Share

Pertemuan

last update Last Updated: 2024-03-02 19:43:22

Terdengar suara dari Aghnia yang memanggil nama Baron secara berulang-ulang, hal itu jelas membuat Baron terkejut karena orang yang dicari pertama kali oleh Aghnia adalah dirinya.

“Aghnia?”

Baron langsung melihat ke arah Aghnia yang sedang terbaring, ia dikejutkan dengan Aghnia yang sadar namun sepertinya belum sepenuhnya Aghnia sadar.

Baron menghampiri Aghnia dengan pelan-pelan, karena ia masih tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan istrinya setelah sekian lama terpisahkan.

“A-aghnia…”

Baron kini sudah ada di sisi Aghnia, dan ia melihat Aghnia yang setengah sadar dan sayup-sayup terdengar suara Aghnia yang masih memanggil nama Baron.

“B-baron?”

Aghnia mencoba untuk memproses ingatannya, tapi sosok Baron yang ia pikirkan jauh berubah dengan yang sekarang, kini sudah berdiri Baron dengan wajah yang sedih.

Baron memeluk Aghnia dengan cukup erat.

“Aghnia! Aku kembali, aku kembali Aghnia!”

Dengan tangan yang masih lemah, Aghnia memeluk Baron sambil ia menangis.

“Dasar, aku kira kamu siapa.”

Tanpa disadari oleh Baron, ia meneteskan beberapa air mata yang sudah lama tidak keluar setelah Baron masuk ke militer. Tapi, pangkat Jendral tidak membuat Baron malu karena menangis di pelukan istrinya.

Dokter langsung mengecek alat deteksi jantung Aghnia, dan di sana ditunjukkan bahwa denyut jantung Aghnia perlahan membaik.

“Tuan Baron, saya tidak ingin mengganggu untuk reuninya, tapi saya akan mengecek kondisi Nyonya Aghnia terlebih dahulu!”

Baron melepaskan pelukannya, dan ia mencium kening Aghnia.

“Mulai sekarang, kamu tidak perlu takut. Aku akan terus berada di sisimu!” ucap Baron sembari tersenyum.

Aghnia tengah diperiksa oleh dokter dan Baron melihat Aghnia sembari mengingat kenangan indah dulu, tapi kenangan itu semua dirusak oleh keluarga Hasya yang memasuki kamar rawat Aghnia.

“Dokter! Bagaimana keadaan Aghnia?” tanya Joshua.

“Sialan! Untuk apa mereka masuk ke sini!” gumam Baron.

Sophie dan Joshua melihat Baron dengan sinisnya sembari kedua tangannya dilipat di dada, yang paling jelas ialah Sophie meskipun tidak frontal dalam menunjukkan ketidaksukaannya kepada Baron, tapi dari tekanan di ruangan itu sangat jelas bahwa Sophie masih tidak mau menerima kenyataan bahwa Baron telah kembali.

Berbeda halnya dengan Ivan, ia menunggu di ruangan lain karena ia juga akan menerima perawatan setelah diinjak oleh Baron.

“Syukurlah, Nyonya Aghnia sudah sadar dan tubuhnya tidak menunjukkan suhu yang dingin seperti kemarin-kemarin! Sebaiknya, Nyonya Aghnia diberi waktu untuk istirahat,” ujar Dokter.

“Dasar, membuat repot saja! Sudah berapa kali dia masuk rumah sakit untuk hal yang sama!” ucap Joshua yang kesal kepada Aghnia.

Wajah Baron menunjukkan ekspresinya yang marah dan juga kesal kepada Joshua, akan tetapi ia tidak bisa mengeluarkan semua amarahnya di sini, karena Aghnia masih belum pulih sepenuhnya.

“Kau, masih di sini Baron? Apa kamu tidak ada niatan untuk pergi? Aghnia sudah bangun dan kamu bisa pergi!” ujar Sophie.

“Ibu mertua, aku datang ke sini untuk kembali dengan Aghnia bukan hanya melihatnya,” ucap Baron sembari tersenyum.

“Terserah dirimu saja!”

Baron ada di kamar rawat Aghnia hingga malam hari, dan kini Baron dan Aghnia hanya berdua.

