Beranda / Urban / Menantu sang Dewa Perang / Kepulangan Sang Jendral!

Share

Menantu sang Dewa Perang
Menantu sang Dewa Perang
Penulis: Indra Aris Setiawan

Kepulangan Sang Jendral!

last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-23 20:07:24

Di sebuah Negeri berdiri seorang yang ditakuti oleh militer di seluruh Negara. Orang dari Asia yang mampu menguasai Eropa dalam pertempuran Agung. Dialah sang Jendral Theos Yang Agung, Baron Vasilias.

Di belakang Baron, berdiri barisan para tentara yang sudah menyelesaikan tugasnya, Baron membalikkan badannya dan para tentara itu memberi hormat kepada Baron.

Sebelum menjadi sosok jenderal yang ditakuti dan disegani, Baron hanya seorang menantu tak berguna yang selalu diinjak-injak oleh keluarga istrinya.

Dulu, di kediaman keluarga Hasya, Baron sering diperlakukan tidak manusiawi. Bahkan, mereka memberi makan Baron dengan nampan dan piring yang biasanya diberikan pada Anjing.

Tak hanya itu, ia bahkan dianggap oleh lingkungannya sebagai anak haram yang dibuang oleh keluarganya sendiri.

Sampai akhirnya keburukan nasibnya memuncak. Di dalam sebuah kamar, semua keluarga istrinya melihat Baron dan seorang wanita yang merupakan sahabat istrinya tengah berada di satu ranjang dengan tanpa busana.

Sebab itu, Baron pun dihajar habis-habisan dan dibuang oleh keluarga istrinya yang menganggapnya telah berselingkuh.

Namun, fakta sebenarnya adalah semua itu hanyalah jebakan kakak iparnya yang takut posisinya di keluarga akan digantikan oleh Baron yang terkenal cerdas.

Saat Baron merasa hidupnya tak lagi memiliki arti dan hendak bunuh diri, muncul sosok misterius yang menyelamatkannya.

Tzagia Romanov, sosok 'misterius' yang merupakan legenda militer negara itu menganggap Baron memiliki potensi besar dan ia pun memberikan 'karunia' padanya dan melatihnya menjadi sosok sekarang ini.

Dan mulai saat itu Baron mendapatkan pelatihan militer yang keras bahkan Tzagia Romanov sendiri menyebut pelatihan itu merupakan pelatihan Neraka. Namun itu semua berbanding lurus dengan semua kekuasaan Baron yang ia miliki saat ini.

Tiba-tiba, seseorang menyadarkan Baron dari masa lalunya yang kelam.

Seseorang dengan pakaian yang berwarna hitam dipadukan dengan merah datang dengan membawa pesan kepada Baron, bahwa Baron harus sang legenda militer.

“Lapor Jenderal! Jenderal dipanggil oleh Menteri Pertahanan Tzagia!”

Dengan wajah yang dingin, Baron menggangguk dan ia langsung dijemput dengan helikopter, dan Baron pun langsung datang ke sebuah wilayah yang dipenuhi militer, kedatangan Baron jelas membuat pasukan yang ada di sana langsung bersiap menyambut Baron.

Baron membuka pintu dan tentara yang di sana memberi hormat kepada Baron, Baron membalas hormat mereka dan pergi menuju ruangan Tzagia.

“Jendral, sebelah sini!”

Di depan ruangan yang dimaksud ada dua orang lagi yang mengenakan pakaian yang sama, mereka berdua memberi salam kepada Baron Vasilias.

“Salam Jendral. Yang Agung!” ujar mereka berdua.

Baron membuka pintu dan melihat seseorang yang berusia sekitar 50 tahunan dan sedang menghadap ke arah jendela yang memperlihatkan hamparan salju yang luas.

“Salam, Tzagia Romanov!”

Tzagia Romanov, merupakan petinggi dari pasukan yang dipimpin oleh Baron Vasilias, dan dia adalah orang yang paling berjasa dalam hidup Baron.

“Baron? Kamu sudah datang? Sudah berapa kali aku bilang bicara denganku dalam bahasa yang santai!”

“Maaf, apa ada urusan penting yang harus segera diselesaikan olehku dan pasukan?” tanya Baron.

Tzagia Romanov mengeluarkan amplop coklat yang berisi tentang dokumen penting.

“Baron, kamu masih ingat dengan istrimu?” tanya Tzagia Romanov dengan wajah yang serius.

“Tentu, aku masih mengingatnya dengan jelas. Bahkan, kejadian 7 tahun lalu masih aku ingat!”

