"Ehhem!!" dehem Ethan sesaat setelah Crystal mengecup bibirnya di depan Rose.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Crystal dengan ketus pada Rose."Ah, ma-maaf, Nona Crystal. Aku disini hanya untuk menjelaskan pada Tuan manajer tentang tugas dan tanggung jawabnya selama bekerja di kasino ini. Ngomong-ngomong perkenalkan saya Rose, Asisten Manager Tuan Ethan," katanya sambil mengulurkan tangan kepada Crystal.Crystal dengan angkuh tidak menyambut uluran tangan Rose."Oh, enyahlah! Jangan pura-pura ramah padaku. aku tahu jenis wanita sepertimu, hanya ingin menggoda suamiku dengan topeng profesi asisten manajer yang kau pegang! Sayang, aku tidak akan membiarkan wanita ini menjadi asisten managermu. Aku akan meminta papa dan Jordy untuk mencarikanmu asisten manager seorang laki-laki," kata Crystal pada Ethan."Nona Crystal, aku tidak bermaksud menggoda Tuan Ethan, tolong jangan salah paham padaku!" sangkal Rose.<"Cepatlah, Tuan Ethan! Tuan Richardo paling tidak suka jika ada yang terlambat saat rapat yang dia pimpin," kata Rose yang berjalan tergopoh-gopoh di depan Ethan, sementara pria itu sendiri sedang berbalas pesan dengan seseorang melalui layar ponselnya.Ethan tidak mengindahkan kata-kata Rose. Ia sedang berbalas pesan dari teman lamanya.[Aku masih ada sesuatu yang harus dikerjakan. Mungkin akan butuh waktu sekitar satu jam. Jadi jika kau ingin bermain rolet atau bacharat, silahkan bermainlah dulu, Edward]Lalu tanpa menunggu balasan pesan dari orang itu lagi, Ethan pun memasukkan ponsel itu ke dalam kantongnya dan kini berjalan mengikuti Rose ke ruang rapat. Sungguh jabatan yang sangat merepotkan bagi Ethan.Ethan dan Rose tiba di meeting room disaat rapat sudah dimulai. Semua mata tertuju pada mereka.Sebuah tepukan tangan keras dari Richardo menggema di ruang hening itu."Wah, wah, wah! General Ma
"Dia temanmu?" tunjuk Crystal dengan raut wajah jijik campur emosi pada Edward. Jangan ditanya seberapa kesalnya ia saat ini. Ethan mengangguk membenarkan, walaupun ia tidak mengerti apa yang membuat istri itu begitu marah terhadap Edward. "Ba jingan! Kau benar-benar pria sial! Katakan padaku sekarang, kau yang menjebakku waktu itu, kan? Kau memberiku koktail dengan kadar alkohol tinggi sehingga aku mabuk malam itu. Iya, kan?!" teriak Crystal dengan sengit sambil berusaha ingin memukul pria itu. Ethan mengernyitkan keningnya. "Nyonya, sepertinya kau salah paham padaku. Kita baru saja bertemu pertama kalinya hari ini, percaya padaku!" sangkal Edward. "Kau bohong! Kau pasti disuruh Alessandro untuk menjebakku malam itu, iya kan? Apa dia yang menyuruhmu melakukannya? Berapa banyak uang yang diberikannya padamu sebagai sogokan sehingga kau tega berbuat seperti itu padaku!!" Lagi Crystal membentak pria itu sekaligus ingin menyerang Edward yang sedang berlindung dibalik punggung Et
