Baron pulang dengan Nolan yang berada di bangku kemudi, Nolan sempat melihat ke arah Baron melalui convex mirror. Wajah Baron terlihat begitu kesal dengan beberapa otot wajah yang terlihat jelas.
“Wah, sebaiknya aku diam saja. Lagian, Jendral punya masalah pribadi di sini,” batin Nolan. Baron melihat ke arah jalanan yang bisa membuat Baron sedikit tenang, lalu Baron bertanya pada Nolan, “Nolan, apa ada kabar soal pencarian Vanessa?” Dengan melihat convex mirror, Nolan menjawab pertanyaan dari Baron, “Maaf, Jendra. Kami belum menemukan informasi mengenai orang yang dicari oleh Jendral. Tapi, kamu akan berusaha secepat mungkin, kita benar-benar baru di sini.” Baron menganggukkan kepalanya, lantas mereka pun hampir tiba di dekat rumah keluarga Hasya.“Nolan, aku turun di sini saja. Lagian, di depan sana sudah terpantau oleh cctv dan juga ini sudah cukup larut,” ucap Baron dengan menunjuk ke arah rumah keluarga Hasya.“Siap, Jendral!” Baron pun pulang dengan rasa yang kuat untuk menghantamkan tangannya ke wajah Ivan. Sesampainya di rumah, ia tidak menemukan anggota keluarga Hasya dan suasana rumah cukup sepi.“Sepi sekali, kemana mereka semua?” batin Baron yang melihat sekeliling rumah. Tiba-tiba Aghnia datang menepuk pundak Baron dan menanyakan kepulangan Baron, “Baru pulang kamu?” Baron membalikkan badannya dan melihat Aghnia yang sudah mengenakan sebuah sheath dress berwarna hitam sontak membuat Baron bertanya kepada Aghnia, “Iya, kamu mau kemana?” Aghnia benar-benar sudah sangat cantik dengan perpaduan riasan di wajahnya, itu membuat Baron menolak untuk memalingkan wajahnya.“Sigh, aku tahu kamu capek. Tapi, cepat bersiap-siap kita akan menghadiri pesta dari Walikota dan kita diundang!” ujar Aghnia yang membuat Baron kembali sadar.“Pesta dari Walikota?” Baron sempat enggan karena ia cukup malas mengikuti pesta seperti itu, tapi ia juga tidak mau melihat Aghnia yang datang seorang diri dan bisa saja ia kembali dijodoh-jodohkan.“Iya, cepat sana!” Baron tersenyum kepada Aghnia dan ia pun langsung pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sekitar 30 menit kemudian, Baron sudah datang dengan mengenakan tuxedo berwarna hitam dan kemeja putih serta dasi kupu-kupu, itu membuat Aghnia terbuai dengan wajah Baron dan pesonanya.“Sial, dia semakin tampan saja. Ah, tidak sadar Aghnia sadar! Dia sudah mengkhianati dirimu!” batin Aghnia. Baron melihat ke arah Aghnia yang tidak berhenti-henti menatap Baron dengan khidmat.“Dia kenapa?” Baron menghampiri Aghnia dan melambaikan tangannya ke wajah Aghnia.“Halo, apa kita jadi pergi?” tanya Baron sembari melambaikan tangannya.“Ah? Iya-iya.’” Baron dan Aghnia pun memasuki mobil dan Baron mengendarai mobil itu hingga ke Hotel Samudra yang dikenal sebagai Hotel termewah dan termegah di kota J.… Setibanya di sana, memang sudah ada banyak mobil-mobil mewah yang berjejer di halaman parkir Hotel, Baron dan Aghnia pun turun dari mobilnya dan memberikan kunci mobil itu ke salah satu petugas. Saat turun, Aghnia sempat memperingatkan Baron sesuatu.