Rivaldo yang tadi di awal mengejek Julia untuk menggodanya kini mendatangi wanita itu dan memegang pundaknya.
"Ju, maaf! Kami hanya becanda!""Oh, enyahlah!"Julia mencoba menepis tangan Rivaldo. Namun pria itu tak menyerah untuk mendapatkan maaf wanita itu. Ia malah semakin merangkul pundak Julia. Biar bagaimana pun dalam kelompok ini mereka adalah saudara dan keluarga. Tak boleh ada yang sakit hati karena kelakuan seseorang."Baiklah, kita serius sekarang. Katakan padaku. Masalah apa yang kau maksud?" tanya Rivaldo setelah melihat perubahan suasana hati Julia yang kini tak menolak untuk ia rangkul."Kau tidak tahu? Kalian tidak tahu? Apa saja pekerjaan kalian selama aku dan capo tidak ada di sini? Kalian hanya bersenang-senang dan menggosip saja seperti perempuan, hmm?" cerca Julia.Semuanya hanya saling pandang. Bukan berarti mereka tak berani menjawab, hanya saja mereka tak ingin Julia semakin kesal dan berakhir dengan solidEthan menatap layar ponselnya dan memutar untuk kesekian kali rekaman vidio yang dikirimkan Julia padanya. Lalu tak lama sebuah pesan singkat dari Julia pun kembali masuk di ponselnya.[Apa kau mengenalnya, Ethan? Eh, maaf. Maksudku Capo.] Ethan mengernyitkan keningnya mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah mendengar suara pria dalam vidio yang mengaku capo dei capi itu. [Aku rasa ini masalah yang tidak bisa kita biarkan begitu saja. Ini menyangkut keamanan kita di masa yang akan datang.]Ethan lagi-lagi belum menjawab satu pun dari semua singkat yang dikirim Julia padanya itu.[Kalau hanya mengaku-ngaku, mungkin tidak masalah. Tapi ini? Dia melakukan perampokan besar, Ethan. Dan yang lebih gila dia tidak sendiri. Dia memiliki kelompoknya sendiri. Ini tidak bisa kita biarkan, kan? Dia mencatut nama besar Capo dei Capi. Bagaimana kalau organisasi mafia lain percaya itu dirimu dan memandang rendah aturan yang kau buat? Bisa-bisa kelompo
Mobil Lamb orghini Aventador itu masuk ke dalam sebuah area pencucian mobil yang berada di sebelah timur kota C. Pencucian mobil ini sepertinya tidak begitu ramai pengunjung karena bangunannya yang begitu muram, hanya sebuah ruko yang pernah terbakar dan setelahnya tidak direnovasi kembali. Namun oleh pemilik sebelumnya malah dijual dengan fantastis. Lalu kini oleh pemilik baru dibuat menjadi sebuah pencucian mobil. Pengemudi Lam borgini itu pun turun dari mobilnya dan melempar kunci pada seseorang yang berjaga di sana. Orang itu pun dengan sigap menangkapnya."Carikan aku mobil lain! Dan tolong kau jaga mobil ini dengan jiwa dan ragamu! Karena ini mobil berharga milik mertua, kau tahu?" kekeh pria itu."Baik, Capo! Bagaimana kalau mobil yang itu saja?" tanya penjaga pada pengunjung yang ternyata adalah Ethan itu."BMW E30 M5?" tebak Ethan setelah sesaat dia melihat-lihat "Hu um. Meski sudah ketinggalan zaman, tapi mobil ini masih cuku
"Ethan, kau sebenarnya ada di mana saat ini? Tolong jangan membuatku stress. Selama berhari-hari kamu tidak pulang ke rumah! Jangan sampai aku memampangkan fotomu di semua media, televisi, surat kabar cetak dan online untuk memuat berita kehilanganmu!" jerit Crystal sebal saat panggilannya terhubung dengan Ethan.Ethan hanya terkekeh mendengar jerit histeris istrinya itu."Crys, tenanglah, Ok? Aku hanya pergi untuk mengurusi masalah bengkel. Ada orang yang ingin menjual peralatan bengkelnya di Trapani dengan harga murah. Dan aku ke sini untuk mengeceknya. Kalau cocok aku ingin membelinya dan membuka cabang baru di pusat kota. Semua alat-alatnya masih baru dan dia perlu uang secepatnya. Atau sebaiknya aku membuka cabang baru di sini saja? Pokoknya aku harus membelinya, Crys. Kalau aku tidak cepat mungkin orang lain yang akan mendapatkannya!" kata Ethan terdengar antusias.Padahal Ethan sesungguhnya sedang berbohong kepada Crystal. Dia saat ini memang sedang
