Share

40. Godaan Wanita Malam

Author: lyns_marlyn
last update Last Updated: 2025-03-26 11:41:05

Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah semua orang yang berada di mansion Tuan Adras. Putri satu-satunya yang telah lama hilang bertahun-tahun sekarang telah kembali.

"Mama sangat bahagia sekali, sekarang kamu telah berada ditengah-tengah kami. Sekarang keluarga kita lengkap lagi."

"Iya, pencarian kita selama bertahun-tahun membuahkan hasil. Ini semua berkat Pak Axel. Dulu kami meminta bantuan orang lain untuk mencari putri kami, tapi tidak pernah ada hasilnya. Setelah Pak Axel yang menanganinya, ternyata sangat membuahkan hasil. Adeline Shabira Evander telah kembali," sambung Tuan Adras dengan wajah yang berseri melihat putrinya.

"Tuan terlalu berlebihan memuji, saya hanya meneruskan apa yang telah orang lain kerjakan," jawab Axel merendah.

"Aku sekarang punya kakak, ada tempat untuk cerita. Rasanya senang sekali." Adrian ikut bicara.

"Memangnya kamu tidak bisa cerita ke mama?"

"Bisa, tapi rasanya berbeda kalau cerita ke kakak sendiri. Kalau ke mama pasti ujungnya aku diomelin," ja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    41. Bukan Seorang Bos

    Ronald menghirup uap kopi miliknya. Dirinya sudah malas untuk bicara dengan Rani."Apa kamu sudah punya anak?" tanya Rani basa basi untuk memancing Ronald bicara."Bukan urusanmu!" jawab Ronald ketus.Rani tersenyum kecut. "Sialan. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa. Pantang bagiku untuk kalah dari pria yang sok suci sepertimu!" bisik hati kecil Rani.Ronald mengedarkan pandangan ke sekeliling, meja dan bangku panjang yang tadi kosong sekarang sudah banyak orang. Kebanyakan dari mereka para pria yang sengaja datang untuk minum kopi sambil merokok dan mengobrol."Mau tambah kopinya?" tanya Rani ketika melihat cangkir kopi Ronald sudah mau habis."Tidak!""Sepertinya kau sedang ada masalah," tebak Rani."Jangan sok tau!" "Wajahmu yang mengatakannya," sambung Rani.Ronald mendengus kesal. "Boleh percaya atau tidak, aku bisa membaca orang lewat wajahnya," ujar Rani menatap lekat wajah Ronald. "Kau sedang dalam masalah besar.""Memangnya kau seorang cenayang?!" "Hi-hi-hi," Ran

    Last Updated : 2025-03-27
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    42. Jebakkan

    "Sedang apa kamu di sini?""Menyambut calon suamiku," jawab Bianca."Jangan mengkhayal Bianca. Aku tidak suka mendengarnya!" bantah Ronald ketus.Bianca bangun mendekati Ronald. "Aku tidak sedang mengkhayal. Mama kamu yang mohon padaku agar mau menjadi istrimu dan tentunya untuk mendapatkan keturunan."Ronald melengos mendengar apa yang dikatakan Bianca.'Memangnya kamu mau menghabiskan sisa hidupmu tanpa adanya keturunan?" ledek Bianca. "Hidup dalam kesepian."Ronald membuka sepatu satu per satu. "Aku lelah. Sebaiknya kau juga istirahat, ini sudah larut malam."Bianca bukannya pergi, malah duduk dengan manisnya. "Aku belum mengantuk."Ronald tidak menghiraukan Bianca, langsung masuk ke kamar mandi, tubuhnya terasa lengket. Bicara dengan Bianca hanya membuang waktu.Bianca tersenyum senang, tangannya sedang memegang botol kecil. "Bagaimana caranya agar Ronald bisa minum ini? Apa yang harus aku lakukan?"Bianca mendengar suara air dari dalam kamar mandi. "Mumpung Ronald lagi mandi, ini

