Dua puluh menit kemudian, bel pintu berbunyi. Ketika Dilan membuka pintu, dia melihat seorang pria tua dengan penampilan mengesankan, mengenakan setelan jas mahal.
Melihat Dilan yang ada di depannya, pria tua itu segera berlutut dan berkata dengan nada hormat, "Lord Tertinggi, saya adalah Bastian Emerson. Saya akan menjadi pelayan setia Anda selama Anda berada di Kota Ashwood. Apa pun yang Anda minta, saya akan melakukannya tanpa ragu." Bastian gemetar saat dia mengatakan itu. Ini merupakan pertama kalinya dia bertemu dengan Lord Tertinggi; pahlawan terhebat Benua Verdentia. "Kau adalah Bastian Emerson, orang paling kaya di Kota Ashwood?" tanya Dilan dengan ekspresi penasaran. Mereka mengirim Bastian sebagai pelayan setiaku? "Itu benar, Lord Tertinggi. Mulai saat ini, Anda memegang kendali penuh atas kekayaan saya." Bastian merupakan orang paling kaya di Kota Ashwood. Dia memiliki lebih dari 55% kekayaan Kota Ashwood. Jika orang lain melihatnya berlutut di depan Dilan, mereka akan jatuh dalam kegilaan. Tokoh paling berpengaruh di Kota Ashwood berlutut di depan seorang pria muda? Itu akan menjadi berita paling menggemparkan. "Baiklah, sekarang berikan aku satu juta dollar." Bastian melebarkan matanya karena terkejut. Lord Tertinggi hanya membutuhkan satu juta dollar? Dia diam selama beberapa saat sebelum akhirnya menyerahkan sebuah kartu hitam dengan sedikit corak emas di tengah, "Ada seratus milliar di dalamnya, Lord Tertinggi." Dilan mengambil kartu itu dengan santai sebelum akhirnya berkata, "Sekarang kau boleh pergi. Aku akan menghubungimu lagi ketika aku membutuhkan bantuan." Bastian kemudian memberikan anggukan setuju sebelum akhirnya pergi meninggalkan rumah. Setelahnya, Dilan bertanya, "Siapa namamu?" Dia bertanya pada cincin yang saat ini telah terhubung langsung ke saraf otaknya. Ini adalah teknologi canggih yang menjadi penghubung antara Dilan dan pemerintah. [Saya adalah R13, Lord Tertinggi!] "Cari tahu tentang latar belakang pria bernama Charlie Danver. Aku ingin seluruh informasi tentang dia, sampai yang paling kecil!" [Diterima, Lord Tertinggi. Informasi sedang dikumpulkan.] Hanya butuh waktu tiga menit untuk seluruh informasi berhasil dikumpulkan. [Berhasil, Lord Tertinggi. Apakah Anda siap menerimanya?] "Ya, lakukan." Detik berikutnya, seluruh informasi tentang Charlie Danver masuk ke kepala Dilan. Pada titik ini, Dilan tiba-tiba mengepalkan tinjunya dengan keras. Kemarahan yang besar kembali menguasai dirinya. "Jadi bajingan itu yang menyebabkan restoranku hampir bangkrut?! Dia mengintimidasi semua pelangganku untuk tidak lagi datang ke restoranku?! Terlebih, dia juga dibantu oleh Halton?! Bajingan! Aku akan menghancurkanmu!" Halton adalah manager di restorannya. Halton telah bekerja untuk kakeknya selama dua belas tahun dan tiga tahun untuk Dilan. Tapi, dia tega menusukku dari belakang?! Fakta ini benar-benar membuat Dilan marah. Pertama, dia akan membersihkan para tikus kotor di restorannya. Dia tidak membutuhkan mereka. * * * Keesokan paginya sekitar pukul delapan, Dilan menemukan Chelsea masuk ke dalam rumah. Dia datang dengan gaun hitam panjang yang memamerkan lehernya yang halus dan pinggangnya yang ramping. Dia juga mengenakan riasan halus dan tipis, membuatnya sangat menawan. Di tangan kanannya ada sebuah ransel hitam yang menggembung. Ketika dia melihat Dilan, dia segera menghampirinya dan berkata dengan senyum hangat, "Aku berhasil mendapatkan tujuh ratus ribu dollar, Sayang." Dilan melirik tas hitam itu dan penampilan istrinya. Chelsea jarang berpenampilan mempesona seperti ini dan tas hitam itu bukan milik mereka. Bisa dipastikan bahwa istrinya telah menemui seseorang pagi ini untuk