"Bukan, bukan, bukan!" sela Romano cepat. "Aku hanya heran. Aku juga baru-baru ini disekap oleh anak buah capo dei capi, mereka membawaku selama 14 hari ke tempat yang aku tidak tahu tampa sedikit pun aku bisa melihat sinar matahari. Kau lihat ini?"
Romano menunjukkan keadaan kakinya yang kini sedang duduk di kursi rodanya."Wanita itu, tangan kanan capo dei capi itu yang menembak dan membuatku seperti ini," kenangnya sambil menunjuk kakinya.Andrew mulutnya sampai menganga mendengar pengakuan Romano."Wanita? Tangan kanan capo dei capi adalah wanita? Lalu bagaimana? Dia menembakmu? Bagaimana bisa? Kau jangan mengada-ada. Tak mungkin seseorang seperti capo dei capi itu menggunakan wanita sebagai tangan kanannya!" Andrew berusaha untuk tidak percaya."Kau tidak percaya?" balas Romano yang sepertinya kali ini ganti merasa tersinggung. "Aku tidak bohong. Peluru yang ditembakkannya bahkan hampir menembak aset pribadiku ... ah, sialan itu! KaTok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu kamar begitu mengganggu tidur Crystal.Tok! Tok! Tok!! Entah yang sudah ke berapa kali ketukan itu terdengar."Ya Tuhan ... siapa lagi orang yang mengganggu tidurku?!" gerutu Crystal.Ia yang tadinya tidur membelakangi arah pintu kini mengganti posisi tidur ke telentang dan melirik Ethan yang sedang tidur di sebelahnya dengan posisi telungkup.Keduanya baru tidur dini hari karena semalaman asyik bermain judi dengan taruhan hal-hal menyenangkan antar orang dewasa. Hari ini weekend, dan Ethan memiliki waktu libur. Itu sebabnya dia tak keberatan saat Crystal mengajaknya bermain kartu semalaman. Lagi pula sulit baginya untuk menolak karena dia menang atau kalah pun tetap saja dia diuntungkan dalam hal ini. Maka jangan heran betapa lelap tidurnya meski ini sudah menunjukkan hampir jam delapan pagi.Tok! Tok! Tok! "Ya, ya, ya! Aku datang!" sahut Crystal sebal sambil memaksa bang
Crystal, Ethan dan Clarissa disambut oleh orang tua Christina dengan senang saat mereka tiba di gereja tempat diadakannya resepsi pernikahan sahabat Crystal tersebut. "Clarissa Sayang, kau datang?" sambut ibunya Christina sambil mengelus rambut coklat bocah itu.Clarissa tersenyum malu-malu seperti biasa sambil mendongak ke atas menatap ibunya."Dia ...?"Ibunya Christina menunjuk pada Ethan seakan ingin menanyakan apakah tebakannya benar kalau itu adalah suami Crystal yang baru. "Dia adalah ....""Aku Ethan. Suaminya Crystal dan Papanya Clarice," sela Ethan tanpa diminta langsung memperkenalkan diri pada ibunya Christina.Ethan pun mengulurkan tangannya dan disambut oleh ibunya Christina berikut ayahnya.Ibunya Christina manggut-manggut dengan senyum."Christina memang mengatakan padaku kalau kau sudah menikah lagi. Maaf, Bibi tidak sempat hadir waktu itu," ucap ibunya Christina dengan nada penuh se
"Maksudku sudah jelas. Ayolah, semua orang tahu kau menikah karena mengandung anak Alessandro lebih dulu. Itu tidak mungkin karena kau mencintai Alessandro kan? Hahaha ..." tawa Monica dengan geli.Crystal mengepalkan tangannya dengan geram. Andai tidak ingat mereka sedang berada di gereja untuk menyaksikan pernikahan Christina, sudah pasti Crystal akan memukul Monica detik itu juga. "Kau pasti terganggu pada gurauanku waktu itu. Sehingga kau sampai mabuk dan ah, kau melakukan itu dengannya. Maafkan aku, Crys. Sungguh aku benar-benar minta maaf," ucap Monica mencoba menahan tawanya saat ia melihat aura ingin membunuh seperti terpancar dari tubuh Crystal."Tutup mulutmu itu, Monic! Kau tahu aku sudah tidak seperti Crystal yang dulu yang bisa kau bully sesukamu. Sekali lagi kau mengingatkan aku tentang hal itu aku akan membuat riasanmu hari ini rusak dengan sangat mengenaskan!" ancam Crystal sambil berbisik."Ow ... ow ... kau menyeramkan sekali.
