Beranda / Fantasi / Menantu sang Jendral Besar S2 / Bab 119. ROSSA MENCARI TAHU KABAR FAIZI

Share

Bab 119. ROSSA MENCARI TAHU KABAR FAIZI

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-01 22:34:02

Bab 119. ROSSA MENCARI TAHU KABAR FAIZI

“Kamu ini kerjaannya tiap hari hanya mainin ponsel saja, lihat tuh di televisi!”

Bukannya menjawab dengan lembut saat menjawab pertanyaan suaminya, Rossa malahan sebaliknya berkata dengan keras, seakan Abimanyu bukanlah suami yang semestinya dihormati.

Begitu mendengar jawaban Rossa, Abimanyu segera mengalihkan pandangannya ke arah televisi.

Akan tetapi nasibnya tampaknya sedang tidak mujur, karena saat dia menoleh ke arah televisi yang dia lihat adalah acara gosip kesukaan kaum wanita.

“Mana cucuku? Kamu ini kalau ngomong yang betul, sudah tahu acara di televisi adalah acara gosip kesukaanmu kenapa saya harus melihatnya?”

Abimanyu tampak kesal setelah melihat monitor televisi, berita tentang Faizi yang dikatakan Rossa sama sekali tidak ada.

“Kamu ini memang pria yang tidak berguna, saya sangat menyesal mempunyai suami seperti kamu yang tidak membahagiakan istri dan anaknya.”

Mendengar cacian Rossa, Abimanyu hany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 120. ROSSA TERLAMBAT

    Bab 120. ROSSA TERLAMBAT Tentu saja sosok Darko tidak bisa terekam kamera wartawan maupun warga yang melihat dari bawah. Karena saking cepat serta tiba-tibanya sosok Darko muncul begitu saja dan langsung memeluk tubuh Faizi. Apalagi setelah menangkap tubuh Faizi, Darko langsung melesat ke arah Jendela kaca yang ada di depannya. Sebenarnya bisa saja Darko membawa pergi Faizi dengan cara berteleportasi, akan tetapi jika dilakukan maka akan menimbulkan kehebohan dan kemampuan yang dimiliki akan tersebar keseluruh penjuru dunia. Meskipun kemunculan Darko sangat cepat, tapi di mata Bambang dan Slamet yang mempunyai kultivasi cukup tinggi dan sebagai bawahan Darko, tentu saja mereka berdua sangat mengenal sosok serta postur tubuh atasan mereka dengan baik. Karena hal itulah, setelah Darko masuk ke lantai dua puluh mereka berdua diikuti kapten Yitno langsung pergi untuk menyusulnya. “Kak Darko.”Bambang yang sudah berada di lantai dua puluh bersama Sla

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 121. ROSSA KECEWA

    Bab 121. ROSSA KECEWA “Aneh, kenapa banyak tentara di tempat ini? Dimana kerumunan orang dan wartawan yang menyiarkan jatuhnya Faizi dari atap gedung?”Rossa yang masih berada di dalam taksi tampak bergumam dan terlihat tidak percaya melihat pemandangan yang terpampang di depannya. “Bu, ibu mau diturunkan dimana?”Sopir taksi langsung menanyakan tujuan Rossa setelah dekat dengan gedung Cahaya Timur Group. “Eh, pak apa anda tahu dimana berkumpulnya orang-orang yang melihat anak kecil yang jatuh dari atap gedung di depan itu?” “Sepertinya di depan gedung Cahaya Timur Group itu bu.” “Baiklah, saya diturunkan di depan saja.”Setelah menentukan pilihan untuk di turunkan di sebelah mana, sopir taksi mulai menghidupkan lampu sein, kemudian berjalan perlahan untuk berhenti di depan gedung Cahaya Timur Group. Akan tetapi baru juga menghidupkan lampu sein dan berjalan perlahan ke arah gedung Cahaya Timur Group, beberapa tentara dengan senjata laras panjang sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 122. RENCANA BARU UNTUK ANGELINA