Monalisa Hotel, 3 tahun yang lalu."Hei, Crys!!!" seru teman-teman satu alumninya saat Crystal datang malam itu.Crystal adalah alumni Scuola di San Petrizio, sekolah menengah umum yang berada di kota C. Setiap tahun alumni satu angkatannya selalu mengadakan acara reuni wajib di tempat-tempat yang disepakati oleh para panitia. Dan kali ini mereka mengadakan reuni di kota B, setelah tahun lalu mereka mengadakan reuni di kota C."Kau cantik sekali, Crys! Tapi bagaimana? Apa kau sudah menikah? Kau terlihat tidak membawa pasangan. Bagaimana ini, Crys? Di usiamu yang sudah setua ini kau masih sendiri? Oh, no!!!" canda salah seorang temannya.Seperti biasa Crystal selalu menjadi pusat perhatian. Kedatangannya kali ini pun meski tidak diumumkan, sukses membuat seluruh mata tertuju padanya. Bagaimana tidak? Selain dia terkenal cantik dari zaman mereka masih sekolah, lagi pula siapa yang tidak kenal Crystal?Dia adalah put
"Nona, lewat sini! Bukan ke situ ya ampun .... Ya Tuhan, kenapa badanmu terasa berat padahal kau terlihat mungil? Ayo kemarilah .... Edward dengan susah payah membawa Crystal yang mabuk berat ke sebuah suite room di lantai paling atas hotel itu."Kamar siapa ini? Ini bukan kamarku! Berthaaaa! Berthaaa! Kenapa kau membawa aku ke sini? Kau salah membawaku ke kamar!!!Uhhh!!" jeritnya dalam keadaan mabuk."Argggh, ini memang kamarmu! Berbaringlah di sini, Nona. Jangan kemana-mana. Aku akan kembali dengan capo dei capi!" kata Edward.Crystal yang sedang mabuk membelalakkan matanya."A-apa? Kau akan membaca capo ke sini? Kau akan membawa ayahku datang ke sini???!" jeritnya."Ssssst .... sssst!!! Jangan berisik!" Edward meletakkan jari telunjuknya di bibir."Tetapi kenapa kau ingin memanggil ayahku?! Aku tidak butuh didatangi Benigno Men- si- naaaa si tua itu!!!" Crystal masih saja meracau.Li
Ethan akhirnya kembali duduk dan menatap gadis itu."Baiklah, baiklah! Kita akan lakukan," katanya mengalah sambil membuka bajunya.Sungguh tingkah mereka sangat konyol karena mereka mabuk."Tapi kau jangan menakutiku, hmm?" pinta Crystal.Ethan mengangguk. Ia melihat gadis itu seperti anak anjing yang penurut. Dia tahu saat ini yang dibutuhkan oleh gadis itu bukanlah pria yang hebat di ranjang, melainkan pria yang pengertian hingga ia bisa menghilangkan rasa takutnya.Lalu terjadilah malam panas yang sudah lama Crystal inginkan namun baru malam ini berani ia melakukannya, dengan seorang pria yang bahkan ia tak kenal sebelumnya. Tanpa paksaan, namun semua terjadi seperti mimpi karena keduanya berada di bawah pengaruh alkohol.Crystal tertidur lebih dulu, hingga kemudian Ethan menyelimutinya. Hingga akhir percintaan mereka, dia bahkan tak ingat nama gadis itu. Yang dia tahu dia tidur setelahnya. Lalu
"Kenapa kau diam saja, Ba jingan?!! Jawab aku!!" hardik Ethan pada Edward sambil mencengkram kerah baju pria itu dengan erat. Sementara tangannya yang satu sudah mengepalkan tinjunya.Edward bergidik ngeri melihat kemarahan sang capo dei capi. Dia tahu dia tidak boleh main-main dengan pria ini. Sekali dia melayangkan tinjunya, bisa dipastikan tulang hidung Edward yang selalu ia anggap sempurna itu malah akan patah jadinya."Edward! Aku bertanya baik-baik padamu. Apa yang kau lakukan pada Crystal sehingga ia begitu marah padamu? Apa maksud perkataannya yang bilang kau membuat dia sampai mengandung Clarissa. Jawab!! Atau aku akan membuat hidungmu itu lepas dari tempatnya!!"Nah, benar kan? Ethan sudah mengincar hidungnya.Ya Tuhan! Demi gadis-gadis cantik yang masih ingin ia kencani, Edward bersumpah ia tidak akan membiarkan capo dei capi ini merusak hidung yang ia bangga-banggakan selama ini."Capo, capo! Kendalikan dirimu, Capo!
