Share

Bab 8: Restoran Starhaven (2)

Setelah memesan semua hidangan yang mereka inginkan, sepasang pria dan wanita tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Charlie, kau telah kembali ke Kota Ashwood?" tanya pria yang bernama Alem.

"Itu benar, Alem. Aku kembali kemarin malam," balas Charlie dengan senyum hangat.

Wanita yang ada di samping Alem yang bernama Madison menatap Chelsea dengan penasaran. Ini membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Apakah wanita ini pacarmu, Charlie? Dia sangat cantik."

Chelsea ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Dia tidak ingin mereka mengambil kesimpulan bahwa dia adalah pacar Charlie. Namun, sebelum dia dapat menyela, ibunya tiba-tiba berkata, "Belum untuk saat ini, tapi segera."

"Itu benar. Chelsea akan bersama dengan Charlie segera," lanjut Eitan dengan anggukan setuju.

Ini sontak membuat Chelsea menatap keduanya dengan tajam. Apa yang mereka katakan barusan?! Aku sudah memiliki suami, dan aku tidak pernah berpikir untuk meninggalkan suamiku!

Pada titik ini, pasangan itu mengerti tentang situasi yang sebenarnya terjadi. Apakah Charlie ingin mendapatkan wanita dingin ini dengan cara merebut hati keluarganya? Dilihat dari penampilan keduanya, jelas bahwa mereka berasal dari keluarga miskin. Tentu saja, cara terbaik untuk memenangkan hati mereka adalah dengan menampar wajah mereka dengan uang. Seperti yang diharapkan dari Charlie, dia selalu memiliki pola pikir yang mengesankan.

Sementara itu, Dilan telah tiba di depan Restoran Starhaven. Begitu dia mengambil langkah untuk masuk, dua satpam segera menahannya.

"Apakah Anda punya kartu tamu?" tanya salah satu dari mereka.

"Tidak," balas Dilan segera.

"Enyahlah! Jangan menganggu pekerjaan kami, Bajingan!" Satpam itu menatap Dilan dengan jijik sembari mendorong tubuh Dilan dengan sebuah pentungan hitam.

Dilan sedang jatuh dalam amarah yang besar. Dia ingin melihat apa yang dilakukan Charlie kepada istrinya. Namun, satpam ini menghentikannya sehingga membuat kemarahannya memuncak.

Sebelum Dilan dapat mengatakan apa pun, R13 tiba-tiba berkata kepadanya, [Bisakah saya berbicara, Lord Tertinggi?]

"Katakan," balas Dilan segera.

[Restoran ini milik Keluarga Franklin. Anda bisa meminta Grey Franklin untuk membiarkan Anda masuk.]

Dilan memberikan anggukan mengerti sebelum akhirnya mengambil kartu nama yang diberikan oleh Grey dan memanggilnya.

"Ini aku, pria yang telah menyelamatkanmu," kata Dilan begitu panggilan tersambung.

"Oh, ada yang bisa saya bantu, Tuan Penyelamat?"

"Restoran Starhaven adalah milikmu, 'kan? Beritahu kepada satpam-satpammu untuk mengizinkan aku masuk."

Mendengar itu, Grey segera membalas, "Tunggu di sana, Tuan Penyelamat. Saya akan tiba di sana kurang dari dua menit. Tidak, kurang dari satu menit!" Kebetulan Grey juga sedang menuju ke restorannya.

Tak lama setelahnya, Grey tiba dan segera menghampiri Dilan. Grey saat ini bersama dengan seorang pria kekar dengan penampilan menyeramkan. Dia menatap Dilan dengan ekspresi mengintimidasi dan curiga.

"Biarkan saya yang mengantarkan Anda ke dalam, Tuan Penyelamat. Apakah Anda ingin makan sesuatu? Saya punya banyak rekomendasi untuk Anda," tanya Grey dengan nada hormat dan senyum hangat.