    Bab 122. RENCANA BARU UNTUK ANGELINA Darko yang di tinggal sendirian di ruangannya langsung teringat dengan Angelina begitu mengalami kesulitan saat menjaga Faizi. “Angelina, apakah kamu tahu seperti apa keadaan anak kita pada saat ini?” Pada saat Darko mengingat mantan istrinya, dia yang tidak tahu keadaan Angelina hanya bisa menyalahkannya. Ternyata uang tidak bisa membuat seorang anak menjadi bahagia, kebahagiaan seorang anak adalah hidup bersama kedua orang tuanya. Berbeda dengan orang dewasa, mereka cenderung menilai kebahagiaan seorang berdasarkan uang atau kekayaan yang dimilikinya. Bagi sebagian orang dewasa, mereka menganggap kalau kebahagiaan bisa didapat jika mempunyai uang yang banyak. Meskipun uang bukanlah segalanya di dunia ini, akan tetapi tanpa uang seseorang akan menderita, apalagi mereka tinggal di perkotaan atau di komunitas manusia. Darko tetap duduk tenang di ruangannya sambil menjaga Faizi yang masih tidur di atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 123. MENGHIBUR FAIZI

    Bab 123. MENGHIBUR FAIZI Senyuman penuh dengan penghinaan langsung menghiasi Rinto setelah melihat sikap Rossa yang terlihat sangat senang mendengar perkataannya. Rossa bukannya tidak melihat dan mengetahui senyum penuh hinaan di sudut bibir Rinto. Meskipun dia tahu akan hal itu, bukanlah hal besar baginya dihadapan keluarga Wibisono, Rossa hanya bisa mengalah dan membiarkan semua hinaan terjadi pada dirinya. “Betul sekali, tolong panggilkan Angelina untuk pergi bersamaku ke salon kecantikan.” “Baik, baik, dik Rinto tunggu sebentar. Biar saya panggilkan Angelina.”Dengan penuh antusias, Rossa segera pergi ke lantai dua untuk memberitahukan kabar menggembirakan ini kepada Angelina. Sementara itu orang yang sedang mereka bicarakan sedang duduk melamun di depan meja rias memandangi wajahnya yang sudah semakin kurus dengan mata berongga seperti mayat hidup. Tok tok tok… “Angelina… bukain pintunya, ibu mau masuk.”Dengan suara lembut Rossa ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 124. JET PRIBADI

    Bab 124. JET PRIBADI Mendengar pertanyaan Darko serta melihat ekspresi wajah ayahnya yang tampak penasaran ekspresi wajah Faizi tampak ragu-ragu seakan dia takut akan dimarahi oleh Darko karena telah melakukan kesalahan yang membuat panik banyak orang. Darko sepertinya tahu apa yang ada di pikiran Faizi, kemudian dia tersenyum dan berkata, “Dulu sewaktu ayah masih kecil seumuran Faizi juga pernah melakukan perbuatan yang membuat orang tua marah. Sebenarnya kakek dan nenek tidak memarahi ayah saat ayah kecil. Mereka sangat sayang dengan ayah, mereka hanya khawatir jika ayah bermain di tempat yang berbahaya akan membuat ayah terluka. Demikian juga dengan ayah dan paman-paman yang lain saat melihat Faizi bermain di atap gedung.” “Tapi, Izi tidak takut Yah. Izi ingin seperti superhero yang ada di televisi, Izi ingin bisa terbang dan meloncat tinggi seperti mereka.” “Memangnya Faizi ingin terbang seperti superhero?” “Iya Yah, Izi ingin bisa terbang seperti superhero.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 125. PULANG KE KELUARGA MANGKUSADEWO

    Bab 125. PULANG KE KELUARGA MANGKUSADEWO “Ayah, apa kita akan naik pesawat ini?” “Iya, apa kamu senang bisa naik pesawat?” “Tentu saja senang Yah, Izi belum pernah naik pesawat. Tapi Izi pernah melihat orang naik pesawat saat nonton televisi.” Mendengar perkataan Faizi, Darko langsung membelai kepala rambut Faizi dengan penuh kasih sayang, kemudian mengajaknya naik tangga pesawat yang tidak seberapa tinggi. Begitu memasuki pesawat jet pribadi, wajah Faizi semakin berbinar-binar, apalagi melihat keindahan interior pesawat yang seperti berada didalam rumah dengan meja serta kursi tertata dengan rapi. “Ayah, kenapa kursi di pesawat ini agak aneh?” “Aneh? Memangnya aneh seperti apa?”Darko membalas celotehan Faizi dengan tatapan penuh dengan rasa kasih sayang dan perasaan bahagia melihat keceriaan yang tergambar di wajah anak kandungnya ini. Ternyata apa yang dilakukannya untuk menghilangkan trauma Faizi yang baru saja jatuh dari atap gedung Cahaya Timur

