Setelah memesan semua hidangan yang mereka inginkan, sepasang pria dan wanita tiba-tiba datang menghampiri mereka.
"Charlie, kau telah kembali ke Kota Ashwood?" tanya pria yang bernama Alem. "Itu benar, Alem. Aku kembali kemarin malam," balas Charlie dengan senyum hangat. Wanita yang ada di samping Alem yang bernama Madison menatap Chelsea dengan penasaran. Ini membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah wanita ini pacarmu, Charlie? Dia sangat cantik." Chelsea ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Dia tidak ingin mereka mengambil kesimpulan bahwa dia adalah pacar Charlie. Namun, sebelum dia dapat menyela, ibunya tiba-tiba berkata, "Belum untuk saat ini, tapi segera." "Itu benar. Chelsea akan bersama dengan Charlie segera," lanjut Eitan dengan anggukan setuju. Ini sontak membuat Chelsea menatap keduanya dengan tajam. Apa yang mereka katakan barusan?! Aku sudah memiliki suami, dan aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan suamiku! Pada titik ini, pasangan itu mengerti tentang situasi yang sebenarnya terjadi. Apakah Charlie ingin mendapatkan wanita dingin ini dengan cara merebut hati keluarganya? Dilihat dari penampilan keduanya, jelas bahwa mereka berasal dari keluarga miskin. Tentu saja, cara terbaik untuk memenangkan hati mereka adalah dengan menampar wajah mereka dengan uang. Seperti yang diharapkan dari Charlie, dia selalu memiliki pola pikir yang mengesankan. Sementara itu, Dilan telah tiba di depan Restoran Starhaven. Begitu dia mengambil langkah untuk masuk, dua satpam segera menahannya. "Apakah Anda punya kartu tamu?" tanya salah satu dari mereka. "Tidak," balas Dilan segera. "Enyahlah! Jangan menganggu pekerjaan kami, Bajingan!" Satpam itu menatap Dilan dengan jijik sembari mendorong tubuh Dilan dengan sebuah pentungan hitam. Dilan sedang jatuh dalam amarah yang besar. Dia ingin melihat apa yang dilakukan Charlie kepada istrinya. Namun, satpam ini menghentikannya sehingga membuat kemarahannya memuncak. Sebelum Dilan dapat mengatakan apa pun, R13 tiba-tiba berkata kepadanya, [Bisakah saya berbicara, Lord Tertinggi?] "Katakan," balas Dilan segera. [Restoran ini milik Keluarga Franklin. Anda bisa meminta Grey Franklin untuk membiarkan Anda masuk.] Dilan memberikan anggukan mengerti sebelum akhirnya mengambil kartu nama yang diberikan oleh Grey dan memanggilnya. "Ini aku, pria yang telah menyelamatkanmu," kata Dilan begitu panggilan tersambung. "Oh, ada yang bisa saya bantu, Tuan Penyelamat?" "Restoran Starhaven adalah milikmu, 'kan? Beritahu kepada satpam-satpammu untuk mengizinkan aku masuk." Mendengar itu, Grey segera membalas, "Tunggu di sana, Tuan Penyelamat. Saya akan tiba di sana kurang dari dua menit. Tidak, kurang dari satu menit!" Kebetulan Grey juga sedang menuju ke restorannya. Tak lama setelahnya, Grey tiba dan segera menghampiri Dilan. Grey saat ini bersama dengan seorang pria kekar dengan penampilan menyeramkan. Dia menatap Dilan dengan ekspresi mengintimidasi dan curiga. "Biarkan saya yang mengantarkan Anda ke dalam, Tuan Penyelamat. Apakah Anda ingin makan sesuatu? Saya punya banyak rekomendasi untuk Anda," tanya Grey dengan nada hormat dan senyum hangat. "Tidak, aku hanya ingin menemui istriku yang ada di dalam," balas Dilan dengan nada santai. Melihat bagaimana sikap dingin yang ditunjukkan Dilan kepada Grey, pria kekar yang bernama Antonius itu seketika menunjukkan ekspresi penuh kebencian. Hanya karena telah menyelamatkan Tuan Muda Grey dia menjadi begitu sombong?! Apakah dia tahu siapa Tuan Muda Grey sebenarnya?! Antonius yakin jika dia berada di