Lalu rapat itu pun berlangsung di bawah pimpinan Ethan. Berjalan lancar, dan semua masih berada di bawah kendalinya.
"Saya setuju dengan laporan dan saran yang telah kalian berikan. Satu lagi saran game tambahan dari saya jika Tim Perencanaan berkenan. Mungkin kita juga bisa memasukkan permainan Sic Bo pada platform online yang akan kita buat. Di sini ada yang tahu permainan Sic bo?" tanya Ethan menunjuk para peserra rapat.Sebagian besar dari peserta rapat itu mengangguk. Namun sebagian lagi tidak menjawab."Baiklah, mungkin sebagian besar dari kalian sudah tau meskipun di kasino ini kita belum memiliki jenis game itu. Namun bagi kalian yang belum tahu saya akan menjelaskan secara singkat. Sic bo merupakan jenis game berbasis dadu yang cukup popular. Permainan ini merupakan salah satu game dari China yang dimainkan dengan tiga buah dadu. Awalnya Sic bo merupakan salah satu permainan casino yang populer di Asia.Tapi game tersebutPagi-pagi sekali, Crystal sudah bangun. Bahkan hari ini ia bangun lebih lebih dulu dari pada Ethan. Crystal tadinya ingin masuk menyelinap ke kamar Ethan untuk melakukan sesuatu yang romantis pada pria itu, tetapi saat ia memutar kenop pintu kamar Ethan, Crystal harus kecewa karena pintu itu ternyata Ethan kunci dari dalam. Aih, padahal semalam rencananya Crystal ingin tidur di kamar Ethan dan menunggu pria itu pulang. Namun karena Crystal harus menemani dan menjaga Clarissa yang baby sitter-nya sedang pulang kampung, akhirnya ia ketiduran di kamar putri semata wayangnya itu. Lalu saat pagi ini ia terbangun ketika jarum jam sudah menunjukkan pukul 05.55 pagi, maka hal pertama yang Crystal lakukan adalah segera ke kamar pria itu untuk ... menggodanya tentu saja. Oh yeah! Lalu, apa yang didapatkannya setelah itu? Pintu kamar yang di kunci dari dalam? Sangat Menyebalkan! Huh! Rasanya Crystal ingin menendang pintu kamar ini keras-keras.
"Oh, terserah saja kau percaya atau tidak. Tetapi itu kenyataannya. Kau bahkan menggila. Kau tidak ingat kalau kau mencakarku di banyak tempat? Oh, Crys! Bisa kau potong kukumu itu?" ejek Ethan masih dengan aktivitas olahraga kalisteniknya.Melakukan crunch sebanyak sepuluh repetisi, Ethan pun lanjut dengan melakukan lunge. Ia tak menghiraukan Crystal yang masih mencoba mengingat-ingat kejadian saat ia minum redwine dengan Ethan dua malam lalu.Ethan berdiri tegap dan mengambil langkah besar ke depan. Lalu ia pun menekuk lutut kaki yang digunakannya untuk melangkah untuk menopang berat tubuh. Kaki belakangnya ikut menekuk untuk menjaga keseimbangan. Lalu dengan menahan posisi ini selama beberapa detik, sebelumnya kaki depan Ethan melangkah kembali ke posisi berdiri. Lalu dengan gerakan yang sama ia pun mengulanginya kembali dengan menggunakan kaki sebelahnya untuk bergiliran ke arah depan.Crystal menggigit bibirnya dan melihat kuku-kukunya yang
