Sementara, Lisa dan Davin tinggal di Skotlandia.Segala urusan Nayama dalam negeri dipasrahkan pada Levy, Steve, Connor, dan Grace selaku para petinggi perusahaan pusat. Mereka harus bolak-balik bepergian antar provinsi untuk mengurus Nayama, bergantian, sembari mengurus perusahaan cabang Nayama yang lain. Sementara Tuan Besar Juta sendiri mengurus segala kepentingan luar negeri.“Ini perintah langsung dari kakekmu. Tinggallah lebih dulu di istana Nayama demi keselamatan dan kenyamanan Lisa. Tidak perlu risau, kita semua sanggup menanggung urusanmu, bergantian. Ada banyak bala bantuan dan tangan-tangan ajaib yang siap menyulap Nayama seperti yang kamu inginkan.”Andre mendampingi Davin di Skotlandia, menyetir mobil.Ada tiga deretan mobil yang mengawal kepergian Lisa dari Royal Infirmary Hospital.Anneth berjaga bersama pasukannya di depan, sedangkan di belakang ada Harley yang siap memberi informasi jika ada pihak Lone Werewolf atau Serigala Merah yang sedang mengintai.Malam ini, di
“Apa kau masih ingat tentang puzzle halaman utama istana ini?” tanya Davin. “Jangan bilang kau lupa!”“Aku tidak yakin, tapi, akan kucoba. Semoga aku bisa keluar dari labirin tanpa arah itu. Nayama memang menyusahkan. Tapi, bagaimana lagi, hanya dengan ini Nayama bisa mengantisipasi pemberontakan yang terjadi tiga generasi yang lalu.”Davin hanya tertawa.Semua orang Edinburgh –tak terkecuali para bangsawan dan pengusaha ulung di kota penuh sejarah itu –pasti menaruh rasa penasaran tinggi tentang labirin yang disusun di tanah setengah hektar depan sebelum mencapai pintu rumah keluarga Nayama.Labirin yang pernah disinggung Tuan Besar Juta kala berbincang dengan Andre dan Davin sesaat sesudah pewarisan tahta Nayama.Beberapa orang, bukan, hanya segelintir saja yang dapat menyelesaikan seluruh teka-teki yang ada dan dianggap sebagai tamu kehormatan karena memiliki kecerdasan melebihi rata-rata orang pada umumnya setelah berhasil melewati labirin.Kali ini Melvin tidak lagi kesusahan. Da
Minggu telah tiba.Dua hari dilalui Davin dengan tidur di kamar Lisa tanpa kedinginan lagi di sofa dekat perapian yang mungkin tiba-tiba padam saat tengah malam tiba. Tidak ada lagi suruhan, perintah, ataupun bentakan dari Lisa untuk Davin. Rumah terasa lebih tenang.Rara dan Yudhistira sudah berangkat lebih dulu ke sebuah hotel di kawasan Princes Street, jalanan paling mewah dan megah di Edinburgh.Potret hotel bintang lima dengan bangunan sembilan lantai sudah terpapar di sebelah kiri Waverley Mall, membuat gedung-gedung lain minder dan jiper ketika harus bersanding dengannya.Anggota keluarga Yudhistira tahun ini mendapat jatah sebagai panitia penyelenggara kongres pertemuan antar bangsawan dan pengusaha Edinburgh.Tidak dinyana, ternyata Lisa memiliki keturunan Skotlandia dari ayahnya. Yang entah itu Mike, atau Yudhistra, masih terlampau misterius. Tapi Davin yakin ayah kandung Lisa adalah Mike yang sekarang merawat Lia.Entahlah!Dilaksanakan setiap Oktober saat salju turun seper
Layaknya ratu kecantikan dan pembantunya, Lisa dan Davin berjalan memasuki pintu belakang hotel.Ratu kecantikan dan pembantunya, nampaknya dari sini kita dapat melihat perbedaan kontras antara dua insan itu. Lisa menggunakan gaun putih mewah dengan topi trilby khas bangsawan, sementara Davin seperti biasa, celana hitam dengan kaos abu-abu ditambah topi baseball.Sungguh, perbedaan bagai bumi dan langit. Satu seperti bidadari yang menghipnotis setiap mata memandang, satunya bak atlet yang baru pulang dari olahraga. Belum lagi, wajah Davin yang sengaja diberi make up kecoklatan agar nampak lebih gelap.“Kenapa lewat pintu belakang? Bukannya kita wajib tanda tangan daftar hadir tamu?”“Hmm, belum tentu,” tatap Davin. “Kita, kan, bukan tamu undangan, kenapa harus mengisi daftar hadir? Toh, kedatanganmu ke sini murni karena orang tuamu merupakan salah satu panitia penyelenggara. Hadir atau tidaknya kita di sini, sepertinya, tidak terlalu dianggap.”Alasan receh sebenarnya, hanya karena t
