Ethan pun kini membuka ponselnya juga. Membuka-buka GPS untuk melihat posisi mereka saat ini.
"Oke, katakan pada mereka untuk datang dengan dua mobil. Satu menunggu di Via Regatta yang satunya lagi menunggu di Via Due Vanelle! Di ujung jalan ini nanti ada persimpangan tiga. Ketika mereka belok kiri ada pihak kita yang menunggu mereka, jika mereka belok kanan pun sama, kita akan mencegat mereka. Pokoknya apa pun yang terjadi kita akan menyerang orang-orang itu terlebih dahulu. Untuk sementara membebaskan anak-anak itu akan kita lakukan nanti. Dan yang akan menjadi target utama kita adalah supir dan orang yang bertanggung jawab mengawal pengiriman anak-anak yang hendak mereka jual itu!" kata Ethan."Siap, Capo!" sahut Paulo lalu ia pun bertanya pada orang yang dia telepon. "Apa kau mendengar apa kata-kata Capo baru saja? Capo menyuruh kalian mengepung mobil box itu dengan dua mobil. Satu di Via Regatta dan yang satunya lagi di Via Due Vanelle. Jika mobil menuju viaTiiiinnnnn!!! Tiiiinnnnn!!! Tiiiiiiiin ....Suara klakson dari mobil box berwarna putih itu memecah keheningan malam.Dengan tak sabar supirnya mengeluarkan kepala dari jendela mobil."Bedebah!! Apa yang kau lakukan dengan menghalangi mobil kami? Menyingkir!!" teriak supir mobil box itu.Di saat yang sama sebuah mobil datang dari arah belakang mobil box."Kalian ambil alih kemudi ini! Biar aku yang keluar!" kata Mario pula.Rasa percaya dirinya ingin menghajar orang-orang ini semakin menjadi-jadi. Mario sudah lama tidak menghajar orang. Bergabung dengan Aquila Nera adalah sesuatu yang spesial baginya. Tidak semua orang bisa masuk ke organisasi yang didirikan oleh Capo dei Capi ini. Hanya orang-orang tertentu dengan skill tertentu yang masuk kualifikasi untuk bergabung demi Aquila Nera. Seperti halnya anggota Aquila Nera yang lain, Mario pun memiliki skill khusus yang membuat Capo dei Capi merekrutnya dan memasukkannya menjadi salah satu anggota Aquila Nera. Dia ahli dalam Brazilian J
Bodyguard itu terdesak oleh Mario yang mengeroyoknya bersama teman-temannya. Jangan tanyakan lagi kondisi supir mobil box itu. Jauh lebih mengenaskan karena mereka mengeroyoknya berlima orang. Bodyguard itu sudah berdiri dengan terhuyung-huyung manakala Mario menyelipkan salah satu kaki kanannya di antara kedua kaki bodyguard itu dan mengunci pergerakan lututnya hingga menit berikutnya, Mario berhasil menguasai permainan dengan mengangkat tubuh lawannya dan menghempaskan tubuh bodyguard itu ke aspal jalanan."Habisi dia, dan cari kunci kontainer mobil box itu secepatnya!" kata Mario sambil memberi kode kedua temannya untuk mendekat.Bodyguard itu dengan posisi tertelungkup di jalan dengan bibir pecah dan hidung memar karena tergores aspal hampir tak memiliki tenaga lagi walaupun hanya sedikit pun.Drama ketidakadilan itu pun disempurnakan oleh kedatangan Paulo yang seolah datang dengan tepat waktu untuk menolong anak buah Alfonso. Di saat salah seorang ang
