Dengan kantung mata bengkak dan pakaian kusut milik Levy yang belum diseterika, Davin pergi, tanpa membangunkan Levy yang masih mendengkur pulas.Dia lupa membawa pakaian ganti setelah selesai rapat kemarin.Dari pada menggunakan pakaian bekas dia mengurus trayek Nayama Hornet, sangat lusuh dan ada beberapa bercak darah, lebih baik dia menggunakan pakaian milik Levy yang tertinggal di sana sebelum Levy pergi mengawasi pergerakan orang-orang Serigala Merah.Melvin mengirim titik koordinat lokasi Bank Platina.“Aneh, kenapa hanya ada satu Bank Platina di ibukota? Harusnya, ada minimal tiga atau empat bank. Kenapa pula Tuan Besar Juta memberi perintah dadakan seperti ini!?”Selama menjadi Tuan Muda, baru kali ini Davin disuruh pergi ke bank, seorang diri. Perjalanan hampir dua puluh menit menggunakan mobil, akhirnya, Davin sampai di lokasi. Matanya terbelalak melihat sebuah gedung megah.“Bank apa yang buka pagi-pagi buta begini?!” Davin mengeluh, tapi dia tetap menjalankan perintah.Nor
Seorang gadis keluar dari ruangan pasca mendengar suara keributan di luar.“Tuan Steve, ada apa? Kenapa Anda marah-marah? Apa yang membuat Anda tidak nyaman sampai meninggikan suara seperti itu?” Ann bertanya halus. Sepertinya, dia adalah salah satu petinggi Bank Platina.“Lihat pria miskin ini... udah dekil, bau, compang-camping, pasti mau galang dana!” Steve menunjuk Davin tepat di depan mukanya.“Ohh, bukannya Anda suami Nona Ann?” Ann bertanya singkat.Posisinya, Ann tidak tahu sama sekali konflik yang terjadi antara Claudia dan Davin, terutama konflik yang berhubungan dengan Serigala Merah.Claudia melakukannya seorang diri, tidak terikat dengan ayah, kakak, dan mamanya. Dia tidak mengaitkan hal ini dengan siapapun. Meski sedikit arrogan, tapi Claudia selalu menyelesaikan masalahnya seorang diri.Itu nilai plusnya.Ann tidak tahu apapun tentang Serigala Merah dan Claudia yang ikut campur konflik besar dengan Nayama. Yang dia tahu, Davin hanya mantan kekasih adik kandungnya, yang
Sontak, orang-orang kaya di sekitar mereka tertawa.“Wah, wah, wah, bualan apalagi ini? Mau narik uang di Bank Platina? Jangan bercanda, deh! Bank ini khusus untuk nasabah dengan aset kekayaan minimal 20 miliar. Astaga, ini masih pagi, tapi sudah ada pelawak yang mau mengais recehan!”Ann mengernyitkan dahi, dia tidak ikut memaki Davin karena malu.Bagaimanapun juga, Davin adalah mantan calon suami adik iparnya meskipun Keluarga Latusia sudah mentah-mentah menolak Davin. Nama Davin juga pernah menjadi bagian dari Keluarga Latusia selama beberapa bulan, apalagi Davin juga berperan banyak dalam kemajuan Lorena.Dan, kejadian ini, kembali membuat Ann kehilangan muka di depan Sofia dan beberapa miliarder yang ingin menarik uang.“Ingat ya, kamu dan adikku udah nggak punya hubungan lagi, kan? Atau, jangan-jangan, kamu menguntitku sampai ke bank ini? Cih, udah dicampakkan sama adikku, masih belum puas saja?”“Sampai aku tahu kamu mantau aktivitasku, aku nggak segan lapor polisi. Biar kamu d
Seorang perempuan cantik keluar dari ruangan. Cukup dengan aura dan suaranya saja, dapat membungkam semua tawa yang pecah. Dia begitu menakutkan meski hanya menggunakan rok pendek serta blazer hitam rapi.“Sekali lagi kalian bersikap kasar padanya, aku tidak segan memecat kalian semua!?”Semua menoleh ke arah sumber suara.Bibir gadis itu bergetar hebat melihat kartu yang jatuh di lantai. Dia ingin menangis, tapi tidak bisa. Wibawanya pasti runtuh ketika nasabah Bank Platina melihatnya menangis ketakutan.Sofia, yang merupakan supervisior di sana, bergegas menemui gadis itu. “Direktur Elisa, kenapa Anda marah-marah tanpa sebab? Ada apa? Kenapa mempertahankan pria miskin itu?”“Oi satpam, lepaskan dia!?” Elisa tidak memperdulikan Sofia, dan fokus menatap petugas keamanan.Berjalan menghampiri Davin yang bajunya makin lusuh karena dicengkeram dua orang satpam, Elisa menunjukkan kartu yang dia ambil tadi. “Ini kartu Anda?”Davin tidak langsung menjawab. Dia terkesima dengan kecantikan El