Trapani adalah sebuah kota yang terletak di barat kepulauan Sisilia, Italia. Kota ini juga menjadi ibu kota provinsi Trapani. Kota ini terkenal dengan kota tuanya sehingga banyak ditemukan bangunan-bangunan tua dengan arsitektur yang klasik. Kota ini bahkan dijuluki dengan 'kota seratus gereja'. Kota tua Trapani dikelilingi oleh gedung-gedung baroque, seniman jalanan, serta berbagai bar dan restoran. Sebagaimana kota pada tempo dulu, jalanan raya di kota ini tergolong sempit dengan bangunan-bangunan tua yang rapat antara satu dengan bangunan yang lainnya. Tak lupa lorong seperti gang sempit yang memisahkan antara gedung yang satu dengan gedung yang lain. Sebenarnya hampir tak ada beda dengan kota lain di Sisilia. Namun di kota ini banyak ditemui bangunan dan museum bersejarah.Andai Ethan tidak sedang dalam situasi seperti ini mungkin ia akan berpikir akan membawa Crystal ke sini untuk berbulan madu. Sebab tempat ini sepertinya cocok untuk pasangan pengantin baru
Ethan pun kini membuka ponselnya juga. Membuka-buka GPS untuk melihat posisi mereka saat ini."Oke, katakan pada mereka untuk datang dengan dua mobil. Satu menunggu di Via Regatta yang satunya lagi menunggu di Via Due Vanelle! Di ujung jalan ini nanti ada persimpangan tiga. Ketika mereka belok kiri ada pihak kita yang menunggu mereka, jika mereka belok kanan pun sama, kita akan mencegat mereka. Pokoknya apa pun yang terjadi kita akan menyerang orang-orang itu terlebih dahulu. Untuk sementara membebaskan anak-anak itu akan kita lakukan nanti. Dan yang akan menjadi target utama kita adalah supir dan orang yang bertanggung jawab mengawal pengiriman anak-anak yang hendak mereka jual itu!" kata Ethan."Siap, Capo!" sahut Paulo lalu ia pun bertanya pada orang yang dia telepon. "Apa kau mendengar apa kata-kata Capo baru saja? Capo menyuruh kalian mengepung mobil box itu dengan dua mobil. Satu di Via Regatta dan yang satunya lagi di Via Due Vanelle. Jika mobil menuju via
Tiiiinnnnn!!! Tiiiinnnnn!!! Tiiiiiiiin ....Suara klakson dari mobil box berwarna putih itu memecah keheningan malam.Dengan tak sabar supirnya mengeluarkan kepala dari jendela mobil."Bedebah!! Apa yang kau lakukan dengan menghalangi mobil kami? Menyingkir!!" teriak supir mobil box itu.Di saat yang sama sebuah mobil datang dari arah belakang mobil box."Kalian ambil alih kemudi ini! Biar aku yang keluar!" kata Mario pula.Rasa percaya dirinya ingin menghajar orang-orang ini semakin menjadi-jadi. Mario sudah lama tidak menghajar orang. Bergabung dengan Aquila Nera adalah sesuatu yang spesial baginya. Tidak semua orang bisa masuk ke organisasi yang didirikan oleh Capo dei Capi ini. Hanya orang-orang tertentu dengan skill tertentu yang masuk kualifikasi untuk bergabung demi Aquila Nera. Seperti halnya anggota Aquila Nera yang lain, Mario pun memiliki skill khusus yang membuat Capo dei Capi merekrutnya dan memasukkannya menjadi salah satu anggota Aquila Nera. Dia ahli dalam Brazilian J