posisi yang sama dengan Dilan saat itu, dia juga mampu mengalahkan ketiganya. Para anggota tingkat rendah Antares bisa dia kalahkan dengan mudah! Lalu, hanya karena mengalahkan beberapa cecunguk, dia berpikir bahwa dia hebat?! Ini membuat Antonius ingin menghancurkan wajah Dilan segera. "Baiklah, saya akan memandu Anda, Tuan Penyelamat." Kemudian, Grey memberikan ruang untuk Dilan masuk. Sementara untuk kedua satpam yang sebelumnya mengusir Dilan, Grey menatap keduanya dengan tajam dan dingin. Ini membuat mereka secara alami meneguk ludah mereka sendiri. Mereka tahu bahwa nasib mereka selanjutnya tidak akan berakhir baik. Begitu tiba di dalam restoran, Dilan bisa melihat Chelsea di kejauhan, duduk bersama Charlie dan yang lainnya. "Terima kasih. Kau sekarang bisa melanjutkan pekerjaanmu," kata Dilan kepada Grey, sebelum akhirnya mengambil langkah panjang menghampiri mereka. Grey di sisi lain hanya memberikan anggukan mengerti, tapi sejujurnya dia sangat penasaran. Bagaimana latar belakang Dilan sebenarnya? Siapa istrinya? Karenanya, dia diam-diam mengikuti Dilan untuk mendengarkan apa yang ingin mereka bicarakan. "Apakah makan siangnya menyenangkan?" tanya Dilan dengan nada dingin begitu tiba di meja mereka. "Dilan? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Chelsea dengan ekspresi terkejut. "Apakah aku tidak diizinkan untuk bertemu istriku?" balas Dilan dengan nada dingin. Chelsea seketika menunjukkan ekspresi gugup, "Bu-bukan itu maksudku, Dilan..." "Sungguh menantu yang tidak berguna! Bukankah restoranmu akan bangkrut?! Mengapa kau tidak menyelesaikan masalah restoranmu?!" Leanne tiba-tiba menyela sembari menunjukkan ekspresi marah. "Anjing sepertimu tidak pantas berada di sini, Dilan! Kau hanya akan membuat restoran ini menjadi bau!" lanjut Eitan dengan ekspresi merendahkan. Alem dan Madison yang menaruh perhatian pada situasi yang sedang terjadi, seketika memberikan senyum kagum kepada Charlie. Jadi, Charlie ingin merebut istri orang lain?! Hahaha, sungguh Charlie yang bejat. Namun, harus diakui bahwa Chelsea terlalu sempurna untuk pria dengan penampilan kumuh ini. Chelsea yang secantik dewi layak untuk mendapatkan pria yang jauh lebih baik, contohnya adalah Charlie. Madison bahkan menatap Chelsea dengan ekspresi kasihan, menganggap bahwa hidupnya begitu sial karena memiliki suami miskin dan kotor seperti pria ini. Tentu saja, mereka berpikir untuk ikut campur dalam masalah mereka. Karena Charlie menginginkan Chelsea, mereka seolah memiliki kewajiban untuk membantunya. "Ini adalah Restoran Starhaven. Mengapa pria kumuh sepertimu diizinkan masuk?" Alem tiba-tiba menyela. Pandangan dingin Dilan segera beralih kepada Alem, "Apakah itu ada urusannya denganmu?! Lakukan apa yang ingin kau lakukan dan jangan ikut campur ke dalam masalahku!"Apa yang dikatakan oleh Dilan membuat Madison marah, "Sungguh seonggok sampah yang sombong! Apakah kau tahu di mana kau berada saat ini?! Ini adalah Restoran Starhaven, tempat di mana hanya mereka yang memiliki status dan pengaruh yang besar yang boleh menginjakkan kaki di sini! Lalu, bagaimana mungkin anjing rendahan sepertimu masuk ke tempat ini?! Apakah kau menyelinap masuk seperti perampok?! Apakah perlu bagiku untuk memanggil satpam dan mengusirmu?!"Charlie sangat menyukai situasi ini. Dia bahagia melihat bagaimana Dilan dipermalukan. Namun, demi mendapatkan perhatian Chelsea, dia akan bersikap seolah-olah mencoba menyelamatkan Dilan."Dilan, aku dan Chelsea hanya makan siang. Tidak ada yang perlu kau khawatir. Jangan membuat keributan di sini," kata Charlie dengan senyum hangat."Tidak ada yang mencoba membuat keributan di sini. Aku hanya ingin bergabung," kata Dilan dengan nada dingin.Tanpa menunggu balasan dari Charlie, Dilan duduk tepat di sebelah Chelsea.Tentu saja, apa y