Ruang gereja itu pun dipenuhi oleh bisik-bisik para undangan. Mereka tahu di ruang lingkup mereka, sering mereka temukan seorang mafia. Bahkan di antaranya ada yang masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan para tamu itu. Sementara beberapa dari mereka ada yang menatap Crystal, termasuk di antaranya Monica. Yah ... Ayahnya adalah seorang mafia kelas kakap. Siapa yang tidak mengetahui itu?Orang lain mungkin berpikir kalau Pastur itu seakan menyindir Crystal. Mungkinkah sang Pastur mengenal Crystal? begitu pikir mereka.Crystal sendiri menatap tajam pada Pastur itu. Merasa tersindir tentu saja. Namun ia tak dapat berbuat apa-apa. "Crys, jangan dengarkan apa kata Pastur itu. Beliau pasti tidak bermaksud ingin menyindirmu," bujuk Monica."Diamlah, Be debah! Aku tak butuh basa-basimu!" umpat Crystal lirih. Matanya tetap tak putus menatap ke depan."Hari ini, besok dan seterusnya kita membutuhkan pria dan perempuan yang penuh cinta. Yang d
Ethan hanya tersenyum mendengarnya sambil tangannya menautkan jari-jemari mereka. Dan Crystal menyukai itu. Seakan perbuatan Ethan itu memberi ketenangan baginya.Hingga akhirnya ceramah pastur itu berakhir, barulah Crystal bisa bernapas lega."Baiklah, terima kasih untuk Pastur Stefanus yang telah berbaik hati memberikan kita ceramah yang menenangkan dan menyejukkan hati. Oleh karena itu, dikarenakan pengantin wanita telah siap sedia untuk melakukan janjinya di hadapan Tuhan, kami persilahkan kepada Tuan Alfonso, selaku mempelai pria untuk naik ke depan altar!" kata MC mempersilahkan mempelai pria untuk naik hingga berada di altar gereja."Untuk para hadirin undangan, dipersilahkan untuk menunggu sejenak karena mempelai wanita sedang dalam perjalanan kemari!" lanjut MC itu menambahkan.Pintu gereja itu pun ditutup sejenak, hingga tak lama suara bridal chorus (musik pengiring pengantin) mulai menggema di setiap gereja yang dilengkapi sound sistem
DOOOR!!! DOOOR!!! Suara tembakan itu menggema di ruang gereja. Lalu kericuhan pun segera terjadi. Bak sarang semut yang baru disiram air, para jemaat dan undangan pun spontan tanpa aba-aba bangkit dari duduknya berlarian mencari jalan keluar. Bahkan ada di antara mereka yang sampai melupakan anaknya.Sangat manusiawi sebenarnya, karena manusia itu adalah makhluk yang diberi insting untuk bertahan hidup. Rasa ingin melindungi diri sendiri spontanitas bisa terjadi bahkan tanpa sempat terpikir lagi tentang anaknya sendiri.Tapi tidak demikian dengan Crystal. Ia spontan meraih Clarissa dan memeluknya tanpa panik sama sekali. Dia pernah berada di situasi ini dulu."Clarice ... Clarice! Peluk Mama. Jangan takut, Nak. Mama ada di sini!" kata Crystal mencoba menenangkan Clarissa yang terlihat ketakutan sambil mendekap Ethan dengan erat.Di antara banyaknya orang-orang yang berlari ke sana kemari, mata Ethan menangkap sosok seorang balita berumur
"Aku Ethan. Ethan Trovatelli," jawab Ethan."Ethan Trovatelli?" gumam polisi itu sekedar ingin memastikan lagi.Ethan mengangguk."Ya.""Kau bisa ikut kami ke kantor polisi sekarang?" tanya polisi itu."Maaf, apakah harus? Tidak bisakah anda menanyakan itu pada orang lain yang ada di sini? Soalnya terus terang saja aku tidak melihat terlalu jelas bagaimana kejadiannya karena aku sedang sibuk menenangkan anakku yang menangis tadi," elak Ethan.Polisi itu mengangguk-angguk mendengar keterangan Ethan."Tapi anda ada di sini saat ini, di saat orang-orang sudah berada di luar gereja. Bagaimana bisa?" tanya polisi itu.Ethan saat ini merasa kalau dia sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan. Ah, sial! Lagi pula kenapa sih polisi sangat cepat datang ke tempat ini? gerutunya dalam hati. Ia harus memutar otak secepatnya untuk membuat polisi ini yakin kalau dia tidak memiliki keterlibatan apa-apa dalam kasus ini. Bah