Bodyguard itu terdesak oleh Mario yang mengeroyoknya bersama teman-temannya. Jangan tanyakan lagi kondisi supir mobil box itu. Jauh lebih mengenaskan karena mereka mengeroyoknya berlima orang. Bodyguard itu sudah berdiri dengan terhuyung-huyung manakala Mario menyelipkan salah satu kaki kanannya di antara kedua kaki bodyguard itu dan mengunci pergerakan lututnya hingga menit berikutnya, Mario berhasil menguasai permainan dengan mengangkat tubuh lawannya dan menghempaskan tubuh bodyguard itu ke aspal jalanan."Habisi dia, dan cari kunci kontainer mobil box itu secepatnya!" kata Mario sambil memberi kode kedua temannya untuk mendekat.Bodyguard itu dengan posisi tertelungkup di jalan dengan bibir pecah dan hidung memar karena tergores aspal hampir tak memiliki tenaga lagi walaupun hanya sedikit pun.Drama ketidakadilan itu pun disempurnakan oleh kedatangan Paulo yang seolah datang dengan tepat waktu untuk menolong anak buah Alfonso. Di saat salah seorang ang
Ethan tiba di rumah Benigno Mensina di saat hari menjelang pagi. Para penghuni rumah itu sedang sarapan."Kau tidak pulang selama berhari-hari, kemana saja kau?" hardik Benigno pada Ethan."Maafkan aku Papa, Ben. Ada hal perihal bengkel yang sedang kuurus," jawab Ethan."Apa, hal apa itu hah? Apa itu lebih penting daripada mengurus kasino? Kenapa semakin lama kau semakin tidak bisa diatur?" teriak Benigno.Ethan mengernyitkan keningnya melihat sikap mertuanya kali ini padanya. Terakhir kali dia bertemu dengan Benigno, beberapa hari yang lalu Benigno masih bersikap manis padanya. Oh, ayolah! Apa obat pria ini sedang habis? Apa dia sudah tak mengagumi menantunya ini sebagai orang yang disukai oleh Capo dei capi? Oh, mertua! Betapa cepatnya hatimu berubah!"Papa, sudahlah! Kenapa Papa jadi memarahi Ethan? Aku kan sudah mengatakan alasannya pada Papa kemarin. Kalau Ethan sedang ingin memantau bengkel seseorang yang ingin dijual di Trapani. Papa sendiri yang ingin Ethan membesarkan bengke
Ketegangan seketika terjadi di antara mereka. Kali ini Ethan benar-benar sampai mengubah raut wajahnya. Yang tadinya dia terlihat santai, tetapi mendengar percakapan antara Marlon mertuanya itu, seketika membuat ia merasa tidak senang."Marlon, apa kau sudah gila? Jangan bercanda seperti itu. Tidak enak kalau sampai Ethan salah paham padamu nanti," tegur Sharon setengah berbisik.Mendengar teguran dari sang adik, Marlon hanya menanggapinya dengan santai."Hahaha .... Sharon! Menurutku kaulah yang terlalu serius menanggapi percakapan antara aku dan Paman Ben. Padahal kami hanya bercanda, dan aku rasa Ethan pun tidak akan seburuk itu selera humornya. Aku benat kan Paman Ben? Ethan?" kata Marlon seakan ia meminta pendapat terhadap keduanya.Benigno hanya mengiyakan dengan kesan malas. Ekspresinya mengatakan kalau dia tidak sedang bercanda. Sementara Ethan sendiri menatap tajam pada Marlon."Sayangnya, bercanda tidak lucu seperti itu hanya dilakukan oleh pria-pria tidak berkelas yang han
"Crys, apa kau sudah siap?" tanya Ethan pada Crystal yang sedang sibuk berdandan."Tunggu sebentar, Ethan. Aku tinggal pakai lipstik ini biar hasilnya lebih seksi," kata Crystal.Ethan menghela napas menahan sabar.Telah lebih satu jam Ethan menunggu istrinya itu untuk selesai mendandani diri. Hari ini adalah hari pernikahan Benigno Mensina dan Arabella. Tepat dua minggu Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah rumah, Benigno pun memutuskan untuk secepatnya mempersiapkan pernikahannya dan hari ini adalah hari H-nya."Astaga, kau ini aneh, Crys.Sebenarnya kau berdandan semaksimal ini untuk apa? Bukannya kau yang bilang tidak suka dengan pernikahan Papa Ben dan Arabella? Lalu apa ini? Astaga, aku dan Clarissa bahkan sudah selesai lebih dari sejam yang lalu. Dan kau selalu mengatakan sebentar. Apanya yang sebentar?" cibir Ethan."Ethan, kau sabarlah sedikit. Kalau aku cantik bukannya kau juga yang bangga. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu malu," kata Crystal cuek.Ibu dengan satu or
