“Aku peringatkan sekali lagi, jangan macam-macam dengan Nayama Losment atau kamu menerima akibatnya!” Tono membentak Davin, berharap anak muda itu ngeri dan lari ketakutan sampai terkencing-kencing.
Tapi, yang terjadi, justru berbeda.
Davin hanya bisa menggeleng heran. Kenapa pula dengan dua preman ini? Apa dia tidak mengenali siapa sebenarnya Tuan Muda Nayama?
Sebenarnya, Davin bisa sangat mudah memecat dua satpam itu dalam hitungan detik, tapi dia butuh Ali untuk memecatnya. Prosedural tetap dijaga meski dia punya hak veto untuk melakukan itu.
“Panggil Ali ke sini!” ucap Davin.
Wira mencengkeram kerah baju Davin, lantas memukul pipi kirinya. “Tutup mulutmu, Sampah! Jangan seenak jidat memanggil nama presdir kami! Mana sopan santunmu? Ingat, kamu hanya gembel yang tidak sengaja masuk ke tempat pembangunan ini!”
Keributan itu didengar Ali dan semua kawanannya. M
Davinmemegang kaki Ali, mendorongnya hingga presdir sombong itu jatuh dengan posisi kepala di bawah.Dia tidak lagi menahan diri. Atur pola nafas terpaksa dilakukan demi bisa membangkitkan tenaga tersembunyi di salah satu titik rahasia nadi manusia.Donidan Wirasegera bereaksi. “Jangan macam-macam dengan kami!”“Majulah! Aku tidak takut walau harus satu lawan dua,” kata Davin, lalu mengusap darah yang mengalir dari bibir kanannya.Wiramaju lebih dulu. Bogem melayang, namun berhasil ditangkis Davin.“Sialan, pria ini punya tenaga lebih kuat dari perkiraanku! Aku harus atur strategi, cari celah sampai dia melancarkan serangan dengan pertahanan kosong.”Dan, momen itu, langsung terwujud.Davintahu, Wiraadalah pria kidal. Oleh sebab itulah, Davinlebih pilih menghindari serangan tangan kiri Wira sampai benar-benar mendapat momen untuk menakhlukkan pria kekar tinggi
Ali tertawa terbahak-bahak. “Pemimpin katamu? Cuih … aku tidak sudi dipimpin gembel bau sepertimu! Yang kamu bisa hanya menyebarkan najis di setiap tempat yang kamu datangi. Cepat pergi sebelum proyek ini jadi sial karena kedatanganmu!”“Diam kau, Koruptor!” Davinmemaki Ali, langsung di depan matanya.Dari pola pikir dan perilaku Ali dalam menyikapi orang tidak dikenal seperti Davin, Davin bisa menyimpulkan kalau Ali merupakan satu dari beberapa orang yang terlibat dalam pencurian dana.Tentu, ada pertimbangan lain yang mendasari kenapa Davin sangat yakin kalau Ali adalah pelakunya.Mendengar makian Davin, Ali terbelalak hebat.Sejenak hening, tidak tahu harus berkata apa. Tapi, dengan cepat, dia mendekati Davin dan membentak pria itu mentah-mentah.“Apa? Kamu bilang apa? Koruptor? Mana buktinya?Kamu itu siapa ha, kenal saja tidak, berani-beraninya nuduh aku koruptor!”Davin terseny
“Doni, Wira, kalian mau ke mana? Cepat bawa dia pergi!” Suara Ali tidak menghentikan niatan Donidan Wirakabur dari sana. “Woi, kalian pergi ke mana. Cepat urus gembel satu ini sebelum kalian dipecat!”Wirapura-pura tidak dengar. Dia pergi ke warung makan yang letaknya tidak jauh dari NayamaLosment.Donisendiri mematung di sekitar garis kuning polisi.Garis itu dipasang karena kasus proyek ini sudah dilaporkan ke kepolisian setempat karena nilainya yang terpantau fantastis. Sejujurnya, polisi di negeri ini malas menangani kasus seperti itu misal tidak ada uang muka. Namun, ini ada kaitannya dengan Nayama. Polisi macam-macam, nama baik mereka bisa longsor tak dianggap di masyarakat.Hingga ketika Levydatang dan menyapaDoni.“Tuan Levy, Anda sudah lama ada di sini?” tanya Doni, gemetar.“Lumayan lama. Tadi aku ke kamar mandi dulu. Habis, perutku mual karena keba
Davinmendekati Ali dan ingin membalas perbuatan pria paruh baya itu. Tingkahnya sangat keterlaluan. Dia tidak sadar kalau jabatan yang diamanatkan adalah atas permintaan Levy yang disetujui Davin.“Kesombongan membuatmu lupa kalau di atas langit masih ada langit yang lebih tinggi!”Davin tidak tahan lagi.“Tunggu Levy datang, biar dia yang mengajarimu bagaimana cara memanusiakan manusia. Bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, yang mengayomi, bukan malah menghianati dan merugikan!”Ketika Ali membuka mulut, secepat mungkin Davin menyela. “Diam! Jangan berani bersuara atau kamu akan menerima akibatnya!Menyuruh salah satu lelaki di sana memanggil seluruh petinggi Nayama Losment, Davin menunjukkan kharismanya sebagai Tuan Muda.Bahkan, lelaki yang disuruh Davin, sama sekali tidak mempermasalahkan si gembel dengan pakaian compang-camping itu. Dia menurut begitu saja, tanpa ada sanggahan, tanpa ada penolakan.