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 126. PERTEMUAN YANG PENUH DENGAN KEHARUAN

    Bab 126. PERTEMUAN YANG PENUH DENGAN KEHARUAN Tinnn tinnn tinnn… “Hei, cepat buka pintu gerbangnya!”Pengawal yang memimpin konvoi berteriak memerintahkan kepada penjaga pintu gerbang untuk membuka pintunya sambil menekan klakson mobil. Tentu saja pengawal keluarga Mangkusadewo yang tidak tahu akan kedatangan tuan mudanya langsung murka melihat ketidak sopanan yang ada di depan mereka. Sebagai pengawal keluarga bangsawan Nusantara yang berasal dari militer tentu saja semua petugas yang berjaga di pintu gerbang di ambil dari prajurit militer yang masih aktif. Bahkan di tubuh mereka tergantung sepucuk pistol dan ada senjata serbu yang selalu mereka bawa untuk menjaga keamanan Mansion keluarga bangsawan Mangkusadewo. “Kalian ini siapa? Kenapa berani membuat keributan di tempat ini? Apa kalian tidak tahu kalian sekarang berada di mana?” Prajurit yang berjaga di dalam pintu gerbang berteriak balik memaki pengawal yang meminta mereka membuka pintu gerba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 127. GUA HARTA KARUN

    Bab 127. GUA HARTA KARUN Darko langsung sungkem kepada ayahnya, setelah itu dia berpelukan dengan pelukan hangat antara ayah dan anak penuh dengan kehangatan dan kasih sayang. George merasa sangat bahagia bisa melihat tumbuh kembang Darko sedari kecil hingga dewasa. Dan sekarang anak yang diasuhnya sudah memberi cucu kepada dirinya. Yang paling membuat bahagia hati George, sebagai seorang pria yang paling membuatnya bahagia adalah cucunya di beri nama keluarga Mangkusadewo bukannya diberi nama belakang ayah kandung Darko yang telah hilang sejak puluhan tahun yang lalu. Setelah Darko mengetahui asal-usul dirinya, ternyata Darko masih tetap menyayanginya seperti dahulu kala tanpa berubah sedikitpun. Faizi yang sedang di peluk Widyawati tampak memandangi ayah dan kakeknya yang sedang berpelukan dengan penuh kasih sayang selayaknya ayah dan anak. “Ayah benar-benar bangga padamu, kamu tidak pernah mengecewakan ayah.” “Ayah ini bisanya memuji saja.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 216. AKHIR BAHAGIA

    Bab 216. AKHIR BAHAGIA Kini Rossa dan Abimanyu baru tersadar kalau pesan kakek Wibisono ternyata sangat benar dan bukan omong kosong biasa. Akan tetapi kekecewaan dan penyesalan pasti selalu datang terlambat setelah semuanya terjadi dan terlewati, apalagi saat ini kebesaran keluarga besar Wibisono benar-benar sudah musne Pepatah asli dari Indonesia bisa mengungkapkan apa yang dialami keluarga besar Wibisono yaitu ‘Ibarat nasi sudah menjadi bubur’. Maka tidak ada yang bisa dilakukan keluarga besar Wibisono yang sudah hancur, sekarang yang ada hanya keluarga besar Mangkusadewo, karena Angelina sebagai generasi ketiga keluarga besar Wibisono sudah menjadi istri dan bagian dari keluarga besar Mangkusadewo. Kenapa menjadi keluarga Mangkusadewo bukannya keluarga besar Tegar dan Siti, hal ini disebabkan kedua orang tua kandung Darko tidak ingin merubah nama Darko yang memakai nama Mangkusadewo sejak kecil atau sejak mereka tinggalkan di depan pintu panti asuhan A

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 215. WASIAT KAKEK WIBISONO

    Bab 215. WASIAT KAKEK WIBISONO Keinginannya Rossa untuk membelot dan menolak permintaan Darko seketika menghilang setelah di bentak oleh pengawal yang bersama mereka. Dengan gugup dan dengan hati yang dipenuhi rasa penasaran mereka berdua berjalan memasuki Bandar udara kota Mandiraja tanpa tahu akan dibawa kemana oleh Darko. Hingga akhirnya ketika mereka melihat ada sebuah pesawat jet pribadi yang sangat indah berada di depan mata mereka, seketika rasa bingung dan shock mulai menghantui pikiran Rossa dan Abimanyu. Darko dan Angelina sama sekali tidak banyak bicara selama perjalan hingga memasuki jet pribadi milik Darko, hingga saking tidak sabarnya ingin tahu mereka akan dibawa kemana oleh Darko, Rossa memberanikan diri berbicara. “Darko, sebenarnya kami akan kamu bawa kemana? Dan kenapa kita naik jet pribadi yang begini bagus, apa maksudnya?” “Diamlah, jangan banyak bicara atau kalian akan saya lempar keluar dari pesawat.”Darko yang merasa kesal kep