Baron mengingat semua kejadian itu, beberapa orang dari keluarga Hasya yang mencoba membunuhnya membuat Baron sangat emosi terutama pada Ivan Hasya. Pria yang menjebaknya pada 7 tahun silam.

Baron semakin ingin untuk membalaskan dendamnya kepada keluarga yang tidak tahu diuntung padahal Baron sudah sangat baik dan tidak terlintas sedikitpun untuk meraup keuntungan.

“Bukalah!”

Baron membuka amplop itu dan memperlihatkan sebuah dokumen yang berisikan informasi tentang istrinya dan pertunangan yang akan dilaksanakan.

“Apa? Apa ini maksudnya Tzagia?” tanya Baron dengan nada yang sedikit tinggi.

“Bacalah sampai akhir!”

Baron membaca lanjutannya, dan tertulis bahwa istrinya sering melakukan percobaan bunuh diri, mulai dari meminum obat hingga hampir overdosis, berlari di tengah jalan raya, dan hampir kehilangan nafas saat mencoba untuk menggantung dirinya.

“Tzagia! Jelaskan padaku sekarang juga!”

“Baron! Istrimu mencoba untuk mengakhiri hidupnya karena ia tidak ingin menikah dengan pria lain, alasannya yang aku dapatkan karena dia masih mencintaimu! Pulanglah! Istrimu sedang dalam perawatan, terakhir informasi yang aku dapatkan dia hampir terkena hipotermia karena menenggelamkan dirinya di laut!”

Baron yang mendengar itu pun jelas marah dan menggenggam dokumen itu dengan kuat. Ia teringat dengan segala kejadian yang ia terima dulu, bahkan dendam yang ia bawa hingga saat ini masih tersimpan jelas saat ia harus dipaksa untuk berpisah dengan istrinya.

“Baron, pulang lah! Akan ku siapkan semuanya, kembalilah ke istrimu! Dia membutuhkanmu!”

Tanpa berpikir panjang, Baron mengiyakan perkataan Tzagia Romanov.

“Baik!” Baron memberi hormat dan pergi ke luar ruangan.

Pada esoknya Baron langsung pergi ke bandara dengan pengawalan yang ketat, Baron terbang dengan menggunakan jet pribadi miliknya.

Saat di pesawat, Baron membuka surat yang diberikan oleh Tzagia kepada Baron. Surat itu berisikan hal yang telah disiapkan oleh Tzagia Romanov di negara asalnya, serta memberikan sebuah nama rumah sakit tempat istrinya dirawat.

“Aghnia! Tunggu aku!” gumam Baron.

Setibanya Baron di kota J, ia sedikit teringat dengan semua kenangan buruk yang ia terima dulu. Bahkan, itu terkadang sering muncul di mimpinya.

“Sial! Tidak aku sangka, aku harus kembali ke kota ini lagi. Semua kenangan, dendam, rasa sakit, direndahkan, semua ada di sini! Jika bukan karena Aghnia aku tidak akan kembali ke sini!” gumam Baron.

Kedatangan Baron haruslah dirahasiakan, maka 1 bandara terpaksa ditutup untuk menutupi identitas Baron, Baron sudah dijemput dengan menggunakan mobil Rolls Royce dengan diiringi mobil Mercedes S Class berwarna hitam.

Mereka adalah orang-orang yang diperintahkan oleh Tzagia Romanov untuk menjadi ajudan dari Baron Vasilias selama ada di Indonesia.

Lalu muncul seorang pria dengan setelan jas hitam putih berdiri di depan Baron.

“Salam, Theos Yang Agung, Baron Vasilias! Perkenalkan nama saya adalah Nolan, dan saya bertugas menjadi asisten Jendral di sini.”

Wajah Nolan tidak asing di ingatan Baron, karena Nolan merupakan salah satu pasukan di infantrinya.

“Kamu? Apa kamu komandan pasukan infantri?” tanya Baron.

“Benar Jendral, sekarang saya akan menjadi asisten anda!”

“Kalau begitu, kita pergi ke rumah sakit ini sekarang!”

Baron dan juga Nolan pergi ke rumah sakit yang sudah diberitahu oleh Tzagia Romanov. Sesampainya Baron di rumah sakit, Baron langsung menuju ke ruangan dimana istrinya dirawat.

Ia tiba di kamar VVIP, dan di sana ia melihat istrinya yang terbaring lemah dengan alat medis di tubuhnya.

Baron berdiri di luar dan memandangi istrinya, ia mengepal tangannya kuat-kuat karena ia menahan seluruh emosinya. Tapi, terdengar suara yang ia benci.