Ethan tiba di rumah Benigno Mensina di saat hari menjelang pagi. Para penghuni rumah itu sedang sarapan."Kau tidak pulang selama berhari-hari, kemana saja kau?" hardik Benigno pada Ethan."Maafkan aku Papa, Ben. Ada hal perihal bengkel yang sedang kuurus," jawab Ethan."Apa, hal apa itu hah? Apa itu lebih penting daripada mengurus kasino? Kenapa semakin lama kau semakin tidak bisa diatur?" teriak Benigno.Ethan mengernyitkan keningnya melihat sikap mertuanya kali ini padanya. Terakhir kali dia bertemu dengan Benigno, beberapa hari yang lalu Benigno masih bersikap manis padanya. Oh, ayolah! Apa obat pria ini sedang habis? Apa dia sudah tak mengagumi menantunya ini sebagai orang yang disukai oleh Capo dei capi? Oh, mertua! Betapa cepatnya hatimu berubah!"Papa, sudahlah! Kenapa Papa jadi memarahi Ethan? Aku kan sudah mengatakan alasannya pada Papa kemarin. Kalau Ethan sedang ingin memantau bengkel seseorang yang ingin dijual di Trapani. Papa sendiri yang ingin Ethan membesarkan bengke
"Kalau Papa menikahi jalang itu, aku, Ethan dan Clarissa akan pergi dari sini!" ancam Crystal pada Ethan."Crys ..." tegur Ethan."Ethan, kau harus membawaku dan Clarissa dari sini. Aku masih bisa bersabar kalau harus tinggal satu atap dengan jalang itu. Aku juga masih terima kalau Papa menjadikan wanita lain sebagai teman ranjangnya selain mendiang Mama. Tetapi aku tidak akan terima kalau posisi mendiang ibuku sebagai istri diambil alih oleh seorang jalang." Crystal mengumpat sekesal-kesal nya di hadapan Benigno.Benigno menghela napas dalam-dalam melihat sikap putrinya yang sangat antipati terhadap Arabella."Crys ...." Benigno untuk kesekian kali berusaha untuk memberikan pengertian kepada putrinya itu."Ah ya, kalau Papa ingin menikahi wanita lain, silahkan saja! Tapi tolong pastikan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik. Aku tidak rela mendiang Mama digantikan oleh seorang jalang!" kata Crystal sambil mengambil serbet untuk mengel
Ethan menghela napas dalam sebelum ia akhirnya masuk ke dalam kamar Crystal yang kini telah menjadi kamarnya itu. Ia membuka kenop pintu bersiap disambut oleh ocehan Crystal yang kecepatan omelannya terkenal hingga membuat telinga orang sakit karenanya itu.PLUUK!!Sesuatu yang terasa empuk kini mendarat dengan sukses di wajahnya. Benar saja, tak hanya disambut dengan omelan panjang lebar, pria itu pun kini disambut oleh Crystal dengan lemparan bantal."Kau masih tahu pulang, heh?!" teriak Crystal padanya."Crys, kenapa kau melemparku dengan bantal, hmm?" tanya Ethan seolah tak mengerti apa kesalahannya."Kenapa aku melemparmu dengan bantal? Lalu aku harus melemparmu dengan apa lagi? Dengan ini? Dengan ini?" Wanita itu semakin menggebu-gebu melempari Ethan dengan apa saja yang berada di atas ranjangnya mulai dari boneka, selimut, bantal dan bahkan tissue? Ethan hanya bisa menangkap semua benda yang dilempar oleh Crystal sembara
"Dia kujadikan pion yang kumasukkan ke area lawan," cerita Ethan.Mendengar kata lawan membuat Ethan menjadi semakin cemas tak karuan."Lawan? Kau ... memasukkan dia jadi mata-mata di kepolisian?" tanya Crystal dengan polosnya."Ya tidak, Crys. Kau ini! Aku tidak pernah menganggap kepolisian sebagai lawan, kau tahu?" "Ya, karena sudah pasti kau tidak akan mampu melawan mereka. Ckckck ..." cibir Crystal.Ethan melepaskan pelukannya dari tubuh Crystal."Kau benar," jawab Ethan."Kalau begitu kenapa kau melakukan sesuatu yang melanggar hukum?" tanya Crystal sambil memicingkan matanya pada Ethan."Kenapa kau tidak terlebih dahulu menanyakan hal itu pada Papa Ben?" balas Ethan "Kau ini .... aku bertanya padamu! Aku ingin tahu semua tentang dirimu. Semuanya! Untuk apa aku bertanya lagi tentangnya kalau aku sudah tahu?" jawab Crystal kesal."Kau tahu tentang alasan Papa Ben terjun ke dunia mafia?"
