Home / Urban / Menantu Sang Mafia / Armando Grillo

Share

Armando Grillo

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-04-05 06:00:09

Mereka masih mengobrol ringan hingga kini mereka berada di pertengahan pemukiman bukit, melewati jalan-jalan sempit yang dipenuhi rumah-rumah warga dengan mode kuno dan pemukimannya pun antara satu dengan rumah yang lain dibuat rapat dengan jalan-jalan gang yang sempit.Ya sekali lagi seperti halnya kebanyakan rumah warga di Sisilia.

"Tolong! Tolong aku, Tuan! Kami akan mengganti kerugian Anda dan mobil yang tak sengaja ditabrak oleh ayahku. Tapi aku mohon jangan ... aku mohon jangan menyakiti ayahku!"

Terdengar suara seorang perempuan dari jarak sekita sepuluh meter dari tempat Arabella dan Ethan berada. Dan itu mau tidak mau menarik perhatian Ethan dan Arabella.

"Kalau kau punya uang bayar sekarang! Jangan hanya tahu menabrak mobil orang. Tapi bingung cara membayarnya sekarang!" Kini terdengar lagi seorang laki-laki menjawab perkataan perempuan itu dengan bentakan.

Diam sejenak. Ethan dan Arabella berusaha mengabaikan pertengkaran orang itu. Lag
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Sang Mafia   Pelaku Penembakan Pastur

    "Bedebah!!!" teriak salah seorang dari pria itu sambil menyerang Ethan.Perkelahian antara Ethan dan penagih hutang yang tak sengaja ia temui bersama Arabella berujung pada perkelahian dengan jumlah tak seimbang. Empat orang lawan satu. Tadinya perkelahian hanya antara Ethan dan seorang saja. Namun kini teman-temannya juga ikut pula membantu."Hiiiiatt!!" Seseorang hendak meninju Ethan namun pria itu cepat menangkisnya. Untung saja kepalan tinju itu tak sempat menghantam wajah tampan itu. Kalau tidak Crystal akan semakin mengomel nanti jika tahu  Ethan berkelahi lagi.Ethan menangkap tangan orang yang akan memukulnya dan memelintirnya, sebelum ia kemudian membuat gerakan seolah mematahkan sepotong kayu di atas pahanya."Argggh!!! Sakiiit ... sakiit!!" jerit pria itu."Begitu saja sudah sakit? Bagaimana kalau dengan yang ini?"Ethan kini menghempaskan tubuh pria itu dengan keras di atas jalan beton pemukiman dan menginja

    Last Updated : 2025-04-05
  • Menantu Sang Mafia   Calon Mertua

    "Ya Tuhan, aku kira kau semakin tua, ternyata kau semakin kekanakan," cibir Ethan sambil menepuk-nepuk punggung orang tua yang sedang memeluknya erat itu."Itu karena aku merindukanmu, Capo!"Armando memukul punggung Ethan balik dengan agak keras. Ethan hanya tertawa."Capo, dia siapa? Apa dia kekasihmu?" Perhatian Armando beralih pada Arabella yang masih melongo melihat Ethan."Oh, bukan. Dia calon mertuaku."Spontan Armando melihat pada Arabella dari ujung kaki hingga ke ujung rambut."Calon mertua? Capo! Jangan bilang kalau .... kau adalah pedofil?" Armando menatap Ethan dengan tatapan memicing.Mendengar kata-kata Armando, Ethan menjadi tertawa karenanya."Pedofil apa? Hahaha! Kau jangan memfitnahku, Armando!""Kalau bukan kenapa calon mertuanya Capo begitu muda? Apa dia sudah berumur namun awet muda?""Hey! Aku tidak setua itu!" celutuk Arabella. "Hahaha, bukan. Dia Ara

    Last Updated : 2025-04-05
  • Menantu Sang Mafia   Senior

    Armando kembali Memandang Ethan dan Arabella bergantian."Oh, lalu untuk apa nyonya ini ada di sini?" tanya Armando."Owh, itu ... aku tadi bermaksud mengantarnya ke rumah ibu angkatnya karena kebetulan Papa Ben sedang tidak ada di sini," kata Ethan.Armando mengangguk-angguk paham."Owh, baiklah. Tapi aku kecewa kau tidak mengundangku ke pesta pernikahanmu, Capo!" Armando pura-pura marah."Bagaimana aku bisa mengundangmu kalau aku bahkan tidak tahu kau ada dimana? Kau menghilang sejak kau pensiun dari dunia mafia. Kau tak lagi bisa dihubungi. Jadi harusnya akulah yang kecewa dan sedih karena sekarang aku tak lagi pantas berteman dengan orang yang yang sudah menjauhi dunia hitam," kata Ethan dengan raut wajah pura-pura sedih.Ah, sebenarnya bukan pura-pura. Yang sebenarnya dia merasa sungguh-sungguh bersedih. Dia bangga pada Armando yang kini telah memutuskan untuk menjauhi dunia para mafia."Capo, jangan seperti itu. Ak