    Last Updated : 2025-04-10
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    43. Hasrat

    Ronald merasakan seluruh aliran darahnya seakan membakar tubuh. Elusan demi elusan jari jemari Bianca di dada Ronald semakin memancing hasrat."Kenapa aku merasakan ada yang aneh?" bisik hati kecil Ronald di antara kesadarannya yang masih tersisa. Bianca tidak memberi kesempatan Ronald untuk menghindar. Tangannya terus saja bergerak menyusuri setiap lekuk tubuh Ronald."OMG, apa yang terjadi denganku?! Kenapa tubuhku panas?!" Ronald berusaha menghindari tangan Bianca yang terus menerus menggerayangi tubuhnya.Bianca tersenyum senang, obat yang telah dicampurkan dengan air minum perlahan mulai bereaksi, tapi ada sedikit rasa kesal karena Ronald berusaha untuk melawan reaksinya."Tidak, ini salah. Tidak ... Ini ada yang tidak beres di sini," hati kecil Ronald terus memberontak. Walau hati dan tubuhnya bertentangan, tapi Ronald masih berusaha untuk bisa menjaga kewarasannya hingga pada titik di mana Ronald mendorong tubuh Bianca, kemudian langsung pergi ke kamar mandi lalu mengunci pi

    Last Updated : 2025-04-25
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    1. Fitnah Pemicu Pertengkaran

    "Dia wanita tak tahu diri! Tukang selingkuh! Apa tak cukup, bukti yang telah adikmu berikan itu?!""Ma!" Ronald terlihat putus asa. "Tidak seperti itu. Aku....."Mendengar suaminya penuh kebimbangan, Adeline sontak merasakan amarah yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.Selama ini, dia tak pernah melakukan hal aneh.Adeline selalu berusaha jadi istri dan ipar yang baik. Bahkan terkadang nyaris jadi pembantu di rumah ini?Selama ini, dia diam karena Ronald menenangkannya di belakang.Tapi, bagaimana bisa Ronald bimbang seperti ini saat semua meragukan kesetiaanya?Namun belum sempat Adeline berbicara, mertuanya segera bertindak. "Ronald! Apa masih kurang bukti foto yang Irene berikan?!"Merasa namanya disebut, kakak dari Ronald itu segera memberikan ponsel miliknya pada Melanie."Lihat ini!" Melanie memutar video yang ada di dalam ponsel Irene. "Tidak ada fitnah! Semua bukti nyata, istrimu telah selingkuh!"Ronald tertegun. Kedua bola matanya tak berkedip melihat video yang sedang berp

    Last Updated : 2024-10-03
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    2. Pergi Membawa Luka

    "Perlu taksi bu?"Untungnya, sebuah mobil berhenti tak lama di depan Adeline.Ia sontak mengangguk. "Iya," jawab Adeline dengan cepat. "Apa ini kosong?" "Kosong bu!" jawab sopir dari dalam. Tanpa membuang waktu, Adeline segera menaruh kopernya dalam bagasi, setelah selesai Adeline segera masuk ke dalam mobil. Perasaan lega langsung menyelimuti hati Adeline begitu duduk di dalam mobil. "Ke mana bu?!" tanya sopir. Adeline terdiam. Wajahnya menyiratkan kebingungan. "Ke mana? Dirinya mau ke mana?" pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Adeline. "Bu," panggil sopir taksi melihat Adeline dari kaca spion dalam. "Ibu mau ke mana?" "Jalan saja pak. Nanti saya kasih tahu," jawab Adeline. Mobil melaju meninggalkan jalan yang telah memberi kenangan pahit dalam hidup Adeline. Meninggalkan luka di hati Adeline yang tak mungkin bisa sembuh dalam hitungan hari. Setelah beberapa menit melaju, sopir taksi kembali bertanya. "Maaf, ibu mau ke mana? Saya harus tahu alamat yang mau ibu t

    Last Updated : 2024-10-03
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    3. Di mana?