meminjam uang itu. "Kau menemui Charlie?" tanya Dilan dengan dingin. Melihat wajah Dilan yang dingin dan mengintimidasi, jantung Chelsea berdegup kencang. Namun, dia masih berusaha untuk membalas, "Itu benar, aku meminjam uang ini darinya. Aku tahu kau membutuhkan uang ini untuk menyelamatkan restoranmu. Jadi aku..." "Jadi kau berpenampilan cantik untuk menemuinya?" Dilan menyela sembari menunjukkan ekspresi kecewa di wajahnya. Chelsea membeku selama beberapa saat sebelum akhirnya membalas, "Aku khawatir dia tidak meminjamkan uang itu jika aku berpenampilan buruk. Ini demi..." "Jadi kau memamerkan pesonamu dan berharap dia akan meminjamkan uang itu? Berapa lama kau berdandan untuknya? Apakah kau memastikan penampilanmu sempurna saat bercermin?!" Dilan kemudian menghampiri istrinya yang secantik dewi. Bahkan bunga akan terlihat jelek ketika berada di sampingnya. "Sayang, restoran peninggalan kakekmu sangat penting," kata Chelsea dengan wajah merasa bersalah. Dia tidak punya pilihan selain melakukan ini. "Apakah Charlie mengatakan kepadamu untuk tidak perlu mengembalikan uang itu? Sebagai gantinya kau hanya perlu menemaninya makan siang, nonton bioskop, atau berbelanja. Kau tentu saja menerima tawarannya, 'kan? Apakah aku benar?" Dilan bertanya dengan tenang. Chelsea hanya bisa tertunduk dengan wajah pahit. Dilan mengenai sasaran dengan tepat. Segera, Dilan meraih ransel hitam itu dan membuangnya ke tempat sampah, "Aku tidak membutuhkan ini!" Apa yang dilakukan oleh Dilan berhasil membuat Chelsea terkejut, "Apa yang kau lakukan, Dilan?! Itu tujuh ratus ribu dollar! Kau membutuhkannya untuk menyelamatkan restoranmu!" Dilan menatap wajah istrinya dengan tajam saat dia membalas, "Harus kau ketahui bahwa aku tidak membutuhkan istri yang cerdas! Yang aku butuhkan hanyalah istri yang setia!" Mendengar itu, air mata Chelsea mengalir membasahi pipinya. Apakah Dilan menganggapku berselingkuh?! Apakah dia tahu bahwa ini semua kulakukan demi dirinya?! "Kita telah bersama selama bertahun-tahun, tapi kau meragukanku, Dilan?! Aku kecewa padamu!" Chelsea tidak menunggu balasan dari Dilan dan hanya mengambil langkah panjang untuk pergi. Dia bahkan tidak melirik tempat sampah yang berisi tujuh ratus ribu dollar. Dia telah benar-benar kecewa pada Dilan. Setelah kepergian Chelsea, Dilan mengambil ponselnya dan memanggil Bastian. Dia meminta Bastian untuk mengirim seseorang untuk mengawasi istrinya. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan istrinya. "Saya lakukan, Lord Tertinggi," balas Bastian dengan nada hormat. Tepat setelah telepon ditutup, Dilan tiba-tiba menerima panggilan dari Halton. Ini sungguh kebetulan. Dilan ingin memanggilnya sesaat sebelumnya. "Dilan, datang ke restoran sekarang! Kami sedang menghadapi masalah besar!" kata Halton dengan nada panik begitu panggilan tersambung. Dilan di sisi lain seketika menunjukkan ekspresi dingin. Bajingan ini masih ingin bermain sampai akhir?! "Baiklah, aku datang sekarang!" Setelahnya, Dilan pergi menuju restorannya dengan sepeda.Begitu Dilan tiba di restoran, Halton segera menghampirinya dan berkata, "Seluruh bahan mentah yang ada di dapur habis dimakan oleh tikus, Dilan. Itu adalah bahan-bahan mentah terakhir kita. Sekarang, kita tidak memiliki apa pun lagi untuk dimasak!"Walaupun Halton terlihat panik di luar, dia sesungguhnya tersenyum puas di dalam. Dengan ini, restoran kecil ini akan hancur sepenuhnya. Dia akan memperoleh bonus besar dari Charlie."Bagaimana mungkin tikus-tikus itu masuk ke dapur? Bukankah dapur harus dikunci ketat sebelum restoran ditutup?" tanya Dilan dengan tenang. "Ada rongga kecil di atap dapur, Dilan. Tidak ada yang menyadari itu sebelum hari ini," balas Halton dengan nada meyakinkan.Dilan menatap Halton dengan dingin. Bajingan ini mencoba memberikan alasan yang masuk akal untuk menutupi kejahatannya? Apakah menurutnya aku akan percaya begitu saja?"Berikan aku rekaman CCTV di seluruh titik restoran. Aku ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi."Mendengar itu, Halton cukup ter
