Beranda / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 218. MENDEKATI JANDA (Bagian B)

Share

218. MENDEKATI JANDA (Bagian B)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-27 01:56:04

218. MENDEKATI JANDA (Bagian B)

"Bego, ya nggak lah!" kata Kak Ambar ketus. "Kakak nggak mau nikah lagi, kok," lanjut Kak Ambar santai.

Aku dan Bang Galuh sontak saling berpandangan, kata-kata Kak Ambar membuat kami terkejut sekali. Apa perbuatan yang dilakukan Bang Gery menimbulkan trauma padanya?

Tapi, kelihatannya Kak Ambar baik-baik saja berdekatan dengan laki-laki. Dia tidak mengalami panik atau pun ketakutan yang berlebih.

“Kenapa?” tanya Bang Galuh heran.

“Entahlah, Kakak cuma takut kejadian yang dulu terulang lagi,” kata Kak Ambar lirih.

“Kak ….” lirih Bang Galuh sedih.

Kak Ambar menunduk, dia terlihat sangat rapuh saat ini. Yah, kami semua lupa. Melihat Kak Ambar tertawa lepas, belum tentu bebannya juga lepas.

Melupakan kejadian buruk yang dialaminya, jelas bukanlah hal yang mudah. Diselingkuhi, dikhianati, dan dianiaya, jelas meninggalkan trauma yang sangat mendalam.

Kami yang terlalu egois, karena memaksanya untuk bersikap biasa dan melupakan semuanya dengan cepat. Sedangka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   219. HUTANG TERSEMBUNYI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas219. HUTANG TERSEMBUNYI (Bagian A)Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling, dan Alhamdulillah … warung Mpok Lela sepi siang ini, hanya ada beberapa Ibu-ibu di sana. Mereka tengah mengerubungi sesuatu, entah apa itu.Aku terpaksa ke sini, karena aku kehabisan minyak goreng di rumah. Sedangkan Bang Galuh minta dibuatkan bakwan, adonannya sudah jadi, eh minyaknya malah habis.Maka aku segera memacu motor menuju ke sini, tapi setelah sampai di warung ini aku malah kehilangan fokus. Niat membeli minyak goreng, tapi mataku malah melihat apa yang dikerubungi Ibu-ibu di sana.Ternyata Bu Saodah, yang tengah menjajakan baju dagangannya. Tuniknya terlihat bagus, gaisnya terlihat bagus, jilbabnya terlihat bagus, aku gamang.“Wah ada Neng Ellen, mau beli apa, Neng?” tanya Mpok Lela saat aku sampai ke mejanya.“Apa sih, Lel? Ellen ke sini mau beli baju,” kata Bu Saodah, sambil mendekatiku dan meninggalkan dagangannya. “Iya kan, Len?” katanya merayu.Aku te

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   220. HUTANG TERSEMBUNYI (Bagian B)

