Davin mengernyitkan dahinya. Dia tidak merasakan sakit sama sekali walaupun pipi kirinya membiru akibat pukulan Bara.
Memegangi tangan Lisa yang sedang pingsan, Davin kembali mendapat tamparan keras di pipi kanannya. Rara tidak terima Davin menyentuh Lisa tanpa izin.
“Tolonglah, dia butuh pertolongan pertama…”
“Diam!”
Perdebatan itu berlangsung sengit dan terhenti saat semua melihat Lisa kejang-kejang di atas lantai marmer halaman rumahnya.
Rara dan Bara panik. Mereka seperti orang kesurupan. Tidak ada yang tahu penanganan pertama orang kejang-kejang karena mereka hidup dalam zona nyaman.
“Bagaimana ini? Kita harus segera menelepon dokter!” Rara semakin panik. Ekspresinya tidak dapat dibohongi.
Bara yang tidak tahu harus melakukan apa, ikut-ikutan panik dan mereka malah diam memandangi Lisa.
Davin kesal melihat tingkah laku mereka. Dia segera mengambi
Lisamemelototi mamanya dengan tatapan sinis.Mamanya tidak tahu kalau Davinyang sudah menyelamatkan nyawa Lisawaktu insiden di pelabuhan.Overthinking, kesialan, dan buruk sangka selalu menghantui pikiran Rara kala melihat Davin berdiri di sana.“Kalian? Ingat perkataanku. Sampai kalian berani memaki Davin atau mengoloknya di depan mataku, aku nggak segan balas hinaan itu, jauh lebih kejam dari apa yang kalian lakukan pada Davin. Dia udah nyelamatin aku, tiga kali, termasuk nafas buatan ini! Sedangkan kalian, cuma bisa maki-maki, berdiri mematung, nggak paham tata cara pertolongan pertama!”“Sialan! Entah Mama entah Kakak Bara, semua sama!? Kalian ingin aku mati, kan? Tinggal jawab iya apa susahnya!”Rara mendekati Lisa, tapi Lisa segera menepis tangan mamanya.“Mama bisa jelasin...”“Jelasin apalagi, Ma? Mama mau ngelarang Davin yang niat nyembuhin Lisa, kan? Coba Davin telat
Cacian Lisa tidak berhenti sampai di situ.Emosi yang dia tahan selama bertahun-tahun, meledak begitu saja, apalagi setelah melihat tingkah Bara yang semakin dibiarkan, semakin semena-mena. Lisa tidak tahan dengan hal tersebut. Ini saatnya balas dendam. Mencaci Bara sampai rata dengan tanah.“Heh, Anak Pungut, kamu bisa denger aku ngomong, kan? Dasar babu, yang ngomong ada di kiri, kenapa kamu malah ngadep ke kanan? Woi!” Lisa tak henti-hentinya melontarkan caci-maki pada Bara.“Cukup, Lisa! Dia kakakmu. Apa kamu lupa, dia sangat berjasa pada keluarga kita.” Rara coba membela Bara, tapi nampaknya sia-sia.Lisa tertawa sangat keras. “Berjasa? Berjasa apa, Ma? Lihat, kuliah di kampus favorit gagal, kena drop out karena nilainya kurang memuaskan. Kuliah di kampus swasta malah bikin masalah. Bisanya cuma habisin duit keluarga. Apalagi, Mama mau cari kebaikan dia? Nggak ada, Ma.”“Bahkan, sampai hari kiamat pun
Dalam waktu singkat, Davinmemelintir tangan kanan Bara hingga terdengar bunyi gesekan antar sendi. Bara mengerang, tapi Davintidak memberinya kesempatan untuk merintih.Prak!Satu pukulan Davinmendarat di pipi kanan Bara hingga membuatnya tersungkur. Tidak berhenti sampai di situ, Davinmelepas sepatunya dan mendaratkan tumitnya di perut Bara.Bara mengerang. Rasa sakit menyelimuti sekujur tubuhnya.Davintidak mau berhenti. Dia terus memukuli Bara hingga punggungnya membiru. Dia baru berhenti kala Lisamenarik tangannya dan memohon agar Bara dimaafkan.“Kamu harusnya bersyukur, Lisamasih memiliki belas kasihan. Jika bukan Lisayang memintaku berhenti, aku tidak akan berhenti sampai mulutmu bengkong dan rahangmu patah!” Davinmengumpat dan meludahi Bara.“Dasar sampah keluarga Yudhistira!”Beberapa tetangga yang sedang mencari makan siang berkumpul digerban
“Tunggu, Tante, biar aku yang urus masalah penerbangan. Nggak usah repot-repot menelepon Hendra, Kepala Maskapai bandara.”“Kamu yakin?” Rara menatap Davin penuh harap.Davinmeyakinkan Rara, lantas berkata bahwa mereka berdua boleh menggunakan fasilitas Nayamauntuk pergi ke sana. Rara dan Lisalangsung ceria. Mereka bisa sampai di Mellbourne jauh lebih cepat dari yang diperkirakan.Sementara Bara, dia masih menaruh dendam pada Davin karena telah menghinakan harga dirinya di hadapan keluarga angkatnya sendiri. Pria itu belum berangkat ke rumah sakit karena masih menunggu kabar tiket penerbangan ke Australia.“Kalian tunggu di sini, biar aku hubungi Melvin. Semoga saja teleponnya diangkat. Kalian nggak perlu risau, urusan akomodasi dan penerbangan, biar aku yang urus. Cukup duduk, tenangkan diri, dan jangan panik!”Davin keluar rumah, lalu menelepon sahabatnya. Melvin ditelepon dan diminta menyiapk