Ethan berjalan gontai menuju meeting room yang ia tinggalkan tadi hanya untuk menemui Edward. Tentu saja setelah membujuk Crystal untuk pulang ke rumah. Dan juga setelah ia berjanji akan menghabiskan sarapan yang telah dibawa oleh Crystal demi menyusulnya ke kasino ini.Tok!Tok!Tok!Ethan mengetuk pintu ruang rapat. Seketika semua mata peserta rapat yang ada di ruangan itu tertuju padanya. Tak terkecuali Richardo, sang CEO Mensina Casino.Semua peserta rapat yang ada disana saling pandang satu dengan yang lain. Mereka saling memberi kode seolah bisa bertelepati hanya dengan lirikan mata dan gerak bibir dan dagu.Andai gerak-gerik mereka bisa diterjemahkan kira-kira seperti inilah mereka akan berkata-kata:"Hey, kau lihat itu? Manager baru itu akan dapat masalah. Sebentar lagi pasti akan ada drama," kata si A sambil melempar pandang pada si B, tak lupa senyum menyeringai ke arah Ethan yang masih berdiri di ambang
Ketika jam sudah menunjukkan pukul 11.30, Ethan pun gegas meninggalkan Mensina Casino menuju pinggir utara kota C untuk menyambangi bengkelnya.Pekerja di Italia memang memiliki jam kerja lebih singkat dibandingkan dengan jam kerja yang distandarkan oleh negara lain untuk karyawan. Jika di Indonesia standar jam kerja karyawan adalah 8 jam perhari, berbeda dengan di Italia yang jam kerja karyawan hanya berkisar 5-6 jam setiap harinya. Para pekerja mulai bekerja pukul 8.30 hingga 11.30 lalu mereka pun akan beristirahat hingga pukul 1.30 siang, dan bekerja hingga sore.Selain itu, seperti halnya dengan Jerman, pemerintah Italia membebaskan para pekerjanya untuk membagi jam kerjanya. Sementara itu jam kerja dalam seminggu adalah sekitar 36 jam dan jam lembur hanya dibatasi paling lama 8 jam. Pengusaha akan dikenakan denda jika ketahuan memperkerja-lemburkan para pekerjanya lebih dari waktu yang telah ditentukan.Itu sebabnya Ethan memiliki ban
Ketegangan seketika terjadi di antara mereka. Kali ini Ethan benar-benar sampai mengubah raut wajahnya. Yang tadinya dia terlihat santai, tetapi mendengar percakapan antara Marlon mertuanya itu, seketika membuat ia merasa tidak senang."Marlon, apa kau sudah gila? Jangan bercanda seperti itu. Tidak enak kalau sampai Ethan salah paham padamu nanti," tegur Sharon setengah berbisik.Mendengar teguran dari sang adik, Marlon hanya menanggapinya dengan santai."Hahaha .... Sharon! Menurutku kaulah yang terlalu serius menanggapi percakapan antara aku dan Paman Ben. Padahal kami hanya bercanda, dan aku rasa Ethan pun tidak akan seburuk itu selera humornya. Aku benat kan Paman Ben? Ethan?" kata Marlon seakan ia meminta pendapat terhadap keduanya.Benigno hanya mengiyakan dengan kesan malas. Ekspresinya mengatakan kalau dia tidak sedang bercanda. Sementara Ethan sendiri menatap tajam pada Marlon."Sayangnya, bercanda tidak lucu seperti itu hanya dilakukan oleh pria-pria tidak berkelas yang han
"Crys, apa kau sudah siap?" tanya Ethan pada Crystal yang sedang sibuk berdandan."Tunggu sebentar, Ethan. Aku tinggal pakai lipstik ini biar hasilnya lebih seksi," kata Crystal.Ethan menghela napas menahan sabar.Telah lebih satu jam Ethan menunggu istrinya itu untuk selesai mendandani diri. Hari ini adalah hari pernikahan Benigno Mensina dan Arabella. Tepat dua minggu Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah rumah, Benigno pun memutuskan untuk secepatnya mempersiapkan pernikahannya dan hari ini adalah hari H-nya."Astaga, kau ini aneh, Crys.Sebenarnya kau berdandan semaksimal ini untuk apa? Bukannya kau yang bilang tidak suka dengan pernikahan Papa Ben dan Arabella? Lalu apa ini? Astaga, aku dan Clarissa bahkan sudah selesai lebih dari sejam yang lalu. Dan kau selalu mengatakan sebentar. Apanya yang sebentar?" cibir Ethan."Ethan, kau sabarlah sedikit. Kalau aku cantik bukannya kau juga yang bangga. Tenang saja, aku tidak akan membuatmu malu," kata Crystal cuek.Ibu dengan satu or
