Bab 124. JET PRIBADI Mendengar pertanyaan Darko serta melihat ekspresi wajah ayahnya yang tampak penasaran ekspresi wajah Faizi tampak ragu-ragu seakan dia takut akan dimarahi oleh Darko karena telah melakukan kesalahan yang membuat panik banyak orang. Darko sepertinya tahu apa yang ada di pikiran Faizi, kemudian dia tersenyum dan berkata, “Dulu sewaktu ayah masih kecil seumuran Faizi juga pernah melakukan perbuatan yang membuat orang tua marah. Sebenarnya kakek dan nenek tidak memarahi ayah saat ayah kecil. Mereka sangat sayang dengan ayah, mereka hanya khawatir jika ayah bermain di tempat yang berbahaya akan membuat ayah terluka. Demikian juga dengan ayah dan paman-paman yang lain saat melihat Faizi bermain di atap gedung.” “Tapi, Izi tidak takut Yah. Izi ingin seperti superhero yang ada di televisi, Izi ingin bisa terbang dan meloncat tinggi seperti mereka.” “Memangnya Faizi ingin terbang seperti superhero?” “Iya Yah, Izi ingin bisa terbang seperti superhero.
Bab 125. PULANG KE KELUARGA MANGKUSADEWO “Ayah, apa kita akan naik pesawat ini?” “Iya, apa kamu senang bisa naik pesawat?” “Tentu saja senang Yah, Izi belum pernah naik pesawat. Tapi Izi pernah melihat orang naik pesawat saat nonton televisi.” Mendengar perkataan Faizi, Darko langsung membelai kepala rambut Faizi dengan penuh kasih sayang, kemudian mengajaknya naik tangga pesawat yang tidak seberapa tinggi. Begitu memasuki pesawat jet pribadi, wajah Faizi semakin berbinar-binar, apalagi melihat keindahan interior pesawat yang seperti berada didalam rumah dengan meja serta kursi tertata dengan rapi. “Ayah, kenapa kursi di pesawat ini agak aneh?” “Aneh? Memangnya aneh seperti apa?”Darko membalas celotehan Faizi dengan tatapan penuh dengan rasa kasih sayang dan perasaan bahagia melihat keceriaan yang tergambar di wajah anak kandungnya ini. Ternyata apa yang dilakukannya untuk menghilangkan trauma Faizi yang baru saja jatuh dari atap gedung Cahaya Timur
Bab 126. PERTEMUAN YANG PENUH DENGAN KEHARUAN Tinnn tinnn tinnn… “Hei, cepat buka pintu gerbangnya!”Pengawal yang memimpin konvoi berteriak memerintahkan kepada penjaga pintu gerbang untuk membuka pintunya sambil menekan klakson mobil. Tentu saja pengawal keluarga Mangkusadewo yang tidak tahu akan kedatangan tuan mudanya langsung murka melihat ketidak sopanan yang ada di depan mereka. Sebagai pengawal keluarga bangsawan Nusantara yang berasal dari militer tentu saja semua petugas yang berjaga di pintu gerbang di ambil dari prajurit militer yang masih aktif. Bahkan di tubuh mereka tergantung sepucuk pistol dan ada senjata serbu yang selalu mereka bawa untuk menjaga keamanan Mansion keluarga bangsawan Mangkusadewo. “Kalian ini siapa? Kenapa berani membuat keributan di tempat ini? Apa kalian tidak tahu kalian sekarang berada di mana?” Prajurit yang berjaga di dalam pintu gerbang berteriak balik memaki pengawal yang meminta mereka membuka pintu gerba
Bab 127. GUA HARTA KARUN Darko langsung sungkem kepada ayahnya, setelah itu dia berpelukan dengan pelukan hangat antara ayah dan anak penuh dengan kehangatan dan kasih sayang. George merasa sangat bahagia bisa melihat tumbuh kembang Darko sedari kecil hingga dewasa. Dan sekarang anak yang diasuhnya sudah memberi cucu kepada dirinya. Yang paling membuat bahagia hati George, sebagai seorang pria yang paling membuatnya bahagia adalah cucunya di beri nama keluarga Mangkusadewo bukannya diberi nama belakang ayah kandung Darko yang telah hilang sejak puluhan tahun yang lalu. Setelah Darko mengetahui asal-usul dirinya, ternyata Darko masih tetap menyayanginya seperti dahulu kala tanpa berubah sedikitpun. Faizi yang sedang di peluk Widyawati tampak memandangi ayah dan kakeknya yang sedang berpelukan dengan penuh kasih sayang selayaknya ayah dan anak. “Ayah benar-benar bangga padamu, kamu tidak pernah mengecewakan ayah.” “Ayah ini bisanya memuji saja.
