Bab 112. DIPANDANG RENDAH Dengan perkembangan yang begitu menjanjikan, mana mungkin mereka rela untuk memberikan dua persen saham milik mereka, yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan mereka. Presdir Siti yang melihat keengganan mereka, akhirnya hanya bisa menghela nafas berat. “CEO Bawono, bukannya kami menolak dana investasi yang perusahaan anda berikan kepada kami. Tapi perusahaan ini juga dimiliki enam orang pemilik saham yang lainnya. Dalam hal ini saya hanya bisa memberikan dua puluh persen saham milik saya untuk menggantikan investasi yang anda berikan. Dan saya rasa dua miliar dolar sudah cukup untuk memulihkan operasional perusahaan untuk saat ini.” Suara Presdir Siti cukup tegas, membuat keenam direksi pemegang saham hanya bisa menundukkan kepalanya saja dengan rasa malu membayang di wajah mereka. Sementara itu CEO Bawono langsung menoleh kearah Darko untuk menunggu keputusannya. CEO Bawono tidak bisa langsung memberi keputusan, karena s
Bab 113. ANGELINE TERGANGGU JIWANYA “Bu, saya punya orang yang bisa memasok bahan baku perhiasan untuk perusahaan. Ibu tinggal katakan berapa kebutuhan yang dibutuhkan.”Sebenarnya apa yang dikatakan Darko tiada maksud untuk menyombongkan diri, maupun berusaha mencari muka. Akan tetapi bagi semua orang yang ada di ruang rapat, apa yang dikatakan Darko hanya sedang membual saja. Berbeda dengan Presdir Siti, ekspresi wajah Siti langsung cerah begitu mendengar perkataan Darko. Presdir Siti tahu, kalau orang tua angkat Darko merupakan keluarga bangsawan dari Nusantara yang sangat terhormat. Dengan nama dan kekuatan yang dimiliki keluarga Mangkusadewo, masalah untuk mendapatkan bahan baku emas, berlian dan permata sangatlah mudah. Karena hal inilah wajah Presdir Siti tampak cerah, kemudian dia berkata sambil menatap ke arah Darko. “Anakku, kali ini ibu harus merepotkan kamu.” “Ibu jangan khawatir, saya pasti tidak akan mengecewakan ibu.”Akhirnya r
Bab 114. FAIZI MENGHILANG “Tuan muda, kita langsung pulang atau mau pergi perusahaan?”Kapten Yitno bertanya kepada Faizi yang sudah duduk di kursi depan sebelah kursi pengemudi, sepulang dari sekolah. Kapten Yitno yang diberi tanggung jawab untuk menjaga Faizi selama Darko pergi ke negara Samanta, sangatlah waspada akan keamanan Boss mudanya. Meskipun bertugas untuk menjaga keamanan Faizi, kapten Yitno juga tidak berani memaksa keinginan tuan mudanya jika ingin pergi bermain setelah pulang sekolah. “Kita main ke perusahaan ayah saja dulu pak Yitno, Faizi ingin main di sana.” “Oke, kita langsung ke perusahaan saja.”Sebenarnya apa yang dilakukan Faizi adalah sebuah kebiasaan setelah ikut dengan Darko, setiap pulang sekolah selalu pergi ke perusahaan Cahaya Timur Group untuk bertemu dengan ayahnya. Kini ayahnya sudah pergi selama dua hari ke negara Samanta, meskipun begitu Faizi tidak ingin langsung pulang ke rumahnya yang merupakan Villa yang mewah d
Bab 115. FAIZI MEMBUAT KEPANIKAN Di saat semua orang di perusahaan sedang panik mencari keberadaan Faizi, anak yang sedang mereka cari malahan sedang asik bermain di atap gedung dan berlarian mengelilingi taman bunga yang ada di atas atap. “Benar-benar menyenangkan bermain di atas sini, kenapa ayah tidak pernah menunjukan tempat seindah ini kepadaku?”Faizi berkata sendiri sambil terus berlarian mengelilingi rumpun bunga yang ada di atas atap gedung setinggi tiga puluh lantai ini. “Manajer Slamet, cepat kamu cari tahu siapa yang sudah menemukan keberadaan tuan muda Faizi.”Bambang yang sedang panik langsung menelepon Slamet yang merupakan orang kepercayaan Darko di militer serta di Cahaya Timur Group, sambil terus berjalan di setiap lorong dan ruangan yang ada di gedung ini. Slamet segera menghubungi pusat informasi Cahaya Timur Group untuk langsung melaporkan kepadanya keberadaan Faizi jika ada yang melihatnya setelah mendapatkan perintah dari Bambang. Sement