"Kamu yakin dia orang yang kamu maksud?" Di Golden Time Residence, di balkon sebuah rumah seorang wanita dan seorang pria yang rumahnya tepat berada di hadapan rumah Ethan dan Crystal, sedang berbincang santai. Mereka adalah Sharon dan Marlon. "Ya, tentu saja dia. Aku tidak mungkin salah, kalau dia adalah orang yang telah membunuh Papa. Di restoran Jepang itu memang tak ada rekaman CCTV, tapi dari gedung yang berada di belakang restoran itu ada rekaman CCTV yang menunjukkan kalau dia adalah orang asing yang keluar dari pintu belakang khusus karyawan," kata Marlon. Mata pria itu menatap tajam ke arah rumah dengan dua lantai yang terlihat homey dan menyenangkan yang memang dibangun khusus keluarga itu. Marlon tidak akan pernah lupa pada sosok pria yang telah membunuh ayahnya 5 tahun silam. Ayahnya, Gino Castello adalah salah seorang ketua mafia di wilayah Brooklyn, New York. Gino terkenal sebagai ketua mafia yang kejam di kalangan para gangster yang sebagian besarnya adalah imigran
"Tolong perjelas apa maksud kata-kata anda itu?" tanya Ethan sambil memicingkan matanya.Ethan merasa bahwa ada maksud tersirat dari kata-kata yang diucapkan oleh Marlon Huston itu. Tetapi sepertinya Marlon sangat pandai berdalih. "Oh, hahaha ... aku hanya bercanda saja, Ethan. Jangan mengambil hati serius akan kata-kataku itu," kata Marlon. "Oh, bercanda ya?" Ethan tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Marlon tersebut."Ya, biasanya orang-orang sepertimu yang memiliki masa lalu seperti itu, maaf ... pasti memiliki sebutan atau olokan dari teman-temanmu di waktu kecil dan akhirnya terbawa hingga dewasa. Ehmm ... maaf, dalam hal ini jangan salah paham padaku. Aku tidak bermaksud menghinamu. Aku mengatakan itu karena sekarang aku yakin kau pasti adalah seseorang yang sukses sehingga mampu membeli rumah di sini. Aku benar, kan?" Ethan masih belum paham kemana sebenarnya arah pembicaraan Marlon ini. Ethan tak sepenuhnya yakin kalau alasan yang diucapkan oleh pria ini adalah apa yan
"Crys, sudahlah! Jangan marah-marah seperti itu," bujuk Ethan."Jangan marah-marah bagaimana maksudmu, Ethan. Dia membawa Clarice tanpa seijin kita! Bagaimana kalau Clarice benar-benar hilang? Kau memangnya tidak takut kalau itu terjadi? Oh, ya, ya, ya! Kau mana mungkin peduli padanya. Kau bahkan tidak ikut membesarkannya, tak punya andil saat dia bahkan dalam kandunganku. Ah, sudahlah! percuma bicara denganmu! Clarice sini!" Crystal langsung menarik Clarissa dan menggendong gadis kecil itu."Clarice, apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau ikut dengan orang yang tidak dikenal? Apa Mama tidak pernah menyuruhmu waspada terhadap orang asing?!" kesal Crystal tanpa peduli pada tatapan tak mengerti bocah itu terhadap kemarahannya"Nyonya, maafkan saya. Saya yang salah. Jangan memarahinya. Sungguh, saya tidak punya niat apa-apa membawa anak anda. Saya benar-benar hanya ingin membelikannya es krim dan balon karena di sini memang ada penjualnya," ucap wanita itu agar Crystal tidak memarahi Cla
