Bab 98. KABAR MEMBAHAGIAKAN “Duduklah, ini tempat kerja ibu. Mulai sekarang perusahaan ini juga menjadi milikmu.”Siti Hardiyanti Rukmana berkata sambil mengatakan keinginan yang selama ini di pendamnya. Siti merasa sudah tua dan ingin beristirahat, akan tetapi selama ini dia tidak mempunyai orang atau keluarga yang bisa dipercaya untuk mengurus perusahaannya hingga sekarang perusahaannya di serang oleh perusahaan besar yang tidak diketahui siapa orang yang menyerangnya. Kali ini dia bertemu dengan Darko yang ternyata anak kandungnya yang selama ini menghilang, seketika harapannya kembali tumbuh. Darko segera duduk di sofa dan memandang sekeliling kantor ibunya dengan senyum menghiasi sudut bibirnya. Dalam hati tentu saja Darko tidak terlalu mengharapkan perusahaan ibunya ini, karena kekayaannya berkali-kali lipat lebih banyak daripada kekayaan ibu kandungnya ini. Akan tetapi tentu saja Darko tidak mengatakannya, dia tidak ingin membuat hati ibunya sedi
Bab 99. RAPAT MENDADAK Melihat ketidak sabaran dari ekspresi wajah ibunya, Darko tampak ingin menggoda ibunya lebih lama lagi. Dia tidak langsung menjawab pertanyaan Siti, Darko malah berkata, “Menurut ibu siapa namanya?” “Mana ibu tahu, cepat katakan siapa namanya? Ayo kita pergi ke kota Mandiraja, ibu ingin bertemu dengan cucuku.” Presdir Siti tak henti-hentinya memandangi foto Faizi yang ada di ponsel Darko dan seakan ponsel itu menempel di tangannya seperti terkena lem. Setelah lama terdiam dan sengaja tidak menjawab pertanyaan ibunya, akhirnya Darko tersenyum cerah dan menyebutkan nama anaknya. “Namanya Faizi Mangkusadewo.” “Faizi Mangkusadewo? Faizi… Faizi cucuku… Faizi cucuku….”Suasana hati Presdir Siti seketika menjadi baik, seakan semua kesusahan dan kesedihan yang selama ini menghantuinya lenyap begitu saja setelah mengetahui kalau dia mempunyai seorang cucu. “Darko, ayo kita kembali ke kota Mandiraja. Ibu sudah tidak sabar untu
Bab 100. BERITA MENGEJUTKAN “Anak Presdir Siti? Mana mungkin, setahu kita Presdir belum pernah menikah.” “Betul sekali, bukankah Presdir belum pernah menikah?” Setelah memberi jeda kepada peserta rapat untuk menanggapi pengumuman darinya, Siti kemudian berkata lagi. “Saudara-saudara harap tenang sebentar, saya akan bercerita sedikit tentang masa laluku. Saya sudah menikah saat masih kuliah di kota Mandiraja dengan teman kuliah, kemudian kami mempunyai anak lelaki seperti yang kalian lihat sekarang.” “Maaf Presdir, jika Presdir sudah menikah kenapa selama ini tidak pernah pergi ke kota Mandiraja setelah puluhan tahun tinggal di kota Parigi?”Seorang Direksi menyela cerita Presdir Siti, orang yang menyela perkataan Siti masih kerabat jauh darinya, sehingga dia berani memotong perkataannya. Presdir Siti menatap kearah direksi yang menyela perkataannya sambil tersenyum. “Paman Bagyo, Sebelumnya saya memang sudah menikah akan tetapi ayah dan kakek tidak men
Bab 101. MEWARISI KEKAYAAN KELUARGA PURNAMA Darko segera menoleh ke arah Presdir Siti dan tersenyum untuk menenangkan hatinya. “Maaf bu, Darko belum sempat mengatakan hal ini. Tapi jangan khawatir, kedatangan Darko ke tempat ibu memang untuk membantu masalah yang sedang menimpa perusahaan ibu.” Semua orang menatap kearah Darko seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Dalam pikiran semua orang, mereka masih merendahkan kemampuan Darko yang hanya seorang pemuda yang usianya belum ada tiga puluh tahun. Apalagi Darko tidak terlihat sebagai seorang pengusaha atau seorang bisnisman tangguh yang bisa menguasai sebuah perusahaan besar. Akan tetapi rasa yang menakjubkan yang sebelumnya mereka rasakan saat Darko berbicara membuat semua orang bertanya-tanya dalam hati. “Kamu ini sukanya ber rahasia dengan ibu, terserah kamu saja yang penting baik-baik saja.” “Oke, ibu tidak perlu khawatir. Saya pasti akan melakukan yang terbaik untuk ibu.”Keakra
