Andre mengeraskan otot-ototnya karena emosi. Tubuhnya panas total. Keringat membasahi punggung dan dahi, pertanda, dia kehilangan kesabaran.
Anak muda itu tidak habis pikir, berani sekali dia memaki seorang dengan pengaruh besar seperti Tuan Besar Juta!
“Otakmu ditaruh mana, ha? Tutup mulutmu sebelum bogemanku yang menutupnya!?” Andre menggebrak meja besi itu sampai retak. Tidak peduli, walau pertengahan jari telunjuknya berdarah-darah.
“Biar aku,” bisik Melvin yang duduk di sebelah Andre. “Emosi tidak akan menyelesaikan semuanya. Jika dia menggunakan mulut kotor untuk menghina Tuan Besar Juta, biar kugunakan mulutku untuk membungkamnya!”
Awalnya, Melvin ingin memaki dan mengata-ngatainya sampai anak muda itu sampai dia kehilangan harga diri serta martabat keluarga. Tapi, hal itu, terlalu beresiko, menurutnya.
Melvin memulai dengan kalimat-kalimat kasar biasa.
“Diam! Kalian keluarga Wong, dari tadi t
Mulut Steffany Jackson jauh lebih pedas dari adik dan kakaknya. Di negeri tempatnya tinggal, dia terkenal dengan sebutan Hantu Kritikus, saking ngawurnya kalau berbicara. Bahkan dia pernah tidak sengaja memaki walikota karena menganggapnya orang biasa.“Shut up your mouth!” Anneth ikut bangkit. “Jangan kira aku tidak bisa membunuhmu! Apa, kau mau menggunakan bodyguard keluarga untuk melawanku? Ingat, bodyguard keluargamu, rata-rata, berasal dari anggotaku. Anggota Orchid, mafia paling terkenal di Skotlandia!”“Sampai kau macam-macam lagi, mulutmu akan kubuat jadi santapan maut elang putih yang ada di sakuku!?”David Wong dan Steffany Jackson ternganga heran. Apa maksud elang putih?Mereka tidak tahu, di pinggang belakang Anneth terselip Revolver D-Eagle, pistol paling menyakitkan di dunia, jauh melebihi Cold Phyton yang pelurunya berukuran 9,66 mm.Sementara itu, di depan ruangan tempat diadakannya pertemuan keci
Davin sedang adu mulut dengan seseorang.Davin sedang ribut dengan tukang parkir yang menarik uang lebih dari biasanya. Bukan masalah nominal, Davin resah karena tukang parkir itu sering pilih-pilih mobil. Untuk mobil bagus, dia mematok harga sepuluh kali lipat lebih mahal.Sempat terjadi adu mulut, tapi Davin mengalah. Dia menghamburkan uang seratus ribu, menamparkannya ke wajah si tukang parkir.Beberapa karyawan mall yang melihat itu hanya bisa menggeleng. Tidak hanya mobil yang bagus, tapi cara dia membalas juga sangat elegan.“Ambil semuanya! Kalau kamu butuh uang lagi, hubungi nomor yang tertera di kartu itu! Tapi jangan mengadu kalau bosmu akan menghabisimu di markas besar!”“Dasar orang sombong! Bilang saja kamu tidak ikhlas memberi uang ini!””Kalau kamu tidak mau, biarkan karyawan itu yang mengambilnya. Mereka masih butuh uang-uang ini, tidak sepertimu, miskin sok berlagak tidak mau uang!”“Diam atau kau kubunuh!”Yang dilempar Davin tadi tidak hanya uang, tapi juga sebuah k
Scott dan David hanya bisa saling pandang. Steffany, Luis, dan Renata duduk bersamaan. Julian Wong dan Brilian Wong juga sama, tidak mau ikut campur kala Anneth sudah bicara.Berulang kali Scott dan David menelepon Davin, tapi tidak ada jawaban.“Cucu macam apa dia? Apa dia tidak tahu kalau kakek sedang ditunggu tamu-tamu penting negara? Dia pasti sengaja telat!” David Wong sangat emosi.“Sabar sedikit, dia pasti datang,” ujar Juta.Beberapa menit berselang, Davin tak kunjung datang. David Wong dan Scott Jackson makin kesal dibuatnya. Keduanya terus-terusan menghasut Juta agar segera memulai acara inti dan melupakan Davin.“Kek? Memangnya apa yang Kakek harapkan dari pemuda itu?” Renatta Jackson kembali bicara. “Sekalipun dia hadir di sini, dia tidak mungkin sanggup mengemban amanat dari kakek. Jangankan menjadi pemimpin tertinggi Nayama, memimpin perusahaan saja dia belum tentu sanggup.”Luis Wong ikut menambahi. “Kalaupun dia datang, Kakek tidak semena-mena memberikannya kesempatan
“Maafkan kami, Kek, kami sangat marah melihat dia datang. Wajahnya tak menunjukkan kalau dia merasa bersalah. Sudah sewajarnya kami menampar lelaki tak tahu diri itu!”Pertemuan dimulai. Juta membukanya dengan bacaan doa.Acara inti yang ditunggu-tunggu berlangsung. Pengumuman siapa yang kelak menjadi penerus Nayama sebentar lagi terjadi. Juta mengambil suatu kertas, lantas menyuruh Andre membacanya.“Sebagai kakak tertua, Andre memiliki previllege membacakan surat keputusan ini. Cepat baca dan biarkan mereka semua tahu!”Andre membuka kertasnya sembari menahan rasa terkejut yang tiba-tiba datang. “… Dengan ini resmi diangkat seorang pangeran dari keluarga paling terhormat di seluruh daratan Asia. Hanya ada satu pangeran, dan hanya satu orang pula yang pantas meraihnya. Sisanya, gugur karena tidak lolos persyaratan utama yang diwariskan turun-temurun dari kakek moyang kita semua.”“Dengan ini, Nayama mengambil satu orang yang memiliki warisan darah dengan Tuan Besar Juta, juga merupak