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 214. NYALI ROSSA MENCIUT

    Bab 214. NYALI ROSSA MENCIUT Sebelum Rossa tersadar dengan apa yang terjadi, Angelina sudah ditarik Darko ke sisinya. Seketika wajah Rossa menjadi jelek mengetahui Angelina sudah berpindah tempat lebih tepatnya di samping menantu yang tidak berguna itu. Ekspresi wajah Angelina juga terlihat sangat terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya bergeser kesamping Darko sesaat setelah terdengar suara Darko memanggil pengawal. Apalagi Rossa emosinya seakan meluap mengetahui Angelina sudah berdiri di samping Darko. Pada saat dia akan menarik tangan Angeline kembali, tiba-tiba ada sesosok tubuh kekar berdiri tepat di depannya seakan sebuah benteng yang kokoh sebagai pembatas antara dirinya dengan Angelina. “Minggir, jangan halangi jalanku.”Dengan kasar Rossa berusaha mendorong pengawal kekar yang diperintahkan Darko untuk melindungi Angelina. “Argh… Lepaskan.”Rossa menjerit kesakitan mengetahui tangan yang sebelumnya akan digunakan untuk mendorong pria kekar di depa

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 213. DOKUMEN DARI MAHKAMAH AGUNG

    Bab 213. DOKUMEN DARI MAHKAMAH AGUNG Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaan di pihak kepolisian yang menyelidiki musibah kebakaran ini. Mereka sama sekali tidak tahu kalau sumber bencana itu ada didepan mereka, andai saja mereka tahu tentu Darko akan langsung ditangkap dan dimintai keterangan. Akan tetapi saat ini orang yang sudah membuat keonaran itu ekspresinya tampak datar dan tidak menunjukkan ekspresi wajah sedih maupun belasungkawa mengetahui salah satu kerabatnya mengalami musibah. Untungnya tidak ada yang mencurigai Darko, karena banyak juga warga sekitar yang menonton lokasi kebakaran dengan ekspresi datar seperti halnya Darko. Angelina menangis di pelukan Rossa seakan dia lupa kalau sebelumnya Rossa sangat jahat kepada dirinya. Bagi Angelina sejahat apapun Rossa dia sudah sangat memahami sifatnya yang seperti flamboyan selalu berubah-ubah mengikuti arah angin. Meskipun dia selalu tidak setuju dengan nasehat serta saran Rossa, sebag

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 212. PULANG KE KOTA MANDIRAJA

    Bab 212. PULANG KE KOTA MANDIRAJA Darko tetap diam tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya setelah Widyawati menyuruhnya untuk pergi ke kota Mandiraja melihat situasi terkini keluarga Wibisono. Hal ini membuat Widyawati menatap tajam ke arahnya, sementara itu Angelina sudah menghentikan tangisannya dan mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya sambil menunggu jawaban Darko dengan hati berdebar-debar. “Baiklah, saya akan mengajak Angelina menengok keluarga Wibisono. Ibu saya titip Faizi bersama kalian.”Setelah menghela nafas sebentar Darko menyetujui saran Widyawati untuk pergi ke kota Mandiraja, tak lupa dia menitipkan Faizi dalam pengawasan dua neneknya ini. Dengan mengatakan hal ini maka secara otomatis dia hanya ingin berdua saja tanpa mengajak Faizi maupun yang lainnya. “Kamu tenang saja, Faizi pasti akan kami jaga dengan baik. Pergilah, jangan lama-lama di rumah ingat kamu harus menjaga menantu ibu yang cantik ini dengan baik.” “Ba

