Share

Bab 5: Tidak Ada Maaf Untuk Mereka

Panggilan telepon yang baru saja dilakukan oleh Dilan membuat Halton dan kelimanya tidak bisa menahan tawa mereka untuk tidak pecah. Bajingan ini masih berlagak sombong bahkan setelah menghadapi gerbang kebangkrutan? Ini membuat mereka ingin muntah!

Mereka membenci individu seperti Dilan yang berlagak acuh tak acuh pada setiap situasi.

"Apakah menurutmu kami akan takut pada ancaman kecilmu itu, Dilan?! Kau bahkan tidak mampu menyelamatkan restoranmu, lalu bagaimana mungkin kau membayar seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap kami?! Aku belum pernah bertemu seseorang yang lebih sombong darimu!" kata Halton dengan nada jijik.

Dilan tidak membuang energinya untuk menanggapi penghinaan Halton. Suaranya terlalu berharga untuk digunakan pada sampah ini! Yang dia lakukan hanyalah duduk dengan tenang, menunggu Bastian menyelesaikan semuanya untuknya.

Menyadari bahwa Dilan mengabaikannya, Halton menjadi sangat marah. Dia sangat ingin meninju wajah Dilan dan membunuhnya di sini. Namun, dia tidak akan melakukan itu karena pada akhirnya Charlie yang akan melakukannya.

Ini membuatnya tersenyum puas membayangkan kehancuran Dilan di masa depan. Dia sangat menantikan momen itu. Namun, tiba-tiba dia menunjukkan ekspresi terkejut saat tiga pria dengan penampilan mengesankan masuk ke dalam ruangan.

Yang di tengah adalah pria tua kaya dengan setelan jas yang mahal. Rambutnya yang sebagian berwarna putih disisir dengan rapi. Dua pria di sisi kanan dan kirinya adalah dua pria kekar dengan penampilan menyeramkan. Keduanya memancarkan aura mengintimidasi yang kuat, membuat Halton dan yang lainnya tidak berani menatap mata mereka lebih dari dua detik.

Tidak ada dari mereka yang mengenal pria tua itu, tapi mereka jelas mengenal dengan baik keduanya.

Mereka adalah Eldon dan Jimmy; dua pelayan setia Bastian Emerson. Keduanya adalah orang-orang kuat yang mampu mengalahkan dua puluh orang sekaligus. Mereka ditakuti dan disegani mengingat status mereka yang merupakan dua pelayan setia Bastian Emerson.

Ini jelas menjadi pertanyaan besar di masing-masing benak mereka, mengapa orang-orang penting ini datang ke restoran kecil ini?

"Tuan Finnick, saya Bastian Emerson hadir untuk menjalankan perintah Anda," kata Bastian dengan nada hormat sembari membungkuk sopan. Bastian sengaja tidak memanggil Dilan dengan sebutan Lord Tertinggi, karena gelar itu hanya boleh diketahui oleh sebagian kecil orang. Sampah-sampah kecil ini tidak layak mengetahui identitas asli Dilan.

Dua lainnya juga melakukan hal yang sama. Ekspresi penuh kekaguman terlukis jelas di wajah mereka. Mereka bahkan secara alami gemetar.

Di depan mereka adalah pahlawan Benua Verdentia yang legendaris. Namanya sangat terkenal dan sosoknya sangat disegani di seluruh dunia. Suatu kehormatan bisa bertemu dengan tokoh paling berpengaruh ini.

Sementara keduanya jatuh dalam kekaguman, Halton dan kelimanya jatuh dalam teror mengerikan. Pria tua ini adalah Bastian Emerson, orang paling kaya di Kota Ashwood?!

Mengapa tokoh sepenting ini yang bahkan tidak pernah muncul di media daring atau TV datang ke restoran kecil ini? Siapa Dilan sebenarnya untuk membuatnya membungkuk hormat, seperti pelayan setia?!

Tentu saja, ini membuat Halton menyadari bahwa nasibnya tidak akan berakhir baik.

"Hukuman apa yang pantas untuk mereka yang berani membuat kehancuran di restoranku, Bastian?" tanya Dilan dengan santai.

"Hukuman paling layak untuk mereka adalah kematian, Tuan Finnick," balas Bastian segera tanpa ragu.

"Baiklah, lakukan dengan bersih dan cepat!" kata Dilan dengan nada acuh tak acuh.

Mendengar itu, Halton dan kelimanya sangat panik. Dilan ingin membunuh mereka?! Tidak! Itu tidak mungkin! Mereka masih ingin hidup!

Segera, mereka bersujud di kaki Dilan dan berkata dengan nada meminta maaf, "Maafkan saya, Tuan Dilan! Saya sungguh minta maaf! Saya pasti sudah gila karena telah menyinggung Anda! Tolong biarkan saya hidup! Saya akan menjadi anjing setia Anda!"

"Maafkan saya, Tuan Dilan! Tolong ampuni hidup saya! Saya hanya mengikuti perintah Tuan Halton!"

Melihat mereka yang memohon untuk hidup mereka dan saling menyalahkan satu sama lain, membuat Dilan menunjukkan ekspresi jijik. Mengapa dia mempekerjakan orang-orang tidak kompeten seperti mereka?!

"Tolong ampuni hidupku, Dilan! Aku melakukan ini semua atas perintah Charlie Danver! Dia memintaku untuk menghancurkan restoranmu! Jika aku tidak melakukannya, dia akan meneror hidupku! Aku tidak punya pilihan lain!" kata Halton sembari menangis, memohon ampunan. Demi hidupnya, dia membongkar rahasia besar ini. Dia berharap itu dapat menyelamatkan hidupnya dari amarah Dilan.

Namun, apa yang Halton dapatkan hanyalah ekspresi dingin dari Dilan.

"Bahkan ketika kau membawa malaikat maut di depanku, aku tidak akan berlutut untukmu. Itu yang kau katakan beberapa saat yang lalu, 'kan?Apakah sekarang kau menarik kata-katamu? Aku sungguh tidak suka dengan orang-orang yang tidak memiliki pendirian! Lagipula, aku sudah tahu bahwa Charlie adalah dalang di balik semua ini," balas Dilan dengan acuh tak acuh.

"Aku sungguh minta maaf, Dilan! Aku sudah gila karena telah berani menyinggungmu. Aku telah bekerja untuk restoran ini selama lima belas tahun! Aku telah berjasa besar untuk restoran ini. Tolong beri aku kesempatan..."

Sebelum Halton dapat menyelesaikan kalimatnya, Jimmy menginjak kepalanya dengan keras, membuat wajahnya menghantam lantai dan seketika darah mengalir keluar dari hidungnya.

"Berani sekali kau mengungkit-ungkit jasamu setelah kejahatan yang kau lakukan pada restoran ini! Aku tidak pernah melihat orang yang lebih tidak tahu malu darimu!" kata Jimmy dengan ekspresi jijik.

Halton hanya mampu menundukkan kepalanya di lantai, tanpa bisa memberikan balasan atas apa yang dilakukan oleh Jimmy. Jimmy bukanlah sosok yang bisa dia singgung.

Di sisi lain, Dilan sudah cukup dengan pertunjukan ini sehingga berkata kepada Bastian, "Lakukan dengan cepat! Aku tidak ingin melihat mereka lagi!"

Segera, Bastian, Jimmy, dan Eldon, membawa mereka menuju mobil. Tentu saja, mereka kembali memohon ampunan pada Dilan, menangis dan berteriak ketakutan, tapi Dilan mengabaikan mereka sepenuhnya. Kekecewaannya terlalu besar terhadap mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status