Ethan melipat surat laporan hasil tes dari laboratorium dan memasukkannya ke dalam dompet. Ia meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang berkecamuk.Akhirnya rasa penasarannya pun terjawab. Anak kecil yang dia kira adalah keponakannya itu ternyata adalah anak kandungnya sendiri. Sungguh sangat gila!Inikah yang membuat Alessandro memberikan wasiat padanya agar ia mengambil hak asuh Clarissa. Ya Tuhan, entah apa yang dirasakan oleh Ethan saat ini. Tetapi yang jelas marah, bingung, merasa dibohongi, sedih, dan .... mungkin bahagia, bercampur aduk menjadi satu.Setelah Ethan sampai di mobilnya saat ini, ia pun tak langsung pergi dari laboratorium itu. Ia lebih memilih menghubungi Edward saat ini."Edward, dimana kau? Kenapa kau belum mengabariku tentang apa yang kusuruh padamu tempo hari? Bagaimana? Apa kau sudah menanyakan hal ini pada pihak hotel Monalisa tentang kejadian tiga tahun yang lalu?" tanya Ethan begitu panggilan t
Ethan meletakkan buket bunga lily sederhana dengan didominasi warna putih hijau itu tepat di pusara makam Alessandro. Hal yang pertama ia lakukannya adalah menundukkan kepala, lalu berdoa dengan khidmat pada Tuhan agar sang kakak ditempatkan di tempat terbaik di surga.Lepas itu Ethan berlutut di samping pusara Alessandro."Kakak, kau tahu selama ini aku selalu menghormatimu. Kau satu-satunya keluarga yang aku punya. Sejak aku masih bayi, kulitku masih merah, kata ibu panti yang menemukan kita di depan panti asuhan, kau adalah ibu dan ayahku. Kau menjagaku meski waktu itu usiamu pun masih tiga tahun ...."*Flashback On*Tiga puluh tahun yang lalu di depan sebuah panti asuhan di sebuah distrik kecil di wilayah kota C."Indre! Indre!!" Seorang gadis muda dengan tergopoh-gopoh berlari masuk ke dalam panti asuhan menemui ibu panti asuhan yang bernama Indre itu."Sarah, kau ini kenapa? Ap
Jack sedang mengotak-atik ponselnya saat mendengar suara halus mesin mobil memasuki area bengkel. Buru-buru Jack menyelesaikan permainan game-nya dan mematikan ponsel dan mengantonginya.Terlihat Ethan membuka pintu dan turun dari mobil Lam borgini milik mertuanya itu.Dengan gontai Ethan pun melangkah ke dalam bangunan bengkel sambil menenteng jasnya."Capo, kau datang?" sapa Jack.Ethan menenteng jas yang disampirkannya begitu saja di atas pundak lalu berjalan gontai masuk ke dalam bengkel. Pria itu terlihat sedikit kuyu, seperti ada yang membuatnya tidak semangat."Apa tidak ada mobil yang perlu diperbaiki hari ini?" tanya Ethan mengabaikan sapaan Jack padanya.Jack sampai mengernyitkan keningnya. Kebetulan sekali hari ini Ethan bersikap berbeda? Padahal sebelumnya jika ia kelepasan memanggil bosnya itu dengan panggilan Capo, Ethan akan memarahinya, menyuruhnya untuk tidak memanggil Ethan dengan sebutan itu."Tak ada
"Clarice!! Jangan lari-lari. Kau bisa jatuh di tangga nanti!" Suara tawa terkikik dari Clarissa terdengar ke telinga. Crystal yang ketiduran di kamar Ethan semalam.Perlahan, ia membuka matanya. Lalu meraba-raba sisi ranjang di sebelahnya. Sisi ranjang itu terasa dingin pertanda bahwa tak ada orang lain yang tidur di situ dalam jangka beberapa jam ini.Crystal menautkan alisnya. "Apa Ethan tidak pulang semalam?" gumamnya.Segera ia bangun dan menggulung rambutnya. Tak lupa ia memandang ke sekitar untuk melihat apakah ada suaminya itu di sekitar rumah. Dengan langkah terseok-seok, Crystal pun berjalan ke arah jendela dan menyingkap gordennya.Ah, ya. Matahari sudah setinggi itu. Mana mungkin Ethan masih ada di sini? Pastilah semalam pria itu pulang kemalaman dan begitu pagi ia langsung berangkat kekasihnya kembali. Mungkin ada banyak pekerjaan di casino, begitu pikirnya. Mensina kasino kan memang buka 24 jam? Siapa ta