“Baron, ingat jangan terlalu dekat denganku! Kita harus seperti itu tapi kita jangan terlalu dekat! Paham?” Baron tersenyum dengan manis ke arah Aghnia dan mengatakan, “Iya, tapi bagaimana jika itu kamu yang mendekatiku?” Aghnia dengan wajah geramnya membalas ucapan Baron, “Itu mustahil!”“Baiklah, kalau aku benar aku diperbolehkan untuk tidur satu ranjang denganmu satu malam!” Aghnia merespon itu dengan senyuman seperti meremehkan Baron, “Deal! Satu malam!” Mereka pun naik ke lantai pesta yang diadakan di lantai ke 7, saat mereka tiba memang sudah cukup banyak orang yang ada di sana. Dari keluarga kaya, Kepala Kepolisian, dan beberapa orang dari militer.“Ramai juga!” gumam Baron. Tiba-tiba tangan Aghnia menggandeng tangan Baron, dan mereka pun memasuki ruangan itu. Saat mata Baron melirik ke seluruh penjuru ruangan, ia belum menemukan Ivan. Tangan Aghnia semakin kuat menggandeng tangan Baron seperti memberi kode kepada Baron. Baron melirik ke arah pandangan Aghnia, dan di sana ada salah satu keluarga Vigo yang selalu membuat Baron kerepotan.“Bukan dia, tapi kenapa orang itu harus datang.” Saat Baron melihat ia ternyata ada salah satu orang yang berkumpul dengan keluarga Vigo melihat ke arah Aghnia dan menunjuk Aghnia. Orang dari keluarga Vigo itu melihat Aghnia dan tersenyum, lalu ia berjalan ke arah Aghnia dan juga Baron.“Selamat malam, Nona Aghnia Hasya!” “Lucas!” kata Aghnia.“Senangnya Anda mengingat nama Saya!” ucap Lucas dengan wajah yang menggoda Aghnia. Baron melihat Lucas dengan pandangan yang berharap bahwa Lucas cepat pergi.“Anda datang kemari dengan siapa? Cukup tampan juga, tapi maaf lebih tampan saya!” ucap Lucas.“Si Kep*r*t ini mengidap narsistik disorder kah?!” batin Baron.“Dia suamiku! Baron Vasilias!” Wajah Lucas pun terkejut matanya pun terbelalak karena melihat Baron kembali, tapi memang pada dasarnya sikap Lucas yang seperti seorang b*jing*n pun menunjukkan ekspresinya yang sesungguhnya.“Apa? Baron Vasilias? Si kotoran ini masih hidup ya? Astaga, dasar tidak tahu malu sekali Anda! Si pengkhianat istri dan tidur dengan sahabat istrinya, kembali dengan perawakan seperti ini? Hei, sadarilah posisimu!” hina Lucas kepada Baron. Baron menanggapi itu dengan sangat santai, “Oh, apakah ini pewaris kedua dari keluarga Vigo yang tidak memiliki kompetensi lalu berniat untuk mengincar istriku untuk melawan kakaknya? Menjijikan!” hinaan Baron tersebut jelas menyulut emosi Lucas dan teman-temannya, “Kep*r*t! Berani sekali mulut sampahmu itu menghina Tuan Vigo!”“Baron! Cukup!” ucap Aghnia, namun itu disambut oleh Lucas, “Sudahlah Nona Aghnia! Menikahlah denganku dan tinggalkanlah pria sampah seperti dia!” Baron menatap Lucas dengan pandangan yang tajam dan mengerutkan keningnya, “Kamu dan temanmu itu tidak lebih dari penjilat sepatu!” Lucas dan juga teman-temannya kembali tersulut emosi, Lucas langsung menarik kerah Baron dan akan memukulnya, “Apa katamu b*ngs*t!” dan keributan itu membuat orang-orang melihat ke arah mereka. Dan, orang yang sedang Baron cari pun datang dengan istrinya.“BARON VASILIAS!” ujar Ivan dengan nada tinggi, Ivan datang dengan langkah cepat lalu ia menghina Baron, “Kau benar-benar si*lan! Kau membuat malu keluarga Hasya!” disambung juga oleh Jessica, “Kamu memalukan sekali Baron!” Ivan langsung mencoba menenangkan Lucas, “T-tuan Lucas, tenanglah dulu. Saya sendiri akan memberikan pelajaran kepada si bodoh yang satu itu!” “Ivan! Sebaiknya cepat ajari dia sebelum dia benar-benar akan merasakan kematian!”