Di kamar hotel mewah."Mmm ...""Ughhh ..."Suara desisan "Mr Jhon" yang tengah asyik menghisap bibir atas bawah berwarna pink kemerahan. Semakin lama, wanita itu juga ikut mengimbangi adegan yang sama.Mereka berdua, saling menghisap, dengan saling membalas. Wanita itu tampak rakus menghisap bibir Mr Jhon secara bergantian, hingga lidah mereka saling berbelit-belit di dalam rongga mulut secara bergantian."Buka ya, Sayang.""Heem ... ahhh!"Wanita itu, yang sudah hanyut dalam kenikmatan, langsung membuka pakaiannya dan juga bra yang masih membungkus buah dadanya, dibantu oleh Mr Jhon."Indahnya ... gunung kembarmu, sayang.""Mau didaki, atau hanya dikagumi?" tantang wanita tersebut."Hahaha ... aku pastikan kau akan keenakan dan minta terus!" sahut Mr Jhon dengan bangga.Mata Mr John, alias Mario, berkedip-kedip dengan binar yang tak biasa saat menatap buah dada yang menggantung ditempatnya. Ia pun langsung membuka mulut untuk melahap pucuknya, yang berbentuk bulat kecil tegak, seaka
Hari ini Mario kembali datang ke lapas, menemui Ibra dan pamannya. Ia ingin mengatakan bahwa rencananya mulai dijalankan.Saat Mario datang, suasana di ruang kunjungan menjadi tegang. Ibra dan pamannya saling bertatapan, mencoba membaca ekspresi satu sama lain. Mario duduk di depan mereka dengan senyum diplomatis di wajahnya."Ah, aku punya kabar baik untuk kalian berdua. Rencana sudah mulai berjalan. Gilang akan mendapatkan ganjaran yang dia butuhkan. Hehhh," ucap Mario dengan mengejek."Sejauh mana, rencanamu, Mario?" tanya Ibra dengan menatap tajam."Tenang, aku akan melakukan apa pun yang diperlukan. Jangan ragu-ragu, aku tidak akan mengizinkan apapun terjadi pada Gilang, selain dariku. Mantap, kan?""Kami memahami pentingnya rencanamu ini, Mario. Tapi kami juga ingin tahu bagaimana kau akan menjalankan rencana ini tanpa menarik perhatian, yang tidak diinginkan." Hendra, buka suara.Mario mengangguk paham dengan maksud perkataan dan pertanyaan keduanya. Ia sendiri memang belum men
"Mas Gilang, saya hanya mengingatkan untuk tetap berhati-hati dengan orang seperti Nona Tan. Meskipun dia seorang pengusaha sukses di Singapura, tapi ini terkait hubungannya dengan Mr Jhon." Ryan, mengingatkan Gilang."Ya, aku mengerti, Ryan. Terima kasih atas peringatannya, Ryan. Aku akan tetap waspada. Memang benar, terkadang kesuksesan seseorang tidak mencerminkan niat sebenarnya."Ryan mengingatkan Gilang supaya berhati-hati dengan orang seperti Nona Tan. Meskipun wanita itu memang seorang pengusaha sukses di Singapura, tapi pada kenyataannya ia juga suka bermuka dua dengan seseorang yang memiliki rencana tidak baik dengannya, yaitu Mr Jhon.Apalagi mereka juga sudah tahu, kalau Mr Jhon adalah Mario. Seseorang yang ingin menghancurkan Gilang, karena ambisinya dengan Saras."Benar, Mas. Keamanan dan kenyamanan adalah hal yang utama. Apalagi di lingkungan bisnis seperti ini.""Aku akan berusaha memastikan semuanya berjalan dengan baik. Terima kasih atas peringatannya, Ryan.""Sama-s
Beberapa hari kemudian, Gilang kembali ke lapas untuk menengok Ibra dan pamannya. Mereka berbincang seperti biasa, hingga membicarakan Mario. Gilang juga mengatakan bahwa, Mario ada hubungan khusus dengan Nona Tan."Gilang, ini sungguh luar biasa. Siapa sangka Mario punya keterkaitan dengan Nona Tan juga?" Ibra cukup terkejut dengan berita ini."Ya, aku juga terkejut, Kak. Tapi itulah kenyataan yang didapat Ryan, dan kita harus tetap waspada. Kita tak boleh membiarkan hal ini mempengaruhi rencana kita.""Benar. Kita harus melihat lebih dalam mengenai hubungan mereka. Mario bukanlah orang yang bisa dipercaya sepenuhnya," terang Hendra, yang sama terkejut.Ibra dan pamannya memang terkejut mendengar tentang hubungan antara Mario dan Nona Tan, tapi juga memaklumi karena menurut mereka, Mario adalah orang yang ambisius dan tidak mudah ditebak kemauannya.Sekarang, mereka mulai mempertimbangkan ulang rencana mereka dan mencoba memahami sejauh mana Mario bisa dipercaya. Mereka juga khawatir