“Baron? Apa kamu benar-benar kembali?” tanya Aghnia.

Baron yang sedang melihat Aghnia pun hanya tersenyum tipis kepadanya.

“Apa maksudnya, Aghnia?”

“Maksudku, kamu tidak akan pergi meninggalkan aku lagi kan?”

“Untuk apa aku pergi lagi, tujuanku hanya denganmu saja dan maafkan aku selama ini kamu menahan semua beban itu sendirian, mencoba untuk tetap kuat meskipun kamu ditekan oleh keluargamu!” ucap Baron sembari memegang tangan Aghnia.

Aghnia mengalihkan pandangannya dan ia seperti tidak tertarik dengan pembahasan tersebut.

“Maaf, selama ini aku tidak mencoba untuk menghubungimu! Aku, masih tidak tahu bagaimana caranya agar kita bisa kembali seperti dulu.”

Aghnia hanya menatap Baron dan memegang pipi Baron.

“Kamu, sudah berubah banyak ya! Dulu, kamu benar-benar seperti pria biasa tapi sekarang kenapa rasanya berbeda sekali? Tapi, aku tidak memperdulikan itu selama itu kamu Baron Vasilias, kamu tetaplah milikku!” ucap Aghnia.

Baron tidak tahu bagaimana ia menahan rasa sedihnya, meskipun ia tahu bahwa perbuatannya pada saat itu tidak bisa dimaafkan dengan mudah.

“Apa kamu tidak lelah? Aku tidak tahu kamu selama ini ada dimana, tapi kamu sudah ada di sini dari pagi.”

“Kenapa? Apa kamu tidak suka?” tanya Baron.

“Bukan, hanya saja aku tidak ingin kamu sakit hanya menjagaku!” jawab Baron.

“Sakit? Aku sudah terbiasa menahan dinginnya salju kenapa juga aku harus sakit hanya menjagamu dari pagi?”

Aghnia tertawa kecil karena ia berpikiran bahwa Baron sedang menghiburnya, tapi pada kenyataannya memang Baron sering menahan dingin.

“Iya-iya, tapi dalam beberapa hari aku akan keluar. Jadi, kamu harus jaga kesehatan karena aku mau kamu kembali ke rumah!”

Wajah Baron sempat menunjukkan ketidaksetujuan dengan pernyataannya Aghnia, tapi ini merupakan langkah awal agar ia bisa berbaikan dengan Aghnia.

“Jika aku pulang siapa yang menjaga kamu?” tanya Baron.

“Tenang saja, aku ada asisten kok! Besok atau setelah kepulanganku kamu bisa ke sini lagi!”

Baron pun menuruti ucapan Aghnia, sebelum ia pulang ia mencium kening Aghnia.

Baron pulang dengan diantar oleh Nolan.

“Bagaimana Jendral? Apa Jendral sudah semakin yakin untuk kembali?”

“Yah, kurasa. Setidaknya untuk saat ini keputusanku adalah kembali,” ucap Baron.

Nolan memberitahu kepada Baron bahwa Baron sudah diberikan fasilitas oleh Tzagia Romanov.

“Jendral, Tzagia sudah memberikan sebuah rumah di kota ini dan juga dijaga ketat oleh 2 batalion pasukan khusus," ucap Nolan.

"Begitu ya? Baguslah jadi aku tidak perlu kesulitan untuk mencari kediaman, dan juga jangan panggil aku begitu ketika ada orang lain! Panggil saja namaku atau lainnya!"

Nolan diberi kewenangan untuk memanggil nama Baron Vasilias menggunakan nama aslinya yang dimana hanya Tzagia saja yang boleh, sisanya memanggil Baron dengan sebutan Jendral atau Theos Yang Agung.

"M-memanggil nama asli anda? Itu merupakan kehormatan bagi saya Jendral!”

Baron dan juga Nolan pergi ke suatu tempat yang dimana disitu sangat indah dan juga megah karena seluruh area tersebut adalah properti pribadi milik Baron.