    Last Updated : 2025-04-05
  • Menantu Sang Mafia   Water Canon

    Seusai mampir dari rumah Armando,Ethan pun kembali mengantarkan Arabella menuju rumah ibu angkatnya."Jadi, apa maksudnya itu tadi?" tanya arabella di tengah-tengah jalan."Maksudnya apa?"Arabella berdecak sebal."Ethan! Aku serius, sebenarnya apa yang kau sembunyikan? Orang itu tadi ... siapa namanya? Armando? Kenapa dia memanggilmu Capo?" tanya Arabella lagi dengan rasa penasaran yang tinggi."Oh, itu ...." Ethan menarik napas dalam. Bertambah lagi orang yang akhirnya mengetahui identitasnya."Arabella, bisakah aku memintamu untuk merahasiakan hal ini dari siapa pun?" pinta Ethan.Arabella menyipitkan matanya dengan licik."Tergantung. Kau harus ceritakan dulu tentang apa yang terjadi sebenarnya baru aku pertimbangkan, aku bisa membantumu atau tidak."Ethan menghentikan langkah kakinya sejenak dan membiarkan saja Arabella berjalan di depannya. Sadar Ethan menghentikan langkahnya, Arabella p

    Last Updated : 2025-04-06
  • Menantu Sang Mafia   Markas Besar MSG

    "Kau akhirnya pulang juga!" Ethan pulang dari mengantar Arabella disambut oleh Crystal di kamar mereka."Ah, ya ..." jawab Ethan seadanya. Ia kini merebahkan diri di ranjang dan mengabaikan Crystal yang melotot padanya."Ethan! Enak sekali kau langsung tidur. Kau tidak merasa butuh menjelaskan sesuatu padaku, hah?" bentak Crystal dengan marah."Apa harus kujelaskan, Crys?""Ini sudah jam berapa, Ethan? Dan kau baru pulang sekarang? Memangnya kemana kau mengantar Arabella?" Pertanyaan bertubi-tubi pun langsung lolos begitu saja dari mulutnya tanpa bisa Crystal kendalikan.Ethan melirik jam yang melekat di dinding. Sudah lewat jam dua belas malam. Padahal tadi dia mengantar Arabella masih sekitar pukul 08.30 setelah ia selesai makan malam. Pantas saja Crystal merasa uring-uringan padanya."Ethan, kau jangan coba macam-macam! Aku tidak akan memaafkan perselingkuhan apalagi kalau itu kau lakukan dengan A

    Last Updated : 2025-04-06
  • Menantu Sang Mafia   Berlindung Di Bawah Ketiak Menantu

    "Lancang sekali berani memikirkan hal seperti itu terhadap capo dei capi? Apa kau tidak tahu malu?" kecam seorang ketua mafia dari daerah kota S. "Hum. Benar. Benigno Mensina, apa kau punya pikiran saat mengatakan hal seperti itu? Menggantikan Capo dei Capi katamu? Lalu siapa yang kau pikir akan menggantikannya? Dirimu itu?" Ketua Mafia dari daerah kota A ikut pula menimpali. Benigno sebelumnya sudah menduga pasti akan ada penolakan dari anggota lain entah itu mendominasi atau tidak. Tapi Benigno pula tidak peduli. Dia yakin di antara ratusan anggota SMG pasti masih ada yang sependapat dengannya. Apalagi mereka adalah orang-orang dengan latar belakang mafia. Kebanyakan pasti memiliki sifat serakah baik itu dalam bidang harta atau jabatan. "Tidak harus diriku, siapa pun boleh saja. Kita bisa saja memilihnya secara demokratis melalui pemungutan suara, kan?" usul Benigno dengan percaya diri. Ketua mafia dari kota A terkekeh.