“Baik-baik! Baron, cepat kamu bersujud dan minta maaf kepada dia!” Baron menatap tajam mereka semua dan tiba-tiba aura yang dipancarkan oleh Baron pun membuat mereka gemetar.“A-apa ini? Kenapa aku gemetar seperti ini?” gumam Lucas, ia pun melihat ke teman-temannya dan mereka semua bahkan seluruh tamu pun gemetar hebat.“Bersujud? Maaf, Baron Vasilias tidak akan bersujud kepada siapapun!” Tiba-tiba Sophie dan juga Joshua pun datang, “Ka-kamu lagi! Mau apa ka-mu?” Sophie juga gemetar dan mengatakan sesuatu yang tidak jelas. Aghnia pun merasa hal yang sama maka dari itu dia menguatkan genggamannya. Lalu, Walikota dengan seorang Laksdya datang ke pesta itu dan melihat kehebohan yang terjadi!“Apa yang terjadi di sini? Kenapa aku merasakan sesuatu dari sini?”“Walikota Andre!” sapa Joshua.“Malam Pak Joshua Hasya, di sini ada insiden apa? Kenapa aku sempat gemetar dari luar?”“Ah, bukan apa-apa! Dia, apa dia Laksamana Madya yang terkenal di laut utara yang menumpas kawanan perompak? Laksdya Wirnata!”“Itu benar, perkenalkan dia adalah Pak Joshua Hasya dia terkenal di kota ini!” Joshua dengan bakatnya yang menjilat berbagai orang di segala macam bidang pun mengeluarkan kartu andalannya. Tapi, itu tidak berguna bagi Laksdya Wirnata. Baron yang melihat Laksdya pun melepaskan tangan Lucas yang sedari tadi memegangnya.“Laksdya, Pak Walikota, biar aku perkenalkan dia adalah Ivan dan istrinya Jessica mereka benar-benar terampil dalam bisnis. Dan dia, hanya anak yang tidak berguna!” ucapan yang dikeluarkan oleh Joshua berbeda ketika melihat Aghnia. Sophie dengan anggun membawa Jessica serta Ivan ke hadapan Walikota dan juga Laksdya. Tapi, saat Sophie mendekat tiba-tiba Laksdya itu datang dan menyapa Baron dan Aghnia.“Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri. Bersambung…“Lama tidak bertemu, Baron Vasilias dan Anda pasti Aghnia Hasya!” sapa Laksdya Wirnata dengan penuh hormat dan juga wajah yang berseri.“Wirnata?”“Benar sekali, astaga Saya tidak menyangka bisa bertemu dengan Anda di sini, dan ini istri Anda yang sering Anda ceritakan?” “Iya, dia yang sering aku ceritakan, kenalkan, Aghnia Hasya istri saya yang paling saya cintai!” ucap Baron sembari memperkenalkan Aghnia kepada Laksdya Wirnata, “Halo!”“Ah, salam kenal ternyata memang benar apa yang diucapkan oleh Baron dulu, anda memang sangat cantik!” Wajah Aghnia sempat memerah karena tanpa ia ketahui Baron masih memuji Aghnia di hadapan orang lain. Pemandangan itu, jelas membuat semua yang ada di sana tercengang. Terlebih lagi, Baron belum lama ada di Indonesia, tapi Laksdya Wirnata yang terkenal baru-baru ini mengenal Baron bahkan Aghnia juga.“La-laksdya Wirnata menyapa Baron dan juga Aghnia? Bagaimana mungkin?” batin Sophie dengan wajahnya yang terkejut, “Sophie, apa yang baru saja kulih