"Kamu yakin dia orang yang kamu maksud?" Di Golden Time Residence, di balkon sebuah rumah seorang wanita dan seorang pria yang rumahnya tepat berada di hadapan rumah Ethan dan Crystal, sedang berbincang santai. Mereka adalah Sharon dan Marlon. "Ya, tentu saja dia. Aku tidak mungkin salah, kalau dia adalah orang yang telah membunuh Papa. Di restoran Jepang itu memang tak ada rekaman CCTV, tapi dari gedung yang berada di belakang restoran itu ada rekaman CCTV yang menunjukkan kalau dia adalah orang asing yang keluar dari pintu belakang khusus karyawan," kata Marlon. Mata pria itu menatap tajam ke arah rumah dengan dua lantai yang terlihat homey dan menyenangkan yang memang dibangun khusus keluarga itu. Marlon tidak akan pernah lupa pada sosok pria yang telah membunuh ayahnya 5 tahun silam. Ayahnya, Gino Castello adalah salah seorang ketua mafia di wilayah Brooklyn, New York. Gino terkenal sebagai ketua mafia yang kejam di kalangan para gangster yang sebagian besarnya adalah imigran
"Tolong perjelas apa maksud kata-kata anda itu?" tanya Ethan sambil memicingkan matanya.Ethan merasa bahwa ada maksud tersirat dari kata-kata yang diucapkan oleh Marlon Huston itu. Tetapi sepertinya Marlon sangat pandai berdalih. "Oh, hahaha ... aku hanya bercanda saja, Ethan. Jangan mengambil hati serius akan kata-kataku itu," kata Marlon. "Oh, bercanda ya?" Ethan tak percaya pada apa yang dikatakan oleh Marlon tersebut."Ya, biasanya orang-orang sepertimu yang memiliki masa lalu seperti itu, maaf ... pasti memiliki sebutan atau olokan dari teman-temanmu di waktu kecil dan akhirnya terbawa hingga dewasa. Ehmm ... maaf, dalam hal ini jangan salah paham padaku. Aku tidak bermaksud menghinamu. Aku mengatakan itu karena sekarang aku yakin kau pasti adalah seseorang yang sukses sehingga mampu membeli rumah di sini. Aku benar, kan?" Ethan masih belum paham kemana sebenarnya arah pembicaraan Marlon ini. Ethan tak sepenuhnya yakin kalau alasan yang diucapkan oleh pria ini adalah apa yan
"Crys, sudahlah! Jangan marah-marah seperti itu," bujuk Ethan."Jangan marah-marah bagaimana maksudmu, Ethan. Dia membawa Clarice tanpa seijin kita! Bagaimana kalau Clarice benar-benar hilang? Kau memangnya tidak takut kalau itu terjadi? Oh, ya, ya, ya! Kau mana mungkin peduli padanya. Kau bahkan tidak ikut membesarkannya, tak punya andil saat dia bahkan dalam kandunganku. Ah, sudahlah! percuma bicara denganmu! Clarice sini!" Crystal langsung menarik Clarissa dan menggendong gadis kecil itu."Clarice, apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau ikut dengan orang yang tidak dikenal? Apa Mama tidak pernah menyuruhmu waspada terhadap orang asing?!" kesal Crystal tanpa peduli pada tatapan tak mengerti bocah itu terhadap kemarahannya"Nyonya, maafkan saya. Saya yang salah. Jangan memarahinya. Sungguh, saya tidak punya niat apa-apa membawa anak anda. Saya benar-benar hanya ingin membelikannya es krim dan balon karena di sini memang ada penjualnya," ucap wanita itu agar Crystal tidak memarahi Cla