"Kau mau kemana?" tanya Benigno pada Arabella."Aku ingin pergi dari sini, Ben. Terima kasih untuk semua hal yang pernah kau beri untukku. Aku benar-benar tak bisa lagi tinggal di sini," kata Arabella memberi jawaban atas pertanyaan Benigno itu."Kau tak perlu menghiraukan kata-kata Crystal. Kau bukan baru mengenalnya, kan? Tak perlu sampai pergi seperti ini, Arabel!" bujuk Benigno pada kekasihnya itu.Arabella menyeka air mata yang menggelantung di pelupuk matanya."Aku tidak bisa, Ben. Sudah berapa tahun aku mendampingimu? Dua tahun? Tiga tahun? Tetapi Crystal belum juga mau menerima kehadiranku. Aku bukannya serakah ingin menguasai hartamu. Aku benar-benar mencintaimu hingga aku memutuskan untuk bertahan denganmu, walaupun kata-kata Crystal sangat sering menyakiti hatiku. Tapi kali ini tidak. Dia sudah keterlaluan. Dia membawa-bawa nama ibuku dan juga orang tuaku. Padahal kau tahu? Orang tuaku tidak tahu apa-apa. Ibuku hanya perempuan kampung y
Tinggalkan sejenak keluarga Mensina, beralih ke kota Trapani. Paulo kini tengah berada di ruang ruko yang sempat ia amati dengan Ethan. Semalam setelah ia menawarkan pada anak buah Alfonso untuk mengantarkan mereka pulang, akhirnya mereka pun setuju dan tidak keberatan kalau Paulo mengantarkan mereka sampai me markas mereka kembali."Mereka memang biasa berulah di daerah sini!" kata Paulo saat ia mulai menyetir mobil itu semalam."Kau mengenal mereka?" tanya bodyguard yang terakhir diketahui oleh Paulo bernama Bernardo itu."Ya, mereka memang biasa mencegat mobil-mobil yang lewat tengah malam di sini, kau tidak tahu?" tanya Paulo dengan nada heran. "Padahal semua orang di sini mengetahui itu. Itu sebabnya tengah malam selalu ada mobil polisi yang patroli di daerah sini."Mengatakan itu Paulo melirik pada Bernardo, berharap pria itu akan percaya pada karangan bebasnya. Bernardo menggeleng lemah. Kepalanya dan tubuhnya masih sakit-sakitan
"Siapa yang berani berbuat semacam ini pada kalian?!" geram Alfonso ketika ia baru tiba di markas The Monster cabang Trapani.Sebenarnya ia dan istrinya, Christina, sedang berbulan madu di kota ini, kota yang tidak terlalu jauh dari Marsala dan juga selain itu ia pun memiliki kepentingan dengan organisasi si sindikat mafia yang ia dirikan. The monster, Alfonso menamainya begitu.The monster adalah nama yang dia berikan untuk mewujudkan impiannya tentang sebuah sindikat yang besar dengan jaringan yang luas yang berada di bawah kepemimpinannya. Dengan menggunakan nama itu ia pula ingin membangun organisasi sindikat mafia, yang kejam tak terkalahkan sehingga semua orang atau bahkan semua sindikat dan organisasi mafia lain akan takut dan tunduk di bawah kendalinya. Sebagaimana halnya seperti monster yang menakuti banyak orang dengan tubuhnya yang besar dan tenaganya yang tak tertandingi.Alfonso melihat pada Bernardo dan Piero dengan berang. "Kalian,
Tinggalkan sejenak keluarga Mensina, beralih ke kota Trapani. Paulo kini tengah berada di ruang ruko yang sempat ia amati dengan Ethan. Semalam setelah ia menawarkan pada anak buah Alfonso untuk mengantarkan mereka pulang, akhirnya mereka pun setuju dan tidak keberatan kalau Paulo mengantarkan mereka sampai me markas mereka kembali."Mereka memang biasa berulah di daerah sini!" kata Paulo saat ia mulai menyetir mobil itu semalam."Kau mengenal mereka?" tanya bodyguard yang terakhir diketahui oleh Paulo bernama Bernardo itu."Ya, mereka memang biasa mencegat mobil-mobil yang lewat tengah malam di sini, kau tidak tahu?" tanya Paulo dengan nada heran. "Padahal semua orang di sini mengetahui itu. Itu sebabnya tengah malam selalu ada mobil polisi yang patroli di daerah sini."Mengatakan itu Paulo melirik pada Bernardo, berharap pria itu akan percaya pada karangan bebasnya. Bernardo menggeleng lemah. Kepalanya dan tubuhnya masih sakit-sakitan