Walikota Andre yang melihat semua orang yang ada di sana memberi hormat kepada Baron, bahkan Laksda Wirnata memperingatkan mereka agar tidak memicu perang dengan pasukan yang dipimpin oleh Baron.“W-wirnata, ada apa ini?” tanya Walikota Andre.“Andre….dia bukanlah sosok yang bisa di sentuh sembarangan, sosok Jendral yang memimpin Pertempuran Agung beberapa waktu lalu, pertempuran itu diikuti oleh 5 Negara besar, tapi mereka bisa dikalahkan dalam waktu 1 bulan!” Wajah Walikota Andre memunculkan keringat kecil dan melihat ke arah Baron, Baron menatap balik dan perasaan yang sama di rasakan oleh Walikota Andre. Perbedaan aura dan juga karisma Baron Vasilias yang semakin tinggi, membuat ia bertanya kepada dirinya sendiri, “Apa dia orang yang sama, orang yang tadi aku temui? Kenapa rasanya dia memberikan aura mengancam?” “Juga, Jendral Theos merupakan pemimpin dari 12 Dynami, Batalion yang memuncaki daftar pasukan terkuat!” imbuh Laksdya Wirnata. Dengan wajah Baron yang tidak memuncu
Mereka membentuk lingkaran dan Baron berada di tengah-tengah kerumunan, dengan Baron yang ditodong pistol harusnya itu membuat mereka jauh lebih berani. Justru, malah sebaliknya tak ada yang berani menarik pelatuk. Baron melirik mereka dengan lirikan yang tajam, lalu Baron pun tersenyum dan mengatakan yang membuat kepercayaan diri mereka jatuh, "Kenapa? Ragu untuk menembakku?" Salah satu dari mereka terkejut karena Baron seakan mengetahui ketidakpercyaan mereka dalam menarik pelatuk, alasannya karena Baron berada di tngah akan sangat berbahaya jika mereka menembak dengan gegabah, bisa-bisa mereka sendiri yang akan tertembak."B-bagaimana bisa dia tahu?" Baron yang mendengar hal tersebut langsung melihat ke arah orang yang berbicara dan tersenyum sinis padanya, "Bagaimana aku bisa tahu? Mudah saja, aku sudah sangat berpengalaman di medan perang dan pasti kalian tidak pernah terjun ke sana. Tapi, kalian dengan beraninya menculik istri dari Baron Vasilias. Tembak saja, kita akan lihat
Baron sudah berada di puncak emosinya, karena istri yang ia cintai akan dinodai oleh seseorang yang bahkan tidak ia kenal.“Menyentuh istriku, artinya kematian untukmu!” ujar Baron dengan wajahnya yang menegang, Billy masih mencoba untuk meminta pertolongan, “D-dia itu akan menjadi milikku! Aku Billy Hatarajasa, bisa memiliki apapun yang aku mau!” Baron mengangkat pria itu dan melemparkannya ke arah pintu kamar mandi, pintu itu pun pecah karena terbuat dari akrilik jadi tidak menyebabkan luka yang fatal.“Bersyukurlah! Pintu itu terbuat dari akrilik, buka dari kaca jika itu dari kaca. Kau, pasti akan mati!” Saat Baron berjalan mendekat ke arah Billy, Billy masih saja mengoceh seperti orang b*doh yang tidak paham akan situasi.“K-k-kau mau apa apa? Jangan mendekat, keluarga Hatarajasa bisa saja membuat keluarga Hasya hilang dari kota J!”“Yah, kita akan lihat siapa yang akan mati lebih dulu!” ujar Baron, dengan berjalan semakin cepat.“B-batsa!” Tiba-tiba terdengar suara langkah k