Lisa penasaran, apa yang dilakukan Davin saat sedang duduk santai. Apakah kekasihnya itu cuma rebahan, tidak memikirkan apa-apa, atau malah stress berat karena beban tanggung jawab Nayama yang begitu besar?“Kenapa? Kamu kelihatan murung. Ada masalah ya ... cerita, cerita ke aku. Jangan paksain diri nanggung semua masalah itu sendirian.” Lisa mendekati Davin yang duduk di atas ranjang.Yap.Rara sudah merestui hubungan mereka.Apabila Davin ingin masuk villa keluarga Yudhistira, dia tidak perlu izin pada petugas keamanan.Bahkan, masuk ke kamar Lisa, hanya berdua, Rara mengizinkannya.Mereka resmi menjadi sepasang kekasih. Dan, kini, Davin berada di kamar Lisa, meremajakan tubuh dari segala pikiran tentang ancaman dari Lone Werewolf dan Serigala Merah.“Nggak ada apa-apa.” Davin menghela nafas berat. “Cuma kepikiran sindikat yang pernah hampir membunuhmu.”“Yang dulu nyulik aku di kapal?&
Davin mendapat telepon dari Boris yang ingin berdiskusi tentang bagaimana cara menangkap dan membunuh ketua sindikat Serigala Merah.Pasalnya, jika tidak segera dibasmi, ada kemungkinan mereka bergabung dengan aliansi lain, sehingga membentuk kekuatan yang lebih mengerikan lagi. Lone Werewolf pasti tidak segan mendanai kinerja Serigala Merah karena Hans sendiri sangat membenci Nayama.Boris masih belum menemukan cara yang paling efektik untuk membunuh Jayden.“Jayden orang biasa, kita bisa membunuhnya kapanpun. Tapi, yang bikin susah, dia punya banyak pengawal dan ratusan informasi mengenai Nayama. Jika kita gegabah, bisa-bisa, dia dan pasukannya menjebak kita ketika ingin melancarkan misi.”“Saya setuju, Tuan. Tapi, bagaimana lagi? Tuan Melvin juga belum menemukan cara terbaik untuk menyekap, atau minimal, mengorek informasi dari pria itu, lantas membunuhnya setelah kita anggap tidak berguna lagi untuk Nayama.”Davin yang m
Semua bergidik ngeri. Mereka salah menginterogasi seseorang, bahkan nekat memukulnya. Marahnya Gaga disambut hening oleh anggota Black Mamba yang lain. Seolah, Gaga adalah iblis yang siap mencabut nyawa mereka kapanpun.Pistol, senjata api, dan pisau, semua dijatuhkan. Tidak ada yang berani melawan. Mereka semua menunduk melihat kemarahan Gaga.Gaga memukuli anak buahnya satu per satu. Ada yang terjengkang, ada yang tahan, bahkan ada yang giginya tanggal.Melvin dan Boris berangkat menuju ruang P3K untuk mengambil peralatan. Luka di paha Levydiperban agar darahnya tidak keluar. Dokter pribadi Gaga diminta datang ke markas besar untuk menjahit luka tembak di paha Levy.Gaga minta maaf sampai bersimpuh kepada Melvin dan Levy.“Maafkan kelalaianku. Aku tidak tahu kalian datang ke sini. Anak buahku memang keterlaluan!” Gaga tidak mau mengangkat wajahnya meskipun Melvin meminta Gaga berhenti bersimpuh.“Tidak. Ini bukan sa
Tuan Besar Juta sedang menghadiri pertemuan penting di Taiwan ditemani Andre. Dia sangat bahagia karena Victor berhasil mengakusisi 30% saham The Lyceum.Tapi, kebahagiaan itu tidak boleh berlangsung lama.Nayama harus segera mengambil langkah antisipasi, mengingat, Lone Werewolf tidak akan tinggal diam begitu kenyamanan mereka terusik. Dan, karena itulah, Andre, bersama Tuan Besar Juta, berangkat ke pangkalan militer angkatan darat pusat Taiwan.Baru sampai di bandara, beberapa jeep militer bersenjataan lengkap menjemput Andre.“Lapor, Jenderal, kita dari pangkalan militer angkatan darat pusat, siap melaksanakan misi menjemput dan memastikan keamanan Anda serta Tuan Besar Juta. Izinkan kami meminta Anda masuk ke dalam mobil jeep, atas alasan keamanan.”“Laporan diterima. Kita berangkat sekarang.” Andre menanggapinya dengan bahasa Inggris.Perjalanan menuju pangkalan militer tidak terlalu padat.Di negeri Tirai