Share

37. Pasar dan Hiruk Pikuknya

Nadina dan Aminah kini berjalan di antara deretan penjual sayur dan ikan yang bercampur. Seperti pasar tradisional yang masih kental dengan tawar menawar, pasar itu kini penuh kebisingan dialog antara sang penjual dengan sang penawar, belum lagi suara anak kecil yang menangis.

Nadina sedikit memicingkan mata saat harus berjalan di antara lumpur. Semalam memang sebentar hujan hingga tanah di sana sedikit becek untuk dipijak.

“Biasanya Nadina dengan Ibu pergi ke pasar mana?” tanya Aminah.

Nadina sedikit meringis, sudah tergambar jika wanita itu jarang pergi ke pasar untuk menemani sang ibu.

“Jujur saja Nadina jarang turut serta dengan Ibu, Umi. Selain setelah SMA Nadina langsung merantau untuk kuliah, Nadina juga langsung menikah setelah lulus,” tutur Nadina.

“Ahhh, iya umi lupa! Baiklah, sekarang jadikan pasar ini sahabatmu, yah! Umi akan tunjukkan di mana kios tempat umi berbelanja biasanya!” tutur Aminah membuat Nadina merasa sangsi.

“Bersahabat dengan pasar? Kumuh berlumpur be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status