"Nona Crystal! Nona!!!" panggil Anna yang saat ini sedang berada di tengah-tengah kolam.Crystal yang sedang berenang bersama Ethan menoleh pada Anna yang berada di dekat pintu tengah menuju kolam. "Maaf Nona, ada yang mencari anda!" seru Anna lagi.Crystal pun segera berenang ke pinggir kolam yang lebih dekat dengan Anna."Siapa, Anna?" Crystal tentu saja heran, karena mereka baru saja pindah ke sini namun sudah ada saja orang yang ingin bertemu dengan mereka."Katanya tetangga depan rumah, Nyonya. Namanya Nyonya Sharon. Dia datang ingin menyapa," jawab Anna. Astaga, ada-ada saja orang yang ingin merusak kesenangannya. Padahal Crystal sedang senang-senangnya menikmati quality time bersama suaminya."Apa kau tidak bisa mengatakan kalau aku sedang tidak bisa diganggu saat ini?" tanya Crystal sedikit keberatan."Maaf, Nona Crystal. Nyonya Sharon bilang dia sangat jarang berada di rumah. Dia ingin menyapa karena kebetulan dia sedang berada di rumahnya dan asisten rumah tangga hanya me
"Ya Tuhan, ini benar-benar rumah yang benar-benar homey sekali. Aku senang sekali akhirnya aku punya rumah sendiri," ungkap Crystal menunjukkan rasa bahagianya pada Ethan.Ethan hanya tersenyum. Akhirnya setelah selesai membereskan barang-barang pindahan, dia bisa juga beristirahat."Clarissa di mana, Crys?" tanya Ethan."Dia sedang bersama Anna di kamarnya," jawab Crystal."Oh. Apa mereka merasa nyaman dengan ruangannya?" tanya Ethan pula."Ya, lumayan. Mungkin aku akan mendekor sedikit ruangan mereka besok-besok. Kalau sekarang, ah! Rasanya masih sangat melelahkan," keluh Crystal.Ethan geleng-geleng kepala melihatnya. Lelah apanya? Crystal sedari tadi hanya bisa tunjuk salah dan tunjuk sini memerintahkan para pekerja jasa pindah rumah itu untuk meletakkan barang barang sesuai dengan yang dia inginkan. Crystal kini membuka pintu kamar yang terhubung ke teras luar. Begitu ia membuka pintu kamar, pemandangan sebuah kolam renang dengan keramik berwarna putih terlihat nyata di sana.
"Kau sudah merasa baikan?" tanya Diego pada Andrew.Andrew yang baru saja keluar dari rumah sakit itu, tersenyum sinis dengan pertanyaan ayahnya itu."Memangnya ayah peduli? Bukannya ayah senang kalau aku bahkan sampai mati?" jawab Andrew dengan ketus."Kenapa kau berkata seperti itu?" "Ayah, sudahlah. Aku tahu ayah adalah mantan komisariat SMG. Tapi tidak berarti hanya karena Ayah sangat menghormati organisasi itu, lantas Ayah lebih peduli pada orang-orang yang bekerja dengan Capo dei capi. Ayah tahu mereka siapa. Aku lihat di rekaman CCTV, mobil ayah dan mobil Ethan bahkan berpapasan malam itu, tetapi hah! Sangat membuatku sedih. Ayah bahkan tidak kepikiran untuk menangkap Ethan dan Paulo itu. Dia orang yang membuat anak ayah seperti ini, dan yang bahkan menghancurkan sebagian gedung D&C. Kenapa ayah tak menangkapnya?" "Berhenti menyalahkan ayah, Andrew. Instrospeksi dulu kesalahanmu sendiri. Ayah sudah pernah memperingatkanmu untuk tidak mengusik Ethan. Terserah apa yang ingin
Di akhir pekan, Crystal dan Ethan memutuskan untuk pindah. Eh, salah. Sebenarnya bukan Ethan yang memutuskan ingin pindah melainkan Crystal sendiri. Ethan boleh saja adalah capo dei capi dalam organisasi yang dipimpinnya. Tetapi dalam pernikahannya, Crystal-lah yang lebih dominan dalam hal mengambil keputusan. Apalagi untuk urusan tetek bengek seperti ini."Tolong kalian angkat barang-barang ini. Hati-hati! Ini meja rias kesayanganku. Awas saja kalau pecah, bahkan retak sedikit pun aku tidak akan mau membayar sepeser pun," perintah Crystal pada salah seorang pria yang bekerja di perusahaan jasa pindah rumah yang dia sewa."Crys ..." tegur Ethan.Crystal berdecak mendapat teguran seperti itu dari suaminya. "Astaga, kau ini! Aku hanya ingin mereka melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Lagi pula meja rias ini peninggalan ibuku. Wajar saja kan kalau aku khawatir mereka memecahkannya? Barang itu tak terganti meski kau membeli meja rias baru di planet Jupiter sekali pun," kata Crystal.