Saat Baron mengendarai mobilnya, ia melihat ke arah Aghnia, “Siapa yang melakukan ini? Ivan?” Baron masih menerka-nerka siapa yang menjadi dalang dalam kejadian ini. Baron pun tiba di kediaman Hasya, yang ternyata tidak ada siapa-siapa di dalamnya, ini semakin menguatkan pikirannya bahwa Ivan lah yang melakukan ini. Baron membopong Aghnia menuju kamarnya, lalu Baron meletakkan Aghnia di kasur, sejenak Baron memandangi wajah Aghnia. Baron menepati janjinya kepada Aghnia dari dulu, bahwa ia tidak akan “menyentuh” Aghnia sampai Aghnia benar-benar mencintainya. Hingga, Baron memandangi Aghnia di sofa.2 jam kemudian, saat Baron tertidur ia mendapat telepon dari Nolan. Baron pergi ke luar kamar dan mengangkat telepon itu, “Halo, Nolan. Bagaimana apa kamu sudah ada di sana?” “Sudah, Jendral. Kami sudah ada di sini, tidak terlalu banyak anggota keluarga dari yang Jendral minta, hanya seorang istri, anak kecil dan pembantu.”“Berikan ponsel ini padanya!” ujar Baron kepada Nolan, saat Nol
Baron menuju ke restoran La Lumière Du Ciel dengan tujuan untuk membeli saham restorannya, Suara notifikasi pesan, membuat Baron dan juga Nolan terkejut. Karena, mereka sedang berbincang. Saat Baron melihat notifikasi tersebut, itu merupakan sebuah pesan dari Walikota Andre. Sejenak, Baron sempat bingung bagaimana Andre bisa memiliki nomor Baron, “Andre? Kapan aku memberi nomor ku,” Nolan penasaran dengan apa yang diterima oleh, Baron. Tapi, ia sendiri tidak berani untuk melihat urusan dari atasannya tersebut. Baron memperlihatkan ponselnya yang berisikan pesan, bahwa Billy Hatarajasa benar-benar tidak akan mengganggu Baron lagi. Karena, Billy akan mendekam di jeruji besi karena perbuatannya.“Walikota?” tanya Nolan dengan penuh kebingungan, Baron merespon hal tersebut dengan senyuman lalu mengucap, “Kita, masih bisa dibilang orang asing. Meski, aku sendiri orang di Negara ini. Bukankah, bekerjasama dengan seorang dari pemerintahan suatu hal yang baik? Meski, aku harus memberitah
Pertobatan, ialah suatu hukuman yang ada di Nebesa. Tidak seperti namanya, itu adalah surau hukuman yang akan diberikan kepada seorang tentara yang sudah melakukan perbuatan diluar batas. Nolan, menatap wajah Ghani Adinata dengan tajam, bahkan tidak melepas pandanganya sama sekali. Ghani, pun kembali meremehkan Nolan dengan cara mendorong Nolan.“Kau, mau apa?” tanya Ghani dengan mendorong Nolan. Tangan Ghani, yang tadinya digunakan untuk mendorong Nolan. Kini, ditahan oleh Nolan. Ghani yang terkejut, karena respon Nolan begitu cepat dalam menangkap tangannya. Tapi, Ghani tersenyum saja karena ia pikir ia lebih kuat dari Nolan. Ghani, juga berkata, “Berhasil menangkap, ya? Tapi, maaf aku ini juara olimpiade Judo, kamu hanyalah seekor lalat di depanku!” Ghani, sempat mencoba membanting Nolan. Akan tetapi, sesaat Nolan sebelum menyentuh tanah, kakinya menjepit kepala Ghani. Ghani yang kepalanya diapit oleh kaki Nolan, tidak bisa melepaskan diri, “A-apa? Apa-apaan dia ini?!” batin G
Ucapan Baron, bisa dibilang sebagai taruhan. Karena, Baron akan pergi dari rumah sebagai ganti jika ia tidak bisa menemukan orang yang sudah menggelapkan dana.“Apa yang kamu bilang?” tanya Aghnia, namun tidak digubris oleh Baron. Sophie, dengan wajah sinisnya menatap kepada Baron, “Keluar dari rumah? Itu berarti, kamu akan berpisah dengan Aghnia?” tanya Sophie. Tapi, Baron menanggapi itu justru sebaliknya, “Berpisah? Ibu mertua, kan aku sudah bilang akan keluar dari rumah ini, bukan berpisah dengan Aghnia.” Joshua pun menimpali, apa yang dikatakan oleh Baron dan bahkan Joshua menyuruh Baron untuk segera angkat kaki dari kediaman keluarga Hasya, “Tidak usah kamu membuang waktu untuk hal yang tidak berguna! Bawa, barang-barang kamu dan pergi dari sini!” ujarnya dengan penuh amarah.