Petugas polisi itu menatapnya lagi-lagi dengan tatapan penuh arti hingga polisi itu benar-benar yakin kalau dia tak memiliki keterkaitan yang cukup berarti dengan peristiwa tertembaknya pastor ini."Baiklah. Aku akan menanyakan pada orang lain saja yang berada di sini. Sebaiknya kau temui dan amankan saja dahulu istri dan anakmu dari kerumunan ini. Kasihan mereka," kata polisi itu sambil menepuk-nepuk lengangnya.Ethan tersenyum seadanya."Terima kasih, Tuan. Kalau begitu aku permisi dulu," kata Ethan. Petugas polisi itu mempersilahkan Ethan lewat.Ethan diam-diam menghembuskan napas lega. Sebelum ia beranjak pergi dari tempat itu Ethan masih menyempatkan diri menoleh pada Alfonso yang sedang berbicara dengan polisi lainnya dan pastor yang masih tergeletak di lantai dan menunggu untuk diangkat melalui brankar yang dibawa oleh petugas medis. Lalu Ethan pun segera keluar dan mencari-cari Crystal dan Clarissa dengan matanya. Butuh
"Kalau Papa menikahi jalang itu, aku, Ethan dan Clarissa akan pergi dari sini!" ancam Crystal pada Ethan."Crys ..." tegur Ethan."Ethan, kau harus membawaku dan Clarissa dari sini. Aku masih bisa bersabar kalau harus tinggal satu atap dengan jalang itu. Aku juga masih terima kalau Papa menjadikan wanita lain sebagai teman ranjangnya selain mendiang Mama. Tetapi aku tidak akan terima kalau posisi mendiang ibuku sebagai istri diambil alih oleh seorang jalang." Crystal mengumpat sekesal-kesal nya di hadapan Benigno.Benigno menghela napas dalam-dalam melihat sikap putrinya yang sangat antipati terhadap Arabella."Crys ...." Benigno untuk kesekian kali berusaha untuk memberikan pengertian kepada putrinya itu."Ah ya, kalau Papa ingin menikahi wanita lain, silahkan saja! Tapi tolong pastikan kalau wanita itu adalah wanita baik-baik. Aku tidak rela mendiang Mama digantikan oleh seorang jalang!" kata Crystal sambil mengambil serbet untuk mengel
Ethan tiba di rumah Benigno Mensina di saat hari menjelang pagi. Para penghuni rumah itu sedang sarapan."Kau tidak pulang selama berhari-hari, kemana saja kau?" hardik Benigno pada Ethan."Maafkan aku Papa, Ben. Ada hal perihal bengkel yang sedang kuurus," jawab Ethan."Apa, hal apa itu hah? Apa itu lebih penting daripada mengurus kasino? Kenapa semakin lama kau semakin tidak bisa diatur?" teriak Benigno.Ethan mengernyitkan keningnya melihat sikap mertuanya kali ini padanya. Terakhir kali dia bertemu dengan Benigno, beberapa hari yang lalu Benigno masih bersikap manis padanya. Oh, ayolah! Apa obat pria ini sedang habis? Apa dia sudah tak mengagumi menantunya ini sebagai orang yang disukai oleh Capo dei capi? Oh, mertua! Betapa cepatnya hatimu berubah!"Papa, sudahlah! Kenapa Papa jadi memarahi Ethan? Aku kan sudah mengatakan alasannya pada Papa kemarin. Kalau Ethan sedang ingin memantau bengkel seseorang yang ingin dijual di Trapani. Papa sendiri yang ingin Ethan membesarkan bengke