"Kau mau kemana?" tanya Benigno pada Arabella."Aku ingin pergi dari sini, Ben. Terima kasih untuk semua hal yang pernah kau beri untukku. Aku benar-benar tak bisa lagi tinggal di sini," kata Arabella memberi jawaban atas pertanyaan Benigno itu."Kau tak perlu menghiraukan kata-kata Crystal. Kau bukan baru mengenalnya, kan? Tak perlu sampai pergi seperti ini, Arabel!" bujuk Benigno pada kekasihnya itu.Arabella menyeka air mata yang menggelantung di pelupuk matanya."Aku tidak bisa, Ben. Sudah berapa tahun aku mendampingimu? Dua tahun? Tiga tahun? Tetapi Crystal belum juga mau menerima kehadiranku. Aku bukannya serakah ingin menguasai hartamu. Aku benar-benar mencintaimu hingga aku memutuskan untuk bertahan denganmu, walaupun kata-kata Crystal sangat sering menyakiti hatiku. Tapi kali ini tidak. Dia sudah keterlaluan. Dia membawa-bawa nama ibuku dan juga orang tuaku. Padahal kau tahu? Orang tuaku tidak tahu apa-apa. Ibuku hanya perempuan kampung y
"Dia kujadikan pion yang kumasukkan ke area lawan," cerita Ethan.Mendengar kata lawan membuat Ethan menjadi semakin cemas tak karuan."Lawan? Kau ... memasukkan dia jadi mata-mata di kepolisian?" tanya Crystal dengan polosnya."Ya tidak, Crys. Kau ini! Aku tidak pernah menganggap kepolisian sebagai lawan, kau tahu?" "Ya, karena sudah pasti kau tidak akan mampu melawan mereka. Ckckck ..." cibir Crystal.Ethan melepaskan pelukannya dari tubuh Crystal."Kau benar," jawab Ethan."Kalau begitu kenapa kau melakukan sesuatu yang melanggar hukum?" tanya Crystal sambil memicingkan matanya pada Ethan."Kenapa kau tidak terlebih dahulu menanyakan hal itu pada Papa Ben?" balas Ethan "Kau ini .... aku bertanya padamu! Aku ingin tahu semua tentang dirimu. Semuanya! Untuk apa aku bertanya lagi tentangnya kalau aku sudah tahu?" jawab Crystal kesal."Kau tahu tentang alasan Papa Ben terjun ke dunia mafia?"
Ethan menghela napas dalam sebelum ia akhirnya masuk ke dalam kamar Crystal yang kini telah menjadi kamarnya itu. Ia membuka kenop pintu bersiap disambut oleh ocehan Crystal yang kecepatan omelannya terkenal hingga membuat telinga orang sakit karenanya itu.PLUUK!!Sesuatu yang terasa empuk kini mendarat dengan sukses di wajahnya. Benar saja, tak hanya disambut dengan omelan panjang lebar, pria itu pun kini disambut oleh Crystal dengan lemparan bantal."Kau masih tahu pulang, heh?!" teriak Crystal padanya."Crys, kenapa kau melemparku dengan bantal, hmm?" tanya Ethan seolah tak mengerti apa kesalahannya."Kenapa aku melemparmu dengan bantal? Lalu aku harus melemparmu dengan apa lagi? Dengan ini? Dengan ini?" Wanita itu semakin menggebu-gebu melempari Ethan dengan apa saja yang berada di atas ranjangnya mulai dari boneka, selimut, bantal dan bahkan tissue? Ethan hanya bisa menangkap semua benda yang dilempar oleh Crystal sembara
