Bab 102. KAPTEN SURYADI Setelah berpamitan dengan ibunya, Darko keluar dari perusahaan Purnama Diamond. Presdir Siti menawari Darko untuk diantar sopir perusahaan, tapi Darko menolaknya dengan halus. Keluar dari perusahaan, Darko segera menghentikan taksi yang sedang lewat dan langsung naik begitu saja tanpa memberitahukan tujuannya. “Bapak mau saya antar kemana?”Sopir taksi bertanya dengan ramah sambil menoleh ke arah Darko yang duduk di belakangnya sambil tersenyum. “Jalan saja terus, oh iya apa bapak tahu perusahaan Cahaya Timur Group?”Darko bertanya setelah terdiam beberapa saat setelahnya sambil menatap ke arah lalu lintas dari balik jendela taksi. Sopir taksi terdiam beberapa saat setelah mendengar pertanyaan Darko, seperti sedang mengingat-ingat tak lama kemudian dia tersenyum dan berkata. “Apakah perusahaan Investasi yang berasal dari Nusantara?” “Iya betul, apa bapak bisa mengantar saya ke perusahaan itu?” “Tentu saja saya bisa menga
Bab 103. DIKIRA TUAN MUDA GENERASI KEDUA Plak…!!”Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah Jhon, yang membuatnya langsung terhuyung saking kuatnya tamparan yang dilakukan kapten Suryadi. Wajah Jhon langsung memerah dengan lima jari besar menghiasi wajahnya yang berkulit putih. “Kamu telah melakukan kesalahan di luar prosedur pengamanan perusahaan. Sebagai petugas keamanan hanya boleh waspada dan mengawasi setiap orang yang datang ke perusahaan. Kamu harus bersikap ramah dan mengantar setiap tamu yang berkunjung untuk menemui resepsionis. Biarkan resepsionis yang memutuskan setiap tamu boleh menemui seseorang di perusahaan, bukan petugas keamanan yang memutuskan. Apa kamu lupa apa yang sudah tercatat di peraturan perusahaan?!” “Maaf kapten, saya terlalu bersemangat dalam bertugas jadi membuat kesalahan ini.”Dengan kepala menunduk, Jhon meminta maaf kepada kapten Suryadi. Darko yang melihat apa yang dilakukan kapten Suryadi kepada anak buahnya tampak menat
Bab 104. BIANG KEMUNDURAN PURNAMA DIAMOND Pintu besi yang baru saja dibuka ternyata cukup berat dan tebal setelah di buka, karena di bagian dalamnya ada lapisan peredam suara yang sangat indah dan sesuai dengan interior di dalam ruangan Presdir. Sebelumnya Darko telah berpesan kepada Bambang dan para petinggi perusahaan, jika saat membangun maupun membuka cabang baru di setiap negara maupun di wilayah manapun diwajibkan membuat ruangan khusus untuknya di lantai paling atas dengan kunci pengaman khusus yang hanya bisa dibuka olehnya saja setelah di aktifkan. Perlahan Darko memasuki ruang kerjanya dan memandang sekelilingnya, kemudian berjalan menghampiri jendela besar di ruangannya. Darko segera mengedarkan pandangannya dari balik jendela menatap ke arah kota Parigi dari tempatnya berdiri. “Lokasi tempat ini sangat bagus dan pemandangannya juga sangat menakjubkan, Bambang sangat pandai memilih tempat ini.”Darko tampak memuji Bambang yang telah bekerja dengan b
Bab 105. SEBUAH RENCANA Darko mendengarkan penuturan CEO Bawono dengan serius, dia sedang menebak penyebab perusahaan ibu kandungnya di serang perusahaan saingan. Setelah mendengarkan dengan seksama penuturan CEO Bawono, Darko tampak menghela nafas perlahan. Dari penuturannya dia bisa menyimpulkan kalau penyerangan perusahaan Purnama Diamond tidak berhubungan dengan dirinya. Meskipun seperti ini dia masih merasa curiga, apakah ada hubungan antara penyerangan perusahaan Purnama Diamond dengan perusahaan Angeline Diamond milik istrinya. “Sebaiknya saya harus menyelidiki lebih lanjut masalah ini, agar masalah sebenarnya bisa terungkap dengan jelas.”Drako bergumam dalam hatinya setelah mendengarkan penuturan CEO Bawono. “Baiklah, kalau yang utama adalah terputusnya rantai modal, maka saya perintahkan kamu untuk mengguyurkan dana sebanyak yang mereka inginkan. Sekarang kamu telepon perusahaan Purnama Diamond dan tawarkan mereka kerjasama dan pemberian dana unt