“Kalian pasti tidak tahu, kenapa kartu ini tidak bisa diidentifikasi komputer teller di sini?” Elisa menaikkan suaranya, menyita perhatian.“Kartu ini, hanya bisa dilacak oleh komputer resmi yang diluncurkan pihak Bank Platina pusat. Bank Platina kita, meski tergolong bank paling megah di negeri ini, sama sekali, tidak diberi hak istimewa seperti Bank Platina pusat di Washington.”“Asal kamu tahu, kartu milik laki-laki ini, jauh lebih berharga dari kartu premium milikmu, Steve Rockshaw!?”Deg!Ann dan Steve serasa mati kutu.“Ba-bagaimana mungkin? Hampir tiga puluh tahun Keluarga Rockshaw jadi nasabah Bank Platina. Deposito kami juga melebihi batas wajar. Kami juga termasuk nasabah premium Bank Platina. Dengan deposito sebesar itu, tidak mungkin ada yang melebihi kekayaan keluargaku, apalagi di kota JC!?”Elisa memandang Steve dengan tatapan remeh.“Benar. Dan, satu hal yang belum kalian tahu, sepanjang Bank Platina berdiri, kami hanya pernah mengeluarkan tiga kartu khusus. Salah satu
Bank Platina memiliki hak penuh atas semua bank dalam negeri. Mereka punya wewenang mencetak kartu jenis apapun.Usai memindah saldo, Davin kembali ke markas para petinggi Black Mamba, membangunkan Boris yang masih tertidur pulas.Dia lebih dulu berangkat ke daerah pergudangan, mengirim laporan tertulis pada Tuan Besar Juta kalau dia dalam perjalanan menuju Heaven Garden agar segera mendapat tugas selanjutnya sebagai Tuan Muda Nayama yang baru.Kira-kira, butuh waktu 1 jam agar mereka sampai di kawasan komplek elit itu.Tapi, di tengah jalan, Davin ada hasrat ingin berkunjung ke Phoenix.Melvin diminta mengantar Davin ke sana. Bertemu Colin pemilik perumahan Saul Martin, mereka berbicara beberapa hal, terutama siapa yang berhasil mengakusisi villa Super A yang lokasinya tidak jauh dari sana.“Sepertinya banyak calon pembeli baru di sini. Saul Martin baru meresmikan satu kawasan khusus di persimpangan Syscho. Ada total tiga rumah yang belum dibeli. Para miliarder sepakat agar lima ruma
“Tuh lihat, itu laki yang kita teropongi tadi,” kata Chika pada temannya, sesama anak miliarder.“Benar. Kenapa dia ada di sini? Apa dia ikut lelang kayak papa kita? Kalau itu benar, berarti dia miliarder juga dong. Sudah tampan, body goals, kekar, keren, cool, apalagi kaya. Sumpah idaman banget deh!”“Andai aku bisa memilikinya. Abis nikah langsung aku kunci di kamar tujuh hari.”Pikiran Chika dan teman-temannya semakin tidak karuan. Mereka membayangkan hal yang tidak-tidak pada Davin, berharap suatu saat nanti mereka berbagi kehangatan di satu ranjang yang sama dan selimut yang sama pula.Demi mendapatkan pria seperti itu, Chika rela memberikan segala yang dia punya, termasuk kehormatannya sendiri. Lagi pula dia tak kalah menggoda dari putri miliarder lainnya.“Siapa orang itu?” Chika bertanya pada Charlie Setiawan. “Papa kenal dia nggak?”“Papa nggak tahu, coba kamu tanya C
Dari kejauhan, Lisamenatap seorang gadis yang mendekati Davin. Bodynya sungguh mempesona. Rambut pirang dan sepatu highnya mencuri perhatian tiap mata memandang. Apalagi pakaian yang sedikit terbuka di bagian dada.Perasaan cemburu membuncah.Ingin rasanya gadis itu segera mendatangi Chika, menamparnya, lalu menggeret Davin agar pandangan matanya tidak mengarah ke jerumus nafsu yang ditawarkan Chika.Tapi, semua itu terlambat. Chika lebih dulu memulai aksinya, berjalan membusungkan dadanya, semakin dekat denganDavin.“Hai, Ganteng!” Chika menyapa Davinsembari mendekatkan tubuhnya ke tubuh Davin.Davinmenengok ke bawah. Melihat pakaian yang sedikit terbuka dengan belahan terpampang jelas, tentu menimbulkan hasrat tersendiri bagi Davin. Dia juga laki-laki normal. Parasnya lumayan cantik, setara dengan Claudiaataupun Grace.“Habis olahraga ya? Urat nadimu masih kelihatan. Bau keringatmu juga sanga