“Bukan maksudku meninggalkanmu sendirian di sini, tapi aku harus balik ke Indonesia. Masih banyak hal yang harus kuurus, termasuk masalah pencurian dana dari tender,” kata Lisa.
“Iya, aku paham. Hati-hati ya, jangan terlalu memforsir tenagamu. Jaga kesehatan.”
Lisa mengecup Davin, menatap punggung lelaki itu hingga tak terlihat lagi.
Davin menelepon pilot pribadi Tuan Besar Juta lalu kembali ke Indonesia setelah mendapat izin dari kekasihnya. Dia tidak langsung berangkat. Akan tetapi, lebih dulu memastikan kondisi cuaca dan keamanan setelah dia injak kaki di Indonesia.
Lima menit menunggu, ada laporan masuk dari pangkalan militer.
Kondisi di bandara, aman terkendali. Davin bisa berangkat tanpa harus risau ada ancaman dari Serigala Merah.
Pihak militer, terutama Andre, juga mengutus orang-orang Mamba untuk berpatroli sampai Davin sampai di lokasi tujuan.
Sepulangnya dari Australia, Davin lang
Lelaki bernama Ali duduk di kantor utama. Dia nampak bingung. Harus mengganti uang milik Nayama? Jumlahnya,tentu,sangat besar. Bahkan harga proyek ini tidak bisa ditebusnya walau harus mengabdi seumur hidup pada Nayama.Ali yang pusing menumpahkan amarahnya pada seluruh bawahan.“Saya tidak habis pikir, kenapa bisa proyek ini kecolongan! Pelakunya adalah teman kalian sendiri. Saya pasrahkan urusan tender pada kalian, tapi kalian malah mengacaukannya. Sekarang lihat, uangnya raib dan kita tidak tahu siapa yang membawanya!”Seorang perempuan mengangkat tangan. “Pelakunya pasti salah satu dari kita bersepuluh.”Ali menggebrak meja sangat keras. “Bagaimana kau bisa seyakin itu?”“Hanya kita bersepuluh yang punya akses ke ATM khususpembangunan Nayama Losment. Dan ,hanya kita juga yang bisa mengambil uang itu.”Davinsamar-samar mendengar debat kusir di kantor utama Nayama 
“Aku peringatkan sekali lagi, jangan macam-macam dengan NayamaLosment atau kamu menerima akibatnya!”Tono membentak Davin, berharap anak muda itu ngeri dan lari ketakutan sampai terkencing-kencing.Tapi, yang terjadi, justru berbeda.Davinhanya bisa menggeleng heran. Kenapa pula dengan dua preman ini? Apa dia tidak mengenali siapa sebenarnya Tuan Muda Nayama?Sebenarnya,Davinbisasangat mudahmemecat dua satpam itu dalam hitungan detik, tapi dia butuh Ali untuk memecatnya.Prosedural tetap dijaga meski dia punya hak veto untuk melakukan itu.“Panggil Ali ke sini!” ucap Davin.Wiramencengkeram kerah baju Davin, lantas memukul pipi kirinya. “Tutup mulutmu, Sampah! Jangan seenak jidat memanggil nama presdir kami! Mana sopan santunmu? Ingat, kamu hanya gembel yang tidak sengaja masuk ke tempat pembangunan ini!”Keributan itu didengar Ali dan semua kawanannya. M
Davinmemegang kaki Ali, mendorongnya hingga presdir sombong itu jatuh dengan posisi kepala di bawah.Dia tidak lagi menahan diri. Atur pola nafas terpaksa dilakukan demi bisa membangkitkan tenaga tersembunyi di salah satu titik rahasia nadi manusia.Donidan Wirasegera bereaksi. “Jangan macam-macam dengan kami!”“Majulah! Aku tidak takut walau harus satu lawan dua,” kata Davin, lalu mengusap darah yang mengalir dari bibir kanannya.Wiramaju lebih dulu. Bogem melayang, namun berhasil ditangkis Davin.“Sialan, pria ini punya tenaga lebih kuat dari perkiraanku! Aku harus atur strategi, cari celah sampai dia melancarkan serangan dengan pertahanan kosong.”Dan, momen itu, langsung terwujud.Davintahu, Wiraadalah pria kidal. Oleh sebab itulah, Davinlebih pilih menghindari serangan tangan kiri Wira sampai benar-benar mendapat momen untuk menakhlukkan pria kekar tinggi
Ali tertawa terbahak-bahak. “Pemimpin katamu? Cuih … aku tidak sudi dipimpin gembel bau sepertimu! Yang kamu bisa hanya menyebarkan najis di setiap tempat yang kamu datangi. Cepat pergi sebelum proyek ini jadi sial karena kedatanganmu!”“Diam kau, Koruptor!” Davinmemaki Ali, langsung di depan matanya.Dari pola pikir dan perilaku Ali dalam menyikapi orang tidak dikenal seperti Davin, Davin bisa menyimpulkan kalau Ali merupakan satu dari beberapa orang yang terlibat dalam pencurian dana.Tentu, ada pertimbangan lain yang mendasari kenapa Davin sangat yakin kalau Ali adalah pelakunya.Mendengar makian Davin, Ali terbelalak hebat.Sejenak hening, tidak tahu harus berkata apa. Tapi, dengan cepat, dia mendekati Davin dan membentak pria itu mentah-mentah.“Apa? Kamu bilang apa? Koruptor? Mana buktinya?Kamu itu siapa ha, kenal saja tidak, berani-beraninya nuduh aku koruptor!”Davin terseny