    220. HUTANG TERSEMBUNYI (Bagian B)Matanya melirik ke arah Mpok Lela, seolah tengah meminta bantuan. Dan Mpok Lela dengan sigap berdehem, aku penasaran dengan apa yang akan mereka sampaikan.“Begini, Neng… tapi sebelumnya kamu jangan marah, ya?” kata Mpok Lela padaku.Aku mengangguk dan menunggu apa yang akan mereka sampaikan, rasa penasaran yang besar membuat aku mengangguk menyetujui dan bersiap menerima apapun yang akan mereka katakan.“Sebenarnya, menantu Wak Nurma itu hutang beberapa potong baju pada Bu Saodah!” ujar Mpok Lela tegas.HAHHHH?“Dan dia juga hutang beberapa bungkus rokok, dan juga pulsa di sini!” ujar Mpok Lela lagi.APAAAA?“A—apa?” Kali ini aku yang tergagap, dan tidak bisa berkata-kata. Bagaimana bisa ada kejadian seperti ini? Kak Nuri benar-benar keterlaluan.“Kapan, Mpok?” tanyaku geram.Gigiku terkatup rapat, merasa kesal luar biasa saat ini. Aku akan memberikan Kak Nuri pelajaran nanti.“Dari pertama dia datang ke sini, Neng. Pas Bapak sama Ibu Neng Ellen me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   221. PERKARA BAKWAN (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas221. PERKARA BAKWAN (Bagian A)Aku langsung tersenyum dan dengan semangat mengambil minyak goreng ku, sambil berjalan menuju sepeda motor aku memikirkan rencana-rencana yang akan aku lakukan.Dan untuk ini, aku membutuhkan bantuan beberapa orang. Semoga saja mereka mau membantu, karena aku memang sudah tidak sanggup menanggung mereka di rumahku.Bisa gila aku jika lama-lama begini, menahan kekesalan di hati benar-benar tidak enak!Lihat saja kalian! Akan aku tunjukkan apa yang bisa aku lakukan!..~Aksara Ocean~Aku pulang ke rumah dengan menenteng satu buah minyak goreng kemasan, namun jujur saja, keinginanku untuk menggoreng adonan bakwan yang tadi sudah kubuat, pupus sudah.Tapi sayang juga kalau tidak aku eksekusi, apalagi Bang Galuh sangat menyukainya dan dia sendiri yang meminta tafi.Ah, aku jadi bimbang. Mau digoreng, aku malas. Mau dianggurkan begitu saja, aku merasa sayang.Setelah memarkir motor di halaman, aku langsung berjalan untu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   222. PERKARA BAKWAN (Bagian B)

    222. PERKARA BAKWAN (Bagian B)Tapi aku sama sekali tidak ikut tertawa, aku menatap mereka dengan pandangan tajam dan juga sarat akan emosi yang meluap."Kenapa kalian berani-beraninya menyuruh suamiku? Hah?!" pekikku tidak terima.Enak saja! Aku bahkan tidak pernah menyuruh-nyuruh Bang Galuh untuk melakukan sesuatu, untuk membeli minyak ini saja aku tidak mau membangunkan Bang galuh yang sedang tidur dan lebih memilih ke warung mpok Lela sendiri.Jadi kalau aku saja tidak mau menyuruhnya, lalu kenapa mereka melakukan itu dengan seenak jidat? Sialan sekali! Aku benar-benar marah saat ini.Masalah hutang tadi aku masih bisa memendam dan menunggu kedatangan Bu Saodah dan juga Mpok Lela ke sini,tapi lain halnya dengan kasus ini. Aku tidak akan memaafkan mereka.Srekkkkk!Plak!Bakwan yang baru saja diambil oleh Kak Nuri aku tepis dengan emosi, kubawa sepiring bakwan itu ke dapur sambil diiringi oleh pekikan kesal milik Kak Nuri."Ellen!" Dia mengejar langkahku, bersama Bang Diky. Namun

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   223. PERKARA BAKWAN (Bagian C)

    223. PERKARA BAKWAN (Bagian C)"Kamu kenapa sih, Dek?" tanyanya lembut. "Kamu marah, Abang kasih bakwannya buat kak nuri dan Bang Diky? Toh, ini masih banyak," katanya dengan lebih lembut."Kenapa Abang bisa di dapur?" tanyaku lagi, tidak menggubris segala ucapan yang Bang Galuh lontarkan.Aku bisa mendengar langkah kaki yang hendak menjauh, tanpa berbalik aku langsung menghentikan mereka."Stop! Jangan berani kalian pergi dari sini!" kataku menggeram marah.Langkah kaki Kak Nuri dan Bang Diky terdengar berhenti total, dan aku kembali bertanya pada Bang Galuh."Kenapa Abang bisa ada di dapur?" tanyaku lagi."Kan, kamu yang suruh, Dek!" kata Bang Galuh heran. "Masak sekarang kamu marah-marah begini? Kenapa sih? Bakwannya nggak gosong, kok," ujar Bang Galuh lagi.Dia menunjukkan sepiring Bakwan lainnya, yang saat ini tengah ditiriskannya."Aku yang suruh? Kapan? Aku aja baru dari warung, Bang. Beli minyak goreng, supaya pas Abang bangun aku bisa goreng bakwannya!" kataku sambil menunjuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   224. DI LABRAK (Bagian A )