Scott dan David tidak terima anaknya dibegitukan. Mereka ikut berdebat, seakan tidak menghargai keputusan Tuan Besar Juta.Bermula dari David, dia membuka semua keburukan Davin.“Orang tua mati saat masih balita, tentu laki-laki itu tidak mendapat perhatian pertama. Dia pasti cari perhatian orang lain. Tidak diberi kasih sayang orang tua menjadikan laki-laki itu angkuh, suka menyela pendapat, tidak punya sopan santun!”Jackson mengiyakan, lantas menambahi. “Lalu kabur di umur delapan tahun? Apa dia pantas menjadi penerus resmi Nayama? Seluk beluk Nayama saja tidak tahu. Sejak kecil juga dididik orang luar Nayama.”“Aku jauh lebih tahu dari kalian!” Davin membela dirinya sendiri. “Kalian hanya tahu harta Nayama, tanpa tahu bagaimana sistem yang membuatnya sukses. Walaupun aku habiskan hidup di luar Nayama, aku jauh lebih paham apa yang dibutuhkan Nayama, tidak seperti kalian.”“Umurmu masih 24 tahun, tapi kamu bertingkah seakan tahu segalanya?” David Wong berdiri dan menunjuk-nunjuk mu
“Diam kau, Bocah! Dasar tak punya harga diri!? Sudah berani merendahkan martabat Keluarga Jackson dan Keluarga Wong, masih saja bersikukuh mau mewarisi seluruh aset Nayama. Kau ini mata duitan atau gimana, sih? Tolol!?” Juta berdehem, semua khidmat menyimak apa yang akan disampaikan Tuan Besar Juta. “Apa kalian lupa, masa mudaku dulu, aku membangun Nayama dengan tanganku sendiri, tanpa bantuan kalian semua. Aku masih 21 tahun waktu itu. Perlu tiga dekade lebih agar Nayama bisa sebesar sekarang. Dan, asal kalian paham, aku bisa sukses di umurku yang masih belia!?” ”Itu kan masa mudamu, bukan Davin.” Renatta Jackson mulai menyanggah. Davin mengangkat tangannya, ingin menggebrak meja, tapi Andre segera menahannya karena menurut Andre, emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah.” Hingga, pada akhirnya, Renatta Jackson meneruskan kalimatnya, membuat semua yang ada di pihak Davin, bangkit dari tempat duduknya masing-masing. “Tapi itu tidak bisa dibenarkan, Kek!” ujar Renatta Jackson
Sepertinya, rapat pewarisan itu tidak berjalan mulus.Tuan Besar Juta terpaksa menghentikan acara malam hari itu dan menggantinya di lain hari. Dia juga memberitahu pada Keluarga Jackson dan Keluarga Wong bahwasanya salah satu syarat menjadi pewaris sekaligus Tuan Muda adalah dia harus memiliki darah asli keturunan Nayama.“Kita cukupkan sampai di sini. Keputusan sudah bulat, tidak bisa diubah. Dari pada tidak membuahkan hasil karena kalian terus-terusan merusak suasana, lebih baik, aku yang memutuskan sendiri siapa pewaris resmi seluruh harta kekayaan Nayama.”“Kalian tidak bisa menentangku. Kalian juga tidak berhak mengintervensiku sebagai Tuan Besar. Aku punya hak preoregatif. Jika kalian ingin membelot, silakan! Aku tidak takut. Bisnis kalian tidak se-bagus yang terpampang di cover majalah-majalah.”“Busuk! Kalian semua busuk!”Tuan Besar Juta angkat suara, membuat Keluarga Wong dan Keluarga Jackson malu tujuh turunan.Kembali, dua keluarga itu bersikukuh ingin merebut tahta Nayam
Dengan kantung mata bengkak dan pakaian kusut milik Levy yang belum diseterika, Davin pergi, tanpa membangunkan Levy yang masih mendengkur pulas.Dia lupa membawa pakaian ganti setelah selesai rapat kemarin.Dari pada menggunakan pakaian bekas dia mengurus trayek Nayama Hornet, sangat lusuh dan ada beberapa bercak darah, lebih baik dia menggunakan pakaian milik Levy yang tertinggal di sana sebelum Levy pergi mengawasi pergerakan orang-orang Serigala Merah.Melvin mengirim titik koordinat lokasi Bank Platina.“Aneh, kenapa hanya ada satu Bank Platina di ibukota? Harusnya, ada minimal tiga atau empat bank. Kenapa pula Tuan Besar Juta memberi perintah dadakan seperti ini!?”Selama menjadi Tuan Muda, baru kali ini Davin disuruh pergi ke bank, seorang diri. Perjalanan hampir dua puluh menit menggunakan mobil, akhirnya, Davin sampai di lokasi. Matanya terbelalak melihat sebuah gedung megah.“Bank apa yang buka pagi-pagi buta begini?!” Davin mengeluh, tapi dia tetap menjalankan perintah.Nor