“Siapa kamu?”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Benny Bento
mulai terlihat seru nih.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu sang Dewa Perang   Pembalasan Kecil!

    Di saat Baron sedang melihat Aghnia yang terbaring, ia dikejutkan dengan hadirnya sosok yang ia benci selama ini. “Siapa kau?” tanya seorang pria yang datang dengan membawa istrinya, serta ada dua orang pasangan tua di belakangnya.“Suara itu?!” Baron menggetarkan giginya dan melihat ke arah suara tersebut berasal.“Mereka!” batin Baron.“Baron?!” ucap pria tersebut yang tidak lain adalah Ivan Hasya serta istrinya. Keterkejutan mereka melihat Baron yang datang dengan sosok yang berbeda, membuat mereka syok. Dan, pandangan Baron yang dulunya seperti pria polos kini berubah menjadi tegas dan berwibawa.“Kau! Kenapa kau ada di sini, Baron?!” tanya Ivan.“Kenapa? Apa aku harus memilih alasan yang jelas untuk itu?” jawab Baron sambil menunjukkan ke arah Aghnia.“Istriku! Aghnia Hasya! Dia terbaring di sana dan kamu masih bertanya untuk apa aku disini, Ivan?!” Tiba-tiba sebuah tamparan melayang keras di wajah Baron, akan tetapi wajah Baron cukup keras alhasil tangan dari Jessica lah ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Menantu sang Dewa Perang   Pertemuan

    Terdengar suara dari Aghnia yang memanggil nama Baron secara berulang-ulang, hal itu jelas membuat Baron terkejut karena orang yang dicari pertama kali oleh Aghnia adalah dirinya. “Aghnia?” Baron langsung melihat ke arah Aghnia yang sedang terbaring, ia dikejutkan dengan Aghnia yang sadar namun sepertinya belum sepenuhnya Aghnia sadar. Baron menghampiri Aghnia dengan pelan-pelan, karena ia masih tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan istrinya setelah sekian lama terpisahkan.“A-aghnia…” Baron kini sudah ada di sisi Aghnia, dan ia melihat Aghnia yang setengah sadar dan sayup-sayup terdengar suara Aghnia yang masih memanggil nama Baron.“B-baron?” Aghnia mencoba untuk memproses ingatannya, tapi sosok Baron yang ia pikirkan jauh berubah dengan yang sekarang, kini sudah berdiri Baron dengan wajah yang sedih. Baron memeluk Aghnia dengan cukup erat.“Aghnia! Aku kembali, aku kembali Aghnia!” Dengan tangan yang masih lemah, Aghnia memeluk Baron sambil ia menangis.“Dasar,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Menantu sang Dewa Perang   Sebuah Penghinaan!

    Beberapa hari berlalu, Baron yang tengah bersiap untuk menjemput Aghnia di rumah sakit dan membawanya ke rumah keluarga Hasya diberitahu oleh Nolan bahwa Baron akan diberikan sebuah black card yang akan digunakan oleh Baron.“Jendral, ini adalah black card yang bisa Jendral gunakan nantinya, tapi jika Jendral membutuhkan untuk uang cash dengan jumlah yang besar, Jendral bisa menghubungi saya!” ucap Nolan sembari memberikan black card kepada Baron. Baron melihat black card itu dan menyimpannya, kemudian Baron berpikir sejenak, tentang membawa Aghnia ke keluarga Hasya atau ke kediamannya. Meskipun, Baron sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga Hasya dari dalam.“Apa yang harus aku lakukan? Membawa Aghnia kemari atau membawa Aghnia ke keluarga Hasya, tapi bagaimana aku menjelaskan ini semua? Rasanya, tidak akan mungkin untuk saat ini, setidaknya aku harus kembali ke kediaman keluarga Hasya!” batin Baron.“Jendral? Apa yang sedang Jendral pikirkan?” tanya Nolan dengan keheranan.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Menantu sang Dewa Perang   Rendahan?

    Sebuah penghinaan bagi Baron Sang Jendral harus bersujud dan memohon kepada keluarga Hasya yang sudah membuangnya terutama Ivan yang paling ia benci. "Bersujud? Kepada keluarga yang sudah membuangku, dan sekarang aku harus bersujud demi tempat di keluarga Hasya?" Niat Baron hanyalah untuk bersama lagi dengan istrinya bukan keluarga istrinya, namun sayang niat Baron malah dimanfaatkan oleh Ivan yang ingin sekali merendahkan Baron serendah-rendahnya. "Ayo cepat! Katanya kau ingin kembali dengan Aghnia! Ayo memohonlah seperti anjing kepada tuannya!" caci Ivan kepada Baron. "Ayolah! Bukannya dari dulu kau selalu menjilat orang-orang untuk memenangkan hati Aghnia? Kenapa sekarang kau sombong sekali? Atau...sekarang kamu sudah menjadi anjing jalanan!" celetuk Jessica. Baron semakin murka dibuat oleh pasangan itu hingga Baron pun membalas ucapan Jessica. "Tutup mulutmu j*lang! Kau tidak memiliki hak atas penghinaanmu kepadaku!" ujar Baron dengan sorot mata tajam ke arah Jessica dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Ikuti Permainan Kalian!