“Doni, Wira, kalian mau ke mana? Cepat bawa dia pergi!” Suara Ali tidak menghentikan niatan Donidan Wirakabur dari sana. “Woi, kalian pergi ke mana. Cepat urus gembel satu ini sebelum kalian dipecat!”Wirapura-pura tidak dengar. Dia pergi ke warung makan yang letaknya tidak jauh dari NayamaLosment.Donisendiri mematung di sekitar garis kuning polisi.Garis itu dipasang karena kasus proyek ini sudah dilaporkan ke kepolisian setempat karena nilainya yang terpantau fantastis. Sejujurnya, polisi di negeri ini malas menangani kasus seperti itu misal tidak ada uang muka. Namun, ini ada kaitannya dengan Nayama. Polisi macam-macam, nama baik mereka bisa longsor tak dianggap di masyarakat.Hingga ketika Levydatang dan menyapaDoni.“Tuan Levy, Anda sudah lama ada di sini?” tanya Doni, gemetar.“Lumayan lama. Tadi aku ke kamar mandi dulu. Habis, perutku mual karena keba
Davinmendekati Ali dan ingin membalas perbuatan pria paruh baya itu. Tingkahnya sangat keterlaluan. Dia tidak sadar kalau jabatan yang diamanatkan adalah atas permintaan Levy yang disetujui Davin.“Kesombongan membuatmu lupa kalau di atas langit masih ada langit yang lebih tinggi!”Davin tidak tahan lagi.“Tunggu Levy datang, biar dia yang mengajarimu bagaimana cara memanusiakan manusia. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, yang mengayomi, bukan malah menghianati dan merugikan!”Ketika Ali membuka mulut, secepat mungkin Davin menyela. “Diam! Jangan berani bersuara atau kamu akan menerima akibatnya!Menyuruh salah satu lelaki di sana memanggil seluruh petinggi Nayama Losment, Davin menunjukkan kharismanya sebagai Tuan Muda.Bahkan, lelaki yang disuruh Davin, sama sekali tidak mempermasalahkan si gembel dengan pakaian compang-camping itu. Dia menurut begitu saja, tanpa ada sanggahan, tanpa ada penolakan.
“Tetap berdiri di tempat kalian!”Davinmenyisir pandangan. Dari sepuluh orang yang tersisa, hanya mata Ali dan Betty yang tidak menunjukkan raut gelisah.Sebenarnya ada satu orang lagi, lelaki yang menggunakan kemeja kotak-kotak putih. Matanya sedikit sayu seperti orang habis minum minuman keras.Tiga orang dicurigai menjadi tersangka, tapi Davintidak menunjukkan ekspresinya.“Pelakunya ada dua orang,” kata Davin. “Satu orang sudah tertangkap, tinggal satu orang lagi. Jika tidak ada yang mengaku, pak tua rambut putih itu akan kuhabisi!”“Tolong jangan sakiti Pak Gibran, Tuan,” ucap seorang perempuan yang kira-kira berusia tiga puluh. “Saya yang selama ini membantu Pak Gibran menggelapkan dana tender perusahaan.”“Hmm?”“Saya bagian pengawas. Jika ada yang mencurigakan, saya akan memberi kode. Tolong jangan siksa Pak Gibran karena saya sudah menga
Davinmenuntut tanggung jawab Ali karena telah mencoreng nama Nayama ke hadapan publik. Parahnya, semua jurnalis berkumpul. Entah dari mana mereka tahu berita ini.Nayama yang sedari dulu terkenal bersih dari kasus-kasus seperti ini karena internalnya sangat piawai menutupi semua keburukan, sekarang, jadi tercoreng hanya karena Ali tidak bisa menyabotase seluruh wartawan dan jurnalis.Bodoh!Sungguh bodoh!Hal itu membuat Davinputarbadan, menghampiri Ali yang sedang dirawat Bettykarena hantaman tadi.“Cepat selesaikan urusan ini! Bilang kepada mereka semua bahwa kau lah yang menggelapkan dana tender proyek!Aku sudah tahu semuanya. Semua bukti juga sudah ada di tangan. ” Davinmelayangkan satu pukulan ke wajah Ali.“Apa buktinya?”“Sudah babak belur, masih tetap saja tidak mau mengaku. Dasar lelaki tidak tahu malu!” Bettytidak lagi membela Ali karena tahu, tida