"Astaga! Dia belum datang juga? Apa kau sudah menghubunginya?" tanya Ricardo pada Rose, asisten manager-nya Ethan."Belum, Tuan. Saya pun lupa menanyakan nomor ponselnya. Ya ampun, kenapa aku bisa seceroboh ini?" jawab Rose sambil melirik pada Ricardo dengan wajah memelas.Sebenarnya Rose paling malas dengan pria ini. Ia selalu bersikap bossy, seolah dia memiliki kekuasaan yang sama tingginya dengan Benigno di Mensina Casino. Itulah sebabnya Rose merasa bersyukur karena sekarang jabatannya berada di bawah kekuasaan Ethan, sang general manager yang baru. Meski Ethan jabatannya masih berada di bawah Ricardo, tetapi di luar konteks struktural jabatan di Mensina Casino, semua orang tahu kalau Ethan adalah Menantu dari pemilik Casino terbesar di kota C ini. Dan itu cukup bagi Rose untuk menilai kalau dibandingkan Ricardo, tentunya kekuasaan Ethan masih jauh lebih banyak mencakup ruang lingkup kasino, karena Ethan masih bagian dari keluarga Benigno."Kau tidak t
"Kau siapa?" tanya Crystal.Dadanya seketika bergemuruh. Ada perasaan tidak enak yang dia rasakan saat melihat ada wanita lain di bengkel ini.Wanita itu mengangkat sebelah alisnya saat melihat Crystal. Ia sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Atau justru malah menebak sesuatu?"Kau Crystal?" tebak wanita itu.Crystal mengangguk heran. "Kau siapa? Kau mengenalku?" tanya Crystal.Wanita itu tersenyum dikulum. Senyum itu tidak terlihat ramah. "Aku Julia. Julia Rosselini," katanya memperkenalkan diri tanpa merasa perlu berjabat tangan."Oke, Julia. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Crystal to the point.Lagi-lagi Julia tersenyum. "Kau sendiri sedang apa di sini?" tanyanya balik. Kali ini dengan melipat tangan di depan dada.Crystal bukannya bodoh. Kalau dia boleh menilai dari sikap arogan dan percaya diri yang tinggi dari perempuan bernama Julia ini, pastilah orang ini memiliki hubu
"Kau masih marah padaku?" tanya Jorge pada Julia saat wanita itu turun ke bawah.Julia terlihat sudah segar saat ini. Wanita itu sudah mandi. Dengan mengenakan kaos oblong dan celana pendek selutut dengan motif robek-robek di beberapa bagian, Julia kini bergabung dengan anggota Aquila Nera di bawah.Julia tampak tak menghiraukan pertanyaan Jorge itu padanya. Ia kini berjalan menuju lemari es."Apa tidak ada makanan?" tanya wanita itu setelah membuka lemari es dan tak menemukan apa pun yang bisa dimakan di sana."Selama kau tak ada kami lebih sering memesan makanan dari luar," sahut Giovanni yang bangun lebih dulu dari Julia sejak tadi. Julia menebarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dan benar saja, ia baru memperhatikannya kalau ruangan itu sekarang seperti kapal pecah. Kotak pizza bersusun du sudut ruangan dengan sampah bekas makanan lainnya tergeletak di sana. Jangan tanya lagi meja yang ada di ruangan itu. Gelas kopi instan ada di mana