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas224. DI LABRAK (Bagian A )“Assalamualaikum! Neng! Neng Ellen!”Kembali terdengar suara salam, kali ini milik Mpok Lela. Suaranya terdengar amat bersemangat dan juga tidak sabar, yah aku bisa mengerti sin, sembilan ratus ribu lebih hutang milik Kak Nuri dan juga Bang Diky.Jika diputarkannya lagi untuk modal, maka warungnya akan bertambah isinya. Namun karena kelicikan Kak Nuri serta Bang Diky, uang sebegitu banyaknya terendap lama dan tidak menghasilkan apapun.“Siapa yang datang, Dek?” tanya Bang Galuh heran.Dia menghampiri aku yang saat ini sedang berada di sisi lain meja makan, sedangkan Bang Diky dan Kak Nuri terlihat saling berpandangan. Sebagai orang baru di sini, jelas mereka belum hafal suara orang-orang yang ada di desa ini. Mungkin, jika mereka tahu kalau itu adalah suara Kak Nuri dan juga Wak Saodah, maka mereka akan kabur.Aku bisa jamin itu!“Siapa sih, yang di depan?” Tiba-tiba Wak Nurma muncul di dapur dengan wajah bantal, aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   225. DI LABRAK (Bagian B)

    225. DI LABRAK (Bagian B)“Siapa, Dek? Suaranya seperti Mpok Lela, deh,” kata Bang Galuh sambil maju menuju pintu.“A—APA?” Bang Diky tiba-tiba tersentak kaget. Dia langsung menghalangi gagang pintu dengan tubuhnya, agar Bang Galuh tidak bisa membukanya.“Kenapa, Bang?” tanya Bang Galuh tidak mengerti.Bang Diky kini ikut berkeringat dingin dan juga gemetar, dia bahkan tidak mampu menjawab apapun pertanyaan yang Bang Galuh lontarkan.“Neng! Neng Ellen! Buka!” Suara Mpok Lela kembali terdengar.Aku sudah greget sekali rasanya, makanya aku maju dan menyingkirkan tubuh Bang Diky ke samping. Dia memekik seperti anak gadis, saat aku mendorong tubuhnya.“Apa-apaan sih, kamu, Len?” tanyanya emosi.“Kalian yang apa-apaan? Orang bertamu kok, dihalang-halangi. Waras tidak, sih?” tanyaku ikut emosi. “Suami istri sama saja kelakuannya!” bentakku pada mereka.Memangnya dia saja yang bisa emosi? Aku juga bisa! Malah sangat mahir melakukannya! Aku segera membuka pintu, dan di depan sana sudah ada be

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   226. DI LABRAK (Bagian C)

    226. DI LABRAK (Bagian C)Namun, tidak berlaku pada keluarga Wak Nurma sih, sepertinya. Karena mereka terlihat nyaman-nyaman saja tuh, duduk di atas sana. Berlagak seperti raja, sedangkan kami adalah hamba sahayanya."Maaf ni, Bu Saodah, Mpok Lela, ada apa datang kemari? Kok barengan? Kompak sekali, sih …." Aku bertanya basa basi."Begini, Neng. Kami ke sini karena mau menagih hutang," ujar Mpok Lela langsung."Hutang siapa, Mpok?" tanyaku terkejut, pura-pura lebih tepatnya."Nah, terbuktikan! Gayamu saja yang mengatakan tidak berhutang, ini apa buktinya? Orangnya sendiri yang bilang kalau dia ke sini untuk menagih hutang!” sahut Wak Nura ketus.Aku memutar bola mataku dengan bosan, beliau terlalu banyak bicara. Aku heran kenapa dia tidak pernah mau repot-repot menyelidiki sesuatu terlebih dahulu, dan lebih suka menuduh tanpa bukti yang jelas.“Kak, kenapa sih, Kakak selalu memojokkan Ellen?” tanya Bulek Rosma ketus.“Ya karena dia ini terlalu sombong, masih kecil tapi sudah sok berku

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-28

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status