan di keningnya. Maklumlah kalau Siti terkejut, karena dia sama sekali tidak menyangka kalau menantunya ternyata dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. “Sayang, aku datang.”Darko berteriak ketika jaraknya tinggal lima puluh meter dari Angelina yang sedang asik dengan tanaman bunganya. Angelina segera menoleh ke arah sumber suara, seketika ekspresi wajahnya bersinar melihat Darko yang memanggilnya. “Kak Darko.”Angelina berbisik pelan memanggil nama Darko, karena saking gembiranya mengetahui kedatangan Darko, Angelina sampai mengabaikan keberadaan Siti yang berjalan di belakangnya. Sementara itu dokter Irawati hanya berdiri diam sambil tersenyum melihat interaksi antara Angelina dan Darko. Sebagai seorang dokter jiwa, tentu saja dokter Irawati tahu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA

    Bab 186. SITI MENJENGUK ANGELINA “Rumah Sakit Jiwa? Kenapa Darko membawaku ke Rumah Sakit Jiwa? Bukankah saya ingin bertemu dengan Angelina?”Kepala Siti langsung berdenyut ketika memikirkan apa yang sedang direncanakan Darko. Meskipun dia penasaran, Siti tetap diam tidak bertanya apa yang menjadi uneg-uneg dalam hatinya. “Mari turun bu.”Setelah sampai di tempat parkir, Darko keluar dari mobil sportnya terlebih dahulu, kemudian dia berjalan memutar untuk membuka pintu dimana Siti berada. Pemandangan ketika Darko membuka pintu dan mempersilahkan Siti keluar dari mobil sportnya tampak menarik perhatian masyarakat serta karyawan Rumah Sakit Jiwa yang sedang di lobi maupun di tempat parkir. “Coba lihat itu, Boss dari mana tuh yang datang ke Rumah Sakit Jiwa yang khusus untuk orang tidak waras?” “Iya, apa mungkin keluarga mereka ada yang sakit jiwa?” “Bisa saja, namanya orang gila itu bisa melanda siapapun tidak pandang orang kaya maupun orang mis

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 185. KEDATANGAN SITI

    Bab 185. KEDATANGAN SITI Airmata kebahagiaan bercampur dengan kesedihan tiada henti membasahi pipi Siti yang sedang terlarut dalam euforia yang sama sekali tidak pernah disangka-sangkanya. Hingga pada akhirnya dia menghela nafas berat setelah memandangi foto Faizi di ponselnya. “Sebaiknya saya menemui cucuku ini, daripada selalu rindu dan bersalah tidak bisa membahagiakan Darko saat kecil.”Setelah bergumam dan menentukan pilihan apa yang akan dilakukan, Siti segera bangkit dari duduknya dan merapikan semua barang yang ada di atas meja kerja. Kemudian Siti pulang lebih awal, dia berpesan kepada sekretaris dan bawahannya kalau dia akan pergi ke Nusantara untuk beberapa hari. Siti sudah berada di bandar udara Internasional kota Parigi untuk menuju negara Nusantara. Siti dikawal lima orang pengawal kepercayaannya selama bepergian ke Nusantara. Akhirnya pesawat yang ditunggu pun tiba, Siti dan kelima pengawalnya menaiki pesawat yang akan terbang men

DMCA.com Protection Status