Panggilan telepon yang baru saja dilakukan oleh Dilan membuat Halton dan kelimanya tidak bisa menahan tawa mereka untuk tidak pecah. Bajingan ini masih berlagak sombong bahkan setelah menghadapi gerbang kebangkrutan? Ini membuat mereka ingin muntah!Mereka membenci individu seperti Dilan yang berlagak acuh tak acuh pada setiap situasi."Apakah menurutmu kami akan takut pada ancaman kecilmu itu, Dilan?! Kau bahkan tidak mampu menyelamatkan restoranmu, lalu bagaimana mungkin kau membayar seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap kami?! Aku belum pernah bertemu seseorang yang lebih sombong darimu!" kata Halton dengan nada jijik.Dilan tidak membuang energinya untuk menanggapi penghinaan Halton. Suaranya terlalu berharga untuk digunakan pada sampah ini! Yang dia lakukan hanyalah duduk dengan tenang, menunggu Bastian menyelesaikan semuanya untuknya.Menyadari bahwa Dilan mengabaikannya, Halton menjadi sangat marah. Dia sangat ingin meninju wajah Dilan dan membunuhnya di sini. Namun, dia t
Pada titik ini, Dilan menghela napas tanpa daya. Dia telah membersihkan tikus-tikus kotor sesungguhnya yang ada di restorannya.Dilan memutuskan menutup restorannya untuk sementara. Jika Charlie ingin bermain dengannya, maka Dilan akan mengikuti permainan yang dibuat olehnya. Ketika Charlie mengetahui bahwa restorannya telah ditutup, apa yang akan dilakukannya selanjutnya?Walaupun Dilan bisa membunuh dan menghancurkannya kapan saja, tapi dia tidak ingin melakukan itu. Dia ingin membuat Charlie berlutut dan memohon ampun padanya. Setidaknya, biarkan dia memberikannya siksaan yang mengerikan, membuatnya berharap bahwa kematian adalah sebuah hadiah!Anggap saja ini sebagai hiburan sebelum pemerintah memberikannya misi yang melelahkan.Ketika Dilan berencana membersihkan dapur yang berantakan, dari jendela restorannya dia bisa melihat sebuah mobil van putih yang terlihat mencurigakan.Meskipun mobil van putih itu tampak biasa di permukaan, tapi Dilan menyadari bahwa van itu dilindungi ol
Di saat yang bersamaan, R13 memberikan pemberitahuan padanya. [Maaf, Lord Tertinggi. Informasi yang Anda butuhkan tidak dapat ditemukan. Antares dan Keluarga Franklin menyembunyikan informasi mereka dengan sempurna. Pemerintah tidak dapat menggalinya.]Dilan hanya bisa kecewa dengan itu. Sepertinya dia harus bertanya langsung pada pria ini demi menemukan alasan mengapa Antares menculiknya."Terima kasih karena telah menyelamatkan hidupku. Aku berhutang banyak padamu!" kata Grey dengan nada terima kasih setelah menghela napas panjang."Mengapa mereka menculikmu?" tanya Dilan dengan nada penasaran."Aku juga tidak tahu. Mereka tiba-tiba muncul dan membunuh ketiga kaki tanganku."Grey tentu saja berbohong. Walaupun Dilan telah menyelamatkan hidupnya, tapi rahasia besar ini tidak bisa diungkapkan begitu saja. Terlebih, identitas Dilan sangat misterius. Untuk dapat mengalahkan ketiganya dengan sangat mudah, mampu menghancurkan sebuah mobil van yang dilengkapi kaca antipeluru kualitas terb