    Last Updated : 2025-04-06
  • Menantu Sang Mafia   Membuat Dia Pensiun Dari Dunia Mafia

    "Sepertinya kita harus menyiapkan lagi bodyguard tambahan yang berfungsi sebagai pemantau untuk mengantisipasi terjadinya perampokan seperti Mensina Casino cabang via Agrigento," kata Ethan.Ethan selaku General Manager kini sedang berbicara dengan Kepala HRD Mensina Casino cabang pelabuhan, tempatnya bekerja."Bodyguard seperti apa? Dan ditempatkan dimana? Masalahnya bukan apa-apa, jumlah bodyguard yang kita punya saat ini pun masih kurang di setiap sift-nya. Karena dua bodyguard yang berada di Via Agrigento tertembak, kita terpaksa harus mengirim bodyguard dari sini ke Agrigento," kata HRD itu."Itu sebabnya aku mendatangimu. Aku ingin kau mencarikan lagi bodyguard yang lain. Yang memiliki sertifikat. Dan kalau bisa cari yang memiliki kemampuan lebih. Dan ah, ya ... tunggu sebentar!" Ethan menyela sebentar percakapan mereka saat ponselnya berbunyi. Ia melihat pada layar ponsel dan melihat kontak Dean Corio muncul dan melakuk

    Last Updated : 2025-04-07
  • Menantu Sang Mafia   Mengandung Anaknya

    "Arabella, apa pria yang semalam datang mengantarmu ke sini kekasihmu?" tanya Margaretha pada putri angkatnya itu."Ah, bukan." Arabella menggelengkan kepalanya."Lalu, kalau begitu apa dia teman kencanmu? Bukannya kau masih berhubungan dengan Benigno Mensina. Kau masih kekasihnya, kan?" tanya Margaretha.Arabella menggelengkan kepalanya."Tidak lagi?"Arabella menghela napas dalam-dalam."Yang benar? Tuan Mensina mencampakkanmu? Apa dia memutuskan hubungan kalian?"Arabella masih tak bergeming, membuat Margaretha menjadi salah paham dengan sikap diam wanita itu."Jadi, benar dia telah mencampakkanmu? Bajingan itu! Apa dia tak menghargai kau yang sudah setia padanya selama beberapa tahun ini? Sekarang dia malah membuangmu begitu saja? Arabella! Jangan mau diperlakukan tidak adil olehnya. Kau harus berbuat sesuatu!"Margaretha menggoncang-goncang tubuh Arabella. Wanita itu sejak jadi kekasih Benigno Mensina tak pernah murung seperti ini. Biasanya Arabella hanya akan mengadu kesal padan

    Last Updated : 2025-04-07

Latest chapter

  • Menantu Sang Mafia   Kamar Terpisah

    "Kita pulang nanti saja," kata Ethan yang saat ini sedang berada di dalam lift bersama Crystal, Anna dan Clarissa ke lantai sembilan gedung Mare Nostrum Hotel.Meski Crystal tak begitu paham apa tujuan Ethan tak mau langsung pulang ke Golden Time Residence, namun Crystal tetap menurut untuk ikut dengan Ethan, bersama Anna dan Clarissa tentu saja.Sesampainya di lantai sembilan, mereka pun keluar dari lift dan langsung menuju kamar bernomor 909. Ethan mengambil dompet dari kantong celananya lalu dari dalam dompet ia mengeluarkan sebuah kartu dan menempelkannya pada alat detektor yang berada di gagang pintu kamar.Ceklek!!!Pintu itu pun terbuka."Masuk!" kata Ethan mempersilahkan.Tanpa canggung sama sekali seolah itu adalah rumahnya, Ethan langsung masuk begitu saja dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa."Kau check-in di sini?" tanya Crystal melongo. Tak berminat untuk duduk, Crystal malah lebih penasaran untuk melihat-lihat. Ia memperhatikan sekeliling ruangan kamar hotel ini. Ru

  • Menantu Sang Mafia   Nyonya Boss

    "Sebelah sini, Nyonya!" Security itu mengantar Crystal, Anna dan Clarissa ke cafe hotel yang berada di lantai tiga. Sesampainya di sana, petugas keamanan itu memanggil salah seorang pelayan cafe untuk datang menghampiri mereka.Sedikit mengherankan juga bagi Crystal. Bagaimana mungkin staf keamanan yang tadi sangat kekeuh ingin memeriksanya sesuai prosedur hotel, setelah menerima telepon dari orang yang katanya adalah rekannya itu, kini malah mengantarkannya ke kafe seperti seorang tamu hotel yang diistimewakan.Staf keamanan itu membawa pelayan cafe itu sedikit menjauh sekitar dua, tiga langkah dan berbisik."Dia adalah Nyonya, istrinya Capo. Maksudku wanita yang berpakaian gaun biru itu. Tolong layani mereka dengan baik. Jangan sampai ada keluhan, apalagi jika itu sampai pada Capo. Kau tentu tak mau dianggap oleh Capo sebagai pekerja yang tidak becus, kan?" jelas security keamanan itu.Pelayan itu mengangguk."Baiklah, Tuan. Akan saya lakukan," jawabnya.Setelah itu security itu