“Harusnya, kamu sadar Baron. Kamu itu, hanya seorang sampah, meski kamu sudah berubah penampilan seperti ini. Kodrat dirimu, sebagai sampah akan terus seperti itu!” cela Ivan yang masih dengan sangat mem
Dandy sudah termakan oleh egonya, ia benar-benar tidak peduli dengan uang yang ia keluarkan hanya gengsi yang ia miliki.“12 miliar! Aku tawar itu, anak-anak seperti kalian tidak cocok dengan giok!” Surya yang kini menunjukkan aura yang ia miliki adalah keangkuhan yang absolut.Baron tersenyum sinis. Dia tahu persis apa yang akan terjadi selanjutnya. Dandy, dengan egonya yang tinggi, pasti akan terus menaikkan harga sampai titik di mana dia tidak mampu lagi, “Surya, dia benar-benar ingin menunjukkan semuanya, ya?” gumam Baron. Baron sebenarnya sudah tidak begitu tertarik kepada giok itu dan dia memilih untuk mundur terlebih dahulu, “Praja, aku rasa aku akan mundur kali ini. Aku ingin melihat sejauh mana ego Dandy akan mengelabuinya,” bisik Baron yang disetujui oleh Praja.“Bagus Baron, tidak ada gunanya jika kamu hanya terus memberi makan ego Dandy!” balas Praja. Dandy semakin frustasi karena ia harus kembali merogoh kocek dengan harga yang fantastis. Tapi, ketika ia melirik ke Baro
Seorang pria tua usianya namun tidak dengan fisiknya yang seperti pria berusia 30 tahun, pria itu menawar dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang ditawar oleh Dandy. 3 miliar adalah jumlah yang cukup banyak untuk sebuah kalung giok, terutama itu merupakan giok yang memiliki kualitas tinggi. Namun, dibalik itu Baron seperti cukup familiar dengan pria tua tersebut terutama orang-orang dibelakangnya.“Pria itu, apa mungkin dia—”“Baron, dia Surya Vigo pemimpin keluarga Vigo. Dia, adalah harimau yang sudah tua namun harimau tetaplah harimau,” bisik Praja. Baron pun tertawa kecil, “Baru saja aku atasi anaknya, apa kini aku harus bersinggungan dengannya?” kata Baron. Praja menasehati Baron dengan kata-kata yang sedikit menyindir Baron, “Baron, aku tidak tahu kamu tinggal di negara mana yang bisa bebas memukul orang. Tapi, jangan gegabah melawan Surya Vigo, dia salah satu orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan, dia juga pernah masuk jajaran orang terkaya di dunia, kamu pasti tahu F
“Selamat malam, para kolektor sejati! Malam ini, kita menghadirkan banyak sekali barang-barang yang berkualitas tinggi serta langka! Dan, hasil dari lelang ini semuanya akan diserahkan ke panti asuhan!”Ruang lelang yang mewah itu dipenuhi oleh para kolektor kaya raya dan pengusaha sukses. Mata mereka berbinar-binar penuh ambisi, siap untuk saling sikut demi mendapatkan harta yang mereka inginkan Biasanya, orang-orang yang menghadiri lelang hanyalah perwakilan saja. Dan, orang kaya yang sesungguhnya tidak perlu repot-repot pergi ke tempat lelang. Namun, beda halnya dengan Tarot Palace Auction, tidak boleh ada perwakilan sama sekali, hanya orang-orang yang memiliki kekayaan yang cukup untuk ikut salan lelang tersebut . Praja berbisik pada Baron, “Baron lihat semua orang-orang ini. Mereka, bukan hanya dari negara Asia saja. Bahkan, orang Eropa pun ada!” Baron melihat semua orang dan memang benar, mereka semua adalah orang yang cukup berpengaruh. Terutama, ada seseorang yang menjadi