Bab 106. MALAIKAT PENOLONG “Wa’alaikum salam.”Siti Hardiyanti Rukmana menoleh dan langsung menjawab salam dari Darko sambil tersenyum melihat kepulangannya. Darko langsung sungkem mencium punggung tangan ibu kandungnya sebagai tradisi dari Nusantara sebagai bentuk penghormatan kepada orang tuanya. “Kamu darimana saja seharian ini? Ibu sampai khawatir, apakah kamu sudah makan?” “Sudah bu, oh iya tadi saya bertemu dengan kenalan di luar sana. Kenalan saya itu bekerja di Cahaya Timur Group yang merupakan cabang dari Cahaya Timur Group yang ada di Nusantara lebih tepatnya di kota Mandiraja.” “Apa? Kamu ketemu dengan siapa? Perusahaan Investasi Cahaya Timur Group?”Siti tampak kaget mendengar perkataan Darko setelah Darko duduk di dekat ibunya yang sedang duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Darko menganggukkan kepalanya perlahan sebagai tanda kalau dia mengiyakan pertanyaan ibunya. “Terus, apa yang kalian bicarakan?”Dengan penuh rasa penasaran, Siti
Bab 107. SOLUSI YANG MEMBIKIN PENASARAN Siti sangat bersemangat begitu mendengar perkataan Darko, tanpa sadar dia langsung meminta dana sebesar satu miliar dolar. Sebelum Darko menjawab pertanyaan ibunya, Siti sudah kembali berkata. “Eh… maaf, ibu terlalu bersemangat jadi langsung meminta dana investasi sebesar satu miliar dolar.” Darko langsung tersenyum melihat sikap ibunya, tentu saja dia sanggup memberi dana sebanyak satu miliar dolar untuk perusahaan Purnama Diamond. Bahkan jika ibunya meminta dana sebanyak dua miliar dolar sekalipun, Darko pasti akan memberikannya. “Ibu tenang saja, Darko pasti akan mengatakan kepada teman saya keinginan ibu.’ Siti langsung tersenyum mendengar perkataan Darko, seketika gurat suram di wajahnya seperti menghilang saat ini juga, meskipun dana yang diinginkan sama sekali belum diterima. “Ibu, apa setelah perusahaan mendapatkan suntikan dana sebesar satu miliar dolar, operasional perusahaan akan langsung
Bab 108. MURID PEMBOHONG Setelah bangun, Darko langsung cuci muka dan berwudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Meskipun Darko bukan seorang muslim yang sangat soleh, akan tetapi kewajiban menjalankan sholat lima waktu tidak pernah ketinggalan sejak dia kecil dididik orang tua angkatnya George Mangkusadewo. Setelah itu Darko memakai satu set pakaian olahraga dengan celana panjang training dan kaos lengan pendek berwarna biru yang diambil dari cincin spiritualnya yang seperti pabrik segala macam kebutuhan hidup manusia. “Tolong buka kan pintu gerbangnya.”Penjaga keamanan yang sedang terkantuk-kantuk di pos keamanan terheran-heran melihat tuan muda mereka sudah bangun dengan pakaian olahraga tepat di depan mereka. Tentu saja petugas keamanan yang sedang terkantuk-kantuk merasa malu karena tidur saat sedang bertugas menjaga keamanan Mansion keluarga Purnama. “Tuan muda, maaf saya tidak tahu kalau tuan muda datang kesini.” “Tidak apa-apa, cepatlah buka pint
Bab 109. KEDATANGAN CEO BAWONO “Kalau begitu kamu memang sedang berbohong kepadaku, atau…..?Tiba-tiba Margaretha berhenti berbicara dan memandangi sosok Darko dari kepala hingga ujung kaki seperti sedang menilai sebuah barang. Darko melihat tatapan Margaretha yang terasa aneh, tampak balik memandang Margaretha dengan tatapan bingung. “Betul… sepertinya dugaanku tidak salah. Kamu tinggal di komplek Villa mewah itu karena sedang bekerja di sana. Betulkan, tebakanku?” “Bekerja? Oh Iya betul sekali, saya memang bekerja di salah satu Villa yang ada di komplek itu.”Darko yang berpikir cepat langsung tanggap dengan maksud pertanyaan Margaretha, dengan tebakan itu maka dia tidak harus membuat kebohongan lagi. Sepertinya alasan bekerja di komplek mewah itu adalah alasan yang paling tepat. Mendengar pengakuan Darko, Margaretha langsung tersenyum cerah. Dia segera akrab setelah tahu kalau Darko bekerja di tempat yang tidak jauh dengan apartemennya. “Ngomong-ngom