“Tetap berdiri di tempat kalian!”Davinmenyisir pandangan. Dari sepuluh orang yang tersisa, hanya mata Ali dan Betty yang tidak menunjukkan raut gelisah.Sebenarnya ada satu orang lagi, lelaki yang menggunakan kemeja kotak-kotak putih. Matanya sedikit sayu seperti orang habis minum minuman keras.Tiga orang dicurigai menjadi tersangka, tapi Davintidak menunjukkan ekspresinya.“Pelakunya ada dua orang,” kata Davin. “Satu orang sudah tertangkap, tinggal satu orang lagi. Jika tidak ada yang mengaku, pak tua rambut putih itu akan kuhabisi!”“Tolong jangan sakiti Pak Gibran, Tuan,” ucap seorang perempuan yang kira-kira berusia tiga puluh. “Saya yang selama ini membantu Pak Gibran menggelapkan dana tender perusahaan.”“Hmm?”“Saya bagian pengawas. Jika ada yang mencurigakan, saya akan memberi kode. Tolong jangan siksa Pak Gibran karena saya sudah menga
Davinmenuntut tanggung jawab Ali karena telah mencoreng nama Nayama ke hadapan publik. Parahnya, semua jurnalis berkumpul. Entah dari mana mereka tahu berita ini.Nayama yang sedari dulu terkenal bersih dari kasus-kasus seperti ini karena internalnya sangat piawai menutupi semua keburukan, sekarang, jadi tercoreng hanya karena Ali tidak bisa menyabotase seluruh wartawan dan jurnalis.Bodoh!Sungguh bodoh!Hal itu membuat Davinputarbadan, menghampiri Ali yang sedang dirawat Bettykarena hantaman tadi.“Cepat selesaikan urusan ini! Bilang kepada mereka semua bahwa kau lah yang menggelapkan dana tender proyek!Aku sudah tahu semuanya. Semua bukti juga sudah ada di tangan. ” Davinmelayangkan satu pukulan ke wajah Ali.“Apa buktinya?”“Sudah babak belur, masih tetap saja tidak mau mengaku. Dasar lelaki tidak tahu malu!” Bettytidak lagi membela Ali karena tahu, tida
“Bagaimana? Urusan di Nayama Accent sudah selesai?” telepon Tuan Besar Juta.“Barusan aku lihat berita di televisi, ada yang membahas tentang penggelapan dana itu. Aku harap, kau segera mengurus semuanya, termasuk melobby seluruh stasiun televisi dengan uang agar berita itu tidak disebarluaskan ke publik.”“Kotor,” singkat Davin.“Tapi aku setuju. Toh, cara kotor kita tidak merugikan orang lain. Biar aku yang urus, Kek, tenang saja. Kakek selesaikan urusan di luar negeri. Urusan seperti ini kalau aku tidak bisa menyelesaikannya, aku tidak pantas menjadi penerus Kakek.”“Itu baru cucuku.”“Ada perintah lain? Jarang sekali Kakek meneleponku.” Davin mulai curiga.“Datanglah ke Elenia Party yang diadakan salah satu petinggi Klan Emas. Melvin akan mengabarimu lokasi tepatnya. Dia berangkat lebih dulu. Aku harap, dia tidak lupa karena di sana banyak teman lama Melvin saa
“Hah? Ngomong apa? Kami tidak peduli denganmu. Memangnya kamu siapa, ha? Jangankan gembel berpakaian lusuh sepertimu, anak walikota saja tidak bisa masuk ke tempat ini kalau tidak punya kartu identitas khusus. Di Bandung, hanya Nayama yang memperlakukan semua orang secara adil.”Davin menyilangkan tangannya di dada.“Semua miliarder sudah paham akan aturan yang berlaku. Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!”Davin menelepon Melvin, tapi tidak diangkat. Dia berulang kali menelepon tapi hasilnya tetap nihil. Melvin tidak menjawab telepon dari Davin karena dia sedang asyik berpesta dengan yang lain.“Aku adalah utusan Nayama, jangan macam-macam!”Dua penjaga itu tertawa terbahak-bahak. “Mana mungkin utusan Nayama menggunakan pakaian kumal dan tidak dikawal militer negara?”“Kamu tidak percaya aku utusan Nayama?” tanya Davin. “Tuan Besar Juta yang