Setelah memesan semua hidangan yang mereka inginkan, sepasang pria dan wanita tiba-tiba datang menghampiri mereka."Charlie, kau telah kembali ke Kota Ashwood?" tanya pria yang bernama Alem."Itu benar, Alem. Aku kembali kemarin malam," balas Charlie dengan senyum hangat.Wanita yang ada di samping Alem yang bernama Madison menatap Chelsea dengan penasaran. Ini membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah wanita ini pacarmu, Charlie? Dia sangat cantik."Chelsea ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Dia tidak ingin mereka mengambil kesimpulan bahwa dia adalah pacar Charlie. Namun, sebelum dia dapat menyela, ibunya tiba-tiba berkata, "Belum untuk saat ini, tapi segera.""Itu benar. Chelsea akan bersama dengan Charlie segera," lanjut Eitan dengan anggukan setuju.Ini sontak membuat Chelsea menatap keduanya dengan tajam. Apa yang mereka katakan barusan?! Aku sudah memiliki suami, dan aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan suamiku!Pada titik ini, pasangan itu meng
Apa yang dikatakan oleh Dilan membuat Madison marah, "Sungguh seonggok sampah yang sombong! Apakah kau tahu di mana kau berada saat ini?! Ini adalah Restoran Starhaven, tempat di mana hanya mereka yang memiliki status dan pengaruh yang besar yang boleh menginjakkan kaki di sini! Lalu, bagaimana mungkin anjing rendahan sepertimu masuk ke tempat ini?! Apakah kau menyelinap masuk seperti perampok?! Apakah perlu bagiku untuk memanggil satpam dan mengusirmu?!"Charlie sangat menyukai situasi ini. Dia bahagia melihat bagaimana Dilan dipermalukan. Namun, demi mendapatkan perhatian Chelsea, dia akan bersikap seolah-olah mencoba menyelamatkan Dilan."Dilan, aku dan Chelsea hanya makan siang. Tidak ada yang perlu kau khawatir. Jangan membuat keributan di sini," kata Charlie dengan senyum hangat."Tidak ada yang mencoba membuat keributan di sini. Aku hanya ingin bergabung," kata Dilan dengan nada dingin.Tanpa menunggu balasan dari Charlie, Dilan duduk tepat di sebelah Chelsea.Tentu saja, apa y
Pada titik ini, hidangan-hidangan mereka telah tiba. Hanya Dilan yang tidak mendapatkan bagian. Chelsea mencoba menawarkan miliknya, tapi Dilan menolak. Dia hanya ingin duduk dan bersantai."Dilan, bagaimana dengan restoranmu? Apakah kau telah menyelesaikan semua masalah di restoranmu?" tanya Chelsea setelah beberapa saat keheningan."Aku telah menutup restoranku. Aku akan mencari pekerjaan lain," balas Dilan segera."Jadi kau tidak menggunakan uang itu?" tanya Chelsea dengan nada tidak berdaya."Tidak akan!" balas Dilan dengan nada tegas.Mendengar itu, Leanne dan Eitan seketika menatapnya dengan jijik dan penuh kebencian."Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sombong darimu! Kau miskin, tapi kau menolak uang?! Kau harusnya bersyukur karena Charlie berbaik hati ingin membantumu!" kata Leanne sembari menatap Dilan dengan marah."Ini sejujurnya berita baik, Ibu. Dengan bangkrutnya restorannya, itu artinya dia akan benar-benar menjadi miskin. Jika dia tidak dapat memenuhi semua
Dilan tiba di Hotel Golden Grace. Begitu dia keluar dari taksi, dia melihat Dalton berbicara dengan satpam. Dalton mengenakan setelan jas yang rapi dan tanda pengenalnya."Hai, Dilan. Mari kita tunggu sebentar. Harris akan tiba sebentar lagi," kata Dalton sembari menepuk-nepuk ringan bahu Dilan, "Ngomong-ngomong, apakah kau sudah mengumpulkan uang yang cukup untuk restoranmu, Dilan?""Sejujurnya, aku telah menutup restoranku," balas Dilan segera.Mendengar itu, Dalton menunjukkan ekspresi pahit, "Maafkan aku karena tidak bisa memberikanmu bantuan, Dilan.""Tidak masalah, Dalton. Aku akan mencari pekerjaan baru."Saat Dilan berbicara, dia melihat bekas merah berbentuk telapak tangan di leher Dalton. Dalton dicekik?"Apakah itu karena aku meminta pinjaman darimu, Dalton?" tanya Dilan.Dalton tertawa canggung saat dia berusaha menutupi lehernya, "Konflik di antara suami istri adalah sesuatu yang normal, Dilan. Jangan merasa bersalah tentang itu."Dilan tidak memberikan balasan atas itu d