Di tengah ketegangan antara Baron, Dandy, dan Elina, Louis muncul dengan ide baru untuk meredakan situasi dan sekaligus membuat Baron semakin dihormati.Louis mengumumkan diadakannya lelang amal di Tarot Palace Auction, sebuah tempat lelang ternama yang hanya dihadiri oleh para elit dan orang-orang kaya. Lelang ini akan menjadi kesempatan bagi para tamu untuk menunjukkan kekayaan mereka dan saling memperkuat posisi dan juga kehormatan mereka. Dandy dan Elina, yang terobsesi dengan kekayaan dan status, langsung tertarik dengan ide lelang ini. Mereka berdua bertekad untuk menjadi pemenang lelang dan menunjukkan kepada Baron siapa yang lebih kaya dan berkuasa.“Bagaimana? Tarot Palace Auction sangat terkenal melelang banyak sekali barang-barang berharga. Bahkan, tidak jarang para Raja-raja di Timur Tengah datang untuk mendapatkan permata,” jelas Louis. Dandy tersenyum sinis, “Untuk apa melakukan lelang? Bukannya sudah jelas, bahwa aku adalah yang paling kaya?” Elina melirik Baron ya
Louis mengantarkan hidangan King Crab, Kaviar Almas yang mewah ke meja Baron, dengan suara penuh hormat, “Silahkan menikmati hidangan kami, Monsieur Baron.” Para tamu restoran terkejut dan membuka mata lebar-lebar. Mereka tidak menyangka bahwa hidangan super mewah itu akan diberikan kepada Baron.“Apa? Kenapa Baron yang mendapatkan hidangan itu?”“Aku tidak tahu. Seharusnya hidangan itu diberikan kepada Dandy.” Dandy menjadi bingung sekaligus kesal, “Apa yang terjadi? Kenapa hidangan itu diberikan kepada Baron?” batin Dandy. Baron melihat hidangan itu dan tersenyum pada Louis, “Terima kasih, Louis. Hidangan ini terlihat sangat lezat, apa kamu serius menghidangkan makanan ini untukku?” tanya Baron.“Tentu saja Monsieur, Anda adalah tamu kehormatan di restoran kami, Monsieur Baron Vasilias!” Semakin banyak kesal yang ditumpuk oleh Dandy hingga urat di wajahnya terlihat jelas, “Baron Vasilias! Takkan aku ampuni kau!” gerutu Dandy dengan menggertakan giginya. Baron mengangkat bahun
Dandy yang meninggikan suaranya dan memesan makanan mewah yang ada di restoran LLDC pun kurang mendapat tanggapan baik dari staff yang ada di sana, “Apa dia baru saja memesan makanan mewah setelah menantang Monsieur Baron?” batin Louis. Dandy melihat ke arah Louis yang menatapnya, “Kamu! Apa kamu tidak dengar apa yang aku katakan?! Bawa semua makanan mewah yang kalian miliki!” perintah Dandy. Louis menghela nafasnya, “Aku bukan pelayan, aku adalah manajer restoran ini!“ kata Louis. Tapi dengan sifat angkuh dari Dandy, ia benar-benar tidak memperdulikan siapa orangnya, ia selalu berpikir bahwa selama ia ada uang, maka siapapun bisa ia suruh.“Kamu pikir aku peduli? Cepat, bawakan semuanya!” kata Louis yang mengeluarkan sebuah kartu kredit yang terkenal, yaitu American Express. Semua teman yang ada bersama Louis pun begitu memuji dan menyanjung Dandy.“Dandy! Kamu serius kan? Kita bisa memesan apa saja?”“Tentu saja! Pesan saja sesuka kalian!” Baron yang sedang memutar gelas wine