Pada titik ini, hidangan-hidangan mereka telah tiba. Hanya Dilan yang tidak mendapatkan bagian. Chelsea mencoba menawarkan miliknya, tapi Dilan menolak. Dia hanya ingin duduk dan bersantai."Dilan, bagaimana dengan restoranmu? Apakah kau telah menyelesaikan semua masalah di restoranmu?" tanya Chelsea setelah beberapa saat keheningan."Aku telah menutup restoranku. Aku akan mencari pekerjaan lain," balas Dilan segera."Jadi kau tidak menggunakan uang itu?" tanya Chelsea dengan nada tidak berdaya."Tidak akan!" balas Dilan dengan nada tegas.Mendengar itu, Leanne dan Eitan seketika menatapnya dengan jijik dan penuh kebencian."Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sombong darimu! Kau miskin, tapi kau menolak uang?! Kau harusnya bersyukur karena Charlie berbaik hati ingin membantumu!" kata Leanne sembari menatap Dilan dengan marah."Ini sejujurnya berita baik, Ibu. Dengan bangkrutnya restorannya, itu artinya dia akan benar-benar menjadi miskin. Jika dia tidak dapat memenuhi semua
Dilan tiba di Hotel Golden Grace. Begitu dia keluar dari taksi, dia melihat Dalton berbicara dengan satpam. Dalton mengenakan setelan jas yang rapi dan tanda pengenalnya."Hai, Dilan. Mari kita tunggu sebentar. Harris akan tiba sebentar lagi," kata Dalton sembari menepuk-nepuk ringan bahu Dilan, "Ngomong-ngomong, apakah kau sudah mengumpulkan uang yang cukup untuk restoranmu, Dilan?""Sejujurnya, aku telah menutup restoranku," balas Dilan segera.Mendengar itu, Dalton menunjukkan ekspresi pahit, "Maafkan aku karena tidak bisa memberikanmu bantuan, Dilan.""Tidak masalah, Dalton. Aku akan mencari pekerjaan baru."Saat Dilan berbicara, dia melihat bekas merah berbentuk telapak tangan di leher Dalton. Dalton dicekik?"Apakah itu karena aku meminta pinjaman darimu, Dalton?" tanya Dilan.Dalton tertawa canggung saat dia berusaha menutupi lehernya, "Konflik di antara suami istri adalah sesuatu yang normal, Dilan. Jangan merasa bersalah tentang itu."Dilan tidak memberikan balasan atas itu d
Pelayan pria itu menghubungi manager Hotel Golden Grace, Heiter Gustavo, "Halo, Tuan Heiter. Seorang eksekutif dari Gibson Group ingin memesan Oysters...""Apakah Fredrik Gibson atau anggota utama Keluarga Gibson yang memesan itu secara pribadi?" Suara yang tegas dapat terdengar dari balik telepon.Pelayan itu berbisik, "Tidak, Tuan Heiter. Ini adalah eksekutif di perusahaannya.""Suruh dia pergi! Apakah dia tidak mengetahui aturan yang telah ada sejak lama?! Hanya mereka yang memiliki status tinggi yang boleh memesan itu. Lalu mengapa jika dia seorang eksekutif?! Setidaknya minta dia untuk menjadi menantu Keluarga Gibson!" Heiter menjawab dengan nada tegas.Pelayan itu kemudian menutup telepon dan berkata kepada Harris dengan nada meminta maaf, "Maafkan saya, Tuan. Manager mengatakan bahwa hanya anggota utama Keluarga Gibson yang diizinkan memesan hidangan itu. Anda mungkin ingin memesan hidangan lain?"Wajah Harris seketika menjadi gelap. "Apakah ini cara kalian melayani tamu?! Aku