Dalam hati, Davin membatin jikalau orang ini butuh diberi pelajaran. Bahkan, setelah ia keluar dari kamar mandi, dua greeter tadi masih melihatinya dengan tatapan sinis dan sangat mengejek.Masabodo!Selama tidak menyangkut tentang kehidupan pribadi atau rasis, Davin tidak peduli. Lagian ,hinaan dan cacian greeter barusan tidak membuat harga dirinya menurun karena identitas aslinya tidak diketahui oleh publik.Saat sudah duduk manis di tengah smoking area berukuran lumayan luas dengan empat sofa panjang membentang, Davin meletakkan kakinya sejajar dan tidak mengangkat salah satunya seperti halnya pengunjung lain.Satu pengunjung baru datang, greeter menyambut dengan ramah dan menawari sake atau makanan untuk pelengkap saat mereka merokok. Pengunjung kedua datang, dan Davin masih dicueki begitu rupa, tidak ada greeter satupun yang menawarinya untuk memesan.Sampai saat ini, Davin dapat menahan kesabarannya dan duduk dengan tenang sembari menunggu. Sepuluh menit berlalu dan pengunjung k
Tak lama setelah ia duduk, greeter yang tadi hanya berdiri di depan pintu smoking area menghampirinya. Penawaran demi penawaran muncul dari mulut busuk mereka berdua.Sejurus kemudian, datang resepsionis tadi yang mencemoohnya dengan membawa sebotol Lafite, kemudian menawarkan pelayanan khusus seperti pijatan atau belaian belaka.“Tidak, aku hanya ingin waitress culun tadi yang melayaniku. Kalian semua keluar!”“Baik, Tuan.”Dua milyar, harga yang lumayan murah untuk orang seperti Davin.Tidak cukup hanya memesan Lafite, Davin sudah bersiap memberikan pelajaran kehidupan lain bagi pekerja Utami yang hanya memandang seseorang dari fisik dan penampilan.“Ini, Tuan, pesanan Laffite yang Anda minta.”“Lancang sekali kamu! Siapa yang memintamu mengantarkan Lafite ini padaku. Tidak bisa. Aku hanya ingin lelaki culun tadi yang melayaniku, bukan orang lain.”Semua tidak berani membantah, bahkan pengunjung kedua dengan perawakan besar dan tangan yang penuh tato juga tidak mencemooh Davin atas
Bukan Davin namanya kalau belum mempermalukan mereka yang hanya menilai seseorang dari tampilan luarnya saja, termasuk dua greeter dan dua resepsionis perempuan dekat kasir tadi.Ia ingin menunjukkan jika orang kaya juga berhak untuk tampil sederhana tanpa harus menampilkan kekayaannya.Bisa saja ia membeli barang-barang yang khusus didesain untuk keluarga Nayama dunia, termasuk Nayama dengan Tuan Besar Juta dan Belanda dengan Ratu Willhemnia-nya. Bukan bisa saja, melainkan sudah sangat bisa kalau bagi Davin yang merupakan anak tunggal dari Tuan Besar Juta, Duke of Edinburgh.“Kalian,” Davin menunjuk ke arah resepsionis dari balik ruangan kaca smoking area hotel, mengeraskan suaranya agar dapat didengar oleh dua perempuan sombong di dekat meja kasir, “iya kalian. Jangan menoleh lagi! Cepat kesini!”Wajah perempuan tadi yang awalnya ketus dan cuek, sekarang menjadi ketakutan dengan seutas keringat di dahi mereka. Beruntung, supervisior hotel sedang berada di ruang pertemuan di lantai p
“Hello, Davin, how are you today? Seperti biasa, pakaianmu tidak pernah memperlihatkan kemewahan.”Davin sempat melirik kepada dua greeter yang masih berdebar-debar menunggu apa yang ia ucapkan kepada Mr. Anton, supervisior mereka.“Ahha, disini terasa agak panas meskipun ruangan dipenuhi AC.”“Aku bisa menjamin AC disini masih baru dan kualitas terbaik di Skotlandia. Tidak mungkin, Davin, pasti ada yang salah denganmu.”“Tidak, tidak, aku hanya bercanda. Pelayanan disini sungguh baik sekali, terutama dua greeter disana.”Mr. Anton menoleh ke belakang, melihat greeter yang masih berdiri di dekat pintu smoking area yang terbuka. Nampaknya mereka ketakutan dan masih gemetar.“Lihatlah, mereka sangat antusias menyambutku tadi. Bahkan untuk sekedar ke toilet, salah satu dari mereka menungguiku untuk memastikan keamanan.”Dari kejauhan, mereka nampak bernafas lega begitu Mr. Anton memalingkan pandangannya lagi. Dalam hati, mereka berharap agar Davin tidak mengatakan hal aneh apapun yang da