Julia tiba di 'Nido di Aquila Nera' di sambut oleh beberapa anggota yang berjaga di sana. Sangat unik memang mengetahui kalau mereka lebih memilih kata 'Nido' yang berarti sarang dibandingkan dengan 'Sede Sentrale yang berarti 'Markas' untuk menamai tempat berkumpulnya mereka, anggota organisasi dalam organisasi yang dibangun oleh capo dei Capi ini."Ju, kau datang?" sapa Jorge saat melihat Julia datang dengan tas ranselnya.Julia menghempaskan bo kongnya di sofa ruangan seluas 7m × 15m itu. Tak langsung menjawab matanya menatap sayu dinding yang dilukis gravity dengan gambar elang besar berwarna hitam itu. Di atas kepala burung itu ada inisial AN yang merupakan singkatan Aquila Nera yang berarti elang hitam.Julia menghela napas panjang mendengar pertengkarannya dengan Ethan sebelum ia memutuskan untuk kembali berangkat ke Palermo."Ju, kau tahu, kalian Aquila Nera adalah keluargaku dalam sudut pandang yang lain. Pun dengan anak-anak panti dan
"Ya Tuhan, kau akhirnya tahu juga jalan pulang ke sini," cibir Julia pada Ethan saat pria itu berkunjung ke bengkel, setelah satu minggu lebih ia tak ke sana sama sekali."Ju, kau masih di sini? Kau tidak kembali ke Palermo?" tanya Ethan.Pertanyaan itu tak urung membuat Julia mendelik sebal pada Ethan."Kau mengusirku?" sahut Julia ketus."Aku tidak mengusirmu. Hanya saja aku mendengar ada berita yang kurang mengenakkan di Palermo. Apa kau tidak ingin mencoba mengecek-nya?" tanya Ethan."Ethan, kalau kau tidak lupa bukankah itu sebenarnya adalah urusanmu?" jawab Julia lagi-lagi tak kalah ketus dari yang tadi.Julia sudah mendengar dari anggota Aquila Nera yang bertugas di hotel Mare Nostrum tentang acara dinner sang capo dei capi dengan istrinya itu. Ya, anak buah para mafia itu pun kadang-kadang memiliki kesamaan dengan orang lain. Mereka sering bercanda,dan kadang menggosipkan pimpinan juga adalah salah satu hal yang bisa men
"Bon Appetito, Crys!" ucap Ethan dengan sebuah senyuman yang paling termanis yang belum pernah Crystal lihat sebelumnya."Ethan, terima kasih!" sahut Crystal senang.Ketika ia baru saja ingin menyendok makanan yang berada di piringnya, pelayan yang berdiri di sebelah mereka menjentikkan jari-jarinya. Lalu tak lama keluarlah tiga orang dengan dua diantaranya membawa alat instrumen musik masing-masing di tangannya. Yang satu memegang biola, sementara yang satu lagi membawa alat musik flute. "Ethan? Apa ini?" seru takjub Crystal.Ethan lagi-lagi hanya tersenyum dikulum. Ia pun lalu meminta pada orang yang akan tak memegang alat musik untuk mendekat lalu membisikkan sesuatu di telinganya. Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya dan kemudian berbisik-bisik dengan dua temannya yang lain. Sementara itu pelayan yang tadi mengundurkan diri secara perlahan agar kedua pasangan itu bisa menikmati pertunjukan spesial yang telah dipersiapkan oleh pihak hotel u
Crystal mengedip-ngedipkan matanya heran. Jadi selama ini Christina berbohong? Untuk apa Christina berbohong padanya? Atau jangan-jangan bukan hanya pada Crystal saja? Apa pada orang lain juga?"Lalu? Kalau bukan menjadi manager di toko sepatu, lalu apa?" tanya Crystal tak mengerti."Aku ... aku bekerja di club malam, Crys!"Crystal sontak melebarkan matanya selebar-lebarnya."Club malam? Bagaimana bisa?" pekiknya tak percaya.Christina pun membungkam mulut Crystal dengab telapak tangannya."Sudah kubilang Crys, pelankan suaramu!" hardik Christina.Crystal mengangguk tanda paham, barulah Christina melepaskan tangannya yang membungkam mulut Crystal."Baiklah, baiklah!" kata Crystal sambil menghembuskan napasnya panjang. Sungguh Crystal tak menyangka akan mendapatkan kebenaran seperti ini dari mulut Christina sendiri. Setelah ia bisa merasa tenang, barulah ia kembali bertanya lagi pada Christina.