    Wajah sendu Adeline langsung berubah senang, "Mau, mau!"Axel mengeluarkan kartu nama dari dompetnya. "Ini alamat kantorku. Datanglah besok jam sepuluh pagi.""Iya, baik!"Drrt!Ponsel Axel bergetar. Nama Tuan Adras tertera di layar ponsel."Siapa?!" tanya Adeline penasaran karena Axel terpaku melihat layar ponselnya."Klienku, Tuan Adras. Salah satu konglomerat dengan aset triliunan yang sedang mencari putrinya yang hilang dipanti asuhan beberapa tahun ke belakang." Adeline terkejut mendengarnya. Sebenarnya, sudah sejauh mana Axel berubah menjadi sukses?Hanya saja, Adeline tak enak bila bertanya.Sementara itu, di dalam rumah mewah bergaya Eropa modern, Nyonya Adras sedang duduk melamun di ruang keluarganya yang megah dengan segala macam pajangan rumah yang terbuat dari kristal."Adeline, di mana kamu sekarang nak? Mama sangat merindukanmu," gumamnya lirih, mata sendunya menyiratkan begitu banyak kerinduan dalam hati."Ma!" panggilan dari putra bungsunya membuyarkan lamunan Nyonya

    Last Updated : 2024-10-03
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    4. Misi Axel

    Tak terasa, hari berlalu cepat.Saat ini, Adeline bahkan sedang sibuk mencari baju yang pantas untuk dipakai kerja esok hari--sesuatu yang tak mungkin ia lakukan saat menjadi menantu Melanie."Baju ini saja," Adeline mengambil salah satu bajunya di lemari. "Ini cocok aku pakai ke kantor Axel. Terlihat sopan."Drrrt!Ponsel Adeline bergetar. Nama Axel tertera di layar ponsel.Axel: [Aku di depan rumahmu!'Hah?Bergegas Adeline melangkah untuk membuka pintu."Hai," Axel berdiri, tersenyum begitu pintu dibuka."Kamu ngapain ke sini?!" tanya Adeline kaget bercampur cemas. "Ini sudah malam!"Axel memperlihatkan kantung plastik putih kecil yang ada di tangannya. "Apa kamu mau menemaniku makan malam?!""Apa itu?!""Nasi goreng!" jawab Axel melangkah masuk melewati Adeline. "Nasi goreng langganan kita waktu masih sekolah dulu.""Masih jualan si abang itu?!""Sudah diganti dengan putranya. Semoga rasanya masih sama," jawab Axel memberikan satu kotak nasi goreng pada Adeline. "Makanlah!"Wangi

    Last Updated : 2024-10-06
  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    5. Cerai!

    Sementara itu di Kediaman Ronald Wijaya..... "Baru tiga hari yang lalu kamu kakak transfer. Masa sudah habis lagi?" tanya Ronald heran. "Habis dong kak! Uang jajan yang kakak kasih, tidak ada artinya dibandingkan dengan uang jajan teman-temanku di kampus," protes Irene. "Mereka bahkan memakai mobil sendiri pergi ke kampus, sementara aku harus bergantian dengan Pamela." "Jadi maksudmu ingin pergi kuliah dengan mobil sendiri," tebak Pamela. "Iya dong!" Pamela mencibir. "Dasar otak sombong. Masih untung dikasih uang jajan sama kak Ronald, kuliah juga kamu tidak ada prestasinya. Datang ke kampus cuma buat ngecengin cowok-cowok." "Hati-hati kamu kalau bicara!" bentak Irene tersinggung. "Memang kenyataanya begitu! Lihat saja penampilanmu sekarang," tunjuk Pamela pada baju Irene. "Ke kampus seperti mau pergi ke klub malam. Seksi bener!" ledeknya. Wajah Irene memerah. Aliran darahnya terasa mendidih. "Kurang ajar kau!" "Apa?! Kenapa?! Marah?! Memang begitu kenyataannya! Kamu