Ucapannya seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu orang yang sering ia hina. Baron dan juga Praja menoleh dengan cepat dan itu adalah orang yang sering merendahkan Baron saat masih SMA. Pria yang diikuti oleh banyak orang, yang jelas-jelas mereka semua adalah penjilat yang handal, dikelilingi oleh wanita. Dan juga, ada seseorang yang mereka berdua sangat kenal, “Gino Auriga?” batin Baron yang melihat temannya dengan rambut yang baru saja dipotong paksa hingga meninggalkan beberapa bekas luka.“Dandy! Kau, ada disini ternyata?” tanya Praja dengan tegas.“Jelaslah, aku punya uang untuk makan di sini, oh dan juga bagaimana perusahaanmu? Kapan akan hancur? Sayang sekali ya, harus menjadi orang dengan status rendah!” sindir Dandy. Dandy merupakan seorang anak dari keluarga yang cukup ternama, keluarganya menjalankan pertambangan. Jadi, akan ada banyak orang yang begitu dekat dengannya agar kecipratan uang. Praja pun sedikit emosi, saat ia akan mengajar Dandy Baron menahannya s
Pembicaraan yang sangat jarang bahkan tidak pernah terjadi di keluarga Hasya, yaitu dimana Baron ditanyai langkah yang harus dilakukan oleh Aghnia. Semuanya melihat ke Baron, “Adinata Building sekarang, terasa seperti air yang suci, tidak memiliki track record buruk. Tapi, itu tidak menutup kemungkinan kita akan menang,” ujar Baron.“Aghnia, apa kamu bisa menghandle itu?” tanya Joshua dengan mencengkram tongkat, Aghnia sedikit kebingungan akan apa yang harus ia lakukan, kemudian Aghnia menyenggol Baron, “Tidak Aghnia, sepenuhnya itu ada di tanganmu,” kata Baron. Baron kembali ke kamarnya meninggalkan Aghnia dan kedua mertuanya yang masih memikirkan cara agar bisa menang dalam perebutan projek. Kemudian tak lama dari itu, Baron yang sedang menyiapkan pakaian yang akan ia kenakan pun disusul oleh Aghnia yang langsung duduk di tepi ranjang. Aghnia melihat punggung Baron dan ia memperhatikan Baron, “Kamu, pergi dengan jas itu?” tanya Aghnia dengan memegang dagunya, “Iya, temanku sih
Tawaran dari Vanessa sempat terpikirkan olqh Aghnia, namun ia hanya mematung dan mengingat semua yang telah dihadapi oleh Baron. Bahkan, Baron tidak protes sama sekali kepada Aghnia akan apa yang ia alami. Vanessa pun menunggu dengan penuh harap sambil melihat Baron, “Hei Baron, aku dengar ada beberapa restoran yang terkenal di sini. Bagaimana, kita kesana?” ajak Vanessa dengan gayanya yang sangat centil. Baron melirik ke Aghnia, lalu berbisik padanya, “Jika tawaran itu baik untukmu, maka aku akan melakukannya,” bisik Baron yang pikirannya kini telah kembali. Aghnia segera menarik tangan Vanessa untuk segera keluar dari rumahnya, “Vanessa, sampai kapan pun Baron akan menjadi milikku! Kamu sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk itu!” kata Aghnia. Vanessa jelas hanya tertawa kepada Aghnia, karena dia sangat terobsesi dengan Baron, “Aghnia-aghnia, untuk sekarang sih kamu memang istrinya, tapi apa pernikahan kalian itu didasarkan cinta? Aku tunggu saja kabar Baron menjadi duda,