"Kalau Papa menikahi jalang itu, aku, Ethan dan Clarissa akan pergi dari sini!" ancam Crystal pada Ethan."Crys ..." tegur Ethan."Ethan, kau harus membawaku dan Clarissa dari sini. Aku masih bisa bersabar kalau harus tinggal satu atap dengan jalang itu. Aku juga masih terima kalau Papa menjadikan wanita lain sebagai teman ranjangnya selain mendiang Mama. Tetapi aku tidak akan terima kalau posisi mendiang ibuku sebagai istri diambil alih oleh seorang jalang." Crystal mengumpat sekesal-kesal nya di hadapan Benigno.Benigno menghela napas dalam-dalam melihat sikap putrinya yang sangat antipati terhadap Arabella."Crys ...." Benigno untuk kesekian kali berusaha untuk memberikan pengertian kepada putrinya itu."Ah ya, kalau Papa ingin menikahi wanita lain, silahkan saja! Tapi tolong pastikan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik. Aku tidak rela mendiang Mama digantikan oleh seorang jalang!" kata Crystal sambil mengambil serbet untuk mengel
Ethan tiba di rumah Benigno Mensina di saat hari menjelang pagi. Para penghuni rumah itu sedang sarapan."Kau tidak pulang selama berhari-hari, kemana saja kau?" hardik Benigno pada Ethan."Maafkan aku Papa, Ben. Ada hal perihal bengkel yang sedang kuurus," jawab Ethan."Apa, hal apa itu hah? Apa itu lebih penting daripada mengurus kasino? Kenapa semakin lama kau semakin tidak bisa diatur?" teriak Benigno.Ethan mengernyitkan keningnya melihat sikap mertuanya kali ini padanya. Terakhir kali dia bertemu dengan Benigno, beberapa hari yang lalu Benigno masih bersikap manis padanya. Oh, ayolah! Apa obat pria ini sedang habis? Apa dia sudah tak mengagumi menantunya ini sebagai orang yang disukai oleh Capo dei capi? Oh, mertua! Betapa cepatnya hatimu berubah!"Papa, sudahlah! Kenapa Papa jadi memarahi Ethan? Aku kan sudah mengatakan alasannya pada Papa kemarin. Kalau Ethan sedang ingin memantau bengkel seseorang yang ingin dijual di Trapani. Papa sendiri yang ingin Ethan membesarkan bengke
Bodyguard itu terdesak oleh Mario yang mengeroyoknya bersama teman-temannya. Jangan tanyakan lagi kondisi supir mobil box itu. Jauh lebih mengenaskan karena mereka mengeroyoknya berlima orang. Bodyguard itu sudah berdiri dengan terhuyung-huyung manakala Mario menyelipkan salah satu kaki kanannya di antara kedua kaki bodyguard itu dan mengunci pergerakan lututnya hingga menit berikutnya, Mario berhasil menguasai permainan dengan mengangkat tubuh lawannya dan menghempaskan tubuh bodyguard itu ke aspal jalanan."Habisi dia, dan cari kunci kontainer mobil box itu secepatnya!" kata Mario sambil memberi kode kedua temannya untuk mendekat.Bodyguard itu dengan posisi tertelungkup di jalan dengan bibir pecah dan hidung memar karena tergores aspal hampir tak memiliki tenaga lagi walaupun hanya sedikit pun.Drama ketidakadilan itu pun disempurnakan oleh kedatangan Paulo yang seolah datang dengan tepat waktu untuk menolong anak buah Alfonso. Di saat salah seorang ang
Tiiiinnnnn!!! Tiiiinnnnn!!! Tiiiiiiiin ....Suara klakson dari mobil box berwarna putih itu memecah keheningan malam.Dengan tak sabar supirnya mengeluarkan kepala dari jendela mobil."Bedebah!! Apa yang kau lakukan dengan menghalangi mobil kami? Menyingkir!!" teriak supir mobil box itu.Di saat yang sama sebuah mobil datang dari arah belakang mobil box."Kalian ambil alih kemudi ini! Biar aku yang keluar!" kata Mario pula.Rasa percaya dirinya ingin menghajar orang-orang ini semakin menjadi-jadi. Mario sudah lama tidak menghajar orang. Bergabung dengan Aquila Nera adalah sesuatu yang spesial baginya. Tidak semua orang bisa masuk ke organisasi yang didirikan oleh Capo dei Capi ini. Hanya orang-orang tertentu dengan skill tertentu yang masuk kualifikasi untuk bergabung demi Aquila Nera. Seperti halnya anggota Aquila Nera yang lain, Mario pun memiliki skill khusus yang membuat Capo dei Capi merekrutnya dan memasukkannya menjadi salah satu anggota Aquila Nera. Dia ahli dalam Brazilian J