"Jadi Christina, apa bisnis suamimu itu? Apa benar dia capo dei capi?" tanya Crystal.Crystal malas jika mereka harus membahas Monica lagi."Husss, Crystal! Sssst!!!" Christina meletakkan jari telunjuk di bibirnya, untuk membuat Crystal diam.Crystal spontan menutup mulutnya."Kenapa kau membicarakan hal itu di depan umum seperti ini? Pelankan suaramu!" omel Christina."Maaf, Christine. Baiklah aku akan pelankan suaraku. Jadi, apa benar suamimu itu adalah capo dei capi?" bisik Crystal.Ethan dalam diam mendengarkan pembicaraan istri dan temannya itu. Dia juga ingin tahu ada hal konyol seperti apa lagi ini. Sepanjang dia menjabat menjadi capo dei capi entah sudah berapa kali Ethan menemukan orang-orang yang mengaku sebagai capo dei capi agar bisa mendapatkan keuntungan dari organisasi-organisasi mafia yang lain. Tapi untungnya, Ethan selalu punya tim dari Aquila Nera (Elang Hitam) yang bisa mengatasi orang-orang seperti itu. Dan E
"Cryssss!! Kau ada di sini juga?" tanya Christina pada Crystal. "Ah, iya," jawab Crystal singkat "Uuuugh .... kau sedang bersama suamimu yang hot itu?" bisik Christina pada Crystal sambil terkekeh. "Husss!!" Crystal langsung mencubit perut Christina. "Owhh ... Crys! Kau posesif sekali! Hahaha ... Apa kalian ke sini hanya untuk dinner? Atau juga untuk melewatkan malam yang something .... hot? Hahaa!" "Tutup mulutmu, Christine. Jangan membuatku malu," kecam Crystal sambil membekap mulut Christina yang sepertinya tak pernah diajari adab itu. Andrew yang melihat itu menatap malas pada Christina dan Crystal. Dia tak menyangka kalau kedua orang itu ternyata saling mengenal sebelumnya. Sekarang lihat! Ternyata tak hanya saling mengenal, keduanya terlihat seperti sahabat baik yang telah lama saling mengenal. Dan oh, sama seperti wanita pada umumnya, mereka juga melakukan hal yang paling dibenci oleh Andrew dari s
"Oh, Tuhan. Kau sangat sensitif dan kau juga pemarah. Bagaimana kalau kalian berdua ikut saja ke mejaku? Aku akan mentraktir kalian banyak foie gras di sana. Hahahaha ... itu makanan yang sangat lezat, Crys. Kau tahu, itu adalah makanan kesukaan para mafia. Papa Ben, ayahmu juga sangat menyukai itu. Rasanya lembut dan gurih. Dan apa katamu tadi? Menyiksa hewan-hewan itu? Ah .... itu adalah alasan lain kenapa makanan itu begitu enak untuk dinikmati. Ada begitu banyak kesakitan dan pengorbanan di sana. Itu yang membuat makanan itu terasa lebih enak. Demikian pula yang kita dapatkan dari hasil menindas orang lain, melakukan hal-hal ilegal yang seharusnya dilarang oleh pemerintah. Bukannya kau pun sama saja? Semua yang kau nikmati saat ini nyaris tak ada beda dari foie gras. Pakaian, rumah dan segala kenikmatan itu kau kira Benigno mendapatkan itu dari mana, hmmm?" Lalu Andrew dengan tawa mengejek yang menyeringai menertawakan Crystal.Crystal ingin membalas, namun i
"Crys! Tenanglah!" bujuk Ethan.Sungguh, istrinya ini memang luar biasa. Crystal selalu bisa membuat kejutan-kejutan tak terduga yang membuat Ethan ... ehem ... seringkali merasa malu dibuatnya."Ethan! Bagaimana aku bisa tenang? Kau membawaku ke sini, ke restoran di mana orang-orang bisa mengolah sesuatu yang kejam untuk dijadikan makanan? Yang benar saja! Hei, Tuan Pelayan!Panggilkan siapa pun yang bertanggung jawab atas menu makanan yang disajikan di restoran ini!"Pelayan itu kini bingung dibuatnya. "Emm ... Nyonya ada apa? Kenapa anda begitu marah?" tanya pelayan itu."Kau masih bertanya kenapa aku marah? Hah? Apa kau tidak tahu bagaimana foie gras dibuat? Ohhh ... jangan-jangan kalian malah memelihara angsanya di sini dan mengolahnya sendiri begitu? Ya Tuhan ... kalian memaksa bebek-bebek itu untuk makan terus menerus di empat puluh hari kehidupan pertama mereka? Lalu kalian mengurungnya dalam kandang sempit dan kecil, apa benar b