Ada begitu banyak orang yang berjaga dan setelah melihat kedatangan Baron mereka semua merasakan aura yang begitu mengintimidasi dari Baron padahal Baron baru saja tiba dan mereka langsung memberi hormat kepada Baron.

Mereka tiba di rumah yang mungkin lebih layak disebut kastil karena banguan megah itu mengusung tema Eropa.

Saat membuka pintu semua barang-barang yang tersedia berada di kualitas premium.

"Astaga!! Apakah ini fasilitas yang bisa kita dapat jika naik ke jabatan tertinggi?" tanya Nolan dengan wajah yang kagum.

“Kenapa? Bukannya kamu sudah tahu isi dalamnya?” tanya Baron yang terkejut karena melihat Baron yang kagum dengan semua isi rumah tersebut.

“Jendral, kami hanya disuruh berjaga saat tiba di sini, semuanya sudah dipersiapkan oleh Tzagia.”

Baron hanya tersenyum dan ia duduk di sofa dan membuka ponselnya, di sana terdapat pesan dari Tzagia yang menginformasikan bahwa keluarga yang dipaksa berjodoh dengan Aghnia sudah ditemukan.

“Mereka lagi, ya? Kep*r*t! Mereka tidak memiliki malu!” batin Baron.

“Nolan, aku akan memulai rencana balas dendamku sekarang!”

Bersambung…

Related chapters

  • Menantu sang Dewa Perang   Sebuah Penghinaan!

    Beberapa hari berlalu, Baron yang tengah bersiap untuk menjemput Aghnia di rumah sakit dan membawanya ke rumah keluarga Hasya diberitahu oleh Nolan bahwa Baron akan diberikan sebuah black card yang akan digunakan oleh Baron.“Jendral, ini adalah black card yang bisa Jendral gunakan nantinya, tapi jika Jendral membutuhkan untuk uang cash dengan jumlah yang besar, Jendral bisa menghubungi saya!” ucap Nolan sembari memberikan black card kepada Baron. Baron melihat black card itu dan menyimpannya, kemudian Baron berpikir sejenak, tentang membawa Aghnia ke keluarga Hasya atau ke kediamannya. Meskipun, Baron sudah memutuskan untuk menghancurkan keluarga Hasya dari dalam.“Apa yang harus aku lakukan? Membawa Aghnia kemari atau membawa Aghnia ke keluarga Hasya, tapi bagaimana aku menjelaskan ini semua? Rasanya, tidak akan mungkin untuk saat ini, setidaknya aku harus kembali ke kediaman keluarga Hasya!” batin Baron.“Jendral? Apa yang sedang Jendral pikirkan?” tanya Nolan dengan keheranan.“

    Last Updated : 2024-03-04
  • Menantu sang Dewa Perang   Rendahan?

    Sebuah penghinaan bagi Baron Sang Jendral harus bersujud dan memohon kepada keluarga Hasya yang sudah membuangnya terutama Ivan yang paling ia benci. "Bersujud? Kepada keluarga yang sudah membuangku, dan sekarang aku harus bersujud demi tempat di keluarga Hasya?" Niat Baron hanyalah untuk bersama lagi dengan istrinya bukan keluarga istrinya, namun sayang niat Baron malah dimanfaatkan oleh Ivan yang ingin sekali merendahkan Baron serendah-rendahnya. "Ayo cepat! Katanya kau ingin kembali dengan Aghnia! Ayo memohonlah seperti anjing kepada tuannya!" caci Ivan kepada Baron. "Ayolah! Bukannya dari dulu kau selalu menjilat orang-orang untuk memenangkan hati Aghnia? Kenapa sekarang kau sombong sekali? Atau...sekarang kamu sudah menjadi anjing jalanan!" celetuk Jessica. Baron semakin murka dibuat oleh pasangan itu hingga Baron pun membalas ucapan Jessica. "Tutup mulutmu j*lang! Kau tidak memiliki hak atas penghinaanmu kepadaku!" ujar Baron dengan sorot mata tajam ke arah Jessica dan

    Last Updated : 2024-03-04
  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Ikuti Permainan Kalian!