Bab 128. TANGAN YANG BERUBAH MENJADI MESIN OVEN “Sialan, sungguh sangat berbahaya sekali kalau sampai ada warga desa yang menemukan gua ini.” “Sebaiknya saya menutup gua ini lebih tebal lagi, jangan sampai keberadaan gua ini diketahui warga desa.Setelah menentukan rencananya, Darko segera mengamati situasi di luar gua dengan mata spiritualnya. Seketika pandangan Darko menembus dinding gua dan melihat pemandangan di atas danau air terjun. Darko melihat dua orang kakak beradik itu sedang berenang ke tepian danau dan dia juga melihat ada sekelompok wanita yang sedang mencuci serta mandi di danau ini. Darko tampak menghela nafas lega begitu mengetahui para pria yang sedang mandi dan mencari ikan sudah pergi. Segera saja Darko menggali lubang semakin dalam ke arah sekumpulan emas serta batu mulia itu berada. Sedangkan tanah dan batu cadas yang dia gali langsung digunakan untuk menutup dinding gua sebelah luar agar lubang gua tertutup semakin tebal.
Bab 129. TUMPUKAN EMAS YANG MENGEJUTKAN Kemudian Darko memeriksa waktu melalui ponselnya, di ponselnya waktu menunjukkan jam empat sore atau jam enam belas waktu Parigi negara Samanta. “Sepertinya CEO Bawono belum pulang kerja, sebaiknya saya memanggilnya.”Setelah melihat waktu di ponselnya, Darko segera menghubungi CEO Bawono menggunakan ponselnya. CEO Bawono yang sibuk di belakang meja kerjanya dikejutkan oleh suara ponsel miliknya. Segera saja CEO Bawono mengambil ponselnya yang tergeletak di meja kerjanya, begitu melihat layar ponselnya ekspresi wajah CEO Bawono langsung bersemangat. “Hallo Presdir, apakah ada yang perlu saya lakukan?” “CEO, kamu datanglah ke ruanganku.” “Baik tuan.”CEO Bambang langsung menyanggupi perintah Darko meskipun dia merasa takut mengingat sosok Presdir mereka yang bisa hilang dengan tiba-tiba saat sedang berada di depan mereka. Tak lama kemudian CEO Bambang sudah berada di depan pintu kantor Darko, tubuhnya terli
Bab 130. SABOTASE Setelah berjalan cukup lama meninggalkan gedung perusahaan Cahaya Timur Group, Darko menghentikan taksi yang kebetulan lewat di depannya. Darko kemudian masuk kedalam taksi, setelah taksi itu berhenti di dekatnya. “Pak bisa antar saya jalan-jalan keliling kota Parigi, kalau bisa yang melewati perusahaan West Bank Investasi apa bisa?” “Bapak mau pergi ke West Bank Investasi? Saya tahu tempatnya kalau bapak mau datang ke perusahaan WBI itu.” “Boleh, tolong antar saya kesana tapi saya tidak turun di sana. Tolong katakan saja kalau tempatnya sudah dekat.” “Baik pak. Sepertinya bapak bukan orang kota Parigi?” “Iya, kebetulan saya sedang wisata dan ingin mencari pekerjaan atau usaha di kota Parigi ini. Siapa tahu saya menemukan pekerjaan yang cocok.”Darko beralasan sebagai wisatawan plus pencari pekerjaan agar tidak terlalu mencurigakan di pikiran sopir taksi. Setelah ngobrol dan pembicaraan mereka semakin akrab, Darko mulai menca
Bab 131. BOLA API SPIRITUAL Begitu muncul di ruangan Presiden yang ada di lantai seratus, Darko tampak berdiri diam. Darko sedang mengawasi sekelilingnya untuk memeriksa kamera CCTV, sebelum dia memeriksa ruangan Presdir ini. “Hmmm sepertinya di ruangan ini cukup aman, tidak terlihat ada kamera CCTV yang terpasang.” Setelah memastikan kalau ruangan yang didatangi aman dari kamera pengawas, Darko segera berjalan ke meja Presdir. Yang pertama kali Darko lakukan adalah mencari dokumen penting perusahaan West Bank ini. Ternyata di meja Presiden dia tidak menemukan dokumen yang dia cari, akhirnya Darko mencari brankas atau tempat penyimpanan tersembunyi yang ada di ruangan ini. Darko segera mengaktifkan mata spiritualnya untuk mencari tempat penyimpanan rahasia. “Sepertinya di belakang lemari arsip ini ada kompartemen rahasia,” gumam Darko setelah menemukan tempat penyimpanan brankas yang dia cari. Darko segera menggeser lemari arsip yang menut