Bab 116. BERITA MENGEJUTKAN Kehebohan yang ditimbulkan oleh sekelompok Wisatawan seketika menjadi berita yang sangat panas di berbagai media online. Bahkan sosok Faizi yang berada di atap gedung berlantai tiga puluh, ada yang bisa merekam dengan kamera bagus yang bisa memperbesar sosok Faizi menjadi gambar yang sangat jelas. Kehebohan ini seketika diketahui oleh karyawan Cahaya Timur Group yang ada di seluruh dunia tanpa terkecuali oleh karyawan yang ada di negara Samanta, lebih tepatnya di kota Parigi. Sementara itu Darko yang sedang bersantai di ruangannya tidak tahu kalau anaknya sedang menjadi berita heboh di dunia maya maupun berita nasional di negara Nusantara. Sekretaris CEO Bawono yang bernama Lidya juga mengetahui berita tentang Faizi yang berada di atap gedung Pusat Cahaya Timur Group yang ada di kota Mandiraja. Tok tok tokTerdengar pintu kantor CEO Bawono ada yang mengetuk, kemudian terlihat sekretaris Lidya masuk ke ruangan CEO untuk mel
Bab 117. TEPAT WAKTU Wajah CEO Bawono dan sekretaris Lidya langsung pucat melihat kemarahan yang terpancar dari tubuh Darko yang membuat tubuh mereka berdua langsung menggigil ketakutan. Sementara itu di perusahaan Cahaya Timur Group yang ada di kota Mandiraja, terlihat Jendral Bambang dan Jendral Slamet serta para petugas keamanan sudah berada di atap gedung setinggi tiga puluh lantai ini. “Tuan muda ayo turun, jangan bermain di pagar sangat berbahaya.”Jendral Bambang berjalan mendekat sambil merentangkan kedua tangannya untuk menangkap tubuh Faizi agar mau melompat ke arah dirinya. Akan tetapi apa yang dilakukan Jendral Bambang sepertinya sia-sia saja, karena Faizi tampak menghiraukan peringatan yang dilakukan Jendral Bambang. “Paman Bambang, berjalan di dinding ini sangat enak dan sejuk. Angin di tempat ini juga semilir dan enak banget seperti terkena kipas angin.” Bukannya segera turun dan melompat ke pelukan Jendral Bambang, Faizi malahan berja
Bab 118. KETAKUTAN “Betul sekali, sepertinya yang tadi menangkap tubuh tuan muda Faizi adalah kak Darko,” balas Bambang mengiyakan pertanyaan Slamet sambil mengingatkan untuk jangan salah memanggil Darko sebagai Jendral. Seperti permintaan Darko, dia tidak ingin kedua anak buahnya memanggil dirinya sebagai Jendral apalagi memanggilnya dengan panggilan Jendral Besar. “Ayo kita cepat kebawah untuk melihat keadaan Faizi.”Bambang segera mengajak Slamet untuk turun ke lantai dua puluh, dimana tempat masuknya Darko yang menggendong Faizi memecahkan kaca jendela yang tebalnya dua belas milimeter dengan sangat mudah. Sementara di depan gedung perusahaan, warga yang berkerumun dan merekam kejadian yang sangat membuat jantung semua orang mau copot tampak sangat riuh dengan teriakan dan ocehan yang mengomentari jatuhnya Faizi. Dan mereka juga mengomentari kedatangan Darko, yang tiba-tiba muncul begitu saja di tengah-tengah udara dan langsung menangkap tubuh Faizi yang
Bab 119. ROSSA MENCARI TAHU KABAR FAIZI “Kamu ini kerjaannya tiap hari hanya mainin ponsel saja, lihat tuh di televisi!”Bukannya menjawab dengan lembut saat menjawab pertanyaan suaminya, Rossa malahan sebaliknya berkata dengan keras, seakan Abimanyu bukanlah suami yang semestinya dihormati. Begitu mendengar jawaban Rossa, Abimanyu segera mengalihkan pandangannya ke arah televisi. Akan tetapi nasibnya tampaknya sedang tidak mujur, karena saat dia menoleh ke arah televisi yang dia lihat adalah acara gosip kesukaan kaum wanita. “Mana cucuku? Kamu ini kalau ngomong yang betul, sudah tahu acara di televisi adalah acara gosip kesukaanmu kenapa saya harus melihatnya?”Abimanyu tampak kesal setelah melihat monitor televisi, berita tentang Faizi yang dikatakan Rossa sama sekali tidak ada. “Kamu ini memang pria yang tidak berguna, saya sangat menyesal mempunyai suami seperti kamu yang tidak membahagiakan istri dan anaknya.” Mendengar cacian Rossa, Abimanyu hany