"Nona Crystal! Nona!!!" panggil Anna yang saat ini sedang berada di tengah-tengah kolam.Crystal yang sedang berenang bersama Ethan menoleh pada Anna yang berada di dekat pintu tengah menuju kolam. "Maaf Nona, ada yang mencari anda!" seru Anna lagi.Crystal pun segera berenang ke pinggir kolam yang lebih dekat dengan Anna."Siapa, Anna?" Crystal tentu saja heran, karena mereka baru saja pindah ke sini namun sudah ada saja orang yang ingin bertemu dengan mereka."Katanya tetangga depan rumah, Nyonya. Namanya Nyonya Sharon. Dia datang ingin menyapa," jawab Anna. Astaga, ada-ada saja orang yang ingin merusak kesenangannya. Padahal Crystal sedang senang-senangnya menikmati quality time bersama suaminya."Apa kau tidak bisa mengatakan kalau aku sedang tidak bisa diganggu saat ini?" tanya Crystal sedikit keberatan."Maaf, Nona Crystal. Nyonya Sharon bilang dia sangat jarang berada di rumah. Dia ingin menyapa karena kebetulan dia sedang berada di rumahnya dan asisten rumah tangga hanya me
"Ya Tuhan, ini benar-benar rumah yang benar-benar homey sekali. Aku senang sekali akhirnya aku punya rumah sendiri," ungkap Crystal menunjukkan rasa bahagianya pada Ethan.Ethan hanya tersenyum. Akhirnya setelah selesai membereskan barang-barang pindahan, dia bisa juga beristirahat."Clarissa di mana, Crys?" tanya Ethan."Dia sedang bersama Anna di kamarnya," jawab Crystal."Oh. Apa mereka merasa nyaman dengan ruangannya?" tanya Ethan pula."Ya, lumayan. Mungkin aku akan mendekor sedikit ruangan mereka besok-besok. Kalau sekarang, ah! Rasanya masih sangat melelahkan," keluh Crystal.Ethan geleng-geleng kepala melihatnya. Lelah apanya? Crystal sedari tadi hanya bisa tunjuk salah dan tunjuk sini memerintahkan para pekerja jasa pindah rumah itu untuk meletakkan barang barang sesuai dengan yang dia inginkan. Crystal kini membuka pintu kamar yang terhubung ke teras luar. Begitu ia membuka pintu kamar, pemandangan sebuah kolam renang dengan keramik berwarna putih terlihat nyata di sana.
"Kau sudah merasa baikan?" tanya Diego pada Andrew.Andrew yang baru saja keluar dari rumah sakit itu, tersenyum sinis dengan pertanyaan ayahnya itu."Memangnya ayah peduli? Bukannya ayah senang kalau aku bahkan sampai mati?" jawab Andrew dengan ketus."Kenapa kau berkata seperti itu?" "Ayah, sudahlah. Aku tahu ayah adalah mantan komisariat SMG. Tapi tidak berarti hanya karena Ayah sangat menghormati organisasi itu, lantas Ayah lebih peduli pada orang-orang yang bekerja dengan Capo dei capi. Ayah tahu mereka siapa. Aku lihat di rekaman CCTV, mobil ayah dan mobil Ethan bahkan berpapasan malam itu, tetapi hah! Sangat membuatku sedih. Ayah bahkan tidak kepikiran untuk menangkap Ethan dan Paulo itu. Dia orang yang membuat anak ayah seperti ini, dan yang bahkan menghancurkan sebagian gedung D&C. Kenapa ayah tak menangkapnya?" "Berhenti menyalahkan ayah, Andrew. Instrospeksi dulu kesalahanmu sendiri. Ayah sudah pernah memperingatkanmu untuk tidak mengusik Ethan. Terserah apa yang ingin
Di akhir pekan, Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah. Eh, salah. Sebenarnya bukan Ethan yang memutuskan ingin pindah melainkan Crystal sendiri. Ethan boleh saja adalah capo dei capi dalam organisasi yang dipimpinnya. Tetapi dalam pernikahannya, Crystal-lah yang lebih dominan dalam hal mengambil keputusan. Apalagi untuk urusan tetek bengek seperti ini."Tolong kalian angkat barang-barang ini. Hati-hati! Ini meja rias kesayanganku. Awas saja kalau pecah, bahkan retak sedikit pun aku tidak akan mau membayar sepeser pun," perintah Crystal pada salah seorang pria yang bekerja di perusahaan jasa pindah rumah yang dia sewa."Crys ..." tegur Ethan.Crystal berdecak mendapat teguran seperti itu dari suaminya. "Astaga, kau ini! Aku hanya ingin mereka melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Lagi pula meja rias ini peninggalan ibuku. Wajar saja kan kalau aku khawatir mereka memecahkannya? Barang itu tak terganti meski kau membeli meja rias baru di planet Jupiter sekali pun," kata Crystal.