Bodyguard itu terdesak oleh Mario yang mengeroyoknya bersama teman-temannya. Jangan tanyakan lagi kondisi supir mobil box itu. Jauh lebih mengenaskan karena mereka mengeroyoknya berlima orang. Bodyguard itu sudah berdiri dengan terhuyung-huyung manakala Mario menyelipkan salah satu kaki kanannya di antara kedua kaki bodyguard itu dan mengunci pergerakan lututnya hingga menit berikutnya, Mario berhasil menguasai permainan dengan mengangkat tubuh lawannya dan menghempaskan tubuh bodyguard itu ke aspal jalanan."Habisi dia, dan cari kunci kontainer mobil box itu secepatnya!" kata Mario sambil memberi kode kedua temannya untuk mendekat.Bodyguard itu dengan posisi tertelungkup di jalan dengan bibir pecah dan hidung memar karena tergores aspal hampir tak memiliki tenaga lagi walaupun hanya sedikit pun.Drama ketidakadilan itu pun disempurnakan oleh kedatangan Paulo yang seolah datang dengan tepat waktu untuk menolong anak buah Alfonso. Di saat salah seorang ang
Tiiiinnnnn!!! Tiiiinnnnn!!! Tiiiiiiiin ....Suara klakson dari mobil box berwarna putih itu memecah keheningan malam.Dengan tak sabar supirnya mengeluarkan kepala dari jendela mobil."Bedebah!! Apa yang kau lakukan dengan menghalangi mobil kami? Menyingkir!!" teriak supir mobil box itu.Di saat yang sama sebuah mobil datang dari arah belakang mobil box."Kalian ambil alih kemudi ini! Biar aku yang keluar!" kata Mario pula.Rasa percaya dirinya ingin menghajar orang-orang ini semakin menjadi-jadi. Mario sudah lama tidak menghajar orang. Bergabung dengan Aquila Nera adalah sesuatu yang spesial baginya. Tidak semua orang bisa masuk ke organisasi yang didirikan oleh Capo dei Capi ini. Hanya orang-orang tertentu dengan skill tertentu yang masuk kualifikasi untuk bergabung demi Aquila Nera. Seperti halnya anggota Aquila Nera yang lain, Mario pun memiliki skill khusus yang membuat Capo dei Capi merekrutnya dan memasukkannya menjadi salah satu anggota Aquila Nera. Dia ahli dalam Brazilian J
Ethan pun kini membuka ponselnya juga. Membuka-buka GPS untuk melihat posisi mereka saat ini."Oke, katakan pada mereka untuk datang dengan dua mobil. Satu menunggu di Via Regatta yang satunya lagi menunggu di Via Due Vanelle! Di ujung jalan ini nanti ada persimpangan tiga. Ketika mereka belok kiri ada pihak kita yang menunggu mereka, jika mereka belok kanan pun sama, kita akan mencegat mereka. Pokoknya apa pun yang terjadi kita akan menyerang orang-orang itu terlebih dahulu. Untuk sementara membebaskan anak-anak itu akan kita lakukan nanti. Dan yang akan menjadi target utama kita adalah supir dan orang yang bertanggung jawab mengawal pengiriman anak-anak yang hendak mereka jual itu!" kata Ethan."Siap, Capo!" sahut Paulo lalu ia pun bertanya pada orang yang dia telepon. "Apa kau mendengar apa kata-kata Capo baru saja? Capo menyuruh kalian mengepung mobil box itu dengan dua mobil. Satu di Via Regatta dan yang satunya lagi di Via Due Vanelle. Jika mobil menuju via