    Pada pagi hari buta, Baron sudah terbangun dan Baron tidur di sofa karena Aghnia jelas tidak memperbolehkan Baron untuk tidur seranjang karena ini adalah keinginan dari Aghnia sendiri. Baron menatap ke arah Aghnia yang tertidur menghadap ke Baron, Baron hanya tersenyum dan mengingat hari-hari indah pernikahan mereka. Namun, itu semua langsung Baron hiraukan karena ini masih langkah awal untuk ia bisa bersatu kembali dengan istrinya. Baron pergi ke area balkon dan menatap kota J yang bersinar karena lampu perkotaan, Baron memulai pagi dengan berolahraga calisthenic untuk melatih otot punggungnya. Aghnia terbangun sedikit dan melihat siluet Baron yang sedang melakukan hand stand di besi pembatas balkon."Apa itu?" gumam Aghnia, namun Aghnia tidak mengindahkannya dan kembali tidur. ... Pada pukul 7 pagi, Aghnia sudah rapi menggunakan blazer untuk ia pergi ke kantor dan Baron hanya mengenakan kemeja polos berwarna putih."Baron, kita akan turun secara bersamaan kalau kita turun sen

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Menantu sang Dewa Perang   Jantung Perusahaan

    Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun."Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron. Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo."Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!" Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron."Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Menantu sang Dewa Perang   Naif

    Wajah Aghnia sempat bingung, karena penggelapan dana di perusahaan Hasya Company merupakan sebuah penghinaan, karena Hasya Company dikenal dengan aturan yang ketat dan tidak segan untuk memecat bahkan memenjarakan orang yang melakukan tindakan kriminal di perusahaan.“Penggelapan dana? Di perusahaan ini?” tanya Aghnia dengan wajah yang tidak percaya dengan Baron.“Iya, seperti yang kamu bilang, orang yang menulis laporan ini mengatakan bahwa memang yang tercatat adalah setengah dari jumlah dana investor, menurut kamu kemana setengahnya? Apa itu hilang begitu saja?” Aghnia masih tidak percaya dengan Baron, bahkan wajahnya menunjukkan bahwa Baron mengatakan hal tersebut tanpa bukti.“Baron, kamu mengatakan itu tanpa hal mendasar! Kamu hanya berspekulasi bahwa ada penggelapan di sini!” ujar Aghnia. Baron pun menyabarkan dirinya karena ia sangat mengerti bagaimana sifat Aghnia yang keras kepala dan juga selalu ingin menang.“Aghnia, jika bukan penggelapan dana lalu apa? Ada alternatif

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Menantu sang Dewa Perang   Amatiran!

    Mereka semua benar-benar mencari Baron di semua jalanan, bahkan mereka tidak melewatkan tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk Baron bersembunyi.“Di mana dia?! Bisa gawat kalau Bos tahu kita tidak bisa menemukan dia!” Saat Baron melihat sebuah kesempatan dengan menemukan seseorang yang datang sendiri ke tempatnya, Baron langsung menyergap orang itu dari belakang dan melakukan Rear naked choke dan membuat orang itu pingsan dengan seketika. Baron membawa orang itu dan menyembunyikan dia di tong sampah, setelahnya Baron memperhatikan semua kondisi di lingkungan itu, yang dimana tidak memungkinkan untuk Baron menghindari pertarungan. Sebuah jalan yang sempit dan juga padat. Saat Baron sedang memperhatikan, tiba-tiba seseorang dengan pisau lipat menemukan Baron dan menodong Baron dengan pisau kecil itu.“Ketemu juga!” Sebuah tindakan konyol ketika menodong seorang Jendral besar hanya dengan bermodalkan pisau lipat kecil yang tidak ada artinya bagi Baron Vasilias yang sudah meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09

Bab terbaru

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

  • Menantu sang Dewa Perang   Para Penjilat!

    Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s

  • Menantu sang Dewa Perang   Rasa Kecewa

    Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih

  • Menantu sang Dewa Perang   Jangan Munafik

    Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,

DMCA.com Protection Status