    Last Updated : 2024-10-06

Latest chapter

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    43. Hasrat

    Ronald merasakan seluruh aliran darahnya seakan membakar tubuh. Elusan demi elusan jari jemari Bianca di dada Ronald semakin memancing hasrat."Kenapa aku merasakan ada yang aneh?" bisik hati kecil Ronald di antara kesadarannya yang masih tersisa. Bianca tidak memberi kesempatan Ronald untuk menghindar. Tangannya terus saja bergerak menyusuri setiap lekuk tubuh Ronald."OMG, apa yang terjadi denganku?! Kenapa tubuhku panas?!" Ronald berusaha menghindari tangan Bianca yang terus menerus menggerayangi tubuhnya.Bianca tersenyum senang, obat yang telah dicampurkan dengan air minum perlahan mulai bereaksi, tapi ada sedikit rasa kesal karena Ronald berusaha untuk melawan reaksinya."Tidak, ini salah. Tidak ... Ini ada yang tidak beres di sini," hati kecil Ronald terus memberontak. Walau hati dan tubuhnya bertentangan, tapi Ronald masih berusaha untuk bisa menjaga kewarasannya hingga pada titik di mana Ronald mendorong tubuh Bianca, kemudian langsung pergi ke kamar mandi lalu mengunci pi

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    42. Jebakkan

    "Sedang apa kamu di sini?""Menyambut calon suamiku," jawab Bianca."Jangan mengkhayal Bianca. Aku tidak suka mendengarnya!" bantah Ronald ketus.Bianca bangun mendekati Ronald. "Aku tidak sedang mengkhayal. Mama kamu yang mohon padaku agar mau menjadi istrimu dan tentunya untuk mendapatkan keturunan."Ronald melengos mendengar apa yang dikatakan Bianca.'Memangnya kamu mau menghabiskan sisa hidupmu tanpa adanya keturunan?" ledek Bianca. "Hidup dalam kesepian."Ronald membuka sepatu satu per satu. "Aku lelah. Sebaiknya kau juga istirahat, ini sudah larut malam."Bianca bukannya pergi, malah duduk dengan manisnya. "Aku belum mengantuk."Ronald tidak menghiraukan Bianca, langsung masuk ke kamar mandi, tubuhnya terasa lengket. Bicara dengan Bianca hanya membuang waktu.Bianca tersenyum senang, tangannya sedang memegang botol kecil. "Bagaimana caranya agar Ronald bisa minum ini? Apa yang harus aku lakukan?"Bianca mendengar suara air dari dalam kamar mandi. "Mumpung Ronald lagi mandi, ini

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    41. Bukan Seorang Bos

    Ronald menghirup uap kopi miliknya. Dirinya sudah malas untuk bicara dengan Rani."Apa kamu sudah punya anak?" tanya Rani basa basi untuk memancing Ronald bicara."Bukan urusanmu!" jawab Ronald ketus.Rani tersenyum kecut. "Sialan. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa. Pantang bagiku untuk kalah dari pria yang sok suci sepertimu!" bisik hati kecil Rani.Ronald mengedarkan pandangan ke sekeliling, meja dan bangku panjang yang tadi kosong sekarang sudah banyak orang. Kebanyakan dari mereka para pria yang sengaja datang untuk minum kopi sambil merokok dan mengobrol."Mau tambah kopinya?" tanya Rani ketika melihat cangkir kopi Ronald sudah mau habis."Tidak!""Sepertinya kau sedang ada masalah," tebak Rani."Jangan sok tau!" "Wajahmu yang mengatakannya," sambung Rani.Ronald mendengus kesal. "Boleh percaya atau tidak, aku bisa membaca orang lewat wajahnya," ujar Rani menatap lekat wajah Ronald. "Kau sedang dalam masalah besar.""Memangnya kau seorang cenayang?!" "Hi-hi-hi," Ran