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 211. PERINTAH WIDYAWATI

    Bab 211. PERINTAH WIDYAWATI Widyawati membelai punggung Angelina untuk menenangkannya sambil menghibur agar Angelina tidak khawatir dengan Darko. “Tapi ibu?”Angelina masih khawatir kalau Darko tidak mengizinkan dia pulang ke kota Mandiraja untuk melihat dan mencari informasi lebih jelas keadaan nyonya besar Wibisono. Karena Angelina tahu kalau Darko sangat membenci keluarga nya, lebih utamanya kepada nenek dan pamannya. Karena hal inilah dia merasa sangat tertekan dan hanya bisa menangis saja. Melihat Angelina tampak bersedih seakan perkataan Widyawati masih belum cukup untuk membuatnya tenang. Hal ini membuat Widyawati segera mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Angelina masih diam dengan air mata terus membasahi pipinya. Sebenci apapun dia kepada nenek dan pamannya sebagai bagian dari keluarga besar Wibisono, tentu saja hatinya akan merasa sedih melihat mereka mati terpanggang oleh kebakaran di villanya. Sedangkan

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 210. KEPANIKAN ANGELINA, ROSSA DAN ANGELINA

    Bab 210. KEPANIKAN ANGELINA, ROSSA DAN ABIMANYU Abimanyu yang sedang dalam keadaan shock menoleh ke arah Rossa dan menatapnya dengan tatapan sayu dengan mata memerah dan hanya bisa menganggukkan kepalanya saja untuk mengiyakan perkataan Rossa. “Ibu….” terdengar gumaman sendu dari bibir Abimanyu yang sedang dalam kondisi mental terendah dalam hidupnya. Meskipun selama ini dia sering direndahkan dan tidak dianggap oleh nyonya besar Wibisono, akan tetapi saat mendengar ibunya mati dengan cara mengenaskan tentu saja jiwanya langsung terpukul. Sebagai anak meskipun Abimanyu selalu dianggap sebagai anak yang tidak berguna, dia masih tetap menganggap nyonya besar Wibisono sebagai ibu kandungnya. Setelah mendapat persetujuan, pada akhirnya mereka berdua segera pergi mengunjungi villa keluarga Wibisono yang sudah menjadi abu. Sesampainya di Villa keluarga Wibisono, taksi yang mereka naiki ditahan petugas yang menjaga kawasan ini dan tidak membiarkan warga

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 209. TANGISAN ABIMANYU

    Bab 209. TANGISAN ABIMANYU Ekspresi wajah Darko tidak berubah dan tetap datar seakan tanpa ekspresi apapun, bagi Darko membunuh sudah menjadi pekerjaannya selama di medan perang. Meskipun dia sudah terbiasa membunuh di medan perang, tapi sekarang adalah pertama kalinya membunuh orang yang bukan musuh di medan perang tapi musuh yang sudah berulang kali menyakiti anak dan istrinya. Meskipun mereka masih keluarga Angelina tapi kelakuannya bukan seperti seorang keluarga, maka hukuman yang pantas adalah kematian. Sebelumnya Darko sudah pernah menghukum Rinto Wibisono atau pamannya Angelina yang sering mengganggu. Akan tetapi setelah penyakit yang disebabkan Darko sembuh, bukannya berhenti mengganggu Angeline, Rinto masih saja mengganggunya bahkan meminta Angelina bercerai dengan Darko. Karena hal inilah Darko tidak ingin kejadian serupa tidak terulang lagi terhadap Angelina dan Faizi. Dari keluarga besar Wibisono yang tersisa adalah Rossa dan Abimanyu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 208. MUSNAHNYA KELUARGA BESAR WIBISONO

    Bab 208. MUSNAHNYA KELUARGA BESAR WIBISONO Setelah mengakhiri pengawal keluarga Wibisono yang bernasib sial, Darko segera melanjutkan langkahnya memasuki Villa. Namun teriakan pengawal yang sebelumnya yang menghardik Darko terdengar oleh rekan-rekannya, sehingga beberapa pengawal keluar dari Villa dengan rasa penasaran ingin tahu siapa orang yang memasuki Villa Wibisono ini. Begitu memasuki pintu Villa, Darko langsung berpapasan dengan beberapa pengawal yang mau keluar. “Siapa kamu? Kenapa kamu masuk ke Villa keluarga Wibisono begitu saja sebelum melaporkan kedatanganmu?” Prok prok prokDarko tidak buru-buru menanggapi pertanyaan para pengawal keluarga Wibisono, emosinya sudah meluap merasakan tekanan penderitaan yang selama ini diderita Angelina. Tanpa banyak bicara dia langsung melambaikan tangannya ke arah kepala para pengawal ini, dan seperti teman mereka yang sudah menjadi mayat, pengawal-pengawal ini juga langsung mati begitu saja dengan kepala

DMCA.com Protection Status