  • Menantu Sang Mafia   Sial Seharian

    Crystal menatap Mare Nostrum Hotel, tempat dimana ia ditinggalkan oleh Marlon dengan Anna dan juga Clarissa. Hotel berlantai lima belas itu terlihat tinggi di antara bangun-bangunan lainnya. Maklumlah di kota C ini, bangunan pada umumnya hanya sampai setinggi tiga lantai saja. Hal ini dikarenakan karena Sisilia adalah kepulauan yang di kelilingi oleh lautan sehingga pemerintah setempat menetapkan standar aman bangunan umum hanya sampai tiga lantai. Jika ada yang ingin membangun gedung dengan banyak tingkatan, itu harus memerlukan izin khusus dari pemerintah untuk ditinjau tingkat keamanannya bagi bangunan di sekitarnya. Itu sebabnya Mare Nostrum Hotel ini ramai di kunjungi para pengunjung karena gedungnya yang lebih tinggi dari pada hotel lainnya."Nyonya, apa kita akan masuk ke dalam?" tanya Anna mana kala Crystal hanya bisa bengong begitu mereka sampai di depan hotel."Ehmm ... entahlah, Anna. Aku juga bingung untuk apa kita berada di sini. Sialan Marlon itu benar-benar sangat meny

  • Menantu Sang Mafia   Dia Ada Di Mare Nostrum

    "Oh, ya? Kau tahu dari mana? Jangan sok tahu! Memangnya kau dan Ethan saling mengenal sebelumnya?" balas Crystal. Marlon tersenyum miring mendengar kata-kata balasan dari Crystal yang tidak percaya padanya."Untuk tahu aktivitas seseorang tidak harus mengenal orang itu secara dekat, bukan?" "Maksudnya?" Crystal arti apa yang dimaksud oleh Marlon."Maksudku, aku bekerja di bidang yang sama dengan Paman Ben dan Ethan. Yah, mungkin Paman Ben sudah tua, jadi dia kurang begitu tahu tentang siapa sebenarnya menantunya itu. Tetapi aku tahu banyak hal tentang Ethan. Dan aku ragu kau mungkin tidak tahu sebanyak yang ku tahu tentang suamimu sendiri," kata Marlon lagi."Apa?" Crystal terlihat tidak senang pada setiap kata-kata yang diucapkan oleh Marlon."Hei, kenapa harus melotot seperti itu melihatku? Apa yang aku katakan benar kan? Memangnya ada yang salah?" kekeh Marlon sambil menatap krystal dari kaca spion mobil."Yang pertama, aku katakan padamu. Kau tidak tahu apa-apa tentang aku dan

  • Menantu Sang Mafia   Aku Tahu Di mana Ethan

    Sharon dan Marlon saling tatap sejenak mendengar tujuan Crystal memanggilnya."Ya, tentu saja bol ..."Sharon ingin mengiyakan, tak keberatan dengan permintaan tolong Crystal, namun tidak dengan Marlon."Tidak boleh!" sela Marlon cepat.Crystal sampai membelalakkan matanya mendengar penolakan Marlon yang tanpa basa basi itu. Demikian pula dengan Sharon."Hei, Marlon, kenapa kau harus seperti itu, hmm?" protes Sharon pada saudara kembarnya itu. "Crys, jangan dengarkan kata-kata Marlon, ikutlah bersama kami!" ajaknya.Marlon menatap Crystal dengan pandangan aneh, yang Crystal tidak tahu tatapan seperti apa itu. "Tetapi sepertinya saudaramu tidak mengijinkan kami untuk menumpang. Kalau memang tidak boleh ya sudah, cih! Menyebalkan, baru juga punya mobil jelek seperti itu sudah sombong. Bagaimana kalau punya super car seperti milikku?" pamer Crystal.Yah, begitulah Crystal. Sikapnya memang sering kali kekanak-kanakan. Tadi dia sendiri yang ingin meminta tolong agar diberi tumpangan. Eeh,