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    40. Godaan Wanita Malam

    Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah semua orang yang berada di mansion Tuan Adras. Putri satu-satunya yang telah lama hilang bertahun-tahun sekarang telah kembali. "Mama sangat bahagia sekali, sekarang kamu telah berada ditengah-tengah kami. Sekarang keluarga kita lengkap lagi.""Iya, pencarian kita selama bertahun-tahun membuahkan hasil. Ini semua berkat Pak Axel. Dulu kami meminta bantuan orang lain untuk mencari putri kami, tapi tidak pernah ada hasilnya. Setelah Pak Axel yang menanganinya, ternyata sangat membuahkan hasil. Adeline Shabira Evander telah kembali," sambung Tuan Adras dengan wajah yang berseri melihat putrinya."Tuan terlalu berlebihan memuji, saya hanya meneruskan apa yang telah orang lain kerjakan," jawab Axel merendah."Aku sekarang punya kakak, ada tempat untuk cerita. Rasanya senang sekali." Adrian ikut bicara."Memangnya kamu tidak bisa cerita ke mama?""Bisa, tapi rasanya berbeda kalau cerita ke kakak sendiri. Kalau ke mama pasti ujungnya aku diomelin," ja

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    39. Pulang

    "Ronald! Kau mau apa?" Bianca kaget bukan kepalang saat Ronald menariknya kasar. "Lepaskan!""Ke luar dari kamarku!" usir Ronald.Tubuh Bianca didorong ke luar. "Jangan pernah masuk ke kamarku lagi!"Blughhh!Bianca meloncat kaget saat Ronald menutup pintu kamar sampai menimbulkan suara yang cukup keras. "Astaga! Kesurupan setan apa si Ronald?"Dari balik pintu yang tertutup, Ronald berdiri mematung, tangannya terkepal menahan marah disisi kiri dan . Lilin yang tersusun rapi di lantai langsung diinjaknya satu per satu untuk meluapkan amarahnya. "Brengsek! Sialan!" Sementara itu di luar kamar, Bianca merapikan baju tidurnya yang tipis menerawang. "Dasar gila! Brengsek! Awas kau, Ronald!""Ada apa ini?" Terdengar suara Tante Melanie baru saja ke luar dari dalam kamar. "Ada apa, ma?" Terdengar pula suara Irene disusul suara Pamela."Suara apa itu?"Bianca yang hendak pergi ke kamarnya terhenti langkahnya melihat Tante Melanie, Irene dan Pamela berdiri tidak jauh darinya."Ada apa

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    38. Lilin Saksi Masa Lalu

    Ronald melangkahkan kakinya perlahan dengan pandangan melihat ke sekitar. Puluhan lilin bahkan mungkin ratusan lilin telah menghias kamarnya. Cahaya remang-remang yang hanya dihasilkan dari cahaya lilin membuat Ronald tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang sedang duduk di sofa menatap dirinya.Perlahan tubuh yang hanya terlihat seperti bayangan berdiri kemudian datang mendekat. "Ronald."Hidung Ronald mencium bau parfum yang tidak asing. "Bianca.""Aku membuat kejutan untukmu. Apa kamu menyukainya?" tanya Bianca berdiri di depan Ronald.Dalam cahaya temaram lilin, Ronald sekarang bisa melihat wajah Bianca dengan jelas. "Untuk apa kamu melakukan ini semua?""Untuk kamu. Aku ingin membuat kejutan untukmu, sengaja menyusun semua lilin ini. Bukankah dulu kamu sangat menyukainya?"Ronald melihat seluruh lilin yang menyala. "Dulu dan sekarang sudah berbeda.""Tidak ada yang berbeda." Bianca semakin mendekat. "Bagiku, dulu dan sekarang sama saja, tidak ada yang berbeda."Ronald menghind

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    37. Pencarian Seorang Suami