    Pada pagi hari buta, Baron sudah terbangun dan Baron tidur di sofa karena Aghnia jelas tidak memperbolehkan Baron untuk tidur seranjang karena ini adalah keinginan dari Aghnia sendiri. Baron menatap ke arah Aghnia yang tertidur menghadap ke Baron, Baron hanya tersenyum dan mengingat hari-hari indah pernikahan mereka. Namun, itu semua langsung Baron hiraukan karena ini masih langkah awal untuk ia bisa bersatu kembali dengan istrinya. Baron pergi ke area balkon dan menatap kota J yang bersinar karena lampu perkotaan, Baron memulai pagi dengan berolahraga calisthenic untuk melatih otot punggungnya. Aghnia terbangun sedikit dan melihat siluet Baron yang sedang melakukan hand stand di besi pembatas balkon."Apa itu?" gumam Aghnia, namun Aghnia tidak mengindahkannya dan kembali tidur. ... Pada pukul 7 pagi, Aghnia sudah rapi menggunakan blazer untuk ia pergi ke kantor dan Baron hanya mengenakan kemeja polos berwarna putih."Baron, kita akan turun secara bersamaan kalau kita turun sen

    Last Updated : 2024-03-06
  • Menantu sang Dewa Perang   Jantung Perusahaan

    Emosi Baron jelas memuncak karena orang dari keluarga Vigo datang sendirinya dan ingin membeli perusahaan yang telah dibangun oleh Aghnia bertahun-tahun."Br*ngs*k! Ternyata mereka ingin membeli perusahaan ini hanya karena value yang sudah turun bertahun-tahun! Lagi pula apa yang Aghnia lakukan selama ini? Dia bukan orang yang dengan mudahnya membuat perusahaan mengalami penurunan!" batin Baron. Baron hendak masuk namun ia tertahan karena mendengarkan perbincangan Aghnia dengan seseorang dari keluarga Vigo."Aghnia, aku jujur saja ya padamu. Kau itu bisa mencapai titik ini karena bantuan suamimu itu! Terlepas dari skandal yang ia miliki dia adalah pria yang jenius. Jika aku jadi dirimu, aku akan mencoba menepis semua itu dan tentunya aku akan memperlakukan dia dengan baik!" Baron jelas bingung karena ia belum pernah bertemu dengan wanita itu tapi ia bisa mengenal Baron dengan cukup baik, seakan-akan ia sudah lama mengetahui Baron."Tahu apa kamu soal dia?!" Aghnia meninggikan suara

    Last Updated : 2024-03-07
  • Menantu sang Dewa Perang   Naif

    Wajah Aghnia sempat bingung, karena penggelapan dana di perusahaan Hasya Company merupakan sebuah penghinaan, karena Hasya Company dikenal dengan aturan yang ketat dan tidak segan untuk memecat bahkan memenjarakan orang yang melakukan tindakan kriminal di perusahaan.“Penggelapan dana? Di perusahaan ini?” tanya Aghnia dengan wajah yang tidak percaya dengan Baron.“Iya, seperti yang kamu bilang, orang yang menulis laporan ini mengatakan bahwa memang yang tercatat adalah setengah dari jumlah dana investor, menurut kamu kemana setengahnya? Apa itu hilang begitu saja?” Aghnia masih tidak percaya dengan Baron, bahkan wajahnya menunjukkan bahwa Baron mengatakan hal tersebut tanpa bukti.“Baron, kamu mengatakan itu tanpa hal mendasar! Kamu hanya berspekulasi bahwa ada penggelapan di sini!” ujar Aghnia. Baron pun menyabarkan dirinya karena ia sangat mengerti bagaimana sifat Aghnia yang keras kepala dan juga selalu ingin menang.“Aghnia, jika bukan penggelapan dana lalu apa? Ada alternatif

    Last Updated : 2024-03-08
  • Menantu sang Dewa Perang   Amatiran!