"Maaf, apa yang Anda katakan tadi? Saya tidak mengerti," tanya Saras, terkejut dengan pengakuan seorang wanita.Saras yang tidak percaya dengan pengakuan wanita tersebut, meminta klarifikasi lebih lanjut dari wanita itu untuk memastikan kebenarannya."Saya dan Mas Gilang, kami memiliki hubungan spesial." Wanita itu kembali menjelaskan."Tidak mungkin, saya adalah istrinya. Apakah ini lelucon?" Saras bertanya dengan bingung."Saya tidak bercanda. Saya dan Mas Gilang memang memiliki hubungan, sudah sejak lama." Wanita itu kembali berkata menyakinkan.Saras semakin bingung dengan pengakuan wanita itu, karena selama menikah, Gilang tidak pernah berulah. Bahkan, sekarang ini mereka sedang memiliki rencana untuk memiliki anak bersama.Dulu, sebelum semua rahasia Gilang terbongkar, Saras juga tidak pernah melihat Gilang pergi jika tidak bersamanya, atau dengan mamanya."Apakah Anda yakin, jika Mas Gilang sudah jujur dan memberitahu Anda semuanya?" Wanita itu mulai mempengaruhi."Apa maksud A
"Saya sepenuhnya setuju, Nona Tan. Komunikasi adalah kunci keberhasilan proyek. Tim kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga saluran komunikasi terbuka," ujar Gilang mengangguk."Itu sangat baik untuk didengar, Tuan Gumilang. Saya yakin proyek ini akan berjalan dengan lancar. Saya berharap kita bisa mencapai tujuan bersama.""Kami juga berharap hal yang sama, Nona Tan. Saya yakin tim kami siap bekerja keras untuk meraih keberhasilan proyek ini," harap Gilang menanggapi.Setelah melakukan meeting secara virtual dengan Gilang, Nona Tan dengan Mr Jhon membahas rencana mereka, disertai beberapa kata rayuan karena sekarang mereka memang memiliki hubungan khusus.Tapi sebelum itu, mereka melakukan kegiatan olahraga memeras keringat, meskipun tempat ini adalah private room sebuah restoran. Namum, tidak takut karena sebelumnya sudah memberikan pesan agar tidak ada yang mengganggu kegiatan mereka selama meeting.Setalah hampir setengah jam kemudian, barulah mereka selesai dengan kegiatan
"Saya memahami, dan saya menghargai kerjasama Anda dalam hal ini. Kami akan melakukan segala yang kami bisa, agar dapat mengungkap siapa dalang di balik semua ini. Anda tidak sendiri dalam hal ini, tapi mohon kerjasamanya."Gilang, berbicara dengan serius pada Wanita cleaning service, yang sebenarnya adalah pegawainya sendiri. Tapi karena dia tidak memperhatikan pegawainya satu persatu dan pegawai sendiri yang mengurusi masalah karyawan, akhirnya baru kali ini ia berbicara dan mengetahui satu permasalahan pegawainya."Terima kasih, Pak. S-aya ... saya hanya ingin selesai dari semua ini," jawab Wanita itu dengan menunduk."Kenapa kamu tidak mengajukan pinjaman di kantor? Bukankah ada program pinjaman untuk pegawai?" tanya Gilang, yang memang mengetahui progam tersebut."S-aya, sudah pernah mengajukan ke pihak terkait, Pak. T-api ... ditolak."Gilang mengerutkan keningnya mendengar jawaban tersebut, kemudian menoleh ke arah Ryan. Sedangkan Ryan, yang mengerti maksud dari pandangan Gilan
"Gilang, ayo! Ini dimakan yang banyak, sayuran ini bagus untuk pencernaan."Diana, mendominasi makan malam kali ini.Saras mencoba menyembunyikan rasa cemburunya, tetapi tak bisa menghindari tatapan matanya yang sesekali terarah pada Gilang dan mamanya. Dia tahu bahwa mamanya hanya ingin mencurahkan kasih sayangnya, namun rasa cemburu tetap mengganggunya.Setelah makan malam, ketika mereka berdua sendirian di ruang tamu, Gilang mencoba menenangkan Saras."Sayang, aku tahu kamu merasa cemburu, tadi. Tapi kamu harus percaya padaku. Aku hanya memiliki hati untukmu, tidak ada yang bisa menggantikan tempatmu di hatiku.""Maafkan aku, Mas Gilang. Aku tahu mamaku hanya ingin memberi kasih sayangnya, tapi kadang-kadang aku tidak bisa menahan rasa cemburu.""Tidak apa-apa, Sayang. Yang penting kita saling percaya dan terbuka satu sama lain. Aku selalu disini, untukmu."Saras tersenyum lembut, merasa sedikit lega mendengar kata-kata Gilang. Sedangkan Gilang sendiri langsung memeluk Saras dengan