"Dilan, siapa kau sebenarnya?!""Dilan, bisakah kau menjelaskan pada kami tentang apa yang sebenarnya terjadi?!"Mereka mulai membanjiri Dilan dengan banyak pertanyaan, tapi dia mengabaikan mereka dan menatap Harris dengan ekspresi serius, "Bisakah kau memenuhi janjimu sekarang, Harris?"Dalton merasa linglung. Apakah ini benar-benar nyata?! Siapa Dilan sebenarnya?! Dalton merasa bahwa Dilan yang dia kenal tiba-tiba menjadi asing.Wajah Harris seketika membeku. Namun, dia segera sadar dari rasa terkejutnya dan membalas, "Aku pasti akan memenuhi janjiku. Tapi, bisakah kau menjelaskan kepadaku tentang apa yang sebenarnya terjadi?"Harris tidak bisa menerima fakta ini! Keluarga Gibson bahkan harus secara pribadi memesan itu untuk mendapatkannya. Hanya mereka yang memiliki status besar yang bisa mendapatkannya. Namun, bagaimana mungkin Dilan mendapatkannya hanya dengan sebuah panggilan telepon sederhana, yang bahkan tidak memakan waktu lebih dari 10 detik?! Apa yang sebenarnya terjadi di
Dilan telah tiba di Restoran Starhaven. Di depan pintu utama, Antonius telah menunggu kedatangannya dan berkata, "Ikuti aku."Dia hanya memberikan anggukan setuju dan mengikuti punggung Antonius menuju gedung lain yang ada di dekat Restoran Starhaven.Sembari mengambil langkah, Antonius bertanya kepada Dilan, "Apakah kau pernah bergabung dalam unit militer tertentu?""Apakah aku punya kewajiban untuk menjawab pertanyaan itu?" Dilan balik bertanya.Apa yang dikatakan oleh Dilan membuat Antonius menunjukkan ekspresi dingin, "Hanya karena mengalahkan tiga kaki tangan tingkat rendah Antares kau menjadi sangat sombong. Sikapmu membuatku kesal!"Dilan berhenti dan menatap Antonius dengan tajam, "Kau mengancamku?!" Antonius hanyalah salah satu kaki tangan Grey. Dia bisa membunuhnya di sini! Tidak seharusnya Grey marah tentang itu, 'kan?Antonius juga menghentikan langkah dan membalas tatapan Dilan dengan ekspresi merendahkan, "Kau bisa menganggapnya begitu!"Dilan memperhatikan Antonius sela
"Aku menolak!" balas Dilan segera.Mendengar itu, Julia menjadi semakin kesal. Dia ingin segera mengusir Dilan karena bersikap sangat sombong. Namun, dia sejujurnya ingin mengetahui fakta sebenarnya yang dikatakan oleh Grey. Apakah pria ini benar-benar mampu mengeluarkan racun dari dalam tubuh seseorang hanya dalam waktu lima menit?Jika itu benar-benar bisa dilakukan, itu akan menolong banyak orang.Karenanya, Julia memaksakan ekspresi memelas di wajahnya saat dia berkata, "Tolong luangkan waktumu untuk sebentar, Tuan Penyelamat. Aku bersedia melakukan apa pun jika kau mau memberitahuku tentang cara mengeluarkan racun dari tubuh seseorang dalam waktu yang singkat. Itu akan membantu banyak orang."Dilan mengerutkan keningnya, "Membantu banyak orang?! Kau punya tujuan untuk itu?!""Itu benar. Aku adalah seorang dokter. Jelas aku punya tujuan untuk menyelamatkan banyak orang," balas Julia dengan wajah bersemangat. Dia sepertinya berhasil membujuk pria ini."Baiklah, aku akan mendengarka
Sementara itu, Chelsea turun dari taksi dan tiba di Rumah Sakit Lucia. Dia menarik napas dalam-dalam sambil melihat gedung setinggi lima belas lantai yang ada di depannya. Kemudian, dia menelepon Charlie."Ada yang bisa aku bantu, Chelsea?" tanya Charlie dengan nada penasaran begitu telepon tersambung."Bisakah aku meminjam satu juta padamu, Charlie? Sesuatu terjadi pada Eitan dan aku membutuhkan bantuanmu," balas Chelsea dengan nada cemas dan memohon.Charlie diam selama beberapa saat sebelum akhirnya berkata, "Di mana kau sekarang, Chelsea? Mari kita bertemu untuk membahas detailnya.""Aku di depan Rumah Sakit Lucia."Mendengar itu, kegembiraan memenuhi Charlie, "Tunggu aku di sana. Aku akan menjemputmu!""Baiklah," balas Chelsea segera.Tak butuh waktu yang lama bagi Charlie untuk tiba di luar rumah sakit. Melihat penampilan Chelsea yang mengesankan, menggunakan atasan biru muda dan celana jins ketat yang memamerkan kakinya yang panjang dan memikat, Charlie hampir jatuh dalam kegil