Bab 102. KAPTEN SURYADI Setelah berpamitan dengan ibunya, Darko keluar dari perusahaan Purnama Diamond. Presdir Siti menawari Darko untuk diantar sopir perusahaan, tapi Darko menolaknya dengan halus. Keluar dari perusahaan, Darko segera menghentikan taksi yang sedang lewat dan langsung naik begitu saja tanpa memberitahukan tujuannya. “Bapak mau saya antar kemana?”Sopir taksi bertanya dengan ramah sambil menoleh ke arah Darko yang duduk di belakangnya sambil tersenyum. “Jalan saja terus, oh iya apa bapak tahu perusahaan Cahaya Timur Group?”Darko bertanya setelah terdiam beberapa saat setelahnya sambil menatap ke arah lalu lintas dari balik jendela taksi. Sopir taksi terdiam beberapa saat setelah mendengar pertanyaan Darko, seperti sedang mengingat-ingat tak lama kemudian dia tersenyum dan berkata. “Apakah perusahaan Investasi yang berasal dari Nusantara?” “Iya betul, apa bapak bisa mengantar saya ke perusahaan itu?” “Tentu saja saya bisa menga
Bab 103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA Plak…!!”Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah Jhon, yang membuatnya langsung terhuyung saking kuatnya tamparan yang dilakukan kapten Suryadi. Wajah Jhon langsung memerah dengan lima jari besar menghiasi wajahnya yang berkulit putih. “Kamu telah melakukan kesalahan di luar prosedur pengamanan perusahaan. Sebagai petugas keamanan hanya boleh waspada dan mengawasi setiap orang yang datang ke perusahaan. Kamu harus bersikap ramah dan mengantar setiap tamu yang berkunjung untuk menemui resepsionis. Biarkan resepsionis yang memutuskan setiap tamu boleh menemui seseorang di perusahaan, bukan petugas keamanan yang memutuskan. Apa kamu lupa apa yang sudah tercatat di peraturan perusahaan?!” “Maaf kapten, saya terlalu bersemangat dalam bertugas jadi membuat kesalahan ini.”Dengan kepala menunduk, Jhon meminta maaf kepada kapten Suryadi. Darko yang melihat apa yang dilakukan kapten Suryadi kepada anak buahnya tampak menat
Bab 104. BIANG KEMUNDURAN PURNAMA DIAMOND Pintu besi yang baru saja dibuka ternyata cukup berat dan tebal setelah di buka, karena di bagian dalamnya ada lapisan peredam suara yang sangat indah dan sesuai dengan interior di dalam ruangan Presdir. Sebelumnya Darko telah berpesan kepada Bambang dan para petinggi perusahaan, jika saat membangun maupun membuka cabang baru di setiap negara maupun di wilayah manapun diwajibkan membuat ruangan khusus untuknya di lantai paling atas dengan kunci pengaman khusus yang hanya bisa dibuka olehnya saja setelah di aktifkan. Perlahan Darko memasuki ruang kerjanya dan memandang sekelilingnya, kemudian berjalan menghampiri jendela besar di ruangannya. Darko segera mengedarkan pandangannya dari balik jendela menatap ke arah kota Parigi dari tempatnya berdiri. “Lokasi tempat ini sangat bagus dan pemandangannya juga sangat menakjubkan, Bambang sangat pandai memilih tempat ini.”Darko tampak memuji Bambang yang telah bekerja dengan b
Bab 105. SEBUAH RENCANA Darko mendengarkan penuturan CEO Bawono dengan serius, dia sedang menebak penyebab perusahaan ibu kandungnya di serang perusahaan saingan. Setelah mendengarkan dengan seksama penuturan CEO Bawono, Darko tampak menghela nafas perlahan. Dari penuturannya dia bisa menyimpulkan kalau penyerangan perusahaan Purnama Diamond tidak berhubungan dengan dirinya. Meskipun seperti ini dia masih merasa curiga, apakah ada hubungan antara penyerangan perusahaan Purnama Diamond dengan perusahaan Angeline Diamond milik istrinya. “Sebaiknya saya harus menyelidiki lebih lanjut masalah ini, agar masalah sebenarnya bisa terungkap dengan jelas.”Drako bergumam dalam hatinya setelah mendengarkan penuturan CEO Bawono. “Baiklah, kalau yang utama adalah terputusnya rantai modal, maka saya perintahkan kamu untuk mengguyurkan dana sebanyak yang mereka inginkan. Sekarang kamu telepon perusahaan Purnama Diamond dan tawarkan mereka kerjasama dan pemberian dana unt