Trapani adalah sebuah kota yang terletak di barat kepulauan Sisilia, Italia. Kota ini juga menjadi ibu kota provinsi Trapani. Kota ini terkenal dengan kota tuanya sehingga banyak ditemukan bangunan-bangunan tua dengan arsitektur yang klasik. Kota ini bahkan dijuluki dengan 'kota seratus gereja'. Kota tua Trapani dikelilingi oleh gedung-gedung baroque, seniman jalanan, serta berbagai bar dan restoran. Sebagaimana kota pada tempo dulu, jalanan raya di kota ini tergolong sempit dengan bangunan-bangunan tua yang rapat antara satu dengan bangunan yang lainnya. Tak lupa lorong seperti gang sempit yang memisahkan antara gedung yang satu dengan gedung yang lain. Sebenarnya hampir tak ada beda dengan kota lain di Sisilia. Namun di kota ini banyak ditemui bangunan dan museum bersejarah.Andai Ethan tidak sedang dalam situasi seperti ini mungkin ia akan berpikir akan membawa Crystal ke sini untuk berbulan madu. Sebab tempat ini sepertinya cocok untuk pasangan pengantin baru
"Ethan, kau sebenarnya ada di mana saat ini? Tolong jangan membuatku stress. Selama berhari-hari kamu tidak pulang ke rumah! Jangan sampai aku memampangkan fotomu di semua media, televisi, surat kabar cetak dan online untuk memuat berita kehilanganmu!" jerit Crystal sebal saat panggilannya terhubung dengan Ethan.Ethan hanya terkekeh mendengar jerit histeris istrinya itu."Crys, tenanglah, Ok? Aku hanya pergi untuk mengurusi masalah bengkel. Ada orang yang ingin menjual peralatan bengkelnya di Trapani dengan harga murah. Dan aku ke sini untuk mengeceknya. Kalau cocok aku ingin membelinya dan membuka cabang baru di pusat kota. Semua alat-alatnya masih baru dan dia perlu uang secepatnya. Atau sebaiknya aku membuka cabang baru di sini saja? Pokoknya aku harus membelinya, Crys. Kalau aku tidak cepat mungkin orang lain yang akan mendapatkannya!" kata Ethan terdengar antusias.Padahal Ethan sesungguhnya sedang berbohong kepada Crystal. Dia saat ini memang sedang
Mobil Lamb orghini Aventador itu masuk ke dalam sebuah area pencucian mobil yang berada di sebelah timur kota C. Pencucian mobil ini sepertinya tidak begitu ramai pengunjung karena bangunannya yang begitu muram, hanya sebuah ruko yang pernah terbakar dan setelahnya tidak direnovasi kembali. Namun oleh pemilik sebelumnya malah dijual dengan fantastis. Lalu kini oleh pemilik baru dibuat menjadi sebuah pencucian mobil. Pengemudi Lam borgini itu pun turun dari mobilnya dan melempar kunci pada seseorang yang berjaga di sana. Orang itu pun dengan sigap menangkapnya."Carikan aku mobil lain! Dan tolong kau jaga mobil ini dengan jiwa dan ragamu! Karena ini mobil berharga milik mertua, kau tahu?" kekeh pria itu."Baik, Capo! Bagaimana kalau mobil yang itu saja?" tanya penjaga pada pengunjung yang ternyata adalah Ethan itu."BMW E30 M5?" tebak Ethan setelah sesaat dia melihat-lihat "Hu um. Meski sudah ketinggalan zaman, tapi mobil ini masih cuku
Ethan menatap layar ponselnya dan memutar untuk kesekian kali rekaman vidio yang dikirimkan Julia padanya. Lalu tak lama sebuah pesan singkat dari Julia pun kembali masuk di ponselnya.[Apa kau mengenalnya, Ethan? Eh, maaf. Maksudku Capo.] Ethan mengernyitkan keningnya mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah mendengar suara pria dalam vidio yang mengaku capo dei capi itu. [Aku rasa ini masalah yang tidak bisa kita biarkan begitu saja. Ini menyangkut keamanan kita di masa yang akan datang.]Ethan lagi-lagi belum menjawab satu pun dari semua singkat yang dikirim Julia padanya itu.[Kalau hanya mengaku-ngaku, mungkin tidak masalah. Tapi ini? Dia melakukan perampokan besar, Ethan. Dan yang lebih gila dia tidak sendiri. Dia memiliki kelompoknya sendiri. Ini tidak bisa kita biarkan, kan? Dia mencatut nama besar Capo dei Capi. Bagaimana kalau organisasi mafia lain percaya itu dirimu dan memandang rendah aturan yang kau buat? Bisa-bisa kelompo