  • Menantu Sang Mafia   Kau Yang Cocok Jadi Menantuku

    "Apa? Bercerai?!"Crystal membelalakkan matanya mendengar Benigno mengucapkan kalimat itu. Andai di awal-awal pernikahannya Benigno mengucapkan kata-kata itu, mungkin Crystal dengan senang hati akan mengiyakannya. Tapi setelah hatinya berlabuh pada Ethan selama beberapa bulan terakhir ini, baru mendengarnya saja hatinya sudah diiris sembilu."Ya, bercerai. Kalau kau masih belum jelas dengan kata-kata itu akan Papa perjelas. Berpisah, mengakhiri hubungan pernikahan dengannya. Apa kata-kata itu belum cukup membuatmu mengerti?" kata Benigno dengan tegas pada Crystal.Crystal cukup syok mendengar kata-kata dari ayahnya. Ia sampai geleng-geleng tak percaya terhadap apa yang dia dengar"Papa sepertinya sedang tidak sehat. Sudahlah, sebaiknya aku dan Clarissa pulang saja. Terus terang saja aku menyesal datang ke pesta pernikahan Papa ini. Kalau aku tahu akan ada kejadian seperti ini, aku tidak akan datang!" kata Crystal sambil meraih tas tangannya yang sedari tadi tergeletak di atas meja.Be

  • Menantu Sang Mafia   Bercerailah Dengan Ethan!

    "Papa Ben?" Ethan spontan menggumam saat melihat mertuanya itu ada di belakangnya."Jelaskan padaku!" geram Benigno."Apa yang harus kujelaskan?" tanya Ethan malas."Katakan padaku, kenapa pria ini ... Diego mengatakan kalau kau dan Alessandro adalah putranya? Apa itu benar?" desak Benigno.Ethan mendengus. Alangkah berat baginya untuk mengakui hal tersebut. Namun, ia pun sangat malas untuk mengakui di hadapan semua orang kalau Diego adalah ayah biologisnya."Dia memang adalah putraku sama halnya dengan Alessandro. Ah, Bagaimana caraku untuk mengatakannya? Tidak baik mengungkapkan semua ini di depan umum. Kita bisa membicarakan ini di tempat yang lebih privat kalau kau berkenan," usup Diego.Benigno tersenyum dengan seringai. "Tidak perlu! Sekarang sebaiknya kalian katakan saja, apa sebenarnya yang tidakku tahu di sini? Ethan? Apa bener kau adalah putra dari Diego?" tanya Benigno sekali lagi kepada menantunya itu.Lalu pria itu pun menatap Ethan dan Diego secara bergantian. Sebenarny

  • Menantu Sang Mafia   Besan? Yang Benar Saja!

    "Owhh ... kau anak yang manis sekali, Sayang. Kau mau digendong oleh kakek?" Clarissa tersenyum dan mengangguk. Benar kata pepatah kalau darah memang lebih kental daripada air. Meskipun ia belum pernah melihat Diego, tapi adanya hubungan darah di antara mereka tidak bisa menepis kalau mereka memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain.Diego tanpa persetujuan dari Ethan, kini meraih cucunya itu dan menggendongnya. Benigno yang berada di meja yang sebelumnya dikunjungi oleh Diego itu bahkan sampai berdiri. Ia merasa berang melihat musuh bebuyutannya sedang menggendong cucunya. Dan menyebalkannya Ethan bahkan ada di sana dan ia tidak melakukan apapun. Bukankah itu menyebalkan? Kini timbul prasangka di dalam hatinya. Apakah jangan-jangan benar apa yang dikatakan oleh Diego itu kalau Ethan adalah putranya? Mungkinkah itu."Bajingan!" umpat Benigno.Benigno sebenarnya ingin langsung menuju meja Ethan dan menghajar pria yang pernah menjadi sahabatnya itu karena telah berani menyent

  • Menantu Sang Mafia   Sono Tuo Nonno (Aku Adalah Kakekmu)

    Ethan sebenarnya gelisah melihat Crystal yang disuruhnya mengambil makanan namun malah tetap tak dapat mengendalikan diri untuk tidak mencegat Diego masuk ke dalam aula pesta pernikahan. Entah apa yang istrinya dan Diego bicarakan. Namun melihat Diego menepuk-nepuk kepala Crystal, Crstal adalah putrinya, tak urung membuat Ethan khawatir juga. Untuk apa Diego datang ke sini? Dan bersikap seolah ia akrab dengan Crystal yang sedang kebingungan? Apa dia bersikap seperti itu untuk membuktikan pada Ethan, kalau dia mampu menebus kesalahannya di masa lalu dengan menjadi ayah dan mertua yang baik bagi Ethan dan Crystal? Sungguh dia berpikir bisa semudah itu? Really?Ethan sebenarnya sudah berniat ingin menghampiri mereka, namun melihat percakapan Diego dan Crystal tidak berlangsung lama dan berakhir dengan Diego yang meninggalkan Crystal dengan kebingungannya cukup bagi Ethan untuk tidak meneruskan niatnya. Ia kemudian hanya menatap dari jauh Crystal yang berjalan kembali menuju stand makan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status