"Tidak, aku hanya ingin menemui istriku yang ada di dalam," balas Dilan dengan nada santai.

Melihat bagaimana sikap dingin yang ditunjukkan Dilan kepada Grey, pria kekar yang bernama Antonius itu seketika menunjukkan ekspresi penuh kebencian. Hanya karena telah menyelamatkan Tuan Muda Grey dia menjadi begitu sombong?! Apakah dia tahu siapa Tuan Muda Grey sebenarnya?!

Antonius yakin jika dia berada di posisi yang sama dengan Dilan saat itu, dia juga mampu mengalahkan ketiganya. Para anggota tingkat rendah Antares bisa dia kalahkan dengan mudah!

Lalu, hanya karena mengalahkan beberapa cecunguk, dia berpikir bahwa dia hebat?! Ini membuat Antonius ingin menghancurkan wajah Dilan segera.

"Baiklah, saya akan memandu Anda, Tuan Penyelamat."

Kemudian, Grey memberikan ruang untuk Dilan masuk. Sementara untuk kedua satpam yang sebelumnya mengusir Dilan, Grey menatap keduanya dengan tajam dan dingin. Ini membuat mereka secara alami meneguk ludah mereka sendiri. Mereka tahu bahwa nasib mereka selanjutnya tidak akan berakhir baik.

Begitu tiba di dalam restoran, Dilan bisa melihat Chelsea di kejauhan, duduk bersama Charlie dan yang lainnya.

"Terima kasih. Kau sekarang bisa melanjutkan pekerjaanmu," kata Dilan kepada Grey, sebelum akhirnya mengambil langkah panjang menghampiri mereka.

Grey di sisi lain hanya memberikan anggukan mengerti, tapi sejujurnya dia sangat penasaran. Bagaimana latar belakang Dilan sebenarnya? Siapa istrinya? Karenanya, dia diam-diam mengikuti Dilan untuk mendengarkan apa yang ingin mereka bicarakan.

"Apakah makan siangnya menyenangkan?" tanya Dilan dengan nada dingin begitu tiba di meja mereka.

"Dilan? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Chelsea dengan ekspresi terkejut.

"Apakah aku tidak diizinkan untuk bertemu istriku?" balas Dilan dengan nada dingin.

Chelsea seketika menunjukkan ekspresi gugup, "Bu-bukan itu maksudku, Dilan..."

"Sungguh menantu yang tidak berguna! Bukankah restoranmu akan bangkrut?! Mengapa kau tidak menyelesaikan masalah restoranmu?!" Leanne tiba-tiba menyela sembari menunjukkan ekspresi marah.

"Anjing sepertimu tidak pantas berada di sini, Dilan! Kau hanya akan membuat restoran ini menjadi bau!" lanjut Eitan dengan ekspresi merendahkan.

Alem dan Madison yang menaruh perhatian pada situasi yang sedang terjadi, seketika memberikan senyum kagum kepada Charlie. Jadi, Charlie ingin merebut istri orang lain?! Hahaha, sungguh Charlie yang bejat.

Namun, harus diakui bahwa Chelsea terlalu sempurna untuk pria dengan penampilan kumuh ini. Chelsea yang secantik dewi layak untuk mendapatkan pria yang jauh lebih baik, contohnya adalah Charlie.

Madison bahkan menatap Chelsea dengan ekspresi kasihan, menganggap bahwa hidupnya begitu sial karena memiliki suami miskin dan kotor seperti pria ini.

Tentu saja, mereka berpikir untuk ikut campur dalam masalah mereka. Karena Charlie menginginkan Chelsea, mereka seolah memiliki kewajiban untuk membantunya.

"Ini adalah Restoran Starhaven. Mengapa pria kumuh sepertimu diizinkan masuk?" Alem tiba-tiba menyela.

Pandangan dingin Dilan segera beralih kepada Alem, "Apakah itu ada urusannya denganmu?! Lakukan apa yang ingin kau lakukan dan jangan ikut campur ke dalam masalahku!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status