    Mereka semua benar-benar mencari Baron di semua jalanan, bahkan mereka tidak melewatkan tempat-tempat kecil yang memungkinkan untuk Baron bersembunyi.“Di mana dia?! Bisa gawat kalau Bos tahu kita tidak bisa menemukan dia!” Saat Baron melihat sebuah kesempatan dengan menemukan seseorang yang datang sendiri ke tempatnya, Baron langsung menyergap orang itu dari belakang dan melakukan Rear naked choke dan membuat orang itu pingsan dengan seketika. Baron membawa orang itu dan menyembunyikan dia di tong sampah, setelahnya Baron memperhatikan semua kondisi di lingkungan itu, yang dimana tidak memungkinkan untuk Baron menghindari pertarungan. Sebuah jalan yang sempit dan juga padat. Saat Baron sedang memperhatikan, tiba-tiba seseorang dengan pisau lipat menemukan Baron dan menodong Baron dengan pisau kecil itu.“Ketemu juga!” Sebuah tindakan konyol ketika menodong seorang Jendral besar hanya dengan bermodalkan pisau lipat kecil yang tidak ada artinya bagi Baron Vasilias yang sudah meng

    Last Updated : 2024-03-09
  • Menantu sang Dewa Perang   Pesta Walikota

    Baron pulang dengan Nolan yang berada di bangku kemudi, Nolan sempat melihat ke arah Baron melalui convex mirror. Wajah Baron terlihat begitu kesal dengan beberapa otot wajah yang terlihat jelas.“Wah, sebaiknya aku diam saja. Lagian, Jendral punya masalah pribadi di sini,” batin Nolan. Baron melihat ke arah jalanan yang bisa membuat Baron sedikit tenang, lalu Baron bertanya pada Nolan, “Nolan, apa ada kabar soal pencarian Vanessa?” Dengan melihat convex mirror, Nolan menjawab pertanyaan dari Baron, “Maaf, Jendra. Kami belum menemukan informasi mengenai orang yang dicari oleh Jendral. Tapi, kamu akan berusaha secepat mungkin, kita benar-benar baru di sini.” Baron menganggukkan kepalanya, lantas mereka pun hampir tiba di dekat rumah keluarga Hasya.“Nolan, aku turun di sini saja. Lagian, di depan sana sudah terpantau oleh cctv dan juga ini sudah cukup larut,” ucap Baron dengan menunjuk ke arah rumah keluarga Hasya.“Siap, Jendral!” Baron pun pulang dengan rasa yang kuat untuk men

    Last Updated : 2024-03-10
  • Menantu sang Dewa Perang   Seorang Mayor?

    “Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri.“Wirnata?”“Benar sekali, astaga Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini, dan ini istri Anda yang sering Anda ceritakan?” “Iya, dia yang sering aku ceritakan, kenalkan, Aghnia Hasya istri saya yang paling saya cintai!” ucap Baron sembari memperkenalkan Aghnia kepada Laksdya Wirnata, “Halo!”“Ah, salam kenal ternyata memang benar apa yang diucapkan oleh Baron dulu, anda memang sangat cantik!” Wajah Aghnia sempat memerah karena tanpa ia ketahui Baron masih memuji Aghnia di hadapan orang lain. Pemandangan itu, jelas membuat semua yang ada di sana tercengang. Terlebih lagi, Baron belum lama ada di Indonesia, tapi Laksdya Wirnata yang terkenal baru-baru ini mengenal Baron bahkan Aghnia juga.“La-laksdya Wirnata menyapa Baron dan juga Aghnia? Bagaimana mungkin?” batin Sophie dengan wajahnya yang terkejut, “Sophie, apa yang baru saja kulih

    Last Updated : 2024-03-11

Latest chapter

  • Menantu sang Dewa Perang   Termakan Oleh Ego!

    Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro

  • Menantu sang Dewa Perang   Permainan Anak-anak?

    Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F

  • Menantu sang Dewa Perang   Pelelangan!

    “Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi

  • Menantu sang Dewa Perang   Dipeluk Kematian?

    Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya

  • Menantu sang Dewa Perang   Perjamuan Penuh Penghinaan!

    Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun

  • Menantu sang Dewa Perang   Aku Hanya Kaya!

    Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine

  • Menantu sang Dewa Perang   Para Penjilat!

    Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s

  • Menantu sang Dewa Perang   Rasa Kecewa

    Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih

  • Menantu sang Dewa Perang   Jangan Munafik

    Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,

DMCA.com Protection Status