    Kevin tersenyum samar, sesaat melihat ke arah di mana tadi Irene pergi bersama Silvi. "Aku pulang duluan.""Hati-hati, bro," jawab temannya."Ok, sip!" Kevin lalu melihat Zahra. "Pulang duluan."Zahra tidak menjawab, Kevin langsung pergi meninggalkan Zahra yang terdiam. "Zahra," panggil teman Kevin."Apa?" tanya Zahra menoleh ke belakang."Tidak ikut Kevin?" tanyanya."Aku masih ada kelas," jawab Zahra langsung pergi.Semua teman Kevin menatap punggung Zahra yang semakin jauh pergi. "Aku yakin, pasti si Zahra menyukai si Kevin.""Sangat terlihat dari matanya, tapi menurutku si Zahra tidak bisa mengambil si Kevin dari si Irene," jawab temannya yang lain."Kenapa?""Secara kita tahu, bagaimana si Kevin yang begitu menyukai si Irene. Bahkan bisa dibilang, si Kevin ini bucin alias budak cinta," jawab yang satunya lagi."Ha-ha-ha. Benar juga, tapi biar bucin kalau setiap hari dapat godaan terus menerus dari si Zahra yang juga cantik begitu, seorang laki-laki pasti akan tergoda juga.""Iya

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    36. Cemburu

    "Apa maksud tante?" tanya Bianca mulai terpancing.Melanie diam. "Maksudnya apa, tante?" ulang Bianca. "Apa yang tante pikirkan tentang aku?""Tidak, tidak ada. Lupakan saja," jawab Melanie. "Anggap saja, tante tidak bertanya apa-apa.""Apa maksud tante, aku ini wanita yang sering tidur dengan banyak lelaki? Apa seperti itu tante?" tebak Bianca tersinggung."Tidak, tidak seperti itu. Kamu jangan salah paham!" Melanie cepat-cepat membantah."Tapi itu yang aku tangkap dari pertanyaan tante," suara Bianca mulai terdengar keras."Eh, kamu jangan salah paham. Bukan begitu maksud tante! Kamu berpikir terlalu jauh dan mengada-ada, tidak mungkin tante sampai berpikir seperti itu." Melanie cepat-cepat meluruskan apa yang Bianca pikirkan.Bianca terdiam, hatinya sangat tidak senang dengan apa yang dituduhkan Tante Melanie padanya. Walau tidak menjabarkan secara langsung, tapi pertanyaan Tante Melanie membuatnya tersinggung. Melihat wajah Bianca yang merengut, Melanie langsung mengalihkan pemb

  • Menantu Tak Dihormati Ternyata Putri Konglomerat!    35. Curiga

    "Pa," Adrian melihat papa dengan wajah memohon. "Aku ingin bertemu dengan kak Adeline.""Belum waktunya kamu bertemu dengan kakakmu," jawab papa."Kenapa belum waktunya? Apa mama dan lapa belum memberitahu tentang siapa kak Adeline sebenarnya?""Kami sudah menceritakan semuanya. Kita harus memberi waktu untuk kakakmu agar bisa memahami apa yang terjadi dimasa lalu," jawab papa.Adrian terdiam, apa yang papanya katakan ada benarnya. Pasti tidak mudah untuk kakaknya bisa menerima keluarganya yang telah berpuluh-puluh tahun lamanya terpisah."Kita sekarang bersabar saja, tunggu sampai kakakmu bisa memahami semuanya," timpal mama. "Kita bersabar saja," sambung papa menenangkan putra kesayangannya."Lebih baik kamu sekarang ganti bajumu lalu makan," ucap mama.Adrian menghela napas, "iya baiklah, kalau itu yang terbaik.".....Bianca pulang ke rumah dengan wajah kesal. Dilihatnya ke sekeliling rumah yang nampak sepi. "Non Bianca ,,